DISUSUN OLEH:
DESY IRMAYANI
IKA NADILA DEWI
ILHAM MAULANA SYAFRYAN
MASITAH MAHESY
NIZAM PRANATA
INSTIRUTE EHMRI
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayah-
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Pancasila.
Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi banyak orang dan menambah wawasan dan
Karena keterbatasan pengetahuan maka kami yakin makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PEDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
Kemerdekaan?
BAB 3 PENUTUP
3.1 Penutup
3.2 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
Pancasila adalah dasar negara Indonesia, Pancasila pada sejarah perjalanan bangsa
Indonesia bukan sesuatu yang baru, melainkan telah usang dikenal menjadi bagian pada nilai-
nilai budaya kehidupan bangsa Indonesia. Kemudian nilai-nilai tadi dirumuskan menjadi
dasar Negara Indonesia. Sejak zaman dahulu, daerah-daerah pada nusantara ini mempunyai
beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya. Pancasila sebagai dasar Negara lahir
pada tanggal 1 Juni pada momen sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha
menyampaikan pidato bertajuk “Lahirnya Pancasila” tentang gagasan mengenai konsep awal
Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara
Indonesia baru disahkan sehari setelah proklamasi Indonesia, tepatnya pada 18 Agustus 1945
saat pelaksanaan sidang pertama PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Rumusan
tersebut terdapat pada alenia keempat UUD 1945. Sejak saat itu, Pancasila menjadi dasar
kenyataannya Pancasila itu berguna bagi keutuhan bangsa, serta bermanfaat secara nyata
dalam menjaga keutuhan masing-masing komunitas, individu, dan kelompok. Pancasila yang
multicultural berkarakter Indonesia, hanya dengan cara itulah Pancasila dapat kontekstual
Building dengan memompa semangat dan kebanggaan bahwa kita adalah bangsa yang
Kemerdekaan.
1. Apa saja Implementasi Nilai-nilai Pancasila pada Peristiwa yang terjadi di Era
Kemerdekaan?
1.3 Tujuan
2. Untuk menjelaskan peran Pancasila dalam mengatasi pristiwa yang terjadi serta
PEMBAHASAN
Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia masih berbenah di bidang politik, sosial dan
ekonomi. Ketegangan, kekacauan, serta insiden masih sering terjadi, dikarenakan pihak
sekutu yang masih belum mau melepas Indonesia. Pemerintahan Indonesia memang sudah
berdiri secara penuh, namun masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Pada awalnya
namun kondisi politik dan keamanan pada saat itu masih belum membaik, mengingat adanya
Penerapan Pancasila pada masa awal kemerdekaan berlangsung sejak tahun 1945
hingga tahun 1959. Pada masa ini, seluruh rakyat Indonesia bertekad untuk melepaskan diri
dari segala bentuk penjajahan dan menjadi bangsa yang mandiri. Namun pada awal
kemerdekaan penerapan Pancasila sebagai dasar negara yang disahkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tidak serta merta berjalan mulus. Berbagai permasalahan
kerap terjadi dan harus di hadapi oleh bangsa Indonesia dalam menerapkan Pancasila.
kekalahan perang, Jepang memberikan sebuah janji kepada Indonesia bahwasannya akan
memberikan suatu kemerdekaan tanpa syarat. Untuk meyakinkan rakyat Indonesia akan janji
sidang ini dibahas mengenai rancangan dasar negara untuk Indonesia jika sudah merdeka.
Banyak anggota sidang yang mengusulkan rumusan dasar negara, diantaranya adalah :
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri kemanusiaan.
3. Peri Ketuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan Rakyat.
4. Sosialisme Negara.
5. Hubungan Antarbangsa.
4. Kesejahteraan Sosial.
membentuk panitia kecil yang bertugas menampung usulan yang masuk dan memeriksanya
serta melaporkan pada sidang BPUPKI. Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan
antara panitia kecil, dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di wilayah Jakarta. Hasil
yang dicapai adalah disetujuinya sebuah panitia kecil penyelidik dasar negara yang disebut
dengan panitia Sembilan. Panitia Sembilan melakukan sidang dan berhasil merumuskan suatu
hukum dasar negara yang dikenal sebagai Piagam Jakarta. Dalam naskah Piagam Jakarta
3. Persatuan Indonesia.
perwakilan.
masyarakat yang beragama non muslim, karena memang pada dasarnya Indonesia adalah
negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama. Pada sidang PPKI pertama tanggal
18 Agustus 1945 atau sehari setelah kemerdekaan Indonesia, sila pertama pancasila dirubah
menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”, pada hari itu juga pancasila disahkan menjadi dasar
Pada tanggal 17 Agustus Soekarno dan Hatta sebagai perwakilan bangsa Indonesia
Indonesia lepas dari campur tangan atau intervensi yang dilakukan pihak luar terutama adalah
Belanda. Hal ini dibuktikan dengan adanya rentetan peristiwa yang terjadi pada kurun waktu
(1945-1949) yang mengancam keutuhan negara Indonesia. Peristiwa ini disebabkan oleh
Kemerdekaan
Eksistensi Pancasila sempat dianggap pudar pada masa revolusi (1945-1949), karena
kedaulatan rakyat sebagai negara justru lebih popular. Hilangnya pamor pancasila pada saat
itu tentu dapat dipahami karena para tokoh-tokoh nasionalis lebih memusatkan perhatiannya
pada upaya mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Misalnya dapat kita lihat pada
beberapa peristiwa, diawali dengan peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato Surabaya
pada tanggal 19 September 1945. Dalam peristiwa ini dapat kita lihat bagaimana gigihnya
terima di bumi Surabaya dikibarkan Bendera Kebangsaan Belanda padahal sudah jelas bahwa
bangsa Indonesia sudah merdeka, hal ini secara tidak langsung membuktikan bahwa Belanda
tugas utama dari AFNEI yang dipimpin oleh Letnan Sir Philip christinson adalah :
pemerintah sipil.
pengadilan.
Akan tetapi kedatangan AFNEI dibarengi pula dengan kedatangan NICA yang tidak
lain adalah pegawai sipil pemerintah Hindia Belanda yang disiapkan untuk mengambil alih
pemerintah sipil di Indonesia. Situasi keamanan menjadi semakin buruk sejak NICA
mempersenjatai kembali KNIL yang baru dilepaskan dari tawanan Jepang. Hal tersebut tentu
Bukan hanya kedatangan AFNEI dan NICA ke Indonesia, tetapi keberadaan Jepang
Semarang. Pertempuran ini bermula karena gesekan yang terjadi antara pemuda Semarang
dengan pihak tentara Jepang. Pemuda Semarang ingin melucuti senjata tentara Jepang, tapi
hal ini ditolak oleh pihak tentara Jepang. Penolakan ini berlanjut menjadi sebuah
kemerdekaan Indonesia.
muncul sebuah Maklumat pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik pada tanggal
3 November 1945, dapat kita ketauhi bahwa dengan dibentuknya partai politik sebagai
bentuk nyata dari pemerintahan negara Indonesia yang ingin mewujudkan negara demokrasi
yang sesungguhnya. Akan tetapi dengan kebebasan membuat partai politik tidak serta merta
membebaskan Indonesia dari kekisruhan, banyak pula masalah yang mucul dari internal
negara Indonesia itu sendiri, karena ideologi yang berbeda dari setiap partai memunculkan
menimbulkan pertempuran di Semarang, tetapi juga di berbagai daerah, salah satunya adalah
Surabaya. Pertempuran yang terjadi antara pihak Belanda dan arek-arek Suroboyo ini
memuncak akibat kematian Jenderal Mallaby yang tewas di tangan arek-arek Suroboyo
sehingga pihak Belanda marah dan mengeluarkan ultimatum agar arek-arek Suroboyo
menyerahkan senjata dan dipaksa menghentikan perlawanan kepada Belanda. Hal ini ditolak
mentah-mentah oleh arek Suroboyo karena merasa bahwa Indonesia telah merdeka dan
pihak-pihak asing seperti Belanda dilarang melakukan intervensi kepada Indonesia. hal ini
Indonesia.
Beralih ke tahun selanjutnya yaitu pada tahun 1946, ternyata tidak hanya di Surabaya,
akibat kedatangan pihak AFNEI dan NICA juga menimbulkan pertempuran di Bandung yang
dikenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api pada 23 Maret 1946. Peristiwa ini merupakan
pembumihangusan kota Bandung sebagai bentuk dari penolakan ultimatum dari pihak Inggris
Konflik terus terjadi antara pihak Indonesia dengan Belanda serta Sekutu, namun
muncul kesadaran dari pemimpin negara bahwa konflik tidak harus diselesaikan dengan
peperangan karena hanya akan menimbulkan korban jiwa, konflik bisa diselesaikan melalui
perundingan dan perjanjian, salah satunya adalah muncul perjanjian Linggarjati pada tanggal
10 November tahun 1946. Perjanjian ini merupakan dampak dari tidak adanya pengakuan
dari pihak Belanda atas kemerdekaan Indonesia. Perjanjian ini berisi tentang kesepakatan
antara pihak Belanda dan Indonesia salah satunya adalah dari perjanjian ini permasalahan
antara kedua belah pihak ini sampai ke ranah internasional dan melibatkan PBB.
Isi dari perjanjian ini salah satunya adalah Belanda mau mengakui secara de facto
Republik Indonesia yang meliputi Madura, Sumatera, dan Jawa. Dan Belanda harus pergi
dari daerah tersebut paling lambat 1 januari 1949. Dari perjanjian ini juga terbentuk
kesepakatan antara pihak Indonesia dan Belanda untuk mendirikan Republik Indonesia
Serikat dan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketua. Jikalau
kita cermati sebenarnya perjanjian ini malah menimbulkan perpecahan dengan dibentuknya
RIS. Selain itu ada pelanggaran terhadap sila-sila Pancasila, yaitu sila ke tiga dan sila ke lima,
Ternyata meskipun ada perjanjian Linggajati, tidak menimbulkan kedamaian antara kedua
belah pihak antara Belanda dan Indonesia. Muncul sebuah pertempuran besar di Bali yang
dikenal dengan Puputan Margarana pada 29 November 1946. Pertempuran ini merupakan
Tidak hanya di Bali, tetapi ulah Belanda sampai ke Makassar. Pada tanggal 7
korban jiwa. Peristiwa ini dilatar belakangi oleh keinginan Belanda untuk menguasai
Bukan hanya ancaman dari segi perang tetapi Belanda juga memecah belah Indonesia
yang mengancam persatuan Indonesia, salah satunya adalah pembentukkan Negara Indonesia
Timur sebagai upaya mengembalikan kekuasaan Belanda atas wilayah Indonesia Timur pada
tanggal 18 Desember 1946. Untuk membentuk negara yang merdeka dan berdaulat para
delegasi juga menuntut agar status Negara Indonesia Timur di samakan dengan RI. Setelah
terbentuknya RIS, muncul berbagai kecaman agar dihapuskannya negara-negara bagian yang
dibentuk oleh Belanda, usaha ini diwujudkan melalui peleburan negara-negara yang ada
dalam bagian negara RI. Sehingga hal ini akan merubah bentuk negara dari negara serikat
adanya pembentukan Negara Indonesia Timur, tahun berikutnya muncul peristiwa agresi
militer pertama pada tanggal 21 juli 1947 yang disebabkan oleh perbedaan penafsiran
terhadap ketentuan hasil perundingan Linggajati setelah disahkan pada tanggal 25 Maret
1947. Dalam hal ini Belanda menganggap Indonesia sebagai negara induk atau negara
persemakmuran Belanda. Sedangkan dari pihak Indonesia tetap bersikukuh dan tetap teguh
Melihat pertikaian antara Indonesia Belanda, sepertinya dunia pun ingin ikut
mengambil peran dalam upaya penyelesaian pertikaian antara kedua pihak ini, salah satu
perwujudan dari upaya ini adalah pembentukan Komisi Tiga Negara (KTN) pada tanggal 27
Setelah pembentukan Komisi Tiga Negara, muncul perundingan lagi yang disebut
perundingan Renville pada tanggal 17 Januari 1948. Perjanjian ini dilatar belakangi oleh
agresi militer Belanda pertama. Perundingan Renville malah berdampak buruk bagi Indonesia
salah satunya adalah semakin menyempitnya wilayah Republik Indonesia karena dikuasai
pihak Belanda serta untuk memecah belah Indonesia, Belanda sepertinya menjadikan negara
Salah satu bukti bahwa Belanda menjadikan Indonesia menjadi negara boneka adalah
dibentuknya Negara Madura pada tanggal 23 Januari 1948, adanya Konferensi pembentukan
Negara Jawa Barat Pasundan pada tanggal 16 Februari 1948, serta meloncat ke bulan
November yaitu pembentukan Negara Jawa Timur tepatnya pada tanggal 16 November tahun
1948.
Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menjaga persatuan Indonesia
meskipun banyak ancaman yang datang untuk memecah belah Indonesia. Salah satunya
adalah adanya Pekan Olahraga Nasional (PON) pada tanggal 9 September 1948. Adanya
PON ini merupakan salah satu misi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa
meskipun Indonesia dipersempit dengan adanya perjanjian Renville, Indonesia masih mampu
Ancaman kepada Indonesia datang lagi beberapa saat setelah dilaksanakannya PON
yaitu munculnya pemberontakan PKI di Madiun pada 18 September 1948, pemberontakan ini
berasal dari pihak internal. Melalui pemberontakan ini, sebenarnya PKI ingin merebut
Tidak hanya ancaman dari internal, tetapi muncul lagi ancaman dari luar yaitu adanya
agresi militer Belanda kedua pada tanggal 19 Desember 1948. Agresi militer kedua ini
dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan pihak Belanda terhadap perjanjian Renville yang telah
disepakati. Belanda tetap bersikeras untuk menguasai Republik Indonesia seutuhnya tanpa
Beberapa waktu setelah terjadi agresi militer Belanda yang kedua, pada tanggal 1
Maret 1949 di kota Yogyakarta terjadi serangan besar-besaran dibawah pimpinan Letnan
Kolonel Soeharto. Serangan ini bertujuan untuk menakhlukan Belanda serta menunjukkan
kepada mata dunia bahwa TNI masih mempunyai kekuatan untuk melakukan perlawanan
terhadap Belanda. Pada serangan ini pihak TNI benar-benar menyusun strategi yang matang.
Serangan dimulai dengan memutuskan telepon, merusak jalan kereta api, menyerang
rombongan Belanda, serta tindakan lainnya yang bertujuan untuk merebut kota Yogyakarta
dari Belanda, karena kota Yogyakarta merupakan ibu kota RI (pada saat itu), sehingga ketika
pasukan Indonesia dapat merebutnya walau hanya beberapa jam akan sangat berpengaruh
persetujuan Roem Royen pada tanggal 7 Mei 1949. Dalam perjanjian ini terdapat beberapa
kesepakatan, salah satunya adalah terjadinya penghentian tembak menembak pada tanggal 3
Islam oleh Kartosoewirjo pada tanggal 7 Agustus 1949 di Jawa Barat. Gerakan proklamasi ini
kemerdekaannya menjadi negara yang teokrasi dan agama islam sebagai dasar negara. Hal ini
tentu saja sangat mengancam keutuhan negara Indonseia, karena dapat kita ketahui bahwa di
Indonesia tidak hanya ada agama Islam, tetapi banyak agama lain yang hidup di Indonesia.
Sepertinya memang dapat diartikan bahwa pamor Pancasila saat itu benar-benar
meredup, karena para tokoh nasionalis dan rakyat masih terlalu sibuk memperjuangkan dan
Namun, setelah kami analisis ternyata nilai-nilai pada sila pancasila masih
Sila pertama pancasila yang berbunyi “Ketuhanan yang maha Esa” terimplementasi
pada banyaknya ragam budaya yang hidup di Indonesia pada saat itu bahkan sampai
sekarang, hal ini merupakan bukti nyata bahwa meskipun agamanya beragam tapi Tuhan itu
Sila kedua pancasila yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradap”
terimplementasi pada dibentuknya Balai Perguruan Tinggi Kebangsaan Gadjah Mada pada
tanggal 3 maret 1946, hal itu adalah bentuk nyata pemerintah untuk mewujudkan impian
dalam sila ke-2 yaitu membentuk negara yang adil dalam hal ini adil dalam mendapatkan
terimplementasi dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu (1945-1949). Hal
ini jelas terlihat dalam perlawanan masyarakat Indonesia kepada kolonial yang mencoba
datang kembali ke Indonesia serta mencoba merebut kemerdekaan Indonesia yang sudah
didapat.
Sila keempat pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
meminimalisir setiap bentrokan-bentrokan yang terjadi antara pihak pribumi maupun kolonial
itu sendiri.
Sila kelima pancasila yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
belah Indonesia. karena kemerdekan Indonesia itu milik semua serta harus dirasakan oleh
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang panjang. Dimulai sebagai
masyarakat yang bebas dan berdaulat, bebas berinteraksi dengan pihak manapun dan
mengadakan hubungan dagang dengan siapa saja, tetapi kemudian harus mengalami
penjajahan oleh kolonialisme dan imperialisme Barat. Beratus-ratus tahun lamanya rakyat
Indonesia harus berjuang melalui berbagai perlawanan dan pergerakan kebangsaan yang
akhirnya sampailah kepada saat yang berbahagia untuk menemukan jati diri sebagai bangsa
yang berdaulat setelah tercapai proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dinyatakan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Berbagai perangkat, termasuk falsafah dan dasar negaranya
Pancasila sebagai karakter dan panduan hidup bangsa, telah ditetapkan. Kini kita hampir dua
mempertahankan kemerdekaan yang telah didapat. Hampir setiap sila dari pancasila
(1945-1949), maka dari itu tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk mencari serta
memaparkan apa saja nila-nilai pancasila yang terimplementasi dalam kurun waktu (1945-
1949) dalam mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai oleh masyarakat Indonesia.
3.2 Saran
Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mengetahui sejarah panjang perjalanan
Pancasila sebagai ideologi serta dasar negara Republik Indonesia. Setelah melihat banyak
peristiwa yang terjadi dahulu, maka hendaknya kita belajar dari peristiwa tersebut sehingga
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu mulai dari hari ini, kita harus membentuk karakter
yang berdasarkan pancasila dengan cara menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam diri kita.
DAFTAR PUSTAKA
Tiara Syabanira Dewantari (2022). Sejarah Pancasila dan Bagaimana Penerapannya Saat
Masa Awal Kemerdekaan. Brain Academy. Diakses 13 Juli 2023 dari
https://www.brainacademy.id/blog/sejarah-penerapan-pancasila-saat-masa-awal-
kemerdekaan
Sartika Dewi, Maharani & Anggraeni Dewi, Dinie (2021). Penerapan Nilai Pancasila Dari
Arus Sejarah Perjuangan Dan Dampak Globalisasi. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Undiksha Vol. 9 No. 2. 305,306, 309.
Manzilatul Rohmah, Alvi (2016). Implementasi Nilai Pancasila di Era Pasca Kemerdekaan
(1945-1949) Sebagai Upaya Penguatan Jati Diri Bangsa. (Universitas Negri Surabaya, 2016)
Diakses dari https://www.academia.edu/33206351