Anda di halaman 1dari 13

“STATUS DAN PERANAN SOSIAL”

Diajukan untuk memenuhi salah-satu tugas pada mata kuliah media


pembelajaran
Mata Kuliah : IAD. IBD. ISD
Dosen Pengampu : Dra. Elly Warnisyah Harahap, M.Ag

Disusun Oleh :
KELOMPOK XIII
1. M. NAUFAL ZEIN (0401211007)

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
TP.2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatu
Segala puji bagi Allah Swt tuhan semesta alam.tuhan yang maha kuasa dan
maha mengetauhi,sehingga dengan ilmunya, manusia dibekali potensi untuk
menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan dan bahasa untuk mencapai
kesejahteraan, keselamatan dan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada rasulullahi Saw,yang mana telah membimbing dan
mengajarkan kepada umat-nya ke jalan yan diridhoi.
Makalah ini di ciptakan atas dasar sebagai tugas yang telah diberikan kepada
saya agar para mahasiswa mudah memahami mengenai materi dari mata kuliah Iad.
Ibd. Isd. adapun pembahasan yang ada di dalam makalah ini yaitu status dan peranan
sosial.
Dalam penyusunan makalah ini,saya mengambil sumber-sumber dari buku,
goggle dan juga pemikiran kami yang dulu diajarkan oleh guru-guru kami, oleh karena
itu kami selalu mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca atau pendengar untuk
mengevaluasi atau mengkaji bersama ilmu yang bermanfaat ini.
Sekian kata pengantar dari saya. Semoga kita dimudahkan dalam segara urusan,
dan semoga makalah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para mahasiswa.

Medan. 21 Desember 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHUUAN ...................................................................................... 1
A.Latar Belakang .................................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C.Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A. Status Sosial ..................................................................................................... 2
1.pengertian status sosial .................................................................................. 2
2.jenis-jenis status sosial .................................................................................. 3
3.akibat yang di timbulkan dari status sosial .................................................... 4
4.macam-macam konflik status ........................................................................ 4
B. Peran Sosial ...................................................................................................... 5
1.pengertian peran sosial .................................................................................. 5
2.cakupan peran sosial ...................................................................................... 6
3.beban peran sosial ......................................................................................... 6
4.fungsi peran sosial ......................................................................................... 7
5.hubungan antara status dan peran sosial........................................................ 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 9
A.Kesimpulan ....................................................................................................... 9
B.Saran .................................................................................................................. 9
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status dan peranan sosial adalah suatuunsur yang ada di masyarakat, jadi kami
hanya ingin sedikit menjelaskan tentang itu status dan apa itu peranan sehingga kita
dapat mengetahui fungsi dan tujuan dari pembahasan tersebut.
Pembahasan tentang status dan peranan sosial mungkin sudah sering di dengar
dan di pelajari sewaktu SMA, oleh karena itu kami sebagai pemakalah akan
mengulang Kembali pelajaran tersebut agar kita semua dapat memahami Kembali
akan pembahasan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian status dan peranan sosial
2. cara memperoleh status sosial
3. akibat yang di timbulkan status sosial
4. macam-macam konflik status
5. konflik kedudukan
6. fungsi peran sosial
7. apa hubungan antara status dan peran sosial
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi status dan peran sosial.
2. Memahami jenis-jenis status sosial yang ada dan akibat keberadaan status
tersebut.
3. Menjelaskan mengenai cakupan peranan sosial dan beban peranan yang ada
dalam masyarakat.
4. Menyebutkan fungsi dari peranan sosial.
5. Apa hubungan antara status dan peran sosial.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Status Sosial

1. Pengertian Status Sosial

Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing.


Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu
dalam tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau
posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya. Pada semua sistem
sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak, isteri,
suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya.

Menurut Mayor Polak (1979), status dimaksudkan sebagai kedudukan sosial


seorang oknum dalam kelompok serta dalam masyarakat. Status sosial memberi
bentuk dan pola pada interaksi sosial.
Sedangkan menurut Ralph Linton status sosial adalah sekumpulan hak dan
kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Pemilik status sosial yang
tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan
dengan pemilik status sosial rendah.
Soerjono Soekanto membedakan status dengan status sosial; status diartikan
sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan
dengan orang-orang lain dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok
berhubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih
besar lagi. Sedangkan status sosial diartikan sebagai tempat seseorang secara umum
dalam masyarakatnya sehubungan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Hubungan individu dengan status diibaratkan seperti hubungan antara
pengemudi dengan mobil. Seseorang yang mengendarai mobil keluaran tahun 80an
tentu akan berbeda jika dibandingkan dengan seseorang yang mengendarai mobil
Mercedes Limited Edition (edisi terbatas) keluaran terbaru. Apabila pengemudinya
mobil pertama diganti dengan pengemudi mobil kedua maka jalannya mobil dapat
lebih baik atau dapat menjadi lebih buruk, begitu pun sebaliknya. Selain arti status
sosial, ada baiknya jika kita mengerti arti dari kelas sosial, stratifikasi sosial, dan
diferensiasi sosial yaitu sebagai berikut:

2
1) Kelas Sosial
Menurut Barger kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi. Ekonomi
dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena
pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi
kekayaan/perekonomian individu.
2) Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan/penggolongan/pembagian masyarakat secara
vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana
direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur
mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.
3) Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat
secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti pembedaan agama di mana orang
yang beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama
konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen protestan.

2. Jenis-Jenis Status Sosial

Munculnya status sosial dalam masyarakat diperoleh dengan berbagai cara yaitu:
1) Status yang digariskan (ascribed status) adalah status yang diperoleh secara alami
atau otomatis yang dibawa sejak manusia dilahirkan. Contohnya: anak seorang
bangsawan sejak lahir mendapat gelar bangsawan, jenis kelamin, dan kasta pada
masyarakat Hindu.
2) Status yang diusahakan (Achieved status) adalah status yang diperoleh dengan
melalui usaha atau perjuangan sendiri dengan disengaja. Semua individu
berpeluang menduduki status ini asal memebuhi syarat-syarat tertentu.
Contohnya: gelar kesarjanaan, gubernur, presiden, insinyur dan ketua osis.
3) Status yang diberikan (assigned status) adalah status yang diberikan kepada
seseorang yang telah berjasa memperjuangkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat. Contohnya: gelar pahlawan, gelar pelajar teladan dan penerima
kalpataru.

3
3. Akibat yang ditimbulkan dari Status Sosial

Dalam kehidupan masyarakat sering timbul pertentangan yang dialami


seseorang sehubungan dengan status yang dimilikinya. Konflik status yang timbul
dalam masyarakat antara lain berikut ini:
1) Konflik status individual, yaitu konflik yang terdapat dalam diri pribadi seseorang
(batin sendiri). Contohnya: seorang siswa SMA harus memilih antara keinginan
bekerja atau mengikuti keinginan ibunya untuk kuliah atau seorang wanita yang
harus memilih antara bekerja atau menjadi ibu rumah tangga.
2) Konflik status antar kelompok, yaitu konflik yang terjadi karena satu kelompok
merugikan kelompok lain. Contohnya: peraturan yang dikeluarkan Pemda
bertentangan dengan peraturan yang ada dipusat. Peraturan yang dikeluarkan satu
departemen bertentangan dengan peraturan departemen yang lain. DPU (Dinas
Pekerjaan Umum) yang punya tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya, kadang
terjadi konflik dengan PLN yang melubangi jalan ketika membuat jaringan
listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru, terkadang mereka berkonflik
dengan TELKOM karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM karena
membocorkan pipa air. Keempat Instansi tersebut akan saling berbenturan dalam
melaksanakan statusnya masing-masing.
3) Konflik Status Antar Individu adalah konflik status yang terjadi antara individu
yang satu dengan individu yang lain, karena status yang dimilikinya. Contohnya:
perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga. Tono beramtem dengan Tomi
gara-gara sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak mereka.

4. Macam-macam Konflik Status


a. Konflik Status Bersifat Individual
Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri.

Contoh:

• Seorang wanita harus memilih karier atau ibu rumah tangga


• Seorang anak harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.

4
b. Konflik Status Antar Individu:

Konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain,
karena status yang dimilikinya.

Contoh:

• perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga

c. Konflik Status Antar Kelompok


Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain.

Contoh:

• Peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan peraturan


departemen yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung
jawab terhadap jalan-jalan raya, kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan
LIstrik Negara) yang melubangi jalan ketika membuat jaringan listrik baru.

B. Peran Sosial
1. Pengertian Peran Sosial

Peran sosial (social role) merupakan seperangkat harapan dan perilaku atas
status sosial. Menurut Soerjono Soekanto (1981), peran sosial merupakan tingkah
laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu. Dalam peranan yang
berhubungan dengan pekerjaannya, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-
kewajibannya yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Melalui
belajar berperan, norma-norma kebudayaan dipelajari. Seseorang dikatakan
berperanan jika ia telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status
sosialnya dalam masyarakat. Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran
sosial bersifat dinamis (berubah-ubah) sedangkan status sosial bersifat statis (tetap).

5
2. Cakupan Peran Sosial

Menurut Levinson, bahwa peranan itu mencakup tiga hal, yaitu:


1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Contoh : Sebagai seorang pemimpin harus dapat
menjadi panutan dan suri teladan para anggotanya, karena dalam diri pemimpin
tersebut tersandang aturan/norma-norma yang sesuai dengan posisinya.
2) Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat. Contoh : seorang ulama, guru dan sebagainya, harus bijaksana, baik
hati, sabar, membimbing dan menjadi panutan bagi para muridnya.
3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi truktur
sosial masyarakat. Contoh : Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, dsb,
merupakan peranperan dalam masyarakat yang membentuk struktur/susunan
masyarakat.

3. Beban Peran Sosial


1) Persiapan peran yang kurang memadai
Persiapan peran melalui proses sosialisasi dan pendidikan yang menyediakan suatu
peralihan dari peran yang satu ke peran yang lain, tetapi apabila dalam proses ini
mengalami diskontinuitas maka akan mengakibatkan persiapan yang kurang pada
seorang individu dalam berperan.
2) Kesulitan dalam peralihan peran
Dalam sebagian besar masyarakat terdapat peralihan peran yang dibentuk dan sulit
untuk dihindari. Untuk menerima suatu peran baru, seseorang sering harus
melepaskan peran yang lama. Padahal dalam proses ini sering terjadi kegagalan
karena belum tentu orang tersebut mampu beralih peran dengan cepat dan benar.
3) Konflik Peranan
Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau lebih
status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika seseorang
dalam keadaan tertekan, merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu
melaksakan peranan yang diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak
melaksanakan peranannya dengan ideal/sempurna. Contoh: Ibu Tati sebagai
seorang ibu dan guru SD. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk
mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Saat ia memutuskan membawa

6
anaknya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia
harus berperanan sebagai guru mengajar di kelas.
Antara status dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa
kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan, Contoh: Dalam rumah
tangga, tidak ada peranan Ayah jika seorang suami tidak mempunyai anak.
Seseorang tidak bisa memberikan surat Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia bukan
polisi. Seseorang dapat memainkan beberapa peranan sekaligus pada saat yang
sama, seperti seorang wanita dapat mempunyai peranan sebagai isteri, ibu,
karyawan kantor sekaligus.
4) Kegagalan berperan
Dalam masyarakat yang stabil dan terpadu, proposisi peran yang ditentukan
masyarakat tinggi, kebanyakan peran akan terisi karena orang-orang telah
dipersiapkan sejak awal masa kanak-kanak. Sebaliknya, dalam masyarakat yang
perubahannya cepat dan kurang terpadu, sejumlah kegagalan berperan tidak dapat
dihindarkan. Beberapa orang gagal berperan sebagai orang dewasa, banyak orang
gagal dalam beberapa peran yang diperjuangkan, ada juga orang yang gagal
berperan dalam pernikahan dan sebagainya.
Menurut Mead, untuk setiap peran yang dimainkan individu, terdapat gambaran
yang sejalan dengan kedirian. Jadi citra diri inidvidu secara keseluruhan adalah
penggabungan dari berbagai kedirian seorang individu didalam bermacam-macam
peranannya.

4. Fungsi Peran Sosial


Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi
tersebut antara lain:
1) Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan
struktur masyarakat, seperti peran sebagai ayah atau ibu.
2) Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu
mereka yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut
memerlukan pengorbanan, seperti peran dokter, perawat, pekerja sosial, dsb.
3) Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri,
seperti seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang wanita sebagai isteri/ ibu,
seorang seniman dengan karyanya, dsb.

7
5. Hubungan Antara Status dan Peran Sosial
Seseorang dapat memiliki lebih dari satu status. Sehingga terkadang mereka
harus melakukan lebih dari satu peran juga. status utama merupakan status yang
membayangi status kita yang lain. Sebagai contoh adalah stephen Hawking yang
menyandang cacat berat karena penyakit Lau Gehring. Bagi banyak orang status
utamanya ialah penyandang cacat. Namun karena Hawking ialah salah seorang
fisikawan terbesar yang pernah hidup, prestasinya yang luar biasa telah memberikan
status utama lain, yaitu sebagai seorang ahli fisika kelas dunia yang seperingkat
dengan einstein.
Perbedaan antara peran dan status adalah bahwa anda dapat menduduki suatu
status , tetapi anda memainkan suatu peran (Linton : 1936) sebagai contoh menjadi
anak laki-laki atau perempuan adalah status anda, tetapi harapan anda untuk
menerima pangan dan tempat tinggal dari orang tua anda maupun harapan meraka
bahwa anda akan menghormati mereka merupakan bagian dari peran anda.
Meskipun status-status kita biasanya saling terkait dengan baik, ada orang-orang
yang mengalami kontradiksi atau ketidaksepadanan pada status-status mereka. Ini
dikenal sebagai ketidakselarasan (atau ketidakcocokan) status (status in
consistency). Seorang mahasiswa perguruan tinggi yang berusia 14 tahun
merupakan suatu contoh. Contoh lainnya adalah seorang perempuan telah menikah
berusia 40 tahun yang berkencan dengan seorang mahasiswa perguruan tinggi tahun
kedua yang berusia 19 tahun (James:2006).

8
BAB III
PENUTUP
A. Keseimpulan
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah
kedudukan (status) dan peranan (role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku
dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok
memiliki arti penting

Antara status dengan peranan memiliki hubungan yang erat. Seseorang dapat
dapat menjalankan suatu peran apabila memiliki status. Seseorang yang dianggap
memiliki status yang tinggi dalam masyarakat biasanya akan lebih disegani.
Seorang yang berjasa terhadap kelompok masyarakat pun dapat memperoleh status
yang tinggi di masyarakat tersebut.
Seseorang dapat memperoleh status dengan berbagai cara yaitu status yang
dimiliki saat mereka lahir atau tanpa usaha, status yang diperoleh dengan berusaha
dan diperjuangkan dan status yang diberikan atas jasa yang dilakukan oleh
seseorang. Seseorang dapat memiliki lebih dari satu status sehingga dimungkinkan
terjadi konflik dalam pelaksanaan perannya.
Setiap manusia diciptakan berbeda-beda antara yang satu dengan yang
lainnya. Ada yang memiliki status yang dianggap tinggi ada pula yang dianggap
berstatus rendah. Hendaknya dalam suatu masyarakat kita tidak membeda-bedakan
perlakuan terhadap semua penyandang status, karena status yang kita miliki adalah
pemberian dari sang Pencipta. Sehingga apapun status yang kita punya, maka tidak
akan menghalangi kita untuk berbuat baik terhadap semua orang.

B.Saran
Demikian yang dapat kami susun mengenai materi status dan peranan sosial ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca mau memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah
di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi paa pembaca dan penulisnya. Terima
kasih. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

9
DAFTAR PUSTAKA
http://wahyusofyanto55.blogspot.com/2015/08/status-dan-peran-sosial.html

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-status/

10

Anda mungkin juga menyukai