Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEMAHAMI PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH


PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Pancasila

DOSEN PENGAMPU:

Dr Sodiah M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 3:

Dela Irmasari (701230177)


Sinta Ulandari (701230178)
Zafira Salsabila (701230179)
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang pancasila
dalam konteks sejarah perjuangan indonesia
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah pancasila dalam konteks sejarah
perjuangan indonesia ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Jambi 10 Oktober 2023

i
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BAB I......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3

2.1 Perkembangan Sejarah Indonesia................................................................................3

2.2 Penerapan Pancasila Di Era Orde Lama : Fondasi Ideologi Bangsa Pancasila..........6

2.3 Dampak Perkembangan Sejarah Indonesia Dalam Orde Sekarang.............................7

2.4 Peran Pancasila Dalam Memelihara Keragaman Budaya dan Agama di Indonesia. .8

BAB III.................................................................................................................................10

PENUTUP............................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan................................................................................................................10

3.2 Saran..........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah dasar negara dan filsafat yang menjadi landasan negara Indonesia
Sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945, bangsa Indonesia berjuang melawan
penjajahan Belanda yang berlangsung selama beberapa abad. Selama masa ini, gagasan
kemerdekaan dan nasionalisme mulai tumbuh Selama awal abad ke-20, pergerakan
nasionalis seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam muncul sebagai wadah untuk
memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan. Para pemimpin pergerakan ini mulai
merumuskan visi tentang negara Indonesia yang merdeka Pada tahun 1945, para pemimpin
pergerakan kemerdekaan, seperti Soekarno dan Mohammad Hatta, mengusulkan Pancasila
sebagai dasar negara dalam sidang sidang Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diadakan
dengan pihak Belanda. Pancasila dipilih sebagai ideologi dasar yang mencerminkan nilai-
nilai Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Pancasila menjadi dasar negara yang tercantum dalam teks proklamasi Setelah
proklamasi kemerdekaan, Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya melawan
berbagai tantangan, termasuk perang kemerdekaan melawan Belanda, konflik internal, dan
ancaman dari pihak asing Proses perumusan dan penyempurnaan Pancasila berlanjut setelah
kemerdekaan. Ini termasuk penyusunan UUD 1945 yang mencantumkan Pancasila sebagai
dasar negara, serta pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) yang mengembangkan rumusan Pancasila secara lebih rinci Pancasila
mencerminkan semangat kemerdekaan, persatuan, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat Indonesia dalam perjuangan menuju kemerdekaan dan pembangunan negara. Ini
menjadi fondasi ideologis yang memandu pembangunan dan kesatuan bangsa Indonesia
setelah merdeka.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan Masalah Sebagai Berikut:
a) Bagaimana perkembangan sejarah Indonesia?

1
b) Apakah dampak perkembangan sejarah indodnesia dalam orde sekarang?
c) Bagaimana Peran pancasila dalam memelihara keragaman budaya dan agama
di indonesia?
1.3 Tujuan
Adapun Tujuan Sebagai Berikut:

a) Untuk memahami Perkembangan Sejarah Indonesia


b) Untuk Mengetahui dampak perkembangan sejarah indodnesia dalam orde
sekarang
c) Untuk Mengetahui Peran Pancasila Dalam Memelihara Keragaman Budaya
dan Agama Di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Sejarah Indonesia


Masa Pra-Sejarah Ini adalah periode sebelum catatan tertulis tetapi Indonesia sudah
dihuni oleh berbagai kelompok etnis dan budaya. Beberapa prasasti kuno dan artefak
menunjukkan kehadiran peradaban kuno di wilayah ini.Indonesia memiliki sejumlah besar
kerajaan dan kesultanan, seperti Majapahit dan Sriwijaya, yang memiliki pengaruh besar dalam
perdagangan dan budaya di kawasan ini.Kedatangan Bangsa Eropa, Penjelajah Eropa, terutama
Portugis, Belanda, dan Inggris, mulai memasuki wilayah Indonesia pada abad ke-16. Ini
memulai periode kolonialisme yang berlangsung hingga abad ke-20. Indonesia mengalami
perjuangan panjang untuk mendapatkan kemerdekaan dari penjajahan Belanda setelah Perang
Dunia II. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terjadi pada 17 Agustus 1945.Era Orde Lama dan
Orde Baru Setelah kemerdekaan Indonesia menghadapi tantangan membangun negara baru. Ini
meliputi era Soekarno (Orde Lama) dan Soeharto (Orde Baru) Pada tahun 1998, demonstrasi
rakyat menyebabkan jatuhnya rezim Soeharto dan dimulainya era reformasi politik di
Indonesia. Sejak itu, Indonesia telah berkembang menjadi negara demokratis dengan
pertumbuhan ekonomi yang pesat. Negara ini juga memiliki budaya yang kaya dan keragaman
etnis yang unik.
Dalam pembelajaran Sejarah Indonesia ini terkait dengan pengembangan nilai-nilai
kebangsaan dan nasionalisme. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran berbasis nilai penting
juga untuk dikembangkan. Bagaimana nilai-nilai kesejarahan atau nilai kebangsaan itu dapat
dihayati dan dapat diamalkan oleh peserta didik pada kehidupan kesehariannya. dan cocok
untuk mendukung pembelajaran ini.(Munawar & Suryadi, 2019)
Pada waktu berkecamuk Perang Pasifik, Jepang berkuasa atas sebagian besar
daerahdaerah di Asia Timur dan Tenggara, termasuk Indonesia, oleh karena angkatan
perangnya. Tetapi menjelang akhir tahun 1944 itu bala tentara Jepang menderita kekalahan
terus-menerus terhadap serangan-serangan pihak tentara Sekutu. Memasuki tahun 1945 tentara
Jepang dalam peperangan di Asia Tenggara mengalami kekalahan-kekalahan dan semakin
terdesak oleh negara-negara Sekutu di Pasifik. Sekutu menyerang pertahanan Jepang di Pasifik
dan hampir seluruh medan perang tersebut dimenangkan oleh Sekutu. Sidang Parlemen Jepang
atau Teikoku Ginkai di Tokyo pada 7 September 1944 berlangsung dalam suasana yang kurang
kondusif. Dai Nippon kian terdesak oleh pasukan Sekutu akibat serentetan kekalahan di Perang
Asia Timur Raya. Tindakan darurat wajib dilakukan sesegera mungkin, termasuk terkait

3
wilayah-wilayah pendudukan Jepang, salah satunya Indonesia. Di tengah kondisinya yang
semakin terancam dan terpojok oleh Sekutu, Jepang pun mengumbar janji kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia. Pada 7 September 1944 Jepang melalui Perdana Menteri Kuniaki Koiso
berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia nanti pada 24 Agustus
1945.The Japanese Empire (hereby) announce the future independenci of all Indonesia people
Janji ini diucapkan Perdana Menteri Jepang Kuniako Koiso, yang diumumkan di depan upacara
istimewa “The Imperial Diet” pada tanggal 7 September 1944. Janji kemerdekaan Perdana
Menteri Koiso diyakini sebagai langkah strategis untuk mempertahankan pengaruh Jepang
terhadap Indonesia. Singkat cerita bahwa janji ini adalah bagian dari strategi Jepang untuk
menarik simpati bangsa Indonesia, agar membantunya melawan sekutu untuk membela Jepang.
Dalam rancangan awal Jepang, kemerdekaan akan diberikan melalui dua tahap: pertama
melalui BPUPKI kemudian disusul dengan pendirian Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI). AB Kusuma memandang rancangan tersebut sebagai upaya Jepang untuk menghambat
kemerdekaan Indonesia, sebab BPUPK hanya untuk “menyelidiki” bahan-bahan persiapan
kemerdekaan, sedangkan penyusunan UUD akan dilakukan PPKI.
 Sidang BPUPKI
Sidang BPUPKI, atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, adalah
sebuah lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang selama pendudukan Jepang di Indonesia
pada masa Perang Dunia II. BPUPKI bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
setelah Jepang mengundurkan diri.Sidang BPUPKI pertama kali diadakan pada 29 Mei 1945 di
Jakarta. Salah satu hasil utama dari sidang ini adalah Penyelenggaraan Kemerdekaan Indonesia
yang diselenggarakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sidang BPUPKI juga membahas berbagai
hal termasuk bentuk pemerintahan yang akan diadopsi oleh Indonesia setelah
kemerdekaan.Selama sidang BPUPKI, banyak tokoh terkemuka Indonesia seperti Soekarno,
Mohammad Hatta, dan lainnya berperan dalam menyusun dasar-dasar kemerdekaan Indonesia.
Sidang BPUPKI menjadi tonggak penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
(Yunianti et al., 2021)
Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945) yang memperoleh kesempatan pertama untuk
mengemukakan pidatonya dalam sidang BPUPKI. Adapun substansi pidato Muhammad Yamin
menyangkut dasar negara, yaitu.
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri Ketuhanan.
4. Peri Kerakyatan.

4
5. Kesejahteraan rakyat.
Di lampirkan pada pidatonya dalam rancangan UUD RI:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan kesatuan bangsa Indonesia.
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kemudian pada tanggal 31 Mei 1945 Soepomo menyampaikan usulan menganai dasar
negara antara lain:
1. Dasar Persatuan dan Kekeluargaan
2. Dasar Ketuhanan
3. Dasar Kerakyatan/Permuyawaratan
4. Dasar Koperasi dalam Sistem Ekonomi
5. Mengenai hubungan antar bangsa,
Sebelum menjadi rumusan resmi, Pancasila yang dirumuskan versi Soekarno dalam
Pidatonya 1 Juni 1945 adalah sebagai berikut.
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan.
3. Mufakat atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan.
Dalam pidatonya, Soekarno menjawab permintaan Radjiman akan dasar negara
Indonesia dalam kerangka dasar falsafah atau pandangan dunia (weltanschauung) dengan
penjelasan yang runut, solid, dan koheren. Pancasila ditawarkan Soekarno sebagai philosofische
Gronslag (dasar, filsafat, atau jiwa) dari Indonesia merdeka. Lima prinsip di atas itulah yang
diusulkan oleh Bung Karno yang akhirnya diberi nama Pancasila. Pancasila yang diajukan
Bung Karno ini mendapat dukungan penuh dari segenap pimpinan bangsa waktu itu. Meskipun
telah ada titik terang tentang dasar negara, sayangnya dari berbagai gagasan yang muncul saat
sidang BPUPKI masih menyisakan persoalan prinsipil. Bagaimana pola hubungan antara negara
dengan agama belumlah menemukan kesepakatan diantara peserta sidang BPUPKI.(Aziz, 2016)
Artinya riak-riak perdebatan dalam kecil sidang itu sudah mengkristal, yaitu apakah negara kita
berdasar Islam atau sekuler, yaitu memisahkan agama dan negara. Dengan munculnya dua
usulan yang berbeda itu, maka dimulailah pergumulan pertama antara Pancasila dan Islam
dalam sidang-sidang BPUPKI. Dengan begitu, persoalan yang paling pelik pada waktu itu

5
adalah antara golongan Islam dan golongan nasionalis mengenai negara yang akan didirikan.
Pancasila yang diuraikan Ir Soekarno sedikit tidaknya dapat meneduhkan pertentangan yang
mulai tajam. Sebelum sidang berakhir dibentuk Panitia kecil untuk merumuskan Pancasila
sebagai dasar negara berdasarkan pidato yang diucapkan Bung Karno pada 1 Juni 1945.
(Nugraha & UUD, 2019).
2.2 Penerapan Pancasila Di Era Orde Lama : Fondasi Ideologi Bangsa Pancasila
sebagai ideologi dasar Indonesia, memiliki peran penting dalam sejarah dan perkembangan
negara ini sejak kemerdekaannya pada tahun 1945. Salah satu periode penting dalam sejarah
penerapan Pancasila adalah Era Orde Lama, yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998.
Era Orde Lama, yang dimulai dengan kejatuhan Presiden Sukarno dan berakhir dengan
Reformasi, melihat penerapan Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan negara. Artikel ini
akan membahas bagaimana Pancasila diterapkan dalam berbagai kebijakan dan praktik di Era
Orde Lama, serta dampaknya terhadap masyarakat Indonesia.
 Pancasila sebagai Dasar Ideologi Negara
Pada masa Era Orde Lama, Pancasila ditegaskan sebagai dasar ideologi negara Indonesia.
Pancasila yang terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat, dijadikan
sebagai pedoman bagi pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.
 Penegakan Ketuhanan Yang Maha Esa
Salah satu sila Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, yang diterjemahkan sebagai
keberagaman agama yang dihormati dalam kehidupan beragama. Era Orde Lama mencoba
menghormati dan melindungi kebebasan beragama, meskipun ada beberapa kontroversi terkait
dengan masalah kebebasan beragama selama periode ini. Misalnya, pada tahun 1967,
pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden Nomor 1 tentang Penyempurnaan Ketentuan-
Ketentuan Kebatinan, yang mengatur praktik-praktik keagamaan yang tidak resmi. Namun, hal
ini juga menimbulkan ketidakpuasan di kalangan umat Islam yang lebih konservatif.
 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Prinsip Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mencerminkan komitmen pemerintah Orde Lama
terhadap pembangunan sosial dan ekonomi. Pemerintah mendorong program-program
pembangunan nasional yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi
ketidaksetaraan sosial. Salah satu capaian terbesar adalah program transmigrasi yang
mengalihkan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang kurang padat, membantu
mengatasi masalah ketidaksetaraan regional.
6
 Persatuan Indonesia
Era Orde Lama juga berfokus pada menjaga persatuan dan kesatuan nasional. Pemerintah
mengambil tindakan tegas untuk mengatasi pemberontakan dan konflik yang terjadi di berbagai
daerah, seperti PRRI/Permesta dan Gerakan 30 September (G30S). Upaya ini dilakukan untuk
menjaga kestabilan negara dan menjunjung tinggi prinsip Persatuan Indonesia dalam Pancasila.

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan


Penerapan Pancasila di Era Orde Lama juga mengedepankan prinsip Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Namun, praktik demokrasi di
masa ini memiliki batasan-batasan tertentu, dengan Partai Golongan Karya (Golkar) sebagai
satu-satunya partai politik yang diakui. Hal ini mengakibatkan dominasi politik yang kuat oleh
Golkar, dan keterbatasan dalam partisipasi politik masyarakat.

 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat


Prinsip Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat tercermin dalam upaya-upaya pemerintah untuk
mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan ekonomi. Program-program seperti Bimbingan
Masyarakat (Bimas) dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) diluncurkan untuk
membantu masyarakat mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dan kesempatan ekonomi
yang lebih baik.

Penerapan Pancasila di Era Orde Lama memainkan peran penting dalam membentuk identitas
nasional Indonesia. Meskipun ada kontroversi dan kritik terkait dengan pelaksanaannya, Era
Orde Lama telah berhasil membangun fondasi ideologi yang kuat untuk negara Indonesia.
Dalam periode ini, Pancasila digunakan sebagai pedoman dalam kebijakan-kebijakan
pemerintah, yang mencoba mencapai tujuan-tujuan seperti persatuan nasional, kesejahteraan
sosial, dan pembangunan ekonomi. Meskipun Era Orde Lama telah berakhir, pengaruh
Pancasila masih terasa kuat dalam kehidupan politik dan sosial Indonesia saat ini, membantu
menjaga identitas dan kesatuan negara.
2.3 Dampak Perkembangan Sejarah Indonesia Dalam Orde Sekarang

Perkembangan sejarah Indonesia dalam urutan sekarang tidak bisa dijelaskan dengan
detail karena pengetahuan saya terakhir terupdate pada September 2021. Namun,
perkembangan sejarah Indonesia biasanya mencakup berbagai peristiwa politik, sosial,
ekonomi, dan budaya yang terus berubah seiring berjalannya waktu. Untuk informasi terbaru,

7
disarankan untuk mengakses sumber berita terpercaya atau literatur sejarah terkini. Pengalaman
dari zaman Orde Lamamemotivasi pemerintah Orde baru mengubahkebijakan untuk mengatasi
permasalahan perihaldominasi etnis Tionghoa di Indonesia. Namunpergantian masa Orde Lama
tidak serta mertamembawa angin segar terhadap hilangnyadiskriminasi rasial yang dialami oleh
etnisTionghoa di Indonesia. Kenyataan yang ada,diskriminasi rasial terhadap etnis Tionghoa
masihsaja berlanjut pada masa Orde Baru. Pada masapemerintahan Orde Baru, keberadaan
etnisTionghoa menjadi masalah yang lebih serius.Masalah tersebut begitu kompleks
bukanhanya mengenai identitas kebangsaan, akantetapi berkaitan juga dengan masalah
politik,ekonomi dan kebudayaannya yang berkembangdi Indonesia. Pada masa Orde Baru,
pemerintahmengeluarkan kebijakan asimilasi (pembauran)dalam berbagai bidang. Salah satu
terjadinyapergeseran kebijakan Orde Lama ke Orde Baruterhadap etnis Tionghoa tersebut
adalah adanyarasa kekhawatiran dari pihak pemerintah karenasangkaan keterlibatan orang
Tionghoa dalampemberontakan PKI tahun 1965. Dengandemikian, segala macam bentuk
penonjolanbernuansa Cina dipandang pemerintah sebagaisuatu hal yang berpotensi
menimbulkan masalah (Purwanta, 2018)
Pengalaman dari zaman Orde Lamamemotivasi pemerintah Orde baru mengubahkebijakan
untuk mengatasi permasalahan perihaldominasi etnis Tionghoa di Indonesia. Namunpergantian
masa Orde Lama tidak serta mertamembawa angin segar terhadap hilangnyadiskriminasi rasial
yang dialami oleh etnisTionghoa di Indonesia. Kenyataan yang ada,diskriminasi rasial terhadap
etnis Tionghoa masihsaja berlanjut pada masa Orde Baru. Pada masapemerintahan Orde Baru,
keberadaan etnis Tionghoa menjadi masalah yang lebih serius.Masalah tersebut begitu
kompleks bukanhanya mengenai identitas kebangsaan, akantetapi berkaitan juga dengan
masalah politik,ekonomi dan kebudayaannya yang berkembangdi Indonesia. Pada masa Orde
Baru, pemerintahmengeluarkan kebijakan asimilasi (pembauran)dalam berbagai bidang. Salah
satu terjadinyapergeseran kebijakan Orde Lama ke Orde Baruterhadap etnis Tionghoa tersebut
adalah adanyarasa kekhawatiran dari pihak pemerintah karenasangkaan keterlibatan orang
Tionghoa dalampemberontakan PKI tahun 1965. Dengandemikian, segala macam bentuk
penonjolanbernuansa Cina dipandang pemerintah sebagaisuatu hal yang berpotensi
menimbulkan masalah baru bagi nation building, sehingga pemerintahperlu memberikan
pembatasan-pembatasanterhadap hal-hal yang kiranya akan mengancamnation building di
Indonesia.

8
2.4 Peran Pancasila Dalam Memelihara Keragaman Budaya dan Agama di Indonesia

Pancasila memiliki peran penting dalam memelihara keragaman budaya dan agama di
Indonesia. Ini tercermin dalam sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa," yang mengakui
keberagaman keyakinan agama. Pancasila juga mencakup sila kelima, "Keadilan Sosial," yang
mendorong perlindungan terhadap hak-hak minoritas dan kelompok budaya. Pancasila
menciptakan landasan yang kuat untuk mendorong toleransi, saling menghormati, dan
kerjasama antar beragam kelompok agama dan budaya di Indonesia. Ini juga mempromosikan
pemahaman bahwa beragamnya budaya dan agama adalah kekayaan yang harus dijaga bersama
untuk keutuhan bangsa. Dengan demikian, Pancasila menjadi dasar konstitusional untuk
menghormati dan memelihara keragaman budaya dan agama di Indonesia, menjadikan negara
ini sebagai salah satu contoh harmoni antarberagam dalam masyarakat yang sangat
multikultural.
Peran Pancasila dalam keberagaman bangsa – Ideologi Pancasila sudah mengakar di dalam
darah dan daging masyarakat Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang
pada 17 Agustus 1945, Pancasila dibentuk sebagai pedoman negara yang patut ditanamkan dan
diterapkan dalam segala tingkah laku kita. Seperti yang Grameds ketahui, terdapat 5 sila yang
dapat kalian temukan di dalam Pancasila. 5 sila tersebut berbunyi ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Indonesia mengalami perjuangan panjang untuk mendapatkan kemerdekaan dari
penjajahan Belanda setelah Perang Dunia II. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terjadi pada
17 Agustus 1945.Era Orde Lama dan Orde Baru Setelah kemerdekaan Indonesia menghadapi
tantangan membangun negara baru. Ini meliputi era Soekarno (Orde Lama) dan Soeharto (Orde
Baru) Pada tahun 1998, demonstrasi rakyat menyebabkan jatuhnya rezim Soeharto dan
dimulainya era reformasi politik di Indonesia. BPUPKI bertugas untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia setelah Jepang mengundurkan diri.Sidang BPUPKI pertama kali
diadakan pada 29 Mei 1945 di Jakarta. Salah satu hasil utama dari sidang ini adalah
Penyelenggaraan Kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sidang BPUPKI juga membahas berbagai hal termasuk bentuk pemerintahan yang akan
diadopsi oleh Indonesia setelah kemerdekaan
Memahami Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia adalah bahwa
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang memiliki lima prinsip: Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial. Pancasila lahir dari perjuangan
panjang bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan dan telah menjadi landasan bagi
pembangunan negara dan masyarakat Indonesia. Memahami Pancasila dalam konteks sejarah
perjuangan bangsa Indonesia penting untuk menjaga persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bangsa

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, M. (2016). Pengujian Peraturan Perundang-Undangan dalam Sistem Peraturan
Perundang-Undangan Indonesia. Jurnal Konstitusi, 7(5), 113.

Munawar, A., & Suryadi, A. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Indonesia
Berbasis Videoscribe Materi Kerajaan Islam Di Jawa Kelas X Tahun Ajaran 2018/2019 Di
SMA Negeri 3 Salatiga. Indonesian Journal of History Education, 7(2), 175.

Nugraha, J. T., & UUD. (2019). Perumusan Pancasila Dalam BPUPKI. 105(3), 129–133.
Purwanta, H. (2018). Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Jurnal
CANDI, 18(2), 124.
Yunianti, V. D., Dewi, D., Barat, J., & Pancasila, N. (2021). IMPLEMENTASI NILAI-NILAI
PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT Vioreza. Implementasi
Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, 3, 1–6.

11

Anda mungkin juga menyukai