KDS/Nama Dosen : Salomon A.M. Babys S. IP., M.Si Tifara Devin anneta
: 10.00 – 11.40
(……………………)
Waktu Ujian
Tanggal : .................
.
Naskah ujian harap dimasukkan ke dalam lembar jawaban dan dikumpulkan kembali !!!
PERHATIAN :
1. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar!
SOAL
b. Ayahnya Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai.
Keduanya bertemu saat guru Raden Soekemi ditempatkan di sekolah dasar adat di Singaraja,
Bali. Nyoman Rai merupakan keturunan seorang bangsawan Bali dan beragama Hindu,
sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama Islam.
-pengasuh sukarno adalah sarinah dia mengajarkan sukarno: Untuk bisamencintai seluruh
manusia (love human being), Untuk bisa mencintai orang tua(love parent ) Untuk bisa
mencintai orang miskin (love poor).
-Kakek Sukarno dari Ayah adalah sukiman. Sukiman banyak mengajari Sukarno mengenai
Jawa dan Mistik. Mistisisme adalah;Kepercayaan bahwa manusia bisa mencapai
kemanunggalan/persatuan dengan Tuhan yang sempurna melalui apa yang disebut
“pengalaman mistik”Kepercayaan dalam intuisi supra indera dan supra rasional yang dapat
mengungkapkan “rahasia” eksistensi, Segenap kepercayaan dan sikap spiritualis atau
keagamaan.Logika mistika adalah logika yang tidak logis, tidak masuk akal, tidak wajar.
Laku mistik diantaranya meditasi, puasa, mengurangi makan.lalu mistik bertujuan untuk
mengendalikan pikiran, perasaan dan kemauan, menjernikan fikiran dan perasaan serta
membatasi kemauan.
3.Kehidupan sukarno Ketika ia tinggal di hos cokrominoto sebagai anak yang berasal dari
keluarga yang kurang mampu. Sebagai anak dari keluarga tidak mampu, Soekarno sering
menyaksikan kenyataan yang berisi kehampaan dan kemelaratan. Soekarno merasa kesepian
ketika kost di rumah Cokro, karena kasih sayang yang selalu didapatnya dari Sang Ibu, tidak
diperolehnya dari keluarga Pak Cokro. Sebagai kompensasinya Soekarno mencari cara lain,
yang dirasa bisa membawa ketenangan jiwa. Rasa ketenangan itu ditemukannya dalam
perpustakaan, di mana Dia dapat bertemu dalam dunia pemikiran dengan tokoh tokoh dunia,
melalui buku–buku . sebagai pemuda yang tinggal di rumah tokoh pemimpin gerakan yang
cukup berpengaruh di masa itu, Soekarno mempunyai kesempatan untuk bertemu dan
mendengarkan para tokoh pergerakan nasional itu berdiskusi. Soekarno mendengarkan dan
sekali–kali bisa berdialog dengan Alimin dan Muso yang beraliran Marxis. Soekarno juga
bertemu dengan dr. Setiabudi, seorang keturunan Indo Belanda yang nasionaliS.Perkenalan
dengan para tamu Cokroaminoto dari berbagai aliran politik dan ikut mendengarkan mereka
berdiskusi, menyebabkan Soekarno dari sejak usia muda sudah merasa cinta tanah air.
4.Sekitar Maret / April 1934, Soekarno diasingkan ke Ende. Sebagai aktivis politik sekitar
Maret 1933, Bung Karno mengabdikan dirinya untuk menulis makalah berjudul
"MENCAPAI INDONESIA MERDEKA" (MIM). Isi utama monograf MIM ini bertumpu
pada kolonialisme sebagai ciri thesa dan bangsa Indonesia sebagai ciri anti thesa melawan
kolonialisme, bagaimana cara mencapai kemerdekaan Indonesia dengan cara yang
semaksimal mungkin. Dalam buku ini masih terdapat beberapa prinsip perjuangan, seperti
self help, self-reliance, non-kooperatif, curang, periode aksi, dll. Belanda percaya bahwa
masalah MIM sangat mengganggu kekuasaan mereka, sehingga pemerintah Belanda
mengumumkan bahwa mereka "melarang peredaran buku MIM". Jika orang Indonesia ingin
mendapatkan buku MIM karena ingin mengetahui buku MIM, maka orang Belanda ingin
mencari buku yang bisa dimusnahkan. Mereka mengerahkan pasukan PID dari Belanda untuk
menggeledah rumah warga. Jika ada yang menemukan kertas tersebut, mereka akan menahan
kepala rumah untuk dimintai keterangan.
5. Sumpah Pemuda
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
6.Proklamasi
Djakarta, 17 – 8 – 45
yang kedua secara gamblang menentang imperialisme pidato bung karno bukan untuk
pembelaan diri sendiri melainkan pembelaan kepada pergerakan nasional indonesia, sukarno
mengkritik terhadap imperialisme dan menyebut belnada menggunakan politik drainase yang
mengakibatkan rakyat indonesia melarat
terakhir bung karno juga salah satu penyusun naskah proklamasi dan yang membacakannya
juga