Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Dosen Pengampu : Mompang L. Panggabean, S. H., M.Hum., Dr.
Disusun Oleh :
Farhan Syauta Rettob
2140050201
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
TAHUN 2022
Kata Pengantar
Puji dan syukur hanyalah milik allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan bersyukur,
memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-nya pula kita memohon perlindungan diri dan
dan Rekayasa Sosial” ini dapat di selesaikan dengan baik. Kami menyadari sepenuh hati
Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi kami
dalam pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan cambuk bagi
kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang.
i
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 . Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1. Hukum Sebagai Rekayasa Sosial Menurut Roscoe Pound..............................................3
2.2. Konsep Hukum Roscoe Pound Tentang Law As A Tool or Social Engineering............7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................10
3.2. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
ii
BAB I PENDAHULUAN
Hukum telah menjadi bagan yang tidak terpisahkan dan kehidupan manusia.
Hukum sulit untuk didefinisikan dengan tepat dan seragam dikarenakan hukum itu
sendiri bersifat abstrak. Selain itu cakupan yang ada dalam hukum itu sendiri sangat
luas meliputi berbagai aspek kehidupan. Karena hal tersebut para ahli memberikan
definisi vang berbeda-beda tentang hukum (Lukman Santoso dan Yahyanto, 2016)
Hukum dalam Bahasa Inggris "Law", Belanda "Recth", Jerman "Recht". Italia
"Dirito. Perancis "Droit" yang bemmakma aturan Menurut Karl von Savigny. hukum
merupakan aturan yang terbentuk melalui kebiasaan dan perasaan kerakyatan, yaitu
manusia, dimana akamya dihidupkan oleh kesadaran, keyakinan dan kebiasaan wanga
masyarakat. Dan masih banyak definisi-definisi yang lain mengenai hukum. Untuk itu
agar lebih memudahkan batasan atas definisinya hukum memiliki beberapa unsur, ciri-
ciri, sifat, tujuan dan fungsi (Lukman Santoso dan Yahyanto, 2016).
Salah satu fungsi dani hukum adalah hukum sebagai rekayasa sosial. Konsep hukum
sebagai a tool of social engincering selama ini dianggap sebagai suatu konsep yang
netral, yang dicetuskan oleh Roscoe Pound. Makalah ini dibuat atas tuntutan tugas pada
mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum tentang fungsi bukum sebagai rekayasa sosial
1
1.2 . Tujuan
Pound.
3. Memberikan penjelasan tentang konsep hukum roscoe pound tentang law as a tool of
social engineering.
2
BAB II PEMBAHASAN
Hukum yang baik terletak pada karya yang dihasilkannya pada dunia sosial. Inilah
muncul di Eropa. Bagi Pound hukum tidak boleh dibiarkan mengawang dalam konsep-
konsep logis analitis ataupun tenggelam dalam ungkapan-ungkapan teknis yuridis yang
terlampau eksklusif. Sebaliknya hukum itu mesti didaratkan di dunia nyata yaitu dunia
sosial yang penuh sesak dengan kebutuhan dan kepentingan-kepentingan yang saling
Menghadapi realitas yang demikian itu, hukum yang bersifat logis-analitis dan
serba abstrak (hukum murni) ataupun yang berisi gambaran realitas apa adanya
hanya mengukuhkan dengan apa yang ada. la tidak mengubah keadaan. Karena itu, perlu
langkah progresif yaitu memfungsikan hukum untuk menata perubahan. Ujung tombak
perubahan ada ditangan pembuat UU (civil law) dan ditangan hakim (common law). Dari
sinilah muncul teori Pound tentang law as a tool of social engineering (Utari, 2017).
bahwa putusan hukum yang dijatuhkan oleh hakim diharapkan mampu merubah perilaku
manusia. Pendapat Roscoe Pound tersebut benar ketika ia memandang hukum sebagai
sebuah putusan-putusan hakim dalam sistem hukum anglo saxon atau common law.
3
Roscoe Pound sendiri memberikan gambaran tentang apa yang sebenernya
dinginkan dan apa yang tidak dinginkan oleh penggunaan hukum sebagai "alat rekayasa
hukum.
dianggap sebagai cara yang bijaksana. Namun demikian adalah tidak cukup jika
kita hanya mebanding-bandingkan satu peraturan dengan yang lain. Hal yang
dijalankan.
efektif. Selama ini tampaknya orang menganggap bahwa, apabila peraturan sudah
dibuat, maka ia akan bekerja dengan sendirinya. Suatu studi yang serius tentang
suatu keharusan.
4. Memperhatikan sejarah hukum, yaitu bahwa studi itu tidak hanya mengenai
melainkan tentang efek sosial apa yang ditimbulkan oleh ajaran-ajaran hukum itu
pada masa lalu dan bagaimana hukum pada masa lalu itu tumbuh dari kondisi
4
semuanya itu, dan seberapa jauh kita dapat mendasarkan atau mengabaikan
Yang harus digarap oleh hukum dalam konteks Social Engineering yaitu menata
harus ditata sedemikian rupa agar tercapai keseimbangan yang proporsional. Manfaatnya
2017).
5
hukum yang menjamin lembaga perkawinan atau melindungi
hukum.
oleh ajaran-ajaran hukum pada masa yang lalu dan bagaimana cara
pada masa yang lalu itu tumbuh dari kondisi sosial, ekonomi, dan psikologis, dan
bagaimana ia menyesuaikan dini pada kesemuanya itu, dan seberapa jauh kita
dapat mendasarkan atau mengabaikan hukum itu guna mencapai hasil yang kita
6
untuk memutuskan perkara berdasarkan nalar yang umum untuk memenuhi
Engineering
Law as a tool of social engineering merupakan teori yang dikemukakan oleh Roscoe
Pound, yang berarti hukum scbagai alat pembaharuan dalam masyarakat, dalam istilah
ini hukum diharapkan dapat berperan merubah nilainilai sosial dalam masyarakat.
engineering" yang merupakan inti pemikiran dari aliran pragmatic legal realism itu, oleh
Indonesia lebih luas jangkauan dan ruang lingkupnya daripada di Amerika Serikat
mengakibatkan hasil yang sama daripada penerapan faham legisme yang banyak
ditentang di Indonesia. Sifat mekanisme itu Nampak dengan digunakannya istilah "tool
dikaitkan puka dengan filsafat budaya dari Northrop dan policy oriented dari Laswell dan
Me Dougal. Hukum yang digunakan sebagai sarana pembaharuan itu dapat berupa
7
dimuka, di Indonesia yang paling menonjol adalah perundang undangan. yurisprudensi
berfungsi sebagai sarana pembaharuan dalam arti merubah sikap mental masyarakat
keharusan pembuatan sertifikat tanah dan sebagainya Law as a tool of social engineering
dapat pula diartikan sebagai sarana yang ditujukan untuk mengubah perilaku wanga
masyarakat, sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu
masalah yang dihadapi di dalam bidang ini adalah apabila terjadi apa yang dinamakan
oleh
dibentuk dan diterapkan ternyata tidak efektif. Gejala-gejala semacam itu akan timbul,
apabila ada factor-faktor tertentu yang menjadi halangan. Factor tersebut dapat berasal
dari pembentuk hukum, penegak hukum, para pencari keadilan, maupun golongan-
karena suatu kelemahan yang terjadi kalua hanya tujuan-tujuan yang dirumuskan tanpa
merupakan sarana yang dipilih untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut maka prosesnya
tidak hanya berhenti pada pemilihan hukum sebagai sarana saja tetapi pengetahuan yang
mantap tentang sifat-sifat hukum juga perlu diketahui untuk agar tahu batas-butas
didalam penggunaan hukum sebagai sarana untuk mengubah ataupun mengatur perilaku
warga masyarakat. Sebab sarana yang ada, membatasi pencapaian tujuan, sedangkan
Langkah yang diambil dalam Social Engincering itu bersifat sistematis. dimulai dari
8
1. Mengenal problem yang dihadapi sebaik-baiknya. Termasuk didalamıya
penggarapan tersebut.
2. Memahami nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Hal ini penting dalam hal
kehidupan majemuk, seperti: tradisional, modern dan perencanaan. Pada tahap ini
9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bagi Pound hukum tidak boleh dibiarkan mengawang dalam konsep-konsep logis
eksklusif. Sebaliknya hukum itu mesti didaratkan di dunia nyata yaitu dunia sosial yang
penuh sesak dengan kebutuhan dan kepentingan-kepentingan yang saling bersaing. Bagi
Pound, antara hukum dan masyarakat terdapat hubungan yang fungsional. Dan karena
kehidupan hukum terletak pada karya yang dihasilkannya bagi dunia sosial, maka tujuan
utama dalam Social Engineering adalah mengarahkan kehidupan sosial itu kearah yang
lebih maju. Law as a tool of social engineering dapat pula diartikan sebagai sarana yang
ditujukan untuk mengubah perilaku warga masyarakat, sesuai dengan tujuan-tujuan yang
3.2. Saran
Semoga setelah kita mempelajari hukum sebagai rekayasa sosial kita dapat
memahami lebih jauh lagi dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2014). h218
2. Santoso Lukman Az & Yahyanto. 2016. Pengantar Iimu Hukum. Malang: Setara
Press.
3. Utari, Indah Sri. 2017. Pengantar Filsafat Hukum. Purwodadi: CV Samu Untung.
sbg.rekayasa-sosia/
wordpcress.com/2015/03/26 roscoe-pound-law-a-tool-of-social-cnginccring-
sociologicaljurisprudence/amp
11