Disusun oleh:
NAUFAL ARIB MAULANA HSB (0401212034)
FADILLAH UTAMI (0401211015)
Kami harap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada 1 juni 1945 merupakan hari lahirnya pancasila terdengar pidato Ir.
Soekarno di hadapan para anggota BPUPKI(Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pancasila adalah dasar Negara Republik
Indonesia yang secara resmi di sahkan oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945
dan tercantum dalam undang-undang 1945. Dalam kenyatannya secara objektif
Pancasila telah dimiliki bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang oleh karna
itu presedien pertama yaitu IR.Soekarno berkata “Jangan sesekali meninggalkan
sejarah” Dari perkatan tersebut dapat di maknai bahwa sejarah mempunya fungsi
yang beragam dalam kehidupan. Pancasila adalalah lima dasar yang luhur yang ada
dan berkembang bersama bangsa Indonesia sejak dahulu. Peristiwa-peristiwa pada
masa lampau berhubungan dengan kejadian di masa sekarang dan muara di masa
yang akan datang.
1
kehidupan berbangsa serta bernegara karena pancasila adalah dasar Negara bangsa
Indonesia yang menjadi pilar Negara ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pancasila pada era pra kemerdekaan
2. Pancasila pada era kemerdekaan
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila Di Era Pra Kemerdekaan
1. Zaman prasejarah
Pada masa prasejarah tersebut, sebenarnya inti dari kehidupan
mereka adalah nilai-nilai pancasila itu sendiri:
a. Nilai religious
Adanya sistem penguburan mayat di ketahui dari di
temukannya kuburanserta kerangka di dalamnya. Adanya
keyakinan terhadap pemujaan roh leluhur juga dan penempatan
menhir (kuburan batu) di tempat-tempat yang tinggi yang di
anggap sebagai tempat roh leluhur, tempat yang penuh
keajaiban dan sebagai batas antara dunia manusia dan roh
leluhur.
b. Nilai perikemanusian
Misalnya penghargaan terhadap hakikat kemanusian yang di
tandai dengan penghargaan yang tinggi terhadap manusia
meskipun sudah meninggal. Hal ini menggambarkan perilaku
berbuat baik terhadap sesame manusia, yang pada hakikatnya
merupakan wujud kesadaran akan nilai kemanusiaan
c. Nilai kesatuan
Adanya kesamaan bangsa Indonesia sebagai rumpun bahasa
Austronesia, sehingga muncul kesamaan dalam kosa kata dan
kebudayaan.
3
d. Nilai musyawarah
Kehidupan mereka berkelompok dalam desa-desa, klan, marga
atau suku yang di pimpin oleh seorang kepala suku yang di
pilih secara musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares(yang
pertama diantar yang sama).
e. Nilai keadilan social
Dikenalnya pola kehidupan bercocok tanam secara gotong
royong berarti masyarakat pada saat itu telah berhasil
meninggalkan pola hidup Foodproducing. Hal itu menunjukkan
bahwa pada saat itu upaya kearah perwujudan kesejahteraan
dan kemakmuran bersama sudah ada.
2. Kerajaan kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan di
temukan prasati yang berupa 7yupa(tiang batu). Di yakini prasasti
tersebut berasal dari kerajaan yang bernama kutai. Berdasarkan
prasati tersebut dapat di ketahui bahwa Raja Mulawarman
keturunan dari Raja Asmawarman keturunan dari Kudungga. Raja
Mulawarman mengadakan kenduri dan memberikan sedekah
kepada Brahmana dan para Brahmana membangun Yupa itu
sebagai tanda terima kasih kepada raja yang dermawan.
Masyarakat kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama
kalinya ini menampilkan nilai-nilai politik, dan ketuhanan dalam
bentuk kerajaan, kenduri,, serta sedekah kepada para Brahmana.
4
Pancasila adalah ideology Negara dan rumusan kehidupan bagi
Negara Indonesia. Pada tanggal 1Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidikan
Usaha Kemerdekaan Indonesia yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden
Tumenggung (K.R.T)Radjiman Wedyodiningrat. Dalam pembukaan pidato
pada siding pertama Radjiman Widyodiningrat mengelontarkan pertanyaan
“Apa dasar Negara kita dan mau dibentukapa?”.
Untuk merumuskan pancasila sebagai dasar Negara, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukalkan dalam sidang BPUPKI yaitu Muhammad
Yamin, Soekarno dan Soepomo. Sidang pertama dilaksanakan pada tanggal
29 Mei 1945-1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar Negara untuk
Negara Indonesia.
1. Muhammad Yamin
Pada tanggal 29 Mei1945 Muh Yamin mengemukakan 5 asas bagi Negara
Indonesia yaitu :
Sila pertama “Kebangsaan”
Sila kedua “ Kemanusiaan”
Sila ketiga “Ketuhanan”
Sila keempat “Kerakyatan”
Sila kelima “ Kesejahteraan Rakyat
2. Prof. Dr. Soepomo
Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Soepomo mengemukakan 3 asas teori-
teori-teori bagi Negara Indonesia yaitu :
Sila pertama “ Teori Negara Perseorangan (Individualis)
Sila kedua “Paham Negara Kelas (Class Theory)”
Sila ketiga “Paham Negara Integralistik”
3. Ir.Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir.Soekarno mengemukakan 5 prinsip dasar Negara
yaitu:
Sila pertama “Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)”
Sila kedua “ Internasiolisme (Peri kemanusiaan)
5
Sila ketiga “Mufakat (Demokrasi)
Sila keempat “Kesejahteraan Sosial”
Sila kelima “Ketuhanan yang maha Esa”
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancasila adalah dasar Negara yang di kemukakan oleh beberapa tokoh
patriot di indonesia yaitu: Mr. Moh. Yamin, Prof. dr. Soepomo dan Ir. Soekarno.
Selain dari tiga tokoh yang berpengaruh tersebut, dasar Negara juga tertuang dalam
piagam Jakarta hasil dari rumusan panitia Sembilan. Namun, dasar Negara yang di
sampaikan di piagam Jakarta belum sempurna dan melakukan revisi pada sila
pertamanya menjadi “ketuhanan yang maha esa”.
Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum Indonesia, tercamtum dalam
ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945, yang pada akhirnya di
konkrietisasikan dalam pasal-pasal UUD1945 maupun dalam hukum positif
lainnya. Konsekuensi kedudukan pancasila sebagai dasar Negara ini lebih lanjut
dapat di rinci sebagai berikut:
Pertama: Pancasila sebagai dasar Negara merupakan sumber dari segala
sumber hukum atau sumber tertib hukum Indonesia.
Kedua: Pancasila sebagai dasar Negara meliputi suasana kebatinan dari
UUD1945.
Ketiga: Pancasila sebagai dasar Negara mewujudkan cita-cita hukum bagi
hukum dasar Negara Indonesia.
Keempat: Pancasila sebagai dasar Negara mengandung norma yang
mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah
maupun para penyelenggara Negara untuk memelihara budi pekerti
yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
8
DAFTAR PUSTAKA