Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Iffah.,M.Sy

DI SUSUN OLEH :

1. RANDI SAPUTA (NIM 2020.125.436)

2. CANDRA LUPITA SARI ( NIM: 2020.125.430)

3. ANGGI SAPUTRI (NIM : 2020.125.446)

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) NUSANTARA BATANGHARI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur pemakalah persembahkan kepada Allah swt, karena berkat
karunia-Nya yang begitu besar telah dianugerahkan, sehingga makalah ini dapat
selesai dengan judul Pengantar Hukum Indonesia.Makalah ini merupakan bahan
untuk mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia.

Pemakalah bersyukur atas selesainya makalah ini sehingga dapat dijadikan


sebagai salah satu pegangan atau rujukan dalam mata kuliah Pengantar Hukum
Indonesia. Materi yang disajikan dalam makalah ini merupakan Sebagai mata kuliah
pengantar, maka materi yang disajikan di dalamnya disusun secara sederhana,
mudah dipahami, dan tentu saja secara sistematis sehingga mudah dipahami dan
dipelajari oleh para mahasiswa.

Saran dan kritik dari pembaca, pada akhirnya merupakan hal penting bagi
kesempurnaan makalah ini, karena pemakalah yakin, bahwa masih banyak
kekurangan-kekurangan di dalamnya.Terima kasih, penulis ucapkan kepada
pembacapembac.

Muara bulian, 27 maret 2021

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar belakang............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Istilah Dan Pengertian Pengantar Hukum Indonesia ( PHI )................................................6
B. Hubungan Interkoneksitas Historis PHI Dan PIH..................................................................7
1. Hubungan Hukum.............................................................................................................9
2. Teori Hukum.....................................................................................................................10
3. Aliran-aliran Hukum Dalam Masyarakat....................................................................11
C. Objek kajian dan Ruang lingkup PHI....................................................................................13
BAB III................................................................................................................................................14
Penutup..............................................................................................................................................14
A. Kesimpulan...............................................................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Semenjak manusia dilahirkan, manusia telah bergaul dengan manusia lainnya


dalam wadah yang kita kenal masyarakat.Mula-mula ia berhubungan dengan orang
tuanya dan setelah usianya meningkat dewasa ia hidup bermasyarakat, dalam
masyarakat tersebut manusia saling berhubungan dengan manusia lainnya.

1. Sehingga menimbulkan kesadaran pada diri manusia bahwa kehidupan dalam


masyarakat berpedoman pada suatu aturan yang oleh sebagian besar warga
masyarakat tersebut ditaati. Untuk menciptakan keteraturan dalam suatu kelompok
sosial, baik dalam situasi kebersamaan maupun dalam situasi sosial diperlukan
ketentuan–ketentuan yang dimaksudkan untuk membatasi kebebasan tingkah laku
dari manusia tersebut.Ketentuan–ketentuan yang diperlukan adalah ketentuan yang
timbul dari dalam pergaulan hidup atas dasar kesadaran dan biasanya dinamakan
hukum.

2. Setiap ketentuan hukum berfungsi mencapai tata tertib pergaulan masyarakat


dalam kehidupan sosial. Hal ini berkaitan dengan ciri hukum sebagai norma, yakni
hendak melindungi, mengatur, dan memberikan keseimbangan
dalamenjagakepentingan umum. Meminjam pendapat Satjipto Rahardjo bahwa
hukum untuk manusia bukan sebaliknya manusia untuk hukum.Maka dari itu, hukum
harus memenuhi kebutuhan manusia yang mesti memperoleh perlakuan dan
perlindungan dari hukum.

Hukum akan dapat dirasakan peranan dan manfaatnya apabila dipertahankan


dan dioperasionalkan melalui pelayanan, penerapan dan penegakan hukum. Jika
penegakan hukum dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan merupakan syarat
penting bagi tegak dan kokohnya pilar-pilar Negara Hukum Indonesia. Namun
demikian apabila penegakan hukum tidak dilakukan secara konsisten, maka akan
menimbulkan ketidakadilan, ketidakpastian hukum dan kemerosotan wibawa hukum
serta melahirkan dan mengekalkan krisis bidang hukum.Hukum dibuat atau

4
diciptakan mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau yang disebut juga dengan
tujuan hukum. Tujuan dari hukum, yaitu pada intinya menciptakan tatanan
masyarakat yang tertib, aman, tentram dan adanya keseimbangan dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan adanya aturan-aturan atau norma hukum yang berada
dimasyarakat yang diperlukan guna mengatur kepentingan masyarakat, agar
kepentingan-kepentingan tersebut tidak berbenturan, maka diperlukan adanya
sistem hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Istilah Dan Pengertian Pengantar Hukum
Indonesia ( PHI )?
2. Hubungan Interkoneksitas Historis PHI Dan PIH?
3. Objek kajian dan Ruang Lingkup PHI?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Istilah Dan Pengertian Pengantar Hukum Indonesia ( PHI )


Menurut Satjipto Rahardjo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan
yangberusaha menelaah hokum.Ilmu hukum mencakup dan membicarakan segala
hal yang berhubungan dengan hukum.Ilmu hukum objeknya hukum itu sendiri 1.
Demikian luasnya masalah yang dicakup oleh ilmu ini, sehingga sempat memancing
pendapat orang untuk mengatakan bahwa “batas-batasnya tidak bisa ditentukan”
(Curzon, 1979:v). Selanjutnya menurut J.B. Daliyo Ilmu hukum adalah ilmu
pengetahuan yang objeknya hukum. Dengan demikian maka ilmu hukum akan
mempelajari semua seluk beluk mengenai hukum, misalnya mengenai asal mula,
wujud, asas-asas, sistem, macam pembagian, sumber-sumber, perkembangan,
fungsi dan kedudukan hukum di dalam masyarakat. 2Ilmu hukum sebagai ilmu yang
mempunyai objek hukum menelaah hukum sebagai suatu gejala atau fenomena
kehidupan manusia dimanapun didunia ini dari masa kapanpun.Seorang yang
berkeinginan mengetahui hukum secara mendalam sangat perlu mempelajari hukum
itu dari lahir, tumbuh dan berkembangnya dari masa ke masa sehingga sejarah
hukum besar perannya dalam hal tersebut.

Menurut Kamus Perpustakaan Hukum, Ilmu hukum dalam perpustakaan


hukum dikenal dengan nama ‘Jurisprudence’ yang berasal dari kata ‘Jus’, ‘Juris’
yang artinya hukum atau hak, dan kata ‘Prudence’ berarti melihat ke depan atau
mempunyai keahlian, dan arti umum dari Jurisprudence adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari ilmu hukum.
.
PHI adalah kepanjangan kata dari Pengantar Hukum Indonesia. Ada tiga kata
dalam istilah ini, yakni “pengantar”, “hukum”, dan “Indonesia”. Kata pengantar
mempunyai pengertian sebagai mengantarkan kepada tujuan tertentu, atau dapat
pula dimaknai sebagai memperkenalkan yang di dalam bahasa Belanda disebut
inleideing, atau di dalam bahasa Inggris disebut introduction. Sedangkan yang
dimaksud dengan kata “hukum” dan “Indonesia”, adalah “hukum Indonesia” yang
dimaknai sebagai hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian maka istilah
Pengantar Hukum Indonesia dapat dimaknai sebagai memperkenalkan secara
umum atau secara garis besar tentang hukum di Indonesia. Sebelum berlakunya
kurikulum 1984, materi kuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI) disebut dengan
Pengantar Tata Hukum Indonesia (PTHI). Dimaksud dengan ‘tata hukum Indonesia”
ini adalah tatanan atau susunan atau tertib hukum yang berlaku di Indonesia.

1
Satjipto Rahardjo
2
J.B. Daliyo (1996 ) pengantar ilmu hukum pt. Gramedia pustaka utama

6
Kata “tata hukum” adalah terjemahan dari kata recht orde (Bahasa Belanda) yang
berarti memberikan tempat yang sebenarnya kepada hukum 3. Selama adanya
pergaulan hidup manusia, hukum selalu diperlukan untuk mengatur kehidupan
manusia agar ada keteriban di dalam masyarakat. Hukum yang berlaku dalam
masyarakat sudah tentu akan dapat diberlakukan dengan baik apa bila disusun
dalam suatu tatanan. Dimaksud dengan susunan hukum ini adalah “memberikan
tempat yang sebenarnya” dengan menyusun dengan baik dan tertib aturan-aturan
hukum itu dalam suatu susunan yang disebut dengan “tata hukum”. Dengan
demikian maka tata hukum itu dapat diartikan sebagai suatu susunan hukum yang
memberikan tempat yang sebenarnya pada aturan-aturan hukum itu untuk
terciptanya ketertiban di dalam masyarakat. Tata hukum yang berlaku pada suatu
tempat dan waktu tertentu disebut dengan hukum positif atau ius constitutum.
Sedangkan hukum hukum yang akan berlaku atau hukum yang dicita-citakan
disebut ius constituendum.

B. Hubungan Interkoneksitas Historis PHI Dan PIH


Antara mata kuliah PHI dan PIH memiliki persamaan, yakni keduanya
berobyekan tentang hukum. Disamping itu, kedua mata kuliah ini merupakan mata
kuliah dasar yang merupakan prasyarat dalam kuliah lanjutan/menempuh mata
kuliah yang berobyekan hukum. Karenanya mata kuliah PHI dan PIH merupakan
mata kuliah wajib pada program studi yang berobyekan hukum. Sedangkan
perbedaan yang mendasar dari kedua mata kuliah ini, adalah sebagai berikut:

a. PHI (Pengantar Ilmu Hukum), dalam Bahasa Belanda disebut Inleiding tot het
Positiefrecht van Indonesie, atau di dalam bahasa Inggris Introduction Indonesian of
Law atau Introduction Indonesian Positive Law, adalah mata kuliah yang
mempelajari hukum positif yang berlaku secara khusus di Indonesia. Artinya PHI
menguraikan secara analisis dan deskriptif mengenai tatanan hukum dan aturan-
aturan hukum, lembaga-lembaga hukum di Indonesia yang meliputi latar belakang
sejarahnya, positif berlakunya, apakah sesuai dengan asas-asas hukum dan teori-
teori hukum positif (dogmatik hukum).

b. PIH (Pengantar Ilmu Hukum), dalam bahasa Belanda disebut Inleiding tot de
Rechtswetenschap (bahasa Belanda) atau di dalam bahasa Inggris Introduction of
Jurisprudence atau Introduction Science of Law, merupakan mata kuliah pengantar
guna memperkenalkan dasar-dasar ajaran hukum umum (algemeine rechtslehre).
Maksud dasar-dasar ajaran hukum ini meliputi pengertian, konsep-konesp dasar,
teori-teori tentang pembentukannya, falsafahnya, dan lain sebagainya yang dibahas
secara umum. Kesimpulannya, PIH membahas atau mempelajari dasar-dasar dari
ilmu hukum secara umum atau yang berlaku secara universal, misalnya mengenai
pengertianpengertian, konsep-konsep dasar dan teori-teori hukum, serta sejarah
terbentuknya hukum dan lembaga-lembaga hukum dari sudut pandang falsafah

3
R.Abdoel Djamali, 2014, pengantar hukum indonesia PT Raja Grafindo Pesada .Jakarta

7
kemasyarakatan. Sedangkan PHI mempelajari konsep-konsep, pengertian-
pengertian dasar dan sejarah hukum serta teori hukum positif Indonesia. 4

Hubungan Hukum adalah suatu hubungan antara lembaga dan mahasiswa


yang untuk menyeimbangkan hak dan kewajiban.Tujuan hukum adalah untuk
ketertiban.Setiap orang harus bertingkah laku sedemikian rupa sehingga perilaku
masyarakat baik. Hukum merupakan peraturan yang beraneka ragam dan mengatur
hubungan orang dalam masyarakat.Hukum mewujudkan nilai dalam peraturan
masyarakat yang merupakan kaidah hukum atau norma hukum. Setiap orang yang
melanggar kaidah hukum akan mendapat sanksi berupa akibat hukum tertentu yang
nyata (seperti hukum pidana).

Hukum dalam berbagai arti (masyarakat memberi arti hukum masin-masing):


a. Hukum dalam arti keputusan penguasa, adalah masyarakat menganggap
hukum sebagai keputusan penguasa, seperti undang-undang.
b. Hukum dalam arti petugas, adalah hukum berarti polisi, jaksa, hakim yang
melaksanakan tugasnya.
c. Hukum dalam arti sikap tindak, adalah hukum yang terus-menerus dan
diulang-ulang.
d. Hukum dalam arti gejala sosial, adalah hukum itu dimana ada masyarakat
disana ada hukum.

Ketertiban dalam masyarakat diatus dalam beberapa norma, yaitu kaidah sosial:
a. Norma agama, sumbernya kitab suci, tujuannya supaya menjadi manusia
yang beriman, sanksinya apabila dilanggar akan mendapat dosa.
b. Norma kesusilaan, sumbernya hati nurani, tujuannya agar menjadi orang
yang berbudi baik, sanksinya apabila dilanggar akan menimbulkan rasa
penyesalan.
c. Norma kesopanan, sumbernya pergaulan, tujuannya supaya dapat hidup
bersama secara damai,
d. sanksinya apabila dilanggar, maka akan dikucilkan.
e. Norma hukum, sumbernya pemerintah, tujuannya supaya tercipta
ketertiban, sanksinya bersifat tegas.
Hubungan antara norma agama dengan norma hukum:
Jika manusia mematuhi norma agama, maka angka pelanggaran bisa
dikurangi, jadi masyarakat akan tertib, tertib adalah tujuan norma hukum. Dan
sebaliknya, bila norma agama sudah dilanggar, maka kelak norma hukum sudah
pasti akan dilanggar. Ketikanorma hukum dilanggar, maka akan mendapat sanksi
yang tegas, misalnya penjara. Sehingga akan ada efek jera lalu bertaubat.
Karena di LP diajarkan berbagai keterampilan, salah satunya agama. Jadi,
norma hukum mendukung tujuan norma agama, yaitu membuat pribadi yg
religious.
Hukum terdapat dimana saja antara lain:
4
Umar Said Sugiarto,2016. Pengantar Hukum sinar Grafika cetakan ke empat jakarta h

8
a. Hukum terdapat diseluruh dunia asal ada masyarakat. Hukum ada dimana
saja pada setiap waktu dan setiap bangsa.
b. Hukum terdapat diseluruh dunia asal ada kehidupan manusia.
c. Menurut ahli sosiologi dan antropologi budaya megahasilkan bukti-bukti
bahwa hukum ada dimana saja, dimana ada masyarakat disana terdapat
hukum, tidak terdapat batas modern atau batas primitif.
Peran hukum dalam masyarakat
Mengenai manusia sebagai makhluk, menurut Aristoteles manusia adalah
Zonpoloticon artinya makhluk yang selalu ingin hidup bersama atau
bermasyarakat. Oleh karenanya tiang anggota masyarakat punya hubungan
antara satu dengan yang lain.
1. Hubungan Hukum
Hubungan hukum adalah hubungan antara 2 subjek atau lebih dimana hak
dan kewajiban suatu pihak bertemu dengan hak dan kewajiban pihak
lain.Peranan hukum ada 2 yaitu:

a. Menyelesaikan perselisihan
b. Melakukan suatu kegiatan

Fungsi hukum ada beberapa antara lain:


a. Alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat, adalah petunjuk untuk
kehidupan. Manusia dalam masyarakat hukum menunjukan mana yang
baik mana yang buruk.
b. Sarana mewujudkan keadilan sosial lahir batin, adalah adil apabila tiap
orang dibiarkan haknya.
c. Sarana penggerak pembangunan, adalah daya penggerak dari hukum
dapat digunakan atau didayagunakan untuk menggerakkan
pembangunan. Disini hukum dijadikan alat untuk membawa masyarakat
ke arah yang ebih maju.
d. Fungsi kritis, adalah daya kerja hukum tidak semata-mata melakukan
pengawasan pada aparatur pengawasan pada aparatur pemrintah
(petugas) saja melainkan aparatur penegak hukum termasuk didalamnya.
2. Teori Hukum
a. Menurut teori :
1) Teori theokrasi, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena
menganggap bahwa hukum adalah perintah Tuhan. Dalam hal ini
hukum dikaitkan dengan agama. Teori ini berlaku bagi orang yang
fanatik dengan agama dan tunduk kepada hukum.
2) Teori kedaulatan rakyat (perjanjian masyarakat), Menurut teori ini,
hukum harus ditaati karena seolah-olah waktu awal membentuk
negara ada perjanjian antara yang memerintah dengan yang
diperintah.

9
3) Teori kedaulatan negara, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena
negara mempunyai kekuasaan yang mutlak sehingga negara bisa
memaksakan kehendak kepada rakyatnya tersebut.
4) Teori kedaulatan hukum, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena
hukum itu sesuai dengan perasaan hukum sebagian besar anggota
masyarakat (hukum itu dianggap cocok). Setiap orang itu mempunyai
perasaan hukum buktinya ia bisa membedakan mana yang adil mana
yang tidak adil.
5) Teori mahzab hukum alam atau kodrat alam, Menurut teori ini, hukum
adalah suatu aliran yang menelaah hukum dengan bertitik tolak dari
keadilan yang mutlak, artinya bahwa keadilan tidak boleh diganggu.
b. Menurut para Ahli:

1) Menurut Prof. Kusumaatmadja


 Orang menaati hukum karena dia taat dan shaleh serta dapat
membedakan mana yang baik mana yang buruk.
 Orang menaati hukum karena pengaruh masyarakat
disekelilingnya. Kemudia iaperhitungkan lebih menguntungkan
menaati hukum daripada melanggarnya.
 Ada orang mentaati hukum atau peraturan karena tidak ada pilihan
lain akhirnya dapat dikatakan bahwa orang mentaati hukum karena
semua faktor diatas.

2) Menurut Utrech
Orang mentaati hukum karena bermacam-macam sebab:
 Karena orang merasakan bahwa peraturan itu dirasakan sebagai
hukum mereka benar-benar berkepentingan akan berlakunya
hukum tersebut.
 Karena harus menerimanya supaya ada rasa ketentraman karena
kalau ada melanggarnya akan terkena sanksi.
 Karena ada masyarakat yang menghendaki.
 Karena adanya paksaan sosial.
 Hukum ditaati orang karena hukum itu bersifat memaksa, dapat
dilihat dari pernyataan sarjana.
5

3) Prof. Dr. P.Beirst


 Menurutnya hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan
atau perbuatan manusia didalam masyarakat yang pelaksanaannya
dapat dipaksakan dan bertujuan mendapatkan tata atau damai dan
keadilan.

4) Prof. Dr. J.P.Vankan


5
Ultrech. E pengantar ilmu hukum ( 2013 )

10
 Menurutnya hukum adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan hidup
yang bersifat memaksa.

3. Aliran-aliran Hukum Dalam Masyarakat


Ada 3 aliran tentang hubungan hukum dan Undang-Undang yaitu:
a. Aliran Legisme
Karena adanyan kepastian hukum kodifikasi menganggap bahwa:
1) Diluar undang-undang tidak ada hukum
2) Sumber hukum satu-satunya adalah undang-undang
3) Hakim memutus perkara berdasarkan undang-undang
4) Hakim hanya sebagai terompet undang-undang

b. Aliran Rechtslehre
Adalah yang bertolak belakang dengan aliran legisme.Dan mengatakan
bahwa hukum hanya terdapat diluar undang-undang.Hakim memutus
berdasarkan keyakinan hakim.Satu-satunya sumber hukum adalah
yurisprudensi.

c. Aliran Rechtvinding
Adalah sumber hukum ada beberapa macam:
1) Undang-Undang
2) Putusan hakim
3) Kejaksaan
4) Tata negara
5) Doktrin
a) Tujuan Hukum
Adapun tujuan pokok hukum antara lain:
a. Menciptakan tatanan masyarakat yang tertib.
b. Menciptakan keseimbangan dan ketertiban.
c. Dengan tercapainya ketertiban dalam masyarakat diharapkan keputusan
manusia akan terlindungi. Dalam mencapai tujuannya hukum bertugas
membagi hak dan kewajiban membagi hak dan kewajiban antar
perorangan dalam masyarakat membagi wewenang dan mengatur
memecahkan masalah hukum serta memelihara masalah hukum.
d. Pendapat para sarjana lainnya. Tujuan hukum adalah untuk kedamaian,
keadilan, dan untuk kebaikan, dan untuk kepastian hukum.

Dalam literatur ada beberapa teori tentang tujuan hukum yaitu:


a. Teori etis, Menurut teori ini hukum semata-mata mewujudkan keadilan.
Teori ini dikemukakan oleh seorang filsuf yunani yaitu Aristoteles dalam
karyanya Etika dan Retonika. Bahwa hukum mempunyai tugas yang suci
yaitu memberi pada setiap orang yang ia berhak menerimanya. Untuk ini
tentu saja persamaan hukum dibuat untuk setiap orang.

11
b. Teori utility, Menurut teori ini hukum bertujuan semata-mata mewujudkan
yang berfaedah, hukum bertujuan menjamin adanya kebahagiaan pada
orang sebanyak-banyaknya.
c. Teori dogmatik, Menurut teori ini tujuan hukum adalah semata-mata untuk
mencipatakan kepastian hukum.
d. Teori campuran, Menurut teori ini tujuan hukum adalah untuk ketertiban.
Tujuan lain adalah hargai keadilan yang berbeda-beda isi menurut
keadilan dan zamannya.

b) Sanksi Hukum
Hukuman ditujukan kepada seseorang yang melanggar hukum atau dengan
kata lain adalah reaksi dari masyarakat berbeda dengan sanksi sosial, sanksi
hukum diatur oleh hukum baik mengenal ruang lingkup cara pelaksanaan
tahanan berat ringan hukuman, upaya yang tersedia bagi tersangka untuk
mebuktikan kesalahan untuk menangkis tujuan yang menuju padanya.Sanksi
hukum bentuk perwujudan yang jelas dari kekuasaan negara dalam
pelaksanaan untuk ditaatinya hukum. Bentuk perwujudan jelas dari sanksi
hukum tampak dalam hukum pidana dalam perkara pidana. Si tersangka
berhadapan dengan negara sebagai pengemban kepentingan umum yang
diwakili oleh penuntut umum dalam negara hukum penerapan sanksi hukum
itu dilaksanakan menurut tata cara yang dituang dalam KUHP (hukum
materiil), KUHAP (hukum formil)Dalam menjalankan haknya untuk
memaksakan ditaatinya hukum tetap memperhatikan hak terdakwa sebagai
warga negara dan manusia (penjelmaan sila peri kemanusiaan). 6

c) Penegakan Hukum
Penegakan hukum harus memuat rasa keadilan, rasa kegunaan.Perlindunga
kepentingan manusia harus dilaksanakan.Pelaksaaan hukum dapat
berlangsung secara normal, damai tetapi dapat tetapi dapat juga terjadi
pelanggaran hukum.
Apabila terjadi juga pelanggaran hokum maka hukum yang dilanggar itu harus
ditegakan.Melalui, penegakan hukum inilah hukum ini menjadi kenyataan.
Ada 3 unsur yang perlu diperhatikan untuk penegakan hukum ini:

a. Kepastian hukum
b. Kemanfaatan hukum
c. Keadilan hukum
4. Penafsiran Hukum

Dalam pasal 22 menyatakan bahwa hakim tidak boleh menolak mengadili


suatu perkara yang diajukan kepadanya dengan alasan tidak lengkapnya, tidak
jelasnya undang-undang.Dalam Undang-Undang pokok Kehakiman no 14 tahun
1970 hingga no 4 tahun 2004 bahwa pengadilan tidak boleh menolak dan
6
Undang-undang dasar republik indonesia tahun 1945

12
memeriksa untuk mengadili suatu perkara dengan alasan dengan dalih tidak ada
Undang-Undang yang tidak jelas7. Melainkan wajib untuk memeriksa dan
mengadilinya.Ketentuan ini dimaksudkan agar masyarakat terjadi keadilan tidak
ditinggalkan dengan perselisihan-perselisihan yang tidak diselesaikan sehingga
berada dalam ketidakpastian hukum dan keadilan .

d) Pengisian Kekosongan Hukum


Pengisian kekosongan hukum adalah ada hal-hal yang dihadapi oleh hakim
ternyata belum ada undang-undang nya.Tapi dalam hal kekosongan hukum
ternyata yang dihadapkan oleh hakim agar mempunyai kesamaan dengan
yang diatur secara tegas dalam undang-undang itu, sehingga hakim dapat
mengisi kekosongan hukum.

Pekerjaan pembuatan Undang-undang mempunyai 2 aspek:

a. Pembuat Undang-Undang hanya menetapkan peraturan-peraturan umum


saja;
pertimbangan-pertimbangan tentang hal-hal yang konkret diserahkan
kepada hakim.
b. Pembuat Undang-Undang selalu ketinggalan dengan kejadian-kejadian
sosial yangtimbul kemudian didalam masyarakat. Maka hakim sering
menambah Undang-Undang.

C. Objek kajian dan Ruang lingkup PHI


Obyek studi Pengantar Hukum Indonesia menurut para pakar hukum adalah
“hukum” yang berlaku sekarang (ius constitutum) di Indonesia. Seperti yang telah
dijelaskan pada tulisan sebelumnya, bahwa  dalam PHI juga membahasa tentang
sejarah pemberlakuan hukum, prinsip dan kaidah-kaidah hukum di Indonesia 8.Objek
hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum. Dapat dijadikan
permasalahan hukum dan dapat dikuasai oleh subjek hukum.Objek hukum pada
umumnya dalah benda. 3 syarat objek hukum yaitu:
a) Berguna bagi subjek hukum;
b) Dapat menjadi permasalahan;
c) Dapat dikuasai.
Contoh: udara berguna dan diperjual belikan tidak? Tidak
Tujuan memepelajari pengantar hukum indonesia ( PHI )
Menurut prof. Kusmadi Pudjosewojo tujuan mempelajari pengantar hukum
indonesia adalah untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan yang luas
tentang asas-asas hukum yang berlaku sekaranng di indonesia, terutama tentang :
1. perbuatan atau tindakan manakah yang boleh menurut hukum atau bertentangan
dengan hukum
2. bagaimana kedudukan dan wewenang seseorang di dalam masyarakat atau
bagaimana hak dan kewajiban
7
Undang-undang republik indonesia no 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman
8
Curzon (1979) ilmu hukum objeknya hukum

13
3. sanki-sanki apa saja yang diderita oleh seseorang bila orang tersebut melanggar
peraturan hukum yang berlaku.

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

14
PHI adalah kepanjangan kata dari Pengantar Hukum Indonesia. Ada tiga kata
dalam istilah ini, yakni “pengantar”, “hukum”, dan “Indonesia”. Kata pengantar
mempunyai pengertian sebagai mengantarkan kepada tujuan tertentu, atau dapat
pula dimaknai sebagai memperkenalkan yang di dalam bahasa Belanda disebut
inleideing, atau di dalam bahasa Inggris disebut introduction..

B. Saran
Adapun saran dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

Hukum dibuat atau diciptakan mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau yang
disebut juga dengan tujuan hukum.Tujuan dari hukum, yaitu pada intinya
menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, aman, tentram dan adanya
keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya aturan-aturan atau
norma hukum yang berada dimasyarakat yang diperlukan guna mengatur
kepentingan masyarakat, agar kepentingan-kepentingan tersebut tidak berbenturan,
maka diperlukan adanya sistem hukum..

DAFTAR PUSTAKA

 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945


 Undang-Undang Republik Indonesia No 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaaan
Kehakiman

15
 Undang-Undang Republik Indonesia No 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum
 Curzon. (1979). Ilmu Hukum Objeknya Hukum.
 Daliyo J.B. (1996). Pengantar Ilmu Hukum. PT Gramedia Pustaka Utama.
 Kamus Perpustakaan Hukum Indonesia
 Ultrect. E, dan Djidjang Saleh Moch. (2013). Pengantar Ilmu Hukum.
Ultrect. E, dan Djidjang Saleh Moch. (1953). Pengantar Hukum Indonesia

16

Anda mungkin juga menyukai