KELOMPOK 3
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat dan
Karunia-Nya serta nikmat yang begitu besar yang diberikan kepada kita semua terutama
nikmat kesehatan, sehingga makalah kami dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam kita curahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, Nabi yang
mengantarkan kita dari zaman kejahiliyahan menuju zaman islamiyah. Nabi yang
dianggp sebagai Uswatun Hasanah atau suri tauladan yang baik. Dalam makalah ini
kami akan membahas tentang “HUBUNGAN ANTARA PENGANTAR ILMU
HUKUM DAN PENGANTAR HUKUM INDONESIA”. Kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang kita inginkan. Oleh karena
itu, kami masih mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca,
demi penyempurnaan makalah ini dimasa-masa yang akan datang.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing kami
begitu juga kepada semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak
langsung terlibat dalam penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca yang ingin lebih tahu tentang asas-asas perkawinan.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ········································································· I
DAFTAR ISI ··················································································· II
BAB I PENDAHULUAN ···································································· 1
A. Latar Belakang Masalah······························································ 1
B. Rumusan Masalah ····································································· 2
BAB II PEMBAHASAN ····································································· 3
A. Pengertian PIH dan PHI ······························································ 3
B. Tujuan Hukum ········································································· 5
C. Kaidah/Norma Hukum ······························································· 6
D. Subjek dan Objek Hukum ···························································· 7
E. Perbedaan PIH dan PHI ······························································ 7
F. Hubungan PIH dan PHI ······························································ 8
BAB III PENUTUP ············································································ 9
A. Kesimpulan ············································································ 9
DAFTAR PUSTAKA ········································································· 10
II
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pegantar Ilmu Hukum?
2. Bagaimana Pengantar Hukum Indonesia?
3. Bagaimana hubungan antara Pengantar Ilmu Hukum dengan Pengantar
Hukum Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
4
Prof. Hasanuddin AF, MA, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta, PT Pustaka Al Husna Baru,
2004) Hlm., 3
5
B. Tujuan Hukum
Manusia ditakdirkan hidup bersama dengan manusia lainnya, sebagaimana
pendapat Aristoteles yang menyatakan bahwa “ manusia sebagai zoon politicon” artinya
manusia sebagai makhluk sosial dan politik sehingga dalam kehidupannya manusia
5
Ahmad Sanusi, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia (Bandung:
Tarsito, 1991), Hlm. 1.
6
tidak terlepas ari berhubungan dengan manusia lainnya.6 P.J. Bouman menyatakan
bahwa “mens door samenleveng met anderen” maksudnya manusia itu baru menjadai
manusia karena ia hidup bersama “de mens word eerst” dengan manusia lain. Manusia
memiliki kepentingan bersama, tetapi kadang kala antara satu dengan yang lainnya
terjadi perbedaan kepentingan dan dapat menimbulkan pertentangan. Akibatnya,
kekacauan dalam masyarakat sehingga perlu adanya aturan yang dapat
menyeimbangkan masing-masing kepentingan. Disinilah tujuan dari hukum, yaitu:
1. Terwujudnya keadilan
2. Terwujudnya kepastian hukum
3. Mempunyai kegunaan/manfaat
Jeremy Benthham mengemukakan teori tentang kegunaan hokum (utility of law), bahwa
hokum yang bertujuan mewujudkan apa yang faedah atau sesuai dengan daya guna.
Teori kepastian hokum ditinjau dari adanya hokum yang bersifat pasti memiliki
kekuatan hokum. Undang - undang keras tetapi sudah ditentukan demikian bunyinya.
C. Kaidah/Norma Hukum
Ada 4 macam norma atau kaidah,7 ada kaidah hukum dan kaidah non hukum:
1. Kaidah Agama: berasal dari wahyu Tuhan melalui para NabiNya terdapat
dalam kitab-kitabNya. Pelanggaran terhadap kaidah agama mendatangkan
sanksi dari Tuhan.
2. Kaidah Kesusilaan: aturan hidup manusia yang berasal dari hati nurani
manusia (geweten). Kesusilaan bergantung pada pribadi manusia. Kaidah
susila bersifat otonom (berasal dari dalam dirinya). Hukuman terhadap
pelanggaran kaidah kesusilaan adalah penyelesaian.
3. Kaidah Kesopanan: aturan hidup yang timbul dari pergaulan masyarakat
yang berlandaskan pada kepatutan, kepantasan, kebiasaan yang berlaku pada
masyarakat yang bersangkutan. Kaidah kesopanaan masyarakat satu sama
lain dapat berbeda.
6
CST. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: PN.Balai Pustaka,
1984), Hlm. 29.
7
CST. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Hlm. 84.
7
Dari keempat kaidah tersebut, naik kaidah hukum maupun non hukum berkaitan sangat
erat. Kaidah hukum berfungsi untuk melengkapi kaidah non hukum.
Ketiga, PIH merupakan ilmu hukum secara integral dalam satu kerangka yang
menyeluruh sehingga dapat mempelajari hukum melalui sudut pandang disiplin ilmu
yang beraneka ragam. PIH memberikan konsepsi atau deskripsi lengkap dari mulai
pengertian, teori, dan segala aspek relevan mengenai hukum.
8
Herlina Manullang, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, Medan: Bina Media Perintis, 2019,
Hlm. 7.
9
Rahman Syamsuddin, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: Prenadamedia Group, 2019,
Hlm. vii-viii.
8
10
Rahman Syamsuddin, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: Prenadamedia Group, 2019,
Hlm. vii.
11
Herlina Manullang, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, Medan: Bina Media Perintis, 2019,
Hlm. 9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
PIH dan PHI merupakan dua cabang ilmu pengetahuan yang berbeda,
namun keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain. Perbedaan yang mendasar
dua cabang ilmu tersebut terletak pada ruang lingkup pembahasan, yakni PIH
merupakan ilmu dasar atau ilmu pengantar bagi Anda yang hendak mempelajari
PHI. Karena pada dasarnya, dengan mempelajari PIH, Anda akan bersinggungan
dengan prinsip, asas, tujuan hukum, pengertian ilmu hukum, dan ilmu hukum
secara fundamental. Sedangkan dalam mempelajari PHI, Anda secara spesifik
mempelajari hukum yang berlaku di Indonesia (hukum positif Indonesia).
9
10
DAFTAR PUSTAKA.
Hasanuddin AF, MA. Prof., Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta, PT Pustaka Al Husna
Baru, 2004)
Manullang Herlina, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, Medan: Bina Media Perintis,
2019.
Sanusi Ahmad, Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Tata Hukum Indonesia
(Bandung: Tarsito, 1991)