Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEMERDEKAAN INDONESIA

Dosen Pengampu:
YENI KARTIKAWATI

Disusun Oleh:

Nuril Anwar Sholeh ( 22.12.07.52.0170 )

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN
GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran
bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
yakni ibu/bapak YENI KARTIKAWATI yang telah membimbing serta
mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang
berjudul “KEMERDEKAAN INDONESIA” dan juga terima kasih yang
sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami
sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.

Kraksaan, April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah .......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4

A. Pengertian................................................................................................... 4

B. Tujuan ........................................................................................................ 4

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 6

A. Kesimpulan ................................................................................................ 6

B. Saran........................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumpah pemuda pada tahun 1928 mengikrarkan kesatuan bangsa
Indonesia yang terdiri dari berbagai jenis suku dan bertekat sebagai suatu
bangsa yang besar, mempunyai satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air, yaitu
Indonesia. Cita-cita tersebut telah mengikat berbagai suku bangsa untuk
melepaskan diri dari ikatan kolonialisme Belanda (Tilaar, 2007:xxiii).
Keseluruhan pemikiran dan tekat untuk meraih persatuan dan kesatuan
bangsa, dengan memanfaatkan secara maksimal seluruh sarana perjuangan,
kemudian mencapai titik puncak pada proklamasi kemerdekaan 17 Agustus
1945. Kehendak dan tekat bangsa telah terwujud dengan berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Alfian, 1985:278).
Negara Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa dengan
kebudayaannya masing-masing. Suku bangsa baik yang telah lama berada di
Indonesia maupun yang berasal dari luar seperti keturunan Arab, Cina atau
Eropa menjadi bagian dari Indonesia.
Perbedaan-perbedaan kebudayaan lokal merupakan sumber kekayaan
dalam mengembangkan dan membina kebudayaan Indonesia sebagai lambang
persatuan seluruh bangsa. Perbedaan tersebut tidak menjadikan salah satu
budaya suku bangsa dominan.
Bangsa Indonesia dengan penduduk yang multietis telah membentuk
masyarakat yang bersifat multikultural. Kondisi tersebut membawa pula
bentukbentuk sikap, pola berfikir, tingkah laku dan sistem nilai yang juga
bersifat beragam. Masing-masing etnis mempunyai sistem nilai dan norma
yang berbedabeda. Perbedaan tersebut sangat tajam, namun bila lebih
dipahami akan terlihat benang merah bahwa pada dasarnya tidaklah setajam
seperti yang terlihat.
Benang merah tersebut adalah dari sifat budaya bangsa, pada dasarnya
tidak mempunyai perbedaan yang tajam yaitu kebudayaan berorientasi pada
kolektivitas dan spiritual (Alfian, 1985:331-332). Kesamaan nilai dan norma

1
spiritual yang masih tebal mendasari setiap etnis dan menyebabkan
persamaan pandangan terhadap nilai dasar yang memberikan arah gerak bagi
setiap individu.
Kesamaan nilai, norma-norma spiritual maupun pengalaman sejarah
telah membentuk sikap mental dan pola berfikir yang sama. Sikap tersebut
akan membentuk pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan, yang
akan melahirkan berbagai sistem seperti politik, ekonomi, sosial, budaya,
ilmu pengetahuan dan teknologi (Alfian, 1985:333).
Masalah persatuan dan kesatuan bagi negara berkembang merupakan isu
sentral dalam pembentukan bangsa. Berdasarkan beberapa pengalaman
politik Indonesia, beberapakali persatuan dan kesatuan hampir terobek-robek.
Pemberontakan-pemberontakan daerah pada masa sebelum tahun 1960,
cukup memberikan gambaran bahwa persatuan dan kesatuan diantara bangsa
Indonesia masih rapuh. Ancaman kehancuran sejauh ini dapat diatasi, karena
bangsa Indonesia sadar bahwa pemberontakan-pemberontakan tersebut keluar
dari jalur yang telah disepakati bersama.
Pada hari dijatuhkannya bom atom oleh Amerika di kota Hiroshima pada
tanggal 6 Agustus 1945, lalu dilanjutkan pengeboman di daerah Nagasaki 3
hari setelah dijatuhkanya bom di Hiroshima yaitu pada tanggal 9 Agustus
1945, setelah pengeboman dua kota besar Jepang tepat pada 14 Agustus
1945, Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat. Indonesia tidak membuat
kesempatan yang sangat langka dengan memanfaatkan kesempatan tersebut
dengan segera akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang sudah
ditunggu-tunggu sejak lama sekali jatuh pada tanggal 17 Agutstus 1945, yang
dibacakan oleh presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno dan di
dampingi oleh wakil presiden pertama Moh. Hatta.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perjalanan Ir. Soekarno sebelum kemerdekaan?
2. Apa pendidikan terakhir Ir. Soekarno?

2
C. Tujuan Masalah
1. Untuk memberikan informasi sejarah kemerdekaan Indonesia dalam bentuk
media informasi yang menarik.
2. Untuk menambah wawasan generasi muda mengenai detail sejarah
perjuangan kemerdekaan Indonesia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dari Perjalanan Ir. Soekarno


Naskah Proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno pada
17 Agustus 1945. Pembacaan naskah proklamasi dilaksanakan di kediaman
Soekarno, yaitu di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Prosesi
pembacaan teks proklamasi pada hari itu berjalan dengan sederhana dan
cukup intim. Namun, siapa sangka bahwa ternyata Soekarno jatuh sakit sehari
sebelum membacakan teks proklamasi.1
Tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Akan
tetapi, Soekarno tidak berpuasa karena sakit akibat gejala malaria tertiana.
Disebutkan bahwa pada tanggal 17 Agustus pagi, Soekarno dibangunkan oleh
dokter pribadinya, yaitu dr. Soeharto dan mengeluh badannya merasa tidak
enak. Suhu badannya sangat tinggi. Malam sebelumnya, Soekarno sempat
begadang bersama para sahabatnya untuk menyusun naskah proklamasi
kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda.

B. Riwayat Pendidikan Ir Soekarno


1. Sekolah dasar
Pendidikan pertama Soekarno adalah sekolah dasar di Eerste Inlandse
School yang merupakan tempat ayahnya mengajar. Soekarno sempat
belajar di sekolah dasar milik Belanda ini hingga kelas lima.
Soekarno kemudian dipindahkan ke ELS (Europeesche Lagere School)
agar mudah meniti jenjang pendidikan berikutnya. ELS sendiri merupakan
sebuah sekolah Eropa berbahasa Belanda di Surabaya. Soekarno
menyelesaikan pendidikannya di ELS pada tahun 1915.2
2. Sekolah menengah
Setelah lulus dari ELS, Soekarno masuk Hoogere Burger School (HBS)
dan berhasil menyelesaikan sekolahnya dalam 5 tahun. HBS yang

1
Badri Yatim, Soekarno Islam dan Nasionalisme, (Jakarta : Inti Aksara : 1985) hlm. 5. Lihat Juga
T. B., Simatupang, Antara Citra dan Fakta, dalam Aristides Katoppo (ed.), 80 Tahun
2
Solihin Salam, Soekarno Sebagai Manusia, Loc. cit., hlm., 24.

4
berlokasi di Surabaya ini adalah sekolah yang diperuntukkan hanya bagi
kaum Eropa dan priyayi saja.
Soekarno berhasil bersekolah di HBS atas bantuan rekan ayahnya,
H.O.S Tjokroaminoto. Semasa sekolah di HBS juga ia tinggal dengan
H.O.S Tjokroaminoto yang juga Ketua Sarekat Islam. Bergurunya
Soekarno ke Tjokroaminoto ini juga menjadi gerbang perkenalan dirinya
dengan dunia politik. Ia pun kenal dengan sejumlah tokoh senior
pergerakan. Tak hanya mulai mengenal politik, Soekarno juga terbiasa
menulis. Pada 21 Januari 1921, artikel pertamanya terbit di halaman koran
Oetoesan Hindia milik Sarekat Islam, setelahnya ia pun rutin menulis
menggantikan Tjokroaminoto.
3. Kuliah
Soekarno menamatkan pendidikan di HBS pada 1921 dan
melanjutkannya ke Technise Hoogeschool te Bandoeng, atau yang
sekarang dikenal dengan ITB dengan mengambil jurusan teknik sipil.
Semasa kuliah, Soekarno sempat meninggalkan bangku kuliah selama 2
bulan sampai akhirnya ia mendaftar kembali pada tahun 1922.
Soekarno akhirnya berhasil meraih gelar Insinyur pada 25 Mei 1926.
Soekarno memiliki minat yang cukup tinggi terhadap arsitektur. Salah satu
karya arsitekturnya yang terkenal, yakni Hotel Priangan, Bandung.
Baca artikel detikedu, "Riwayat Pendidikan Soekarno hingga Menjadi
Presiden RI Pertama, Lulusan Kampus Mana?"

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berita Proklamasi yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus
1945, tidak serentak diketahui oleh setiap daerah. Di Pematangsiantar hal itu
baru diketahui pada bulan September. Setelah kemerdekaan Indonesia, tidak
membuat perjuangan rakyat telah berakhir karena Belanda telah kembali
untuk merebut Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Di Pematangsiantar, terjadi
peristiwa heroik dalam mempertahankan Kemerdekaan yaitu Peristiwa
Siantar Hotel 15 Oktober 1945 yang berakhir dengan kemenangan Pihak
Rakyat Pematangsiantar.
Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan perundingan untuk
mengatasi ketegangan-ketegangan yang terjadi diantara keduanya di Cirebon.
Perundingan itu menghasilkan “Persetujuan Linggarjati” yang menyatakan
bahwa Belanda mnegakui kedaulatan Indonesia atas Jawa,Madura dan
Sumatera.

B. Saran
Kemerdekaan yang telah diraih Bangsa Indonesia tidak dengan mudah
diperoleh namun butuh perjuangan dan pengorbanan yang besar dari para
pejuang. Pematangsiantar memilki peranan penting dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Diharapkan agar lebih memasyarakatkan peristiwa
ini kepada kepada masyarakat karena umumnya orang selalu senantiasa
mengacu kepada beberapa peristiwa penting lainnya yang ada 88 di pulau
Jawa. Ini dapat diperhatikan di beberapa literatur yang ada, biasanya
mengambil referensi dari pulau Jawa saja. Sehingga perlu adanya pemikiran
yang berwenang dalam hal pemerintah daerah untuk membahas permasalahan
seperti ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Sejarah RI. (2016). Indonesia Poenja Tjerita. Yogyakarta: PT Benteng Pustaka.

Nabhan, Hamid. (2022). Ziarah Sejarah, Mereka yang Dilupakan. Yogyakarta:


Penerbit Garudhawaca.

Devi setya, (2022). Riwayat pendidikan soekarno. Yogyakarta: PT Benteng P


ustaka.

Anda mungkin juga menyukai