Anda di halaman 1dari 31

JUDUL MAKALAH

DILEMA SOEKARNO SANG PENEMU ATAU PENGGALI PANCASILA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen: Drs. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd.

KELOMPOK II

KETUA KELOMPOK : FRANCISCO SITORUS 191213007

ANGGOTA :

NICHOLAS BELLY 191213001

MICHAEL EDO SANTOSA 191213004

ROSALIA INTAN 191213015

YULIUS KEWA KAIZE 191213014

SYALOM BAGAS NOVI ARIANTO 191213018

PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK MEKATRONIKA

Politeknik Mekatronika Sanata Dharma

Yogyakarta 2019

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada Bapak Drs. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN..……………………………………………………………………3

Latar Belakang…………………………………………………………………………….......3

1.1 Perumusan Masalah……………………………………………………………………….4


1.2 Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..5

2.1 Telaah Pustaka……………………………………………………………………………5

2.2 Hasil Diskusi Kelompok………………………………………………………………….6

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….28

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..29

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………………………..30

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang kelompok kami memilih judul ini berdasarkan dengan masih adanya
perbedaan pendapat di Indonesia. Karena menurut kami judul ini sangat patut di bahas. Dr.
Ir. Soekarno adalah presiden pertama di Indonesia yang menjabat pada periode 1945-1967.
Ia memainkan peranan penting dalam kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah
Belanda, ia adalah proklamator kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada tanggal 17
Agustus 1945. Ir. Soekarno juga sempat mengutarakan bahwa dirinya bukanlah penemu
Pancasila, melainkan penggali Pancasila. Megawati Soekarno Putri yang merupakan anak
ke dua dari Ir. Soekarno mengiyakan pernyataan tersebut “Beliau menegaskan bahwa
dirinya hanyalah penggali Pancasila yang lahir dari peradaban dan tradisi yang telah hidup
ribuan tahun di Indonesia. Menurutnya Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa”.
Tutur Megawati pada saat dia memberi pembekalan kepada 437 taruna dan taruni TNI di
Mabes TNI. Alasan-alasan inilah yang membuat kami berani membahas judul di atas.

3
1.2 Perumusan Masalah

1. Mengapa Ir. Soekarno mengatakan bahwa ia bukan penemu Pancasila tetapi Ir.
Soekarno adalah penggali Pancasila ?
2. Bagaimana sejarah lahir pancasila ?
3. Bagaimana perumusan Pancasila ?
4. Siapa saja tokoh yang terlibat dalam perumusan Pancasila ?
5. Bagaimana penjabaran tiap-tiap sila dari Pancasila ?
6. Apakah pengertian Pancasila sebagai dasar negara ?
7. Bagaimana proses pengesahan Pancasila sebagai dasar negara ?
8. Bagaimana Pancasila sebagai dasar negara ?

1.3 Maksud dan Tujuan

Tujuan dan judul makalah sebagai bahan diskusi dan guna memenuhi tugas mata kuliah
Pancasila.

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Telaah Pustaka

Megawati : "Beliau menegaskan bahwa dirinya hanyalah penggali Pancasila yang lahir dari
peradaban dan tradisi yang telah hidup ribuan tahun di Indonesia. Menurutnya Pancasila adalah
jiwa dan kepribadian bangsa".

“Bagaimanapun sejarah membuktikan, Bung Karno sebagai penggali Pancasila adalah tokoh
nasionalis pertama yang mengemukakan pikiran-pikiran tentang apa dasar negara, yang
memberinya judul Pancasila, dan dipidatokannya pada tanggal 1 Juni 1945”. Gita Wirjawan
(mantan menteri perdagangan).

“Tidak benar, Bung Yamin agak licik, sebenarnya pidato itu adalah yang diucapkan dalam
pidato Panitia kecil. Bung Karnolah satu-satunya yang tegas-tegas mengucapkan philosofische
gronslag (dasar pemikiran) untuk negara yang akan dibentuk, yaitu lima sila yang disebut
Pancasila,” kata Hatta.

“Ada yang menafsirkan ahli bahasa itu adalah Muhammad Yamin Walaupun tak bisa
disangkal kata Pancasila diucapkan pertama kali secara resmi oleh Sukarno pada 1 Juni 1945,”
tulis St. Sularto dan Dorothea Rini Yunarti dalam Konflik di Balik Proklamasi: BPUPKI, PPKI,
dan Kemerdekaan.

5
2.2 Hasil Diskusi Kelompok

1. Mengapa Ir. Soekarno mengatakan bahwa ia bukan penemu Pancasila tetapi Ir.
Soekarno adalah penggali Pancasila ?

Pada November 2009, MPR menggelar rapat pimpinan membahas rencana konsultasi
dengan lembaga-lembaga negara terkait dengan perubahan UUD 45 dari Dewan Perwakilan
Daerah (DPD). Satu pekan sebelumnya, partai-partai politik saling silang pendapat antara pro
dan kontra mengenai amendemen kelima UUD 1945, yang menjadi usulan DPD.

Untuk itu, sebaiknya kita mendatangi sebuah gedung di Pejambon, Jakarta Pusat, jalan raya di
hadapan Stasiun Gambir dan di sudut kanan Gereja Imanuel. Gereja tua yang dibangun pada
abad ke-19 itu pada masa kolonial dinamakan Willem Kerk (Gereja Willem) untuk
menghormati raja Belanda kala itu.
Gedung dalam gaya "klasisme" itu dinamakan Gedung Pancasila. Sebab, di gedung yang kini
merupakan bagian dari Departemen Luar Negeri itu, pada 1 Juni 1945 Bung Karno
mengucapkan pidato yang amat masyhur, Pancasila, yang kemudian menjadi dasar Negara
Kesatuan RI.

Pemikiran Bung Karno tentang Pancasila sudah digalinya sejak dibuang ke Ende, Flores. Saat
itu, Bung Karno menyebut sebagai Lima Butir Mutiara (Yuke Ardhiati, 2010). Bung Karno
mengakuinya dalam otobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Ia
mengaku, Pancasila merupakan hasil perenungannya di bawah sebuah pohon sukun di pulau
tersebut.

Meski begitu, Sukarno tidak pernah menyebut dirinya sebagai "penemu" Pancasila.
Sebaliknya, ia selalu menekankan bahwa dirinya hanya "menggali" Pancasila dari tradisi
bangsa Indonesia di masa lampau. Pada 1970, sebagai bagian dari proyek menyingkirkan
Sukarno dari sejarah dan ingatan rakyat Indonesia atau istilahnya desukarnoisasi, peringatan
Hari Lahir Pancasila dilarang oleh Kopkamtib. Sejak tahun itu hingga 2010, 1 Juni tidak lagi
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

6
Melalui SK Presiden Nomor 153/1967 tanggal 27 September 1967, Soeharto menetapkan 1
Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hari Kesaktian Pancasila mengacu pada
keberhasilan tentara yang dipimpin Soeharto menggagalkan G-30-S, sebuah peristiwa yang
kemudian dijadikan dalih oleh Soeharto, tentara, dan sayap kanan untuk membasmi PKI dan
menggulingkan kekuasaan Sukarno.

Pada 1971, rezim Orde Baru melalui salah seorang ideolognya, Nugroho Notosusanto,
memulai proyek mengaburkan keterkaitan antara Bung Karno dan Pancasila. Melalui buku
berjudul Naskah Proklamasi Otentik dan Rumusan Pancasila yang Otentik (Pusat Sejarah
ABRI, Departemen Pertahanan dan Keamanan, 1971), Nugroho mengklaim ada empat
rumusan tentang Pancasila, yaitu pidato Muhamad Yamin (29 Mei 1945), pidato Sukarno (1
Juni 1945), hasil kerja Tim Sembilan yang disebut Piagam Jakarta (22 Juni 1945), dan
Pancasila yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 (18 Agustus 1945). Menurut Nugroho,
rumusan Pancasila yang paling autentik adalah rumusan pada 18 Agustus 1945 karena
Pancasila yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dilahirkan secara sah pada 18 Agustus
1945.

Dalam artikel-artikel selanjutnya, Nugroho Notosusanto mulai meragukan sekaligus


mengaburkan Sukarno sebagai penemu Pancasila melalui pidato tanggal 1 Juni 1945. Menurut
Nugroho, Bung Karno hanya menemukan nama Pancasila, sedangkan jiwanya sudah
disampaikan pembicara sebelumnya: Mohammad Yamin dan Soepomo. Klaim Nugroho
tersebut merujuk pada buku Mohammad Yamin, Naskah Persiapan Undang-undang Dasar,
1960. Belakangan, muncul pula klaim bahwa penemu Pancasila adalah Mohammad Yamin.

Namun, klaim itu dibantah Bung Hatta. Pada masa Orde Baru pernah terjadi polemik bukan
Bung Karno yang menggali Pancasila. Namun, sebelum wafat, Bung Hatta mengeluarkan surat
wasiat kepada Guntur Soekarnoputra, bahwa Bung Karnolah penggali Pancasila.

7
2. Bagaimana sejarah lahir pancasila ?

Sebelum Indonesia merdeka, ada beberapa Negara yang pernah menjajah Indonesia.
Diantaranya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Terhadap penjajahan tersebut,
bangsa Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata maupun
politik.

Penjajahan Belanda berakhir pada tanggal 8 Maret 1942. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh
bangsa Jepang. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu.
Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu tentara Jepang dalam
melawan Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan dikelak kemudian hari. Janji itu
diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 07 September 1994. Sebagai kelanjutan
dari janji Jepang tentang kemerdekaan Indonesia, maka pada tanggal 29 april 1945 dibentuk
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Anggotanya
sebanyak 62 orang dan dilantik pada tanggal 28 mei 1945. Ketuanya adalah Dr. Radjiman
Widyodiningrat.

Sidang I BPUPKI berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945 -1 Juni 1945. Dalam sidang tersebut
Dr. Radjiman Widyodiningrat meminta kepada segenap peserta sidang untuk memikirkan
tentang dasar Indonesia merdeka.

Muncullah tanggapan dari peserta sidang mengenai pemikiran dasar Negara Indonesia
merdeka. Mereka yang mengajukan konsep dasar Negara Indonesia merdeka diantaranya
adalah Mr. Muhammad Yamin. Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin mendapat kesempatan terlebih dahulu untuk
mengajukan konsep dasar Negara Indonesia merdeka. Beliau mengajukan konsep dasar Negara
Indonesia merdeka yang berjudul “ASAS dan DASAR NEGARA KEBANGSAAN
REPUBLIK INDONESIA” sebagai berikut :

1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri Ketuhaan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan rakyat.

8
Selain itu, Mr. Muhammad Yamin juga menyampaikan secara tertulis suatu rancangan UUD
Negara Indonesia merdeka yang didalamnya memuat dasar Negara, sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang Maha Esa


2. Kebangsaan, persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Soepomo menyampaikan gagasan tentang penjelasan
dasar Negara, yang isinya sebagai berikut :

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

Kemudiaan pada tanggal 01 Juni 1945, Bung Karno mengajukan usulan mengenai calon dasar
Negara yang terdiri atas lima hal, yaitu :

1. Nasionalisme ( Kebangsaan Indonesia )


2. Internasionalis ( Perikemanusiaan )
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama pancasila. Lebih lanjut Bung Karno
mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:

9
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan

Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong.

Sidang ini ditutup pada tanggal 1 Juni 1945. Sebelum ditutup, sidang menetapkan sembilan
orang yang diberi nama Panitia Sembilan ( panitia kecil) yang akan bertugas untuk
merumuskan pandangan-pandangan yang telah dikemukakan dalam sidang, terutama
menyangkut rumusan sila-sila pancasila.

Kesembilan orang tersebut adalah ;

1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muhammad Hatta
3. A.A. Maramis
4. KH. Wahid hasyim
5. AbdulKahar Muzakir
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. Haji Agus Salim
8. Ahmad Subardjo
9. Muhammad yamin

Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia sembilan berhasil merumuskan dokumen Piagam Jakarta
( Jakarta Charter ), yakni Preambul yang berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka.

Adapun rumusan pancasila sebagai asas dasar Negara Indonesia merdeka yang tercantum
dalam piagam Jakarta itu adalah, sebagai berikut :

ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi para pemeluk-pemeluknya

1. kemanusiaan yang adil dan beradab


2. persatuan Indonesia
3. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
4. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

10
Dalam preambul dinyatakan: “….kemerdekaan indonesia suatu susunan Negara republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada ketuhanan, dengan
kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya….” Selain itu disepakati
bahwa Islam adalah agama negara dan Presiden Republik Indonesia harus seorang yang berasal
dari agama islam. Pada tanggal 22 Juni 1945, kesepakatan tersebut ditandatangani, bertepatan
dengan hari jadi kota Jakarta. Karena itu, dokumen tersebut dikenal dengan nama Piagam
Jakarta.

Akan tetapi, Sehari setelah kemerdekaan 18 Agustus 1945 kesepakatan itu dipersoalkan.
Orang-orang Kristen yang sebagian besar berada diwilayah timur Indonesia menyatakan tidak
bersedia bergabung dengan republic Indonesia kecuali jika beberapa unsur dalam piagam
Jakarta dihapuskan. Unsur-unsur islam yang dipersoalkan itu adalah: “…dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi para pemeluk-pemeluknya”. Para tokoh dari Indonesia timur
menghendaki agar ketujuh kata tersebut dihapus. Selain itu, mereka juga menuntut agar kata-
kata: “islam adalah agama negara” dan “presiden harus seorang muslim” juga dihapus.

Keinginan masyarakat wilayah timur nusantara memaksa para perumus dasar Negara kembali
mengadakan musyawarah. Setelah melalui suatu proses yang melelahkan, akhirnya kelompok
islam bersepakat untuk menghapus unsur-unsur Islam yang telah mereka rumuskan dalam
Piagam Jakarta. Sebagai gantinya unsur “ketuhanan” dimasukkan kedalam sila pertama dalam
pancasila. Dengan demikian, sila pertama berbunyi; “ Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejak
diterimanya usul perubahan tersebut, maka dasar Negara republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat adalah PANCASILA, dengan lima sila: Ketuhanan Yang Maha esa,
Kemanusiaan yang Adil dan beradap, Persatuaan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadialan Sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Pancasila merupakan hasil karya yang besar, ide bangsa Indonesia. Pancasila itu sendiri benar-
benar merupakan kepribadian bangsa Indonesia sekaligus menjadi karakteristik bangsa
Indonesia yang membedakan dengan kepribadian bangsa-bangsa lain. Selain itu, sila-sila dari
pancasila merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu sila itu lepas atau hilang,
maka bukan pancasila namanya.

11
3. Bagaimana perumusan Pancasila ?

Pancasila sebagaimana dalam masa pembentukannya mengalami macam macam rumusan yang
berbeda,berikut diantaranya.

1. RUMUSAN I MOH. YAMIN

Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang dilaksanakan pada 29 Mei – 1 Juni 1945
beberapa anggota BPUPKI diminta untuk menyampaikan usulan mengenai bahan-bahan
konstitusi dan rancangan “blue print” Negara Republik Indonesia yang akan didirikan. Pada
tanggal 29 Mei 1945 Mohammad Yamin menyampaikan usul dasar negara dihadapan sidang
pleno BPUPKI baik dalam pidato maupun secara tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI.

RUMUSAN PIDATO

Baik dalam kerangka uraian pidato maupun dalam presentasi lisan Muh Yamin mengemukakan
lima calon dasar negara yaitu

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

RUMUSAN TERTULIS

Selain usulan lisan Muh Yamin tercatat menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan
dasar negara. Usulan tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh Yamin berbeda
dengan rumusan kata-kata dan sistematikanya dengan yang dipresentasikan secara lisan, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

12
2. RUMUSAN II : IR SOEKARNO

Selain Moh Yamin, beberapa anggota BPUPKI juga menyampaikan usul dasar negara, di
antaranya adalah Ir Sukarno. Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal
sebagai hari lahir Pancasila. Namun masyarakat bangsa indonesia ada yang tidak setuju
mengenai pancasila yaitu Ketuhanan, dengan menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.Lalu diganti bunyinya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Usul Soekarno
sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip,
tiga prinsip, dan satu prinsip.

Soekarno pula-lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara harfiah
berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa (Muhammad Yamin)
yang duduk di sebelah Soekarno. Oleh karena itu rumusan Soekarno di atas disebut dengan
Pancasila, Trisila, dan Ekasila.

RUMUSAN PANCASILA

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan
3. Mufakat,-atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan

RUMUSAN TRISILA

1. Sosio-nasionalisme
2. Sosio-demokratis
3. ke-Tuhanan

RUMUSAN EKASILA

1. Gotong-Royong

13
3. RUMUSAN III : PIAGAM JAKARTA

Usulan-usulan blue print Negara Indonesia telah dikemukakan anggota-anggota BPUPKI pada
sesi pertama yang berakhir tanggal 1 Juni 1945. Selama reses antara 2 Juni – 9 Juli 1945,
delapan orang anggota BPUPKI ditunjuk sebagai panitia kecil yang bertugas untuk
menampung dan menyelaraskan usul-usul anggota BPUPKI yang telah masuk. Pada 22 Juni
1945 panitia kecil tersebut mengadakan pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI dalam rapat
informal. Rapat tersebut memutuskan membentuk suatu panitia kecil berbeda (kemudian
dikenal dengan sebutan "Panitia Sembilan") yang bertugas untuk menyelaraskan mengenai
hubungan Negara dan Agama.

Dalam menentukan hubungan negara dan agama anggota BPUPKI terbelah antara golongan
Islam yang menghendaki bentuk teokrasi Islam dengan golongan Kebangsaan yang
menghendaki bentuk negara sekuler di mana negara sama sekali tidak diperbolehkan bergerak
di bidang agama. Persetujuan di antara dua golongan yang dilakukan oleh Panitia Sembilan
tercantum dalam sebuah dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar”. Dokumen ini pula
yang disebut Piagam Jakarta (Jakarta Charter) oleh Mr. Muh Yamin. Adapun rumusan
rancangan dasar negara terdapat di akhir paragraf keempat dari dokumen “Rancangan
Pembukaan Hukum Dasar” (paragraf 1-3 berisi rancangan pernyataan
kemerdekaan/proklamasi/declaration of independence). Rumusan ini merupakan rumusan
pertama sebagai hasil kesepakatan para "Pendiri Bangsa".

4. RUMUSAN IV : BPUPKI

Pada sesi kedua persidangan BPUPKI yang berlangsung pada 10-17 Juli 1945, dokumen
“Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” (baca Piagam Jakarta) dibahas kembali secara resmi
dalam rapat pleno tanggal 10 dan 14 Juli 1945. Dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum
Dasar” tersebut dipecah dan diperluas menjadi dua buah dokumen berbeda yaitu Declaration
of Independence (berasal dari paragraf 1-3 yang diperluas menjadi 12 paragraf) dan
Pembukaan (berasal dari paragraf 4 tanpa perluasan sedikitpun). Rumusan yang diterima oleh
rapat pleno BPUPKI tanggal 14 Juli 1945 hanya sedikit berbeda dengan rumusan Piagam
Jakarta yaitu dengan menghilangkan kata “serta” dalam sub anak kalimat terakhir. Rumusan
rancangan dasar negara hasil sidang BPUPKI, yang merupakan rumusan resmi pertama, jarang
dikenal oleh masyarakat luas.

14
5. RUMUSAN V : PPKI

Menyerahnya Kekaisaran Jepang yang mendadak dan diikuti dengan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang diumumkan sendiri oleh Bangsa Indonesia (lebih awal dari kesepakatan semula
dengan Tentara Angkatan Darat XVI Jepang) menimbulkan situasi darurat yang harus segera
diselesaikan. Sore hari tanggal 17 Agustus 1945, wakil-wakil dari Indonesia daerah Kaigun
(Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan), di antaranya A. A. Maramis, Mr.,
menemui Sukarno menyatakan keberatan dengan rumusan “dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” untuk ikut disahkan menjadi bagian dasar negara.
Untuk menjaga integrasi bangsa yang baru diproklamasikan, Sukarno segera menghubungi
Hatta dan berdua menemui wakil-wakil golongan Islam. Semula, wakil golongan Islam, di
antaranya Teuku Moh Hasan, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo,
keberatan dengan usul penghapusan itu. Setelah diadakan konsultasi mendalam akhirnya
mereka menyetujui penggantian rumusan “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dengan rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa” demi
keutuhan Indonesia.

Pagi harinya tanggal 18 Agustus 1945 usul penghilangan rumusan “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dikemukakan dalam rapat pleno PPKI.
Selain itu dalam rapat pleno terdapat usulan untuk menghilangkan frasa “menurut dasar” dari
Ki Bagus Hadikusumo. Rumusan dasar negara yang terdapat dalam paragraf keempat
Pembukaan Undang-Undang Dasar ini merupakan rumusan resmi kedua dan nantinya akan
dipakai oleh bangsa Indonesia hingga kini. UUD inilah yang nantinya dikenal dengan UUD
1945.

Perumusan pancasila itu menurut beberapa dokumen sejarah tidak sama sekali sama,
mengalami perubahan-perubahan baik urutannya maupun kata-katanya. Berturut-turut dapat
dilihat dalam :

1. Lahirnya pancasila,1 juni 1945


2. Piagam Jakarta, 22 juni 1945
3. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, 18 Agustus 1945 (berita Republik Indonesia
II-7)
4. Mukaddimah konstitusi R. I. S. 31 Januari 1950 (Kepres R. I. S. tahun 1950 No. 48 L.
N. 50-3)

15
5. Mukaddimah Undang-undang Dasar sementara Republik Indonesia (Undang-undang
15 Agustus 1950 No. 7 L. N. 50-56)
6. Dekrit presiden 5 juli 1959 “kembali kepada Undang-undang Dasar 1945”
7. Yang padaalinea ke lima konsideran menyatakan bahwa :

“ bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tanggal 22 juni 1945 menjiwai undang-
undang dasar 1945, dan adalah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi
tersebut”.

4. Siapa saja tokoh yang terlibat dalam perumusan Pancasila ?

Bangsa Indonesia telah membulatkan tekad untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara.
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia merupakan hasil kerja
keras yang melibatkan banyak tokoh. Tokoh-tokoh tersebut telah berjuang dengan tulus dan
ikhlas untuk merumuskan dasar Negara, antara lain: Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr.
Supono, K.H. Agus Salim, K.H Abdul Wahid Hasyim, dan Mr. Mohammad Yamin. Berikut
dijelaskan peran para tokoh tersebut :

1. Ir. Soekarno

Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mendapat kesempatan untuk mengemukakan dasar
Negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima asas berikut ini :

a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme atau perikemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan Yang Maha Esa

Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli bahasa. Untuk
selanjutnya tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.

16
2. Moh. Yamin

Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar Negara Indonesia di hadapan


sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya diberi judul “ Asas dan Dasar Negara
Kebangsaan Republik Indonesia”. Mohammad Yamin mengusulkan dasar Negara Indonesia
merdeka yang intinya sebagai berikut :

a. Peri kebangsaan
b. Peri kemanusiaan
c. Peri keTuhanan
d. Peri kerakyatan
e. Peri kesejahteraan rakyat

3. Soepomo

Soepomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang BPUPKI pada


tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan dasar Negara Indonesia merdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah
Negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini :

a. Persatuan
b. Kekeluargaan
c. Keseimbangan lahir dan batin
d. Musyawarah
e. Keadilan sosial

5. Bagaimana penjabaran tiap-tiap sila dari Pancasila ?

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA 1

17
2 1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

a. percaya & taqwa kepada tyme sesuai dengan agama & kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yg adil dan beradab.

b. hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama yg berbeda beda sehingga
terbina kerukunan beragama.

c. saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan


kepercayaannya.

d. tidak memaksakan suatu agama & kepercayaan kepada orang lain.

3 2.SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

a. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban anatara sesama
manusia

b. saling mencintai sesama manusia

c. mengembangkan sikap tenggang rasa dan tidak sewenang-wenang terhadap orang lain

e. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

f. gemar melakukan kegiatan kemanusiaan

g. berani membela kebenaran dan keadilan

h. bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, yaitu
dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

18
6. Apakah pengertian Pancasila sebagai dasar negara ?

Pancasila dalam kedudukanya ini sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar
falsafah negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi negara atau Statsidee, dalam
pengertian ini pancasila merupakan dasar nilai serta untuk mengatur pemerintahan negara atau
dengan kata lain perkataan.

Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggara Negara terutama segala peraturan


perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini dijabarkan
dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional
mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat wilayah,
beserta Negara.

Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi suasana
kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah,
baik moral maupun hukum negara, dan menguasai dasar baik yang tertulis atau Undang-
Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau dalam kedudukannya sebagai dasar negara,
pancasila mempunyai kekuatan mengingat secara hukum.

Sebagai sumber dari segala hukum atau sumber tertib hukum Indonesia maka pancasila
tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD
1945, yang pada akhirnya dikongritiskan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok
pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongritiskan
atau dijabarkan dari UUD 1945 serta hukum positif lainya, kedudukan pancasila sebagai dasar
negara tersebut dapat dirincikan sebagai berikut:

Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib
hukum) Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum
Indonesia yang dalam pembukaan UUD 1945 dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok
pikiran. Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrud) dari UUD 1945. Mewujudkan
cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum yang tertulis maupun tidak tertulis).
Mengandung norma yang mengharuskan undang-undang dasar mengandung isi yang

19
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk penyelenggara partai
dan golongan fungsional). Memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggara
negara, karena masyarakat dan negara indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring
dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan
diarahkan asas kerohanian negara. Dasar formal kedudukan pancasila dasar Negara Republik
Indonesia tersimpul dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi sebagai berikut:”
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial seluruh rakyat
indonesia”. Pengertian kata” Dengan Berdasarkan Kepada” Hal ini secara yuridis memiliki
makna sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir pembukaan UUD 1945 tidak
tercantum kata ‘pancasila’ secara eksplisit namun anak kalimat “ dengan berdasar kepada” ini
memiliki makna dasar negara adalah pancasila.

Hal ini didasarkan atas interpretasi historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar
negara Indonesia itu disebut dengan istila pancasila. Sebagaimana telah ditentukan oleh
pembentukan negara bahwa tujuan utama dirumuskannya pancasila adalah sebagai dasar
negara Republik Indonesia. Oleh karena itu fungsi pokok pancasila adalah sebagai dasar
Negara Republik Indonesia.

Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
ketetapan No. XX/MPRS/1966. (Jo ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dan ketetapan No.
IX/MPR/1978). Dijelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sumber tertib hukum indonesia yang ada pada hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan
hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kebatinan
serta dari bangsa indonesia. Selanjutnya dikatakan bahwa cita-cita mengenai kemerdekaan
individu, kemerdekaan bangsa prikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional, cita-cita
politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral mengenai kehidupan
kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawatan dari budi nurani manusia.

20
Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melaui sidang istimewa tahun 1998, mengembalikan
kedudukan pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam Tap. No.
XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda dalam proses reformasi, meliputi berbagai
bidang lain mendasarkan pada kenyataan aspirasi rakyat (Sila 1V) juga harus mendasarkan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama pancasila ini terdiri dari dua kata
dari sansekerta. Panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Menurut Notonegoro pancasila adalah dasar falsafah negara Indosia, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan
menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai pemersatu, lambang persatuan dan
kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.

Menurut Muhammad Yamin pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang
berarti sendi, asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. dengan demikian
pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang
penting dan baik.

Menurut I.R Soekarno Pancasila adalah isi jiwa bangsa indonesia yang turun temurun yang
sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. dengan demikian, pancasila tidak
saja falsafah negara. tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa indonesia.

Menurut panitia lima pancasila adalah lima asas yang merupakan ideologi negara. Kelima sila
itu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hubungan antara lima asas
erat sekali, berangkaian, dan tidak berdiri sendiri.

Lima sendi utama penyusun pancasila adalah ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan
tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang dasar 1945.

21
7. Bagaimana proses pengesahan Pancasila sebagai dasar negara ?

Proses Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara dan UUD Negara RI tahun
1945Proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945, telah
mewujudkanNegara Republik Indonesia.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dalam sidang selanjutnya, pada tanggal 18 Agustus
1945, telah menyempurnakan dan mengesahkan rancangan Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, atau yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar Negara Indonesia
Tahun 1945, atau secara singkat disebut sebagai : Undang-Undang Dasar 1945.

Beberapa penyempurnaan yang dilakukan dalam pengesahan Undang-Undang Dasar Negara


tersebut, yang sebelumnya merupakan Rancangan Pembukaan yang termuat di dalam Piagam
Jakarta, sebagai hasil kesepakatan yang telah diterima oleh sidang BPUPKI pada sidang ke
dua-nya sebelum masa Proklamasi Kemerdekaan, yang isi penyempurnaannya antara lain :

Dalam Rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia pada Alinea ke-4,
yang memuat sebutan : “Allah“, kemudian dirubah menjadi “ Tuhan “, sesuai dengan
permintaan anggota utusan dari Bali, Mr. I Gusti Ktut Pudja ( Naskah k. 406 ) Penggunaan “
Hukum Dasar ”, digantikan dengan “ Undang-Undang Dasar ”.

Dan pada kalimat “…. berdasarkan kepada : ke-Tuhanan, dengan kewajiban


menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan….”,
dirubah menjadi “.. berdasarkan : ke-Tuhan-an Yang Maha Esa, kemanusiaan ….. “

Dan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945 tersebut, setelah penyempurnaan
tersebut kemudian disahkan dan diresmikan secara resmi pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus
1945, setelah Negara Republik Indonesia terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945 dalam
pernyataan Proklamasi Bangsa Indonesia.

Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945 tersebut,


terkandung 4 alinea-alinea yang berintikan pernyataan kebulatan tekad Bangsa Indonesia
dalam menentukan perjuangan dan nasib Bangsa Indonesia pada masa selanjutnya, dan
berperan serta dalam perdamaian dunia yang menentang bentuk-bentuk pejajahan ataupun
kolonialisme di muka bumi ini.

22
Dan pada Alinea yang ke-4, dinyatakan pula rangkaian susunan Dasar Negara Indonesia, yakni
Pancasila, dengan susunan sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Dan susunan serta urutan Pancasila tersebutlah, yang sah dan benar yang kemudian menjadi
Dasar Negara Republik Indonesia, yang mempunyai kedudukan konstitusional, serta telah
disepakati oleh Bangsa Indonesia dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPKI),
sebagai Komite Nasional, yang merupakan perwakilan dari seluruh bangsa Indonesia.

Dengan demikian, perjalanan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, tidak berhenti hingga masa
tersebut. Demikian pula dalam menerapkan serta melandaskan Dasar Negara Indonesia,
Pancasila, dalam peri kehidupan Bangsa Indonesia pada masa selanjutnya.

8. Bagaimana Pancasila sebagai dasar negara ?

Pancasila sebagai dasar negara memiliki beberapa fungsi, yaitu:


1. Pancasila sebagai pedoman hidup
Disini Pancasila berperan sebagai dasar dari setiap pandangan di Indonesia. Pancasila
haruslah menjadi sebuah pedoman dalam mengambil keputusan dalam menghadapi suatu
masalah
2. Pancasila sebagai jiwa bangsa
Pancasila haruslah menjadi jiwa dari bangsa Indonesia. Pancasila yang merupakan jiwa
bangsa harus terwujud dalam setiap lembaga maupun organisasi dan insan yang ada di
Indonesia.
3. Pancasila sebagai kepribadian bangsa

23
Kepribadian bangsa Indonesia sangatlah penting dan juga menjadi identitas bangsa
Indonesia. Oleh karena itu Pancasila harus diam dalam diri tiap pribadi bangsa Indonesia
agar bisa membuat Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa.
4. Pancasila sebagai sumber hukum
Panacasila menjadi sumber hukum dari segala hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan
kata lain Pancasila sebagai dasar negara tidak boleh ada satu pun peraturan yang
bertentangan dengan Pancasila
5. Pancasila sebagai cita-cita bangsa
Pancasila yang dibuat sebagai dasar negara juga dibuat untuk menjadi tujuan negara dan
cita cita bangsa. Kita sebagai bangsa Indonesia haruslah mengidamkan sebuah negara yang
punya Tuhan yang Esa punya rasa kemanusiaan yang tinggi, bersatu serta solid, selalu
bermusyawarah dan juga munculnya keadilan sosial

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, sebagaimana di tegaskan oleh “


Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 :
“ . . . . . maka di susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-
undang dasar Negara Republik Indonesia yang berkadaulatan rakyat dengan berdasarkan
kepada (garis dari penulis) : Ketuhanan Yang Maha Esa . . . . . . . dan seterus nya”
Presiden soekarno dalam uraian “Pancasila Sebagai Dasar Negara” mengartikan
dasar Negara itu sebagai Weltanshauung, demikian beliau berkata :
“ saudara mengerti dan mengetahui, bahwa pancasila adalah saya anggap sebagai dasar
dari pada Negara Republik Indonesia, atau dengan bahasa jerman : satu Weltanscahauung
di atas mana kita meletakkan Negara Republik Indonesia”
Weltanschauung suatu abstraksi, konsepsi atau susunan pengertian-pengertian yang
melukiskan asal mula kekuasaan Negara, tujuan Negara dan cara penyelenggaraan
kekuasaan Negara itu, di samping itu Weltanschauung berarti pandangan(filsafat) hidup
dari suatu bangsa atau masyarakat tertentu.
Pancasila dalam kedudukannya ini sering di sebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar
Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari negara,ideology negara atau (staatsidee).
Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk
mengatur pemerintahan negara atau dengan lain perkataan pancasila merupakan suatu dasar
untuk mengatur penyelenggaraan negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses
reformasi dalam segala bidang ini, dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila.
24
Maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan
sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik
Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat,wilayah,serta pemerintahan negara.
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi suasana
kebatinan atau cita-cita hukum. Sehingga merupakan suatu sumber nilai,norma serta
kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis
atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau convensi.Dalam
kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara
hukum, Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum
Indonesia maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD
1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran. Yang
meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan dalam
pasal-pasal UUD 1945, serta hukum positif lainnya.
Kedudukan pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum
(sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan asas kerokhanian
tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan UUD 1945 dijelma lebih lanjut ke dalam
empat pokok pikiran.
Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar
1945.
Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis). Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
(termasuk para penyelenggara partai dan golongan fungsional memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pokok pikiran ketempat
yang bunyinya sebagai berikut :
“Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab”.
Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi penyelenggara
negara, para pelaksana pemerintahan (juga para penyelenggara partai dan golongan
fungsional). Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara, karena masyarakat dan negara Indonesia senantiasa tumbuh dan
berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat. Dengan
semangat yang bersumber pada asas kerokhanian negara sebagai pandangan hidup bangsa,
25
maka dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan asas kerokhanian
negara.

Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia


tersimpul dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang bunyinya sebagai berikut :
“ . . . . . . maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pengertian kata” . . . Dengan berdasar kepada . . . “ hal ini secara yuridis memiliki makna
sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir Pembukaan UUD 1945 tidak
tercantum kata ’Pancasila’ secara eksplisit namun anak kalimat “ . . . dengan berdasar
kepada . . . . “ ini memiliki makna dasar negara adalah Pancasila. Hal ini didasarkan atas
interpretasi historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar negara Indonesia
itu disebut dengan istilah Pancasila.

Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentukan negara bahwa tujuan utama


dirumuskannya Pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia.Oleh karena itu
fungsi pokok pancasila adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia.Hal ini sesuai
dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, ketetapan No
XX/MPRS/1966.( Jo Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan No. IX/MPR/1978).
Di jelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib
hukum Indonesia yang pada hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan hidup,
kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta
watak dari bangsa Indonesia. Selanjutnya dikatakannya bahwa cita-cita tersebut adalah
meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan individu. Kemerdekaan bangsa,
perikemanusiaan, keadilan social, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik
mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara.Cita-cita moral mengenai kehidupan ke
masyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawantahan dari budi nurani manusia.

26
Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melalui Sidang Istimewa tahun 1998,
mengembalikan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang
tertuang dalam tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh karena itu segala agenda dalam proses
reformasi, yang meliputi berbagai bidang selain mendasarkan pada kenyataan aspirasi
rakyat (sila IV) juga harus mendasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Reformasi tidak mungkin menyimpang dari nilai Ketuhanan.Kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan serta keadilan, bahkan harus bersumber kepadanya.[2]

27
BAB III PENUTUP

Setelah kita memperhatikan isi dalam pembahasan di atas maka dapat penyusun tarik
kesimpulan sebagai berikut :
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, hal tersebut dapat dibuktikan dengan
ditemukannya dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-undangan
negara Indonesia seperti di bawah ini :
1. Pancasila menurut Mr. Moh Yamin adalah yang disampaikan di dalam sidang
BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945
2. Pancasila menurut Ir. Soekarno yang disampaikan pada tangal 1 Juni 1945 di depan
sidang BPUPKI
3. Pancasila menurut Piagam Jakarta yang disahkan pada tanggal 22 Juni 1945
4. pengertian pancasila yang sah dan benar secara Konstitusional adalah pancasila
yang tercantum dalam Pembukaan Uud 45, hal ini diperkuat dengan adanya ketetapan
MPRS NO.XXI/MPRS/1966 dan Inpres No. 12 tanggal 13 April 1968 yang menegaskan
bahwa pengucapan, penulisan dan Rumusan Pancasila Dasar Negara RI yang sah dan
benar adalah sebagai mana yang tercantum dalam Pembukaan Uud 1945.

28
DAFTAR PUSTAKA

Poespowardojo, S dan Hardjatno, N. J. M. T. 2010. Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan
Hidup Bangsa. Pokja Ideologi. Lemhannas. Jakarta.

Al Marsudi Subandi H. 2003. Pancasila dan UUD’45 dalam Paradigma Reformasi. Jakarta. Rajawali
Pers.

Suwarno, P.J., 1993, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Yogyakarta. Kanisius.

Syahar, H.Syaidus, 1975, Pancasila Sebagai Paham Kemasyarakatan Dan Kenegaraan


Indonesia, Alumni, Bandung.

Kaelan, 2003, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.

29
LAMPIRAN-LAMPIRAN

30

Anda mungkin juga menyukai