Anda di halaman 1dari 12

TUGAS REVIEW BUKU

POKOK-POKOK SOSIOLOGI HUKUM


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Sosiologi Hukum

Dosen pengampu: Dr. Dedi Sunardi, M.H

Disusun oleh:

Rifqy Fakhrurrozi 191130081

Ulpah 191130081

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karna atas rahmat, hidayah,
taufiq serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas review ini dalam mata kuliah
Sosiologi Hukum dengan buku yang berjudul “Pokok-pokok Sosiologi Hukum ” karya
Soerjono Soekanto dengan baik meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya.

Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW,
yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang lebih terang
menderang seperti sekarang ini.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dr. Dedi Sunardi, M.H Selaku dosen pengampu
mata kuliah Sosiologi Hukum yang telah memberikan tugas struktur kepada kami.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun tugas review buku ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karna itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.

Serang, 14 Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

A. Pendahuluan......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................ 4
C. Tujuan Masalah....................................................................................5
D. Manfaat Penulisan................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................6

A. Kesadaran Hukum................................................................................6
B. Hukum dan Sistem Sosial Masyarakat................................................ 7
C. Hukum dan Kepribadian...................................................................... 8
D. Pendidikan Hukum................................................................................9

BAB III PENUTUP....................................................................................... 11

A. Kesimpulan......................................................................................... 11
B. Saran....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak lahir, manusia telah lahir dan bergabung dengan manusia lainnya dalam wadah
yang bernama masyarakat. Mula-mula dia bergaul dengan orang tua nya, kemudian
semakin meningkat dan luas daya cakup pergaulannya dengan manusia lain di dalam
masyarakat tersebut. Ia sadar bahwa ada berbagai kaidah-kaidah nilai yang mengatur
kehidupan di dalam masyarakat. Singkatnya, segala hak dan kewajiban yang timbul sebagai
akibat hubungan antar warga masyarakat sebagian besar diatur oleh kaidah-kaidah hukum,
baik yang tersusun secara sistematis dan dibukukan, maupun oleh kaidah-kaidah hukum
yang tersebar dan juga oleh pola-pola perilaku yang dikualifisir sebagai hukum. Kaidah-
kaidah inilah yang mengatur interaksi di dalam masyarakat.

Hukum sudah berubah walaupun bunyinya tetap sama. Pandangan-pandangan hukum


tersebut merupakan bentuk dari kesadaran hukum dari pejabat-pejabat hukum tersebut,
dikatakan bahwa dari sekian banyaknya pendapat, terdapat suatu rumusan yang
menyatakan, bahwa sumber satu-satunya hukum dan kekuatan mengikat adalah kesadaran
hukum masyarakat. Pendapat ini mengatakan bahwa kesadaran hukum masyarakat adalah
jumlah terbanyak dari kesadaran-kesadaran individu mengenai suatu peristiwa tertentu,
sistem hukum perlu mencerminkan unsur-unsur budaya, kelompok sosial, lembaga
kemasyarakatan, lapisan sosial, otoritas, kekuasaan, wewenang dan proses sosial dan
perubahan sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penjelasan Mengenai Kesadaran Hukum Di Dalam Buku Pokok-
Pokok Sosiologi Hukum?
2. Bagaimana Penjelasan Mengenai Hukum dan Sistem Sosial Masyarakat Di Dalam
Buku Pokok-Pokok Sosiologi Hukum?
3. Bagaimana Penjelasan Mengenai Hukum dan Kepribadian Di Dalam Buku
Pokok-Pokok Sosiologi Hukum?
4. Bagaimana Penjelasan Mengenai Pendidikan Hukum Di Dalam Buku Pokok-
Pokok Sosiologi Hukum?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Penjelasan Mengenai Kesadaran Hukum Di Dalam Buku
Pokok-Pokok Sosiologi Hukum?
2. Untuk Mengetahui Penjelasan Mengenai Hukum dan Sistem Sosial Masyarakat Di
Dalam Buku Pokok-Pokok Sosiologi Hukum?
3. Untuk Mengetahui Penjelasan Mengenai Hukum dan Kepribadian Di Dalam Buku
Pokok-Pokok Sosiologi Hukum?
4. Untuk Mengetahui Penjelasan Mengenai Pendidikan Hukum Di Dalam Buku
Pokok-Pokok Sosiologi Hukum?

D. Manfaat Penulisan

Untuk menambah wawasan kepada para pembaca mengenai persoalan-persoalan atau


masalah-masalah mengenai kesadaran hukum, hukum dan sistem sosial masyarakat,
hukum dan kepribadian dan Pendidikan hukum

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Kesadaran Hukum
Dalam poin ini dijelaskan bahwa perubahan adalah hal yang sudah lumrah. Misalnya
adalah pandangan pejabat-pejabat hukum berubah mengenai suatu peristiwa yang diatur
dalam Undang-undang. Maka hukum sudah berubah walaupun bunyinya tetap sama.
Pandangan-pandangan hukum tersebut merupakan bentuk dari kesadaran hukum dari
pejabat-pejabat hukum tersebut.
Dalam poin ini dikatakan bahwa dari sekian banyaknya pendapat, terdapat suatu
rumusan yang menyatakan, bahwa sumber satu-satunya hukum dan kekuatan mengikat
adalah kesadaran hukum masyarakat. Pendapat ini mengatakan bahwa kesadaran hukum
masyarakat adalah jumlah terbanyak dari kesadaran-kesadaran individu mengenai suatu
peristiwa tertentu. Ada pula pendapat yang mengatakan, bahwa hukum itu ditentukan dan
tergantung pada praktik sehari-hari daripada pejabat hukum, seperti hukum dan ketertiban
umum, kedua kesadaran hukum tersebut sejalan, tetapi dalam kenyataannya tidak selalu
demikian.
Hal tersebut kemudian mengandung persoalan yang timbul dari pernyataan-
pernyataan :
a. Apakah kesadaran hukum masyarakat mengenai peristiwa-peristiwa tertentu
sejalan dengan kesadaran hukum para pejabat hukum.
b. Apakah kesadaran hukum masyarakat mengenai peristiwa-peristiwa tertentu
sejalan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang tertulis, pada khususnya yang
menyangkut kepastian hukum dan ketertiban umum.
c. Apakah kesadaran hukum para pejabat hukum sejalan dengan ketentuan-ketentuan
hukum tertulis.
Agar suatu program pembangunan mencapai sasaran diperlukan stabilitas. Suatu
stabilitas akan ada apabila hubungan antara unsur kebudayaan dan masyarakat
didasarkan pada suatu kepastian dan ketertiban yang dijamin dengan adanya peraturan-
peraturan tertulis yang didasarkan pada kesadaran hukum masyarakat. Di sinilah letak
tujuan penelitian semacam ini, yaitu untuk mengetahui kesadaran hukum masyarakat di

6
dalam proses perubahan yang menjadi ciri dari pembangunan. Dengan demikian, maka
pokok yang harus diteliti adalah:
a. proses hukum, yaitu bagaimana masyarakat bertindak di dalam kehidupan hukum
dengan mengambil tindakan-tindakan hukum yang banyak dilakukan sebagai
patokan, misalnya proses mendapat Kartu Tanda Penduduk, pencurian,
perkelahian, dan sebagainya.
b. alasan dan latar belakang proses hukum tersebut
c. apakah proses hukum tersebut selaras atau tidak sesuai dengan peraturan-
peraturan tertulis yang berlaku.
d. mengapa terdapat keselarasan atau bahkan ketidaksesuaian antara proses hukum
dengan peraturan-peraturan tertulis yang berlaku.

Masalah-masalah yang menyangkut kesadaran berkaitan dengan aspek


kemasyarakatan. Oleh sebab itu diperlukannya ilmu sosial lainnya selain ilmu hukum
seperti sosiologi, antropologi, psikologi, bahkan ilmu ekonomi.

2. Hukum dan Sistem Sosial Masyarakat

Dalam poin kedua ini penulis menjelaskan bahwa sistem hukum perlu mencerminkan
unsur-unsur budaya, kelompok sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan sosial, otoritas,
kekuasaan, wewenang dan proses sosial dan perubahan sosial. Namun diperlukan
pertimbangan yang lebih rinci tentang bagaimana dan dalam kondisi apa pengaruh timbal
balik itu terjadi.

Pendapat menyatakan bahwa perubahan-perubahan sosial itu tidak akan terjadi,


kecuali hukum dipakai sebagai suatu sarana untuk mengubah masyarakat atau untuk
mendorong terjadinya perubahan-perubahan tersebut.

Secara yuridis, hukum berlaku apabila hukum tadi terbentuk melalui prosedur tertentu
dan oleh badan-badan tertentu, misalnya menurut undang-undang dasar 1945,undang-
undang dibuat oleh pemerintah dan dewan perwakilan rakyat. Secara filosofis, suatu
hukum berlaku apabila sesuai dengan cita-cita hukum dari masyarakat, misalnya
masyarakat yang adil dan makmur. Dalam arti sosiologis, hukum berlaku apabila
dipaksakan berlaku ( diterima atau tidak ) dan apabila hukum tadi diterima, diakui, dan
ditaati oleh mereka yang terkena hukum tadi. Selanjutnya hal ini mengakibatkan, bahwa

7
tidak jarang terdapat perbedaan-perbedaan antara hukum tertulis yang di anggap sebagai
kaidah yang ideal, dengan hukum dalam kenyataan dan pola-pola perlakuan yang di
kendali oleh masyarakat.

3. Hukum dan Kepribadian

Dalam poin ke-tiga penulis menjelaskan bahwa, Penelitian tentang hubungan antara
hukum dengan kepribadian dapat ditemukan dalam berbagai disiplin seperti psikologi,
sosiologi, antropologi, Ilmu hukum, psikiatri, dan kesejahteraan sosial. Secara umum
dapat dikatakan bahwa penelitian terhadap hubungan antara hukum dengan kepribadian
dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu:

a. Sebab-sebab terjadinya pelanggaran terhadap kaidah-kaidah hukum yang


bersumber pada jiwa manusia.
b. Usaha-usaha atau cara yang telah melembaga dan mendarah daging, untuk
menyelesaikan pelanggaran terhadap kaidah hukum.
c. Hasil dari tindakan yang telah melembaga untuk menetralisasikan akibat
pelanggaran terhadap kaidah-kaidah hukum.

Penelitian terhadap pelanggaran pada kaidah-kaidah hukum yang kemudian


dihubungkan dengan faktor kepribadian telah banyak dilakukan di Amerika serikat. Snell
dan kawan-kawannya pernah meneliti pemukulan terhadap istri oleh para suami, gejala
mana yang banyak terdapat di Amerika serikat. Pola perilaku hanya semacam itu banyak
terjadi pada keluarga batih di mana suami istri memerlukan pertukaran peranan masing-
masing. Artinya bagi istri sebagai hukuman terhadap sikapnya yang bermusuhan dan
merendahkan suami dan bagi islami untuk menunjukkan kejantanannya bahwa dia selalu
khawatir. Pemukulan terhadap istri berlangsung terus sampai ada salah satu di antara anak
laki-lakinya mencapai usia remaja, sehingga dia ikut campur tangan dalam pertengkaran
pertengkaran antara kedua orang tuanya.

Penelitian sejenis terhadap masyarakat sederhana, antara lain pernah dilakukan oleh
Bendt terhadap penduduk Irian Timur yang ditinggalkan di daerah pegunungan. Dari hasil
penelitiannya ternyata orang-orang Irian Timur tersebut sangat mengagumi kekuasaan,
kelihatan fisik dan sifat agresif yang dihubungkan dengan seks.

8
Terhadap usaha-usaha untuk mengatasi pelanggaran telah banyak sekali dilakukan
penelitian telah banyak sekali dilakukan penelitiannya. Salah satu tujuan dari penelitian
tersebut adalah sorotan terhadap bagaimana para hakim mengambil keputusan terhadap
perkara perkara tertentu. Penelitian terhadap masyarakat sederhana antara lain telah
dilakukan oleh Berndt terhadap penduduk Irian Timur. Dikatakannya bahwa usaha untuk
mengatasi pelanggaran terhadap kaidah-kaidah hukum bersifat kekerasan, seperti perang,
bunuh diri, tenung, pemotongan kepala, dan seba gainya. Hal ini berhubungan erat dengan
ciri-ciri etnik yang berkisar pada kekuatan fisik dan sifat agresif.

Membaca ringkasan hasil-hasil penelitian tersebut, maka usaha-usaha untuk


mengatasi terjadinya pelanggaran terhadap kaidah-kaidah hukum tidaklah selalu
menghasilkan keadaan yang seimbang (equilibrium) seperti sebelum terjadinya
pelanggaran tersebut. Bahkan usaha-usaha tersebut dapat mengakibatkan keadaan-keadaan
yang lebih parah lagi, terutama apabila dipandang dari sudut si pelanggar.

4. Pendidikan Hukum
Dalam poin ke-empat ini menjelaskan bahwa Pendidikan itu sangat penting baik
formal maupun nonformal salah satunya adalah Pendidikan hukum. Pendidikan hukum
ini diselenggarakan oleh sebuah instansi atau lembaga seperti adanya sekolah jaksa,
sekolah hakim pada tingkat menengah serta perguruan tinggi yang lebih menekankan
pada cabang-cabang ilmu hukum tertentu.
Perlu adanya penelitian yang meneliti tentang Pendidikan hukum yaitu untuk
mengetahui apakah Pendidikan tersebut sudah memenuhi kebutuhan masyarakat untuk
menduduki tempat dalam profesi hukum. Sistem Pendidikan hukum tersusun dalam
bentuk piramidial, yaitu semakin tinggi tingkatnya maka semakin menjurus atau tertuju
pada satu hal.
Di dalam buku ini tertulis bahwa mata pelajaran yang biasa ada di Pendidikan hukum
adalah sebagai berikut:
1. Mata pelajaran pengantar ilmu hukum
2. Mata pelajaran pembantu dalam memahami ilmu hukum dan latar belakang
perkembangannya
3. Mata pelajaran poko atau dasar daripada cabang-cabang ilmu hukum
4. Mata pelajaran lanjutan atau mata pelajaran pengkhususan

9
5. Mata pelajaran yang memberikan kebulatan tata susunan dari ilmu hukum.

Masih banyak aspek lain yang harus diteliti dalam Pendidikan hukum seperti jumlah
staf pengajar dan mahasiswa, dan jumlah sarjana yang dihasilkan serta jumlah
mahasiswa yang diterima.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam buku pokok-pokok sosiologi hukum ini menjelaskan bagaimana
mengemukakan persoalan-persoalan atau masalah-masalah yang ada seperti kesadaran
hukum, hukum dan sosial kemasyarakatan, hukum dan kepribadian dan Pendidikan
hukum. Dalam kesadaran hukum dikatakan bahwa dari sekian banyaknya pendapat,
terdapat suatu rumusan yang menyatakan, bahwa sumber satu-satunya hukum dan
kekuatan mengikat adalah kesadaran hukum masyarakat.

Dalam hukum dan sosial kemasyarakatan menjelaskan bahwa sistem hukum perlu
mencerminkan unsur-unsur budaya, kelompok sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan
sosial, otoritas, kekuasaan, wewenang dan proses sosial dan perubahan sosial. Namun
diperlukan pertimbangan yang lebih rinci tentang bagaimana dan dalam kondisi apa
pengaruh timbal balik itu terjadi.

Hubungan antara hukum dengan kepribadian dapat ditemukan dalam berbagai disiplin
seperti psikologi, sosiologi, antropologi, Ilmu hukum, psikiatri, dan kesejahteraan sosial.
Pendidikan itu sangat penting baik formal maupun nonformal salah satunya adalah
Pendidikan hukum. Pendidikan hukum ini diselenggarakan oleh sebuah instansi atau
lembaga seperti adanya sekolah jaksa, sekolah hakim pada tingkat menengah serta
perguruan tinggi yang lebih menekankan pada cabang-cabang ilmu hukum tertentu.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat pemakalah sampaikan. Semoga bisa bermanfaat bagi
kita semua. Dan tidak lupa kritik dan saran sangat kami harapkan untuk memperbaiki
makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, S. (2014). Pokok-pokok Sosiologi Hukum. Depok: PT. RAJAGRAFINDO


PERSADA.

12

Anda mungkin juga menyukai