Oleh :
KELAS 2 IKP 1
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dosen
pengampu Rinaldi Agusta Fahlevie, SH., MH., CLA Pada mata kuliah pengantar ilmu
hukum. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pentingnya
hukum bagi masyarakat bagi semua orang dan juga saya.
saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Saya menyadari, makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima untuk membuat makalah
kedepannya lebih baik lagi.
2
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. 1
BAB 3 PENUTUP............................................................................................ 15
A. KESIMPULAN ................................................................................. 15
B. SARAN .............................................................................................. 16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Keberadaan hukum dalam masyarakat sangatlah penting karena hukum yang mengatur
perilaku manusia. Hukum tidak bisa terlepas dari masyarakat begitupun sebaliknya. Hukum
dapat mengontrol setiap perilaku individu dan dapat membawa masyarakat kedalam suatu
perubahan yang baik dan terencana. Pada dasarnya hukum yang berada di masyrakat
berasal dari masyarakat itu sendiri, dan sengaja pula dibebankan kepada masyarakat itu
sendiri agar masalah dapat diminamilisir.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu hukum ?
2. Apa itu masyarakat?
3. Apakah hubungan antara hukum dan masyrakat?
4. Apa arti penting hukum bagi masyarakat?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mendeskripsikan pengertian hukum.
2. Mendeskripsikan pengertian masyarakat.
3. Mendeskripsikan hubungan antara hukum dan masyarakat.
4. Mendeskripsikan arti penting hukum bagi masyarakat.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
7. Marxist, hukum adalah suatu pencerminan dari hubungan umum ekonomis dalam
masyarakat pada suatu tahap perkembangan tertentu.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hukum adalah mengatur
tingkah laku atau tindakan manusia yang ada didalam masyarakat, penegakan aturan hukum
bersifat memaksa peraturan hukum bukan untuk dilanggar tapi dipatuhi. Untuk menegakkan
dibutuhkannya lembaga-lembaga yang mengatur dan aparat yang berwenang untuk menindak
serta mengatasi jika ada yang melanggar dengan tindakan yang represif. Hukum mempunyai
sanksi serta setiap pelanggaran dan perbuatan yang melawan hukum akan dikenakan sanski
tegas.
Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti“kawan”. Kata
“Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”. Adanya saling bergaul
ini tentu karena ada bentuk – bentuk akhiran hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia
sebagai pribadi melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang
merupakan kesatuan.
2. Masyarakat dalam arti sempit yaitu sekelompok manusia yang dibatasioleh aspek-aspek
tertentu misalnya teritorial, bangsa, golongan dsb.
3. Masyarakat adalah kelompok manusia yg telah cukup lama hidup dan bekerja sama,
sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam satu
kesatuan sosial dengan batas-batastertentu.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-
syarat seperti :
6
4. Ada sistem tindakan utama.
7.Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia
Secara umum masyarakat mengenal dua bentuk karakteristik wilayah, yaitu Desa dan
Kota. Kota dianggap sebagai wilayah yang non-agraris dengan peri-kehidupan yang serba
modern, dan pengaruh kebudayaan yang sudah tidak begitu lekat dengan masyarakat yang
hidup didalamnya. Sedangkan, Desa dianggap sebagai suatu wilayah agraris dengan peri-
kehidupan yang cenderung tradisional, dan pengaruh kebudayaan yang cenderung kental.
Ada tiga tesis besar yang memberikan penjelasan terkait hubungan antara masyarakat dan
hukum:
Pertama, tesis kaca atau cermin (mirror thesis) yang menyatakan hukum positif yang
berlaku di suatu negara, sepenuhnya mencerminkan apa yang berlaku di tengah-tengah
masyarakatnya. Jadi, masyarakatlah yang menentukan hukum. Jika sistem kemasyarakatan
suatu bangsa bobrok, maka demikianlah wajah hukumnya. Sebaliknya, jika sistem
kemasyarakatannya sehat, maka sehat pula hukumnya. Durkheim adalah salah satu tokoh
utama dari tesis cermin ini. Dalam konstelasi aliran-aliran pemikiran hukum, Mazhab Sejarah
juga termasuk pendukung tesis ini, yakni dengan menyatakan bahwa hukum itu sepenuhnya
berasal dari masyarakat. Oleh sebab itu, tidak perlu ada upaya pembentukan hukum yang secara
terstruktur dijalankan oleh negara karena hukum tinggal mengikuti apa yang sudah terjadi dan
berlaku di masyarakat.
Tesis kedua adalah tesis kaca selektif (selective mirror thesis). Menurut tesis ini, hukum
sudah tidak lagi orisinal mengikuti apa adanya pola-pola perilaku yang terjadi di masyarakat.
Hukum sudah didesain menurut kepentingan penguasa, sehingga ada pola yang diambil (jika
menguntungkan kelas penguasa) dan ada pola yang ditinggalkan (jika tidak menguntungkan).
Jadi, penguasa adalah pemegang kekuasaan yang menyeleksi hukum. Karl Marx percaya
dengan tesis ini.
7
Tesis ketiga berasal dari Max Weber yang meyakini bahwa ada proses interaktif antara
masyarakat dan hukum. Jadi, tidak selalu masyarakat yang mempengaruhi hukum, melainkan
hukum pun akan mempengaruhi masyarakat. Tesis ini dikenal dengan tesis kaca interaktif
(interactive mirror thesis).
Hukum adalah seperangkat aturan yang mengikat dan memaksa masyarakat. Proses
pelaksanaanya harus dipaksakan dengan jalan menjatuhkan sanksi agar tujuan daripada hukum
dapat tercapai. Tujuan hukum memberikan kemanfaatan yang bersifat universal yaitu
bagaimana menciptakan perdamaian dan ketentraman dalam lingkungan masyarakat yang
dapat dirasakan secara konkret oleh seluruh lapisan masyarakat. Tidak sederhana dikatakan
bahwa hukum menciptakan keamanan dan ketertiban, namun dewasa ini terkadang hukum juga
bisa menimbulkan masalah dalam masyarakat. Kurang berhati-hati dalam membuat hukum
akan menimbulkan resiko, bahwa hukum malah menyusahkan atau menimbulkan kerusakan
dalam masyarakat.Karena itu hukum yang diberlakukan dalam masyarakat harus sesuai dengan
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
Dalam masyarakat ada suatu keinginan yang ingin dicapai, kemudian hukum dijadikan
sebagai alat untuk merubah tingkah laku masyarakat agar terbawa kearah tujuan yang
dikehendaki.Keberadaan hukum dalam masyarakat adalah sebagai suatu fenomena yang harus
dioperasikan dalam masyarakat. Mengkaji tentang fungsi hukum, memang sangat urgen
dilakukan mengingat dalam kehidupan social masyarakat senantiasa terjadi perbedaan
kepentingan antara setiap individu. Perbedaan kepentingan itu diantaranya ada yang selaras
dengan kepentingan warga masyarakat lainnya, tetapi ada pula kepentingan yang kemungkinan
tidak selaras dan dapat menimbulkan konflik. Perbedaan kepentingan ini merupakan konflik
yang harus diselesaikan melalui aturan/hukum yang baik. Pada umumnya, banyak yang
beranggapan bahwa hukum baru berfungsi apabila ada konflik. Persepsi ini keliru, sebab
hukum berfungsi bukan hanya setelah terjadi konflik, melainkan juga sebelum terjadi konflik.
Dan keberadaan hukum dalam masyarakat bukan hanya berfungsi untuk menyelesaikan konflik
yang terjadi dalam masyarakat. hukum juga akan menimbulkan konflik apabila hukum itu tidak
dilaksanakan secara maksimal dan proses pembentukannya tidak bertentangan dengan nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat. Dengan demikian berfungsi tidaknya hukum itu,
tergantung bagaimana hukum itu diaplikasikan dan diimplementasikan dalam masyarakat.
hukum adalah hal yang sangat urgen dalam masyarakat karena masyarakat tanpa
hukum, maka akan terjadi kekacauan, begitu pula sebaliknya hukum tanpa masyarakat maka,
8
hukum itu tidak berarti sama sekali. Hukum dalam masyarakat mempunyai dua sifat yaitu sifat
pasif dan sifat aktif. Sifat pasif hukum itu dapat dilihat sejauh mana hukum itu menyesuaikan
diri dengan masyarakat. Sedangkan hukum yang bersifat aktif yaitu sejauhmana hukum itu
dapat berperan aktif dalam menggerakkan dinamika masyarakat menuju suatu perubahan yang
terencana. Dengan demikian hukum sebagai alat untuk merubah masyarakat Hukum yang
digunakan sebagai sarana perubahan dalam masyarakat yaitu dapat berupa Hukum tertulis dan
hukum yang tidak tertulis. Hukum yang tertulis dapat berupa undang-undang atau
yurisprudensi sedangkan hukum tidak tertulis merupakan kebiasaan masyarakat baik yang
belum dikodifikasi ataupun yang telah dikodifikasi. Keseluruhan aturan itu dapat
menggerakkan dinamika masyarakat kearah yang lebih baik, jika seandainya hukum itu
diaplikasikan dengan penuh kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat, karena walaupun
hukumnya baik, akan tetapi kesadaran hukum masyarakat tidak ada (pelaksanaanya), maka
hukum itu tidak dapat terlaksana dengan baik.
Hukum merupakan pantulan dari masyarakat, maka tidak mudah untuk memaksa rakyat
untuk melaksanakan setiap aturan menurut cara yang tidak berakar pada nilai-nilai dan
kebiasaan dalam masyarakat. Dengan demikian, selalu terdapat hubungan tarik menarik antara
hukum yang berlaku dan diberlakukan dengan masyarakatnya.
9
Fungsi hukum sebagai social control bertujuan untuk memberikan suatu batasan tingkah laku
masyarakat yang menyimpang dan akibat yang harus diterima dari penyimpangan itu
Misalnya membuat larangan-larangan, tuntutan ganti rugi dan sebagainya. Penggunaan
hukum sebagai sarana social control dapat berarti hukum mengontrol tingkah laku
masyarakat, maksudnya bahwa hukum berfungsi memberikan batasan tingkah laku warga
masyarakat yang dianggap menyimpang dari aturan hukum. Menurut Achmad Ali bahwa
fungsi hukum sebagai alat pengendalian sosial, tidaklah sendirian dalam masyarakat,
melainkan menjalankan fungsi itu bersama-sama dengan pranata social lainnya yang juga
melakukan fungsi pengendalian social, disamping itu juga merupakan fungsi pasif yaitu
hukum yang menyesuaikan diri dengan kenyataan dalam masyarakat.
Fungsi ini sebagai sarana perekayasa social yaitu mengubah masyarakat dengan menciptakan
perubahan-perubahan dalam masyarakat menuju kemajuan yang terencana, artinya untuk
menata kembali kehidupan masyarakat secara secara terencana sesuai dengan tujuan
pembangunan bangsa kehidupan masyarakat namun sampai kini ternyata selalu mengalami
perubahan atau dinamika yang sangat pesat. Hal ini menunjukkan bahwa hampir tidak ada
kelompok masyarakat dunia yang kehidupan sosialnya tetap statis. Masyarakat manapun akan
dipastikan akan mengalami perubahan baik karena pengaruh dari luar maupun terjadi dengan
sendirinya dalam masyarakat bersangkutan., oleh karena itu para pembuat hukum dituntut
untuk senantiasa mengikuti perkembangan huum dalam masyarakat. Pengertian a tool of
engineering yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto di atas merupakan “Pelopor
Perubahan” yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang memperoleh
kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin tokoh pelopor perubahan tersebut. Kaidah
hukum sebagai alat untuk merubah masyarakat mempunyai peranan penting terutama dalam
perubahan-perubahan yang dikehendaki atau perubahan yang direncanakan (intended change
atau planned change)
Fungsi ini dimaksudkan untuk menyederhanakan rangkaian tindakan atau peristiwa tertentu,
sehingga mudah diperoleh pengertian yang bersifat umum. Penyimbolan yang dilakukan oleh
hukum, jelas akan memudahkan baik oleh para pelaksananya maupun masyarakat untuk
saling mamahami tentang makna suatu peristiwa yang terjadi dalam interaksi warga
masyarakat. Keberadaan fungsi hukum sebagai symbol sangat membantu komunikasi
10
antara pelaksana hukum dengan warga masyarakat, serta proses sosialisi hukum itu sendiri.
Simbolis untuk menyederhanakan suatu aturan hukum agar mudah dimengerti oleh warga
masyarakat, merupakan langkah mendasar seolah olah semua orang mengetahui sudah final.
Simbolis mencakup proses-proses yang menghendaki seiap orang mampu menerjemahkan
atau menggambarkan rangkaian peristiwa hukum dalam satu istilah yang singkat dan
sederhana. Untuk lebih memahami makna fungsi sebagai symbol, harus mengetahui tujuan
penyimbolan hukum yaitu sebagai berikut :
a. Menyederhanakan suatu rangkaian tindakan atau peristiwa tertentu, agar mudah diperoleh
pengertian yang bersifat umum dari tindakan atau peristiwa yang kemungkinan mempunyai
esensi sejenis.
b. Memudahkan para pelaksana hukum dalam menerapkan symbol hukum tertentu suatu
tindakan atau peristiwa yang tidak bersesuaian dengan hukum.
4. Fungsi Hukum sebagai “a political instrument”, Fungsi hukum sebagai sarana politik
adalah untuk memperkokoh kekuasaan politik atau mengefektifkan pelaksanaan kekuasaan
negara. Melihat fungsi tersebut, menunjukkan keberadaan hukum tertulis yang dibuat secara
procedural. Keberadaan hukum dan politik dalam kenyataannya memang tidak mungkin
dapat dipisahkan, karena keberadaan hukum sebagai kaidah tertulis merupakan pesan pesan
politik politik, tetapi setelah ditetapkan pemberlakuannya, tidak boleh lagi ditafsirkan secara
politik yang bermuatan kepentingan, api harus ditafsirkan secara yuridis.
Fungsi hukum ini untuk mengurangi konflik yang terjadi dan memperlancar proses interaksi
pergaulan social. Artinya hukum menjadi sarana untuk menciptaan keserasian berbagai
kepentingan masyarakat, sehingga proses pergaulan hidup berlangsung dengan tertib dan
lancar. Salah satu fungsi hukum untuk memperlancar interkasi dalam memajukan
pembangunan ekonomi, dapat dilihat pada aspek kegunaannya sebagai berikut:
a. Bidang hukum publik yaitu yang bersifat administrasi untuk mendorong perkembangan
ekonomi melalui lembaga-lembaga hukum.
b. Bidang hukum privat yaitu mengatur hubungan antar pelaku ekonomi sehingga dapat
meningkatkan kepastian hukum melalui perjanjian atau kontrak. Hukum yang berlaku dalam
masyarakat mempunyai banyak fungsi, tergantung dari sudut
11
pandang mana melihat hukum itu berlaku efektif dalam lingkungan masyarakat. Joseph Raz
melihat fungsi hukum sebagai fungsi social yang dibedakan kedalam:
a. Fungsi langsung Fungsi langsung terdiri atas dua yaitu fungsi langsung yang bersifat
primer dan bersifat sekunder. Fungsi langsung yang bersifat primer mencakup :
b. Fungsi tidak langsung Fungsi hukum tidak langsung adalah memperkuat atau
memperlemah kecenderungan untuk menghargai nilai-nilai moral tertentu. Satjipto Rahardjo
menambahkan bahwa Fungsi hukum adalah sebagai sarana penyelesaian sengketa dan fungsi
hukum sebagai sarana pengendalian social. Fungsi hukum adalah sebagai sarana penyelesaian
sengketa maksudnya bahwa Hukum bertujuan untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi
dalam masyarakat, sehingga tercipta ketentraman hidup warga masyarakat. Sedangkan fungsi
hukum sebagai sarana pengendalian social bahwa hukum dimaksudkan bahwa fungsi hukum
sebagai pengendalian social merupakan suatu proses yang direncanakan sebelumnya dengan
tujuan menganjurkan, mengajak, menyuruh bahkan memaksa warga masyarakat agar
mematuhi kaidah hukum yang berlaku. Sifat dari fungsi mekanisme hukum sebagai sarana
pengendalian social dapat dilakukan dalam tiga bentuk yaitu:
12
E. A Hoebel menyatakan, bahwa hukum melakukan fungsi-fungsi yang esensial untuk
mempertahankan masyarakat, kecuali bagi masyarakat yang sangat paling sederhana. Fungsi
hukum adalah menurut E. A Hoebel adalah:
b. Keharusan untuk menjinakkan kekuasaan yang bersifat telanjang dan mengarahkan dalam
rangka mempertahankan ketertiban.
Yang ketiga, arti penting hukum sebagai sarana untuk mempersatu unsur-unsur yang
berbeda dalam masyarakat. Arti pentingnya hukum juga diungkapakan oleh para ahli hukum
dari berbagai negara, yang pertama L.J Van Apeldoorn, beliau mengungkapkan
bahwasannya “ setiap saat hidup kita dikuasai oleh hukum. Hukum mencampuri urusan
manusia seelum dilahirkan dan masih mencampurinya sesudah meninggal.” Dan yang kedua
datang dari ungkapan Cicero yang terkenal, yaitu kata-kata “ Ubi Societes Ibi Ius “ yang
artinya diamana ada masyarakat disitu pasti ada hukum. Thomas Aquinas mempertegas
bahwa hukum adalah peraturan dan ukuran tindakan yang mendorong manusia melakukan
atau mencegah tindakan yang buruk. Karena itu hukum sebagaiperaturan merupakan bagian
dari rasio manusia. Karena bagian dari rasio manusia, maka hukum menduduki posisi
penting. Ia menjadi ukuran utama. Tujuan utamanya adalah kebahagiaan atau kebaikan
13
bersama. Dalam bingkai berpikir ini, Thomas Aquinas melingkupkannya dengan kodrat
manusia. Pemikiran ini memiliki implikasi etis pada penegak hukum, yaknimereka haruslah
menempatkan hukum untuk kepentingan bersama. kejahatan menjadi realitas sejarah
manusia, dengan tesis etis bahwa setiap orang harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya, maka hukum merupakan instrumen yang tepat untuk itu. Artinya,
pertanggungjawaban etis terhadap sebuah pelanggaran atau kejahatan terwujud dalam
hukuman yang diberikan pada pelaku. Dalam hal ini teori keadilan retributif juga penting
mendapat tempat. Pertanggungjawaban etis itu hanya dimungkinkan kalau orang di depan
hukum masih diberi kebebasan. Artinya, setiap orang masih dimungkinkan untuk memilih
dan memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan tindakannya. Dalam bingkai berpikir
seperti ini, keputusan atau sebuah perbuatan yang bebas menjadi kriteria terhadap pemberian
hukuman pada orang. Secara sederhana dapat dikatakan, orang yang melakukan perbuatan
secara bebas, memiliki tanggungjawab yang besar. Orang yang melakukan kejahatan secara
terpaksa, sanksi hukumnya berbeda tingkatannya dengan orang yang secara sadar, mau dan
tahu dalam menjalankan kejahatan
yang ketiga hukum sangat penting bagi manusia sebagai pemberi makna atas
kehidupan manusia itu sendiri. Peranan yang paling mendasar dari hukum adalah menjamin
keadilan dan kebenaran dalam tatanan sosial. Oleh karena itu dalam ranah etika, hukum
dihargai dan pembatasnnya dibenarkan. Pembenaran ranah etika terhadap pembatasan
normatif didasarkan pada tiga argumen penting.
Kedua, pembatasan normatif menjamin keadilan. Ini merupakan hakikat dari hukum
itu sendiri. Orang Latin mengatakan, “Quid leges, sine moribus”, artinya hukum tidak berarti
apa-apa tanpa moralitas. Moralitas itu adalah penjamin keadilan. Dengan kata lain, hukum
dibuat untuk menjamin agar hak setiap individu mendapat pengakuan dalam ranah sosial.
Secara konkrit dapat dikatakan, aturan dibuat dengan tujuan agar setiap orang menghargai
hak orang lain. Demikian halnya kalau ia merampas hak orang lain, ia mendapat sanksi.
Sanksi adalah realisasi nilai keadilan dalam masyarakat. Dalam arti ini sanksi harus setimpal
14
dengan kesalahan. Di sini jelas keadilan sebagai nafas dari hukum tidak hanya terletak pada
ketaatan pada hukum itu sendiri, tetapi juga pada bobot sanksi yang diberikan kepada
seseorang atas pelanggaran.
Ketiga, penegakan hukum mengungkap benar tidaknya sebuah tindakan yang keliru
dalam relasi sosial melalui pembuktiannya.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arti penting hukum bagi masyarakat dapat disimpulkan bahwa hukum adalah mengatur
tingkah laku atau tindakan manusia yang ada didalam masyarakat, penegakan aturan hukum
bersifat memaksa peraturan hukum bukan untuk dilanggar tapi dipatuhi. Tujuan hukum
memberikan kemanfaatan yang bersifat universal yaitu bagaimana menciptakan perdamaian
dan ketentraman dalam lingkungan masyarakat yang dapat dirasakan secara konkret oleh
seluruh lapisan masyarakat. Kurang berhati-hati dalam membuat hukum akan menimbulkan
resiko, bahwa hukum malah menyusahkan atau menimbulkan kerusakan dalam
masyarakat.Karena itu hukum yang diberlakukan dalam masyarakat harus sesuai dengan
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Dalam masyarakat ada suatu keinginan yang ingin
dicapai, kemudian hukum dijadikan sebagai alat untuk merubah tingkah laku masyarakat agar
terbawa kearah tujuan yang dikehendaki.Keberadaan hukum dalam masyarakat adalah
sebagai suatu fenomena yang harus dioperasikan dalam masyarakat. Dan keberadaan hukum
dalam masyarakat bukan hanya berfungsi untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dalam
masyarakat. hukum juga akan menimbulkan konflik apabila hukum itu tidak dilaksanakan
secara maksimal dan proses pembentukannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat. Keseluruhan aturan itu dapat menggerakkan dinamika masyarakat
kearah yang lebih baik, jika seandainya hukum itu diaplikasikan dengan penuh kesadaran dari
seluruh lapisan masyarakat, karena walaupun hukumnya baik, akan tetapi kesadaran hukum
masyarakat tidak ada (pelaksanaanya), maka hukum itu tidak dapat terlaksana dengan baik.
Hukum merupakan pantulan dari masyarakat, maka tidak mudah untuk memaksa rakyat
15
untuk melaksanakan setiap aturan menurut cara yang tidak berakar pada nilai-nilai dan
kebiasaan dalam masyarakat.
B. Saran
Saya sebagai mahasiswa yang diberi tugas, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kekurangan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, saya akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas
16
DAFTAR PUSTAKA
Referensi buku:
Marzuki, Peter Mahmud. 2008. Pengantar Ilmu Hukum. Kencana: Jakarta
Mertokusumo, Sutikno. 1990. Mengenal Hukum Suatu Pengantar .Liberty: Yogyakarta
Rahardjo, Satjipto, 1982, Ilmu Hukum, Alumni, Bandung.
Sanusi, Achmad. 1977. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Tarsito, Bandung.
Apeldoom, van. 1971. Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta.
Kusuma atmadja, Mochtar. 1980. Hukum, Masyarakat, dan Pembangunan, Binacipta,
Bandung.
Tim Sosiologi. 2007. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat . Jakarta:Yudhistira
Ujan, Andre Ata. 2008. Filsafat Hukum: Membangun Hukum, Membela Keadilan. Kanisus:
Yogyakarta
Ali, Achmad. Menguak Tabir Hukum, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 2002.
17