Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT PANCASILA

Dosen Pengampu : Siti Surbainingsih, M.Pd

OLEH :

Muhajir (230601093)
Didik Hermayadi (230601094)
Radhika Wahyu Adha (230601076)
Ricky Alfian (230601188)
Sepia Kirana Putri (230601077)
Baiq Annisa Aulia Rahma (230601078)
Nofa Laelatul Kartika (230601084)
Nurlaela Hatimah (230601095)
Anilka Nur Rohmana (230601168)

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2023/2024
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho
Allah SWT., yang telah memberikan kami kemudahan karena tanpa rahmat dan
ridho-Nya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar serta
selesai tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW., yang kita nantikan syafa’atnya di
akhirat kelak.
Tidak lupa juga kami ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada dosen
kami Siti surbainingsih M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Kewarganegaraan. Kami berterima kasih kepada beliau karena sudah
membimbing kami dalam penyusunan tugas makalah ini yang berjudul “Filsafat
Pancasila”.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Mataram, 23 Februari 2024

Tim Penyusun

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pancasila 4
B. Sejarah Terbentuknya Filsafat Pancasila dan Tokoh Tokoh 4
C. Fungsi dari Filsafat Pancasila 6
D. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa indonesia, pancasila kembali di uji
ketahanannya dalam era reformasi sekarang. Pancasila telah ada dalam segala bentuk
kehidupan rakyat indonesia. Pancasia lahir 1 juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus
1945 bersama dengan UUD 1945. Sejarah indonesia telah mencatat bahwa diantar
tokoh perumus pancasila itu ialah, Mr. Moh Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir.
Soekarno.
Dapat dikemukakan mengapa pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari
guncanga krisis politik di negara ini, yaitu pertama karna secara intrinsik dalam
pancasila mengandung toleransi, dan siapa yang menentang pancasila berarti ia
menentang toleransi. Kedua, pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang
dapat mencakup paham positif yang dianut oleh bangsa indonesia, dan paham lain
yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan
diri. Ketiga karna sila pancasila terdiri dari nilai dan norma yang positif sesuai dengan
pandangan hidup bangsa indonesia, selain itu ideologi kediktatoran juga ditolak, karna
bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa yang berperikemanusiaan dan berusaha
berbudi luhur.
Dengan demikian filsafat pancasila sebagai filsafat negara indonesia yang
harus diketahui oleh seluruh warga negara indonesia agar menghormati, menghargai,
menjaga dan menjalankan apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya
pahlawan proklamasi yang telah berjuan untuk kemerdekaan negara indonesia ini.
B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian filsafat pancasila?
b) Bagaimana sejarah terbentuknya filsafat pancasila dan tokoh- tokohnya?
c) Apa fungsi dari filsafat pancasila?
d) Mengapa pancasila dijadikan sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia?
C. Tujuan
a) Mengetahui apa engertian filsafat pancasila
b) Mengetahui sejarah terbentuknya filsafat pancasila dan mengenal tokoh-tokoh
filsafat pancasila
c) Mengetahui fungsi dari filsafat pancasila
d) Mengapa pancasila dijadikan sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional
tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan
untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan
jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia, yang
dituangkan dalam suatu sistem (Abdul Gani, 1998).
Pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir atau pemikiran
yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini
sebagai kenyataan, norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil, bijaksana,dan paling
sesuai dengan kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila
kemudian dikembangkan oleh Soekarno sejak 1955 sampai kekuasaannya berakhir
pada 1965. Pada saat itu, Soekarno selalu menyatakan bahwa Pancasila merupakan
filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia, serta
merupakan akulturasi budaya India (Hindu-Buddha), Barat (Kristen), dan Arab
(Islam). Filsafat Pancasila menurut Soeharto telah mengalami Indonesianisasi. Semua
sila dalam Pancasila adalah asli diangkat dari budaya Indonesia dan selanjutnya
dijabarkan menjadi lebih rinci ke dalam butir-butir Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat praktis sehingga filsafat
Pancasila tidak hanya mengandung pemikiran yang sedalam-dalamnya atau tidak
hanya bertujuan mencari, tetapi hasil pemikiran yang berwujud filsafat Pancasila
tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life atau
weltanschauung) agar hidup bangsa Indonesia dapat mencapai kebahagiaan lahir dan
batin, baik di dunia maupun di akhirat (Salam, 1988; 23-24).
B. Sejarah terbentuknya filsafat pancasila dan Tokoh-Tokohnya
Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila yang telah dirumuskan oleh para
founding fathers (para pendiri bangsa Indonesia, antara lain Soekarno, Hatta, M.
Yamin). Secara Etimologi, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu "Panca
berarti lima" dan "Syıla berarti dasar, batu, sendi, alas" serta "Syila berarti aturan,
tingkah laku yang baik". Jadi, Pancasila adalah 5 (lima) dasar tentang kesusilaan/5
(lima) ajaran tentang tingkah laku. Pancasila merupakan salah satu istilah yang

4
terdapat dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular dari Kerajaan Majapahit
(Heri Herdiawanto dan Jumanta, 2010: 18).
Perkataan Pancasila mula-mula digunakan di dalam masyarakat India yang
beragama Budha, yang mengartikan lima aturan yang harus ditaati penganutnya. Sisa
pengaruh pengertian Pancasila menurut ajaran Budha itu masih di kenal di masyarakat
Jawa, dan di kenal dengan larangan terhadap 5 M, yaitu dilarang: Mateni
(membunuh), Maling (mencuri), Madon (berzina), Mabuk (minum minuman keras),
dan Main (judi).
Lahirnya Pancasila berawal dari dibutuhkannya penetapan dasar negara
Indonesia dengan segera untuk menyongsong proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 25 Mei 1945, untuk pertama kalinya Muhammad Yamin mengajukan
dasar negara untuk Indonesia, yang meliputi:
a) Peri Kebangsaan
b) Peri Kemanusiaan
c) Peri Ketuhanan
d) Peri Kerakyatan, dan
e) Kesejahteraan Rakyat
Di sisi lain, Soekarno mengajukan dasar negara pada tanggal 1 Juni 1945 yang
meliputi:
a) Kebangsaan
b) Internasionalisme
c) Mufakat, Dasar Perwakilan, Dasar Permusyawaratan
d) Kesejahteraan, dan
e) Ketuhanan
Selanjutnya, pada tanggal 22 Juni 1945, sembilan tokoh nasional mengadakan
pertemuan dan melairkan Piagam Jakarta yang memuat rumusan Pancasila sebagai
berikut:
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5
Pada tanggal 8 Agustus 1945, diadakan sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI),dan dalam rapat tersebut, Moh. Hatta menyatakan: rumusan
Pancasila Sila ke-1 yang menyatakan "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluknya" dicoret dengan alasan bahwa Indonesia bukan hanya terdiri dari
masyarakat yang beragama Islam, akan tetapi juga terdapat masyarakat yang
menganut agama lain. sehingga perlu diubah yang disesuaikan dengan keragaman
yang dimiliki oleh Indonesia. Hasilnya, Sila 1 menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".
Sementara sila 2-5 tetap sama tanpa perubahan. Setelah disepakati, maka Pancasila
resmi dijadikan sebagai dasar negara Indonesia.
C. Fungsi Filsafat Pancasila
Adapun fungsi filsafat Pancasila adalah sebagai berikut
1. Pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia. Di dalam suatu bangsa identik dengan
jiwanya bangsanya masing-masing. Di Indonesia pancasila merupakan jiwa
bangsa yang berfungsi supaya Indonesia tetap hidup.
2. Pancasila sebagai kepribadian Bangsa Indonesia. Setiap bangsa memiliki ciri
khas nya masing-masing sebagai pembeda dngan bangsa lain,di dalam hal ini
pancasila berfungsi sebagai pemberi ciri khas atau pembeda dengan bangsa
lainnya.
3. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Suatu negara tntunya
memiliki hukum yang mengatur negaranya sendiri. Di Indonesia, pancasila
berfungsi untuk mengatur segala hukum yang berlaku di Indonesia. Segala
hukum yang berlaku di indonesia harus di patuhi, serta hukum berlaku di
indonesia tidak boleh bertentangan dengan pancasila.
4. Pancasilaa sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia.Di indonesia pancasila
harus dijadikan pedoman atau petunjuk dalam menjalankan kehidupan sehari-hari
oleh masyarakat indonesia.
5. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa indonesia. Pancasila sebagai cita-
cita dan tujuan bangsa indonesia telah tercantum di dalam pembukaan UUD
1945.
D. Ideologi negara/nasional
Ideologi merupakan serangkaian gagasan, ide-ide, keyakinan- keyakinan,
kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut dan
mengatur tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam segala bidang kehidupan

6
yang menyangkut: bidang politik (pertahanan dan keagamaan), bidang sosial kultural,
bidang hukum, serta bidang keagamaan.
Berkaitan dengan ideologi, ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi
realitas, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas (Oetoyo Oesman dan Alfian,
1991: 192). Ketiga dimensi ini dipenuhi oleh Pancasila Penjelasannya sebagai berikut:
a. Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat.
b. Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan
memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis dan
demokratis.
Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai
yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi
penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang
ber-Ketuhanan, yang ber-Kemanusiaan, yang ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan,
dan ber-Keadilan.
Jadi, dapat dikatakan bahwa ideologi adalah seperangkat (kumpulan) gagasan,
ide, yang secara komprehensif membentuk landasan dalam melakukan pola tindak
dalam berbagai bidang (politik, sosial, kebudayaan, dan agama) pada seorang atau
sekelompok orang.
Berkaitan dengan ideologi Pancasila, secara umum memiliki tiga fungsi
pokok, yaitu:
a. Pandangan hidup masyarakat dan bangsa
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup masyarakat dan bangsa karena
Pancasila terdiri dari satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur terhadap kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, Pancasila dijadikan sebagai kerangka acuan yang baik
untuk menata kehidupan maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat
serta alam sekitarnya.
Pandangan hidup masyarakat dengan pandangan hidup bangsa memiliki
hubungan yang bersifat timbal balik. Jadi, ada proses yang mengiringi dari pandangan
hidup masyarakat menjadi pandangan hidup bangsa, karena masyarakat telah ada

7
sebelum lahirnya bangsa dan negara. Masyarakatlah yang kemudian menciptakan
bangsa, selanjutnya bangsa bersatu membentuk negara.
b. Dasar Negara
Pancasila dikatakan sebagai dasar negara dimana Pancasila merupakan suatu
dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara. Sebagai dasar negara,
Pancasila memiliki fungsi yang meliputi:
1) Sumber dari segala sumber hukum
2) Meliputi suasana kebathinan dari UUD 1945
3) Memelihara budi pekerti yang luhur
4) Sumber semangat bagi UUD 1945, penyelenggara negara, dan pemerintahan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional
tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa. Lahirnya
Pancasila berawal dari dibutuhkannya penetapan dasar negara Indonesia dengan
segera untuk menyongsong proklamasi kemerdekaan Indonesia. Fungsi filsafat
Pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia, sebagai kepribadian Bangsa Indonesia
sebagai sumber dari segala sumber hukum, sebagai pandangan hidup Bangsa
Indonesia, dan sebagai cita-cita dan tujuan bangsa indonesia. Ideologi adalah
seperangkat (kumpulan) gagasan, ide, yang secara komprehensif membentuk landasan
dalam melakukan pola tindak dalam berbagai bidang (politik, sosial, kebudayaan, dan
agama) pada seorang atau sekelompok orang. Makna Pancasila sebagai ideologi
bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila
itu menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara.

9
DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin, S.H. Filsafat Pancasilaisme. Rineka Cipta, Jakarta.
Juliardi, B (2015). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Azhary.1995.Negara Hukum Indonesia: Analisis Yuridis Normatif tentang Unsur-
Unsurnya. Jakarta: UI Press.
Al Hakim S,dkk.2012, Pendidikan Kewarganegaraan: Dalam Konteks Indonesia.
Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Adnan, Fachri dkk.2003.Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Padang: UNP
Press.

10

Anda mungkin juga menyukai