Anda di halaman 1dari 18

“TAUHID SIFAT 20”

Diajukan untuk memenuhi salah-satu tugas pada mata kuliah


media pembelajaran
Dosen Pengampu : Ust. Musaddad, M.Ag

Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
1. MHD.FAJAR FADHILAH (0401211010)
2. HIJRIYAH (0401211012)

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
TP.2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatu
Segala puji bagi Allah Swt tuhan semesta alam. Tuhan yang maha kuasa dan
maha mengetahui, sehingga dengan ilmunya, manusia dibekali potensi untuk
menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan dan bahasa untuk mencapai
kesejahteraan, keselamatan dan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Shalawat dan
salam kepada uswatun hasanah Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah tauhid. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
penulis dan pembaca tentang Sifat 20. semoga dapat memberikan manfaat yang banyak
kepada orang lain. dan kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Musaddad M.Ag.
selaku dosen dari mata kuliah tauhid yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang bidang yang kami tekuni.
Dalam penyusunan makalah ini, saya mengambil sumber-sumber dari buku,
google dan juga pemikiran kami yang dulu diajarkan oleh guru-guru kami, oleh karena
itu kami selalu mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca atau pendengar untuk
mengevaluasi atau mengkaji bersama ilmu yang bermanfaat ini.
Semoga kita dimudahkan dalam segala urusan, dan semoga makalah ini menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi para mahasiswa.

Medan.30 Oktober 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................
A.Latar Belakang....................................................................
B.Rumusan Masalah...............................................................
C.Tujuan .................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................
A.Sifat 20................................................................................
B.Ta’aluq ................................................................................
C.Bagian-Bagian Sifat 20 .......................................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................
A.Kesimpulan .........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Telah kita ketauhi Bersama bawha awalluddin ma’rifatullah adalah
ia awal agama adalah mengenal Allah,namun pada hakikatnya awal
agama adalah menuntut ilmu,maka oleh karena itu melalui makalah ini
kita dapat menuntut ilmu terkhusus ilmu tauhid agar kita dapat
mengenal rabb kita yaitu Allah.
Kemudian di akhir zaman ini maka sangat amat penting kita
mempelajari sifat 20 ini,sehingga kita dapat membentengi diri kita dari
aqidah yang menyimpang dari ahlussunnah wal jama’ah,maka dari pada
itu marilah sama-sama kita mempelajari sifat 20 ini dengan baik
danbenar,agar kiranya kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah
Swt.
Semoga dengan makalah ini kita dapat melihat kekuasan rabb
kita.sehingga kita tidak berfikir yang tidak-tidak tentang rabb
kita.semoga kita selalu dalam lindungan Allah Swt yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang.
B.Rumusan Masalah
1.penjelasan tentang 20 sifat wajib
2.menjelaskan tentang ta’alluq
3.kategori/pembagian sifat 20
C.Tujuan
1.mengetauhi sifat sifat Allah Swt
2.mengetauhi ap aitu ta’alluq
3.mengetauhi pembagian sifat 20
4.menambah keimanan dan wawasan
BAB II
PEMBAHASAN
A.Sifat 20
Di bawah ini. Kami akan menerangkan satu persatu dari pada yang dua puluh
bagi Allah dengan terperinci.agar kiranya bagaimana wajar dan patutnya sikap dan
kelakuan orang mu’min yang mu’takid yang mengi’tikadkan bahwa tuhan bersifat
dengan sifat itu,agar si mu’min itu betul-betul menjadi sempurna.1
Sesungguhnya sifat-sifat Tuhan itu banyak sekali telah dijelaskan di dalam
Al-Qur’an. Tapi wajiblah atas tiap orang mengenal akan sifat-sifat Allah itu.secara
ijmal atau secara ringkas,yaitu wajib ia percaya bahwa Allah Ta’ala “Muttashifun
bikulli kamaal, yakni Allah Ta’ala bersifat dengan sifat yang maha sempurna.

1. Wujud

Wujud artinya “ada” maka mustahil “Adam”(tiada)

Adanya Allah bukan karena ada yang menciptakan atau ada yang
mengadakan, tetapi dengan dzatnya sendiri. wajib bagi Allah mempunyai sifat
wujud, yaitu dzat Allah yang pasti ada keberadaan-Nya, baik itu dahulu, sekarang
ataupun yang akan datang.

Wujud Allah adalah mutlak, bukan wujud muqayyad (terbatas), bebas dari
segala ikatan. Wujud Allah adalah dzat-Nya sendiri, yang Esa, tidak terdiri dari
beberapa unsur, yang Maha Sempurna dari segala kekurangan, tidak berkurang
tidak berlebih, baik sebelum alam ini dijadikan maupun sesudahnya.

ِۚ ِ ‫علَى ْال َع ْر‬


َّ َ‫ش ا‬
‫لرحْمٰ ُن فَسْـَٔلْ ِب ٖه‬ َ ‫ض َو َما َب ْينَ ُه َما فِ ْي ِستَّ ِة اَي ٍَّام ث ُ َّم ا ْست َٰوى‬ َ ْ ‫ت َو‬
َ ‫اْل ْر‬ ْ ‫اَلَّذ‬
ِ ‫ِي َخلَقَ السَّمٰ ٰو‬
‫َخ ِبي ًْرا‬

“yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, (Dialah) Yang
Maha Pengasih, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada orang yang lebih
mengetahui (Muhammad)”.

Surah Al Furqan ayat 59

1 Utsman Bin Abdullah Bin Aqil Bin Yahya,Awalluddin Sifat Dua Puluh (Jakarta:M.A Jaya)Hal.18
Tanya: Bisakah alam dan sesuatu ini terjadi dengan sendirinya?

Akal menjawab: Tidak bisa jadi2

Tanya: Kalau tidak bisa, lalu siapa yangmenciptakan alam dan sesuatu ini?

Jawab: Yang menciptakannya tentu ada

Tanya: Siapakah Namanya?

Jawab: Namanya tidak ada yang tahu kecuali dia sendiri. Tapi dia ada
mempunyai beberapa utusan, maka dari utusannya itu kita akan tahu
tentang Namanya. Selain itu ada pula Namanya sebagai gelar atau
jabatannya.

Tanya: Siapa-siapa utusannya dan apa kata utusan itu tentang yang Maha Ada
itu?

Jawab: Utusannya yang terakhir adalah Muhammad Saw.menurut kata utusannya


itu ,Namanya si Maha Ada ialah Allah.suatu nama zatnya sendiri.

Tanya: Dapatkah dijamin kebenaran kata dari si utusannya itu?

Jawab: Tentu. Karena sejarah telah membuktikan tentang pribadi utusannya itu,
seorang yang selalu benar, terpercaya cakap dan berterus terang dalam
menyampaikan berita, memiliki watak dan sifat terpuji sepanjang
hidupnya

Tanya: Apakah pembuktian sejarah itu dapat dijamin kebenarannya?

Jawab: Pembuktian kebenaran sejarah itu di buktikan oleh perjalanan sejarah itu
sendiri. Dalam perjalanan sejarah itu tidak ada satu bantahan apapun yang
meununjukkan ketidakbenaran tentang kehadiran, keterpujiannya,

2 Syeikh M.Nafis Bin Idris Al-Banjarie,Ilmu Ketuhanan Permata Yang Indah Ad-Durrun Nafis
(Surabaya:Nur Ilmu,1200 H)Hal.97
kebesarannya dan jiwanya , kepemimpinan dan kemuliaan pribadi
Muhammad Saw. Malah dalam perjalanan sejarah banyak bukti-bukti
yang meyakinkan.

Tanya: Adakah bukti autentik (tertulis) tentang hal tersebut?

Jawab: Bukti autentik yang tidak pernah berubah kata-kata dan isinya, semenjak
14 abad ini ialah Al-Qur’an. Kata-kata dan isinya sampai hari ini tetap
bermutu, up to date/hangat dan tidak pernah basi.

Tanya: Lalu apa kesimpulan anda tentang ini.

Jawab: Allah pasti adanya(wujud).

2. Qidam

Qidam artinya sedia, maka mustahil “hudust“(permulaan atau mendahului).3

Wajib dalam dzat Allah mempunyai sifat qidam. artinya, bahwa Allah yang
terdahulu, wujudnya tidak didahului oleh sifatNya dan Allah tidak ada
permulaanya.,dan ia pula yang terkemudian,tidak ada kesudahannya

Kebalikan dari sifat qidam adalah baru. Jika Allah itu baru, maka sudah tentu
Allah membutuhkan dzat pencipta yang lain. Sebab sesuatu yang baru
membutuhkan pencipta.

ُ‫ه َُو ْٱْل َ َّولُ َوٱلْ َءاخِ ر‬

“dialah Allah yang terdahulu dan dia pula yang terkemudian ”

Surah Al Hadid ayat 3

3. Baqa’

Baqo’ artinya kekal, maka mustahil ia dihubungi “Fana”(binasa)

ِِۚ ‫ك ذُو اال َج ٰل‬


ِ ‫ل َو ا‬
ِۚ‫اْل اك َر ِام‬ َِۚ ِ‫َّويَب ٰاقى َو اج ِۚهُ َرب‬

3 Utsman Bin Abdullah Bin Aqil Bin Yahya,Awalluddin Sifat Dua Puluh (Jakarta:M.A Jaya)Hal.19
“Dan maha kekal zat tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan’.

Surah Ar Rahman ayat 27

Sifat Baqa’ artinya adanya Allah itu kekal selama-lamanya, tiada akhir dan
tiada berkesudahan. Jika Allah tidak mempunyai sifat baqa’, maka kemungkinan
Allah sewaktu-waktu bisa musnah,kalua bisa berubah dan bisa musnah,apa
bedanya dengan benda benda yang ada ini yang selalu mengalami perubahan dan
akhirnya musnah.

4. Mukhalafatu lil Hawadits

Mukhalafatu lil Hawadits artinya tidak sama dengan yang baharu (alam).
Maka mustahil sama dengan yang baharu 4

Allah mempunyai sifat mukhalafatu lil hawadits yaitu, berbeda dengan


segala sesuatu yang baru (hawadits). Wajib bagi Allah berlainan dengan sesuatu
yang baharu seperti bulan, bintang, matahari, manusia, jin, malaikat dan lain
sebagainya.si pencipta pasti “lebih dahulu” (Qadim) dari pada yang
diciptakan.kedua duanya pasti tidak sama dan pasti tidak akan pernah
sama. 5dijelaskan dalam al-Qur’an sebagaimana firman Allah:

‫صي ُْر‬
ِ َ‫سم ْي ُع الب‬ َ ‫ْس َكمِ ثْ ِل ِه‬
َ ‫ش ْي ٌء َوه َُو ال‬ َ ‫لَي‬

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.

Surah Asy-Syura.”

Oleh sebab itu Allah bukanlah merupakan jsim yang bisa digambarkan atau
benda yang sangat terbatas oleh ruang dan waktu.

5. Qiyamuhu Binafsihi

Qiyamuhu Binafsihi artinya berdiri dengan dirinya sendiri. Maka mustahil


tidak berdiri dengan dirinya sendiri, atau berdiri pada yang lain.

ِۚ‫ين‬ ‫ع ِن ا‬
َ ِ‫ِۚالعَالَم‬ ٌّ ِ‫َِّۚللاِۚلَغَن‬
َ ِۚ‫ي‬ َ َّ ‫إِ َّن‬

4 Utsman Bin Abdullah Bin Aqil Bin Yahya,Awalluddin Sifat Dua Puluh (Jakarta:M.A Jaya)Hal.20
5 Syeikh M.Nafis Bin Idris Al-Banjarie,Ilmu Ketuhanan Permata Yang Indah Ad-Durrun Nafis
(Surabaya:Nur Ilmu,1200 H)Hal.99
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.

Surah Al-’Ankabut ayat 6

Allah wajib mempunyai sifat qiyamuhu binafsihi yaitu berdiri sendiri, karena
Allah tidak membutuhkan kawan berunding dan bermusyawarah dan tidak pula
memerlukan bantuan kepada siapapun dan apapun juga,kalua ada kawan
berunding tentunya mempunyai kedudukan yang sama,atau setidak tidaknya bisa
berpengaruh oleh kata kata si kawan tadi,hal ini tidak bisa terjadi,mustahil
adanya.

6. Wahaniyah

Wahdaniyah artinya Esa.maka mustahil berbilang-bilang.6

ِۚ‫َّللاِۚ اَ َحد‬ ِۚ‫قُ ا‬


ُ ٰ ‫ل ه َُِۚو‬
“katakanlah dialah Allah yang Maha Esa”

Surah Al Ikhlas Ayat 1

wajib bagi Allah bersifat Maha Esa zatnya,Esa sifatnya,dan esa fi-
ilnya.Allah tunggal tidak ada sekutu baginya. yang Maha Ada itu pasti
Tunggal/Esa.kalau lebih dari satu berarti ada saingan dan pasti akan ada
kongkurensi. hal ini mustahil terjadi.

7. Qudrah

Qudrah artinya kuasa,maka mustahil lemah atau tidak kuasa

ُ‫ش ْيءُ قَدِير‬ ُِ ‫علَىُ ك‬


َ ‫ل‬ َ ‫ّللا‬ َُّ ِ‫إ‬
ََُّ ‫ن‬

6 Utsman Bin Abdullah Bin Aqil Bin Yahya,Awalluddin Sifat Dua Puluh (Jakarta:M.A Jaya)Hal.21
“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”

bahwasanya Allah Taa’la berkuasa atas tiap-tiap sesuatu. kekuasaannya adalah


mutlak, kalau dia tidak kuasa bagaimana mungkin dia bisa berbuat, menciptakan,
mengatur dan sebagainya.kekuasaan manusia ini amatlah terbatas termasuk
makhluk lainnya, dibatasi oleh ruang dan waktu, serta keadaan yang sukar untuk
diatasi.

8. Iradat

Iradat artinya menentukan atau menghendaki maka mustahil tergagah atau


terpaksa.

ُ‫فَ َّعالُ ِل َما ي ِريْد‬

Maha berbuat pada barang yang ia kehendaki

Surah Al Buruj Ayat 16

Sifat iradat atau Maha kehendak adalah wajib bagi Allah. Dengan sifat ini
Allah berkehendak dengan kemauanNya sendiri untuk mewujudkan apa saja
yang mungkin ada dan mungkin tidak ada. Sifat iradat Allah tidak terbatas
sebagaimana sifat iradat makhlukNya. Sebagaimana firman Allah dalam surah
al-Qashash.

“dan, Tuhanmu menciptaka apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali –
kali tidak ada pilihan bagi mereka”

Surah Al-Qashash Ayat 68

9. Ilmu

Ilmu Allah adalah Maha luas, tidak tebatas oleh apapun. 7Dengan sifat ilmu
Allah dapat mengetahui segala benda dan peristiwa, baik yang terjadi maupun
yang akan terjadi, yang mungkin, wajib dan mustahil adanya segala sesuatu
rincian, seperti dalam firmanNya:

7 Syeikh M.Nafis Bin Idris Al-Banjarie,Ilmu Ketuhanan Permata Yang Indah Ad-Durrun Nafis
(Surabaya:Nur Ilmu,1200 H)Hal.100
“Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”

Perbedaan ilmu Allah dengan makhlukNya terletak pada hal-hal berikut:

a.Ilmu makhlukNya terbatas jumlah dan bentuknya, sedangkan ilmu Allah tidak
terbatas dari segi tempat, jumlah, maupun bentuknya.

b.Ilmu makhlukNya terbatas oleh panca indera, baik dhahir maupun batinnya.
Sedangkan ilmu Allah dapat menjangkau segala sesuatu baik zhahir maupun
batin.

c.Ilmu makhluknya didapat setelah adanya sesuatu, sedangkan ilmu Allah tida
didapat dari sesuatu.

10. Hayat

Allah akan hidup selam-lamanya tanpa ada kesudahan. Hidup yang


ditetapkan berdasarkan logika maupun syariat tidak mungkin disamakan dengan
hidup kita sebagai makhluk, sebab kehidupan kita mempunyai awal dan akhir,
sedangkan hidup Allah azali dan abadi.

11. Sama’

Allah Maha Mendengar . Dengan sifat sama’ dapat mendengar suara baik
keras maupun perlahan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan Allah dapat
mendengar hati yang menjadi angan-angan manusia sekalipun.

12. Bashar

Dengan sifat bashar Allah dapat melihat segala sesuatu yang diciptakan dan
gerak-gerik makhlukNya, termasuk yang dirahasiakan. Seperti firman Allah
dalam Al-Qur’an

ِ َ‫َوه َُو السَّمِ ْي ُع اْلب‬


‫صي ُْر‬

“dan Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat”.

Surah Asy-Syura ayat 11.


13. Kalam

Kalam artinya berkata-kata atau bercakap-cakap.perkataan Allah tidak


terpengaruh oleh sususnan huruf dan bunyi.pembicaraan dan perkataannya tidak
berupa huruf dan bunyi,karena bila berupa huruf dan bunyi berarti Allah di
pengaruhi oleh susunan huruf dan nada.mustahil Allah bisa terpengaruh oleh
apapun juga. Mengenai dalil sifat kalam bagi Allah adalah: 8

‫َو َكلَّ َم هللاُ ُم ْوس تَ ْك ِليْما‬

“dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung (tanpa perantara).”

Surah An-Nisa’ ayat 164.

14. Qadirun

Allah selalu berada dalam keadaan Maha Kuasa, tanpa ada seikitpun orang
yang mempengaruhi-Nya. Allah Maha Kuasa maksudnya adalah sifat qudrat
yang selalu menetap pada Dzat Allah SWT. Dan tidak ada sifat yang lain yang
melebihi ketetapan sifat tersebut.

15. Muridun

Allah selalu dalam keadaan Menghendaki, tanpa ada orang yang


mempengaruhi. Kebalikan dari sifat Muridan adalah adanya sifat terpaksa,
artinya Allah tidak mempunyai kehendak.

16. Alimun

Aliman artinya Allah selalu dalam keadaan Maha Mengetahui, tanpa ada
yang terlepas dari pengetahuanNya. Kebalikan dari sifat aliman adalah sifat
bodoh.

17. Hayyun

8 Syeikh M.Nafis Bin Idris Al-Banjarie,Ilmu Ketuhanan Permata Yang Indah Ad-Durrun Nafis
(Surabaya:Nur Ilmu,1200 H)Hal.102
Hayyun yaitu Allah Maha Hidup, artinya Allah Maha Hidup selama-
lamanya, tidak ada batas awalnya dan akhirnya. Dan hidup tidak ada perantara
apapun.

18. Sami’un

Sami’un artinya Allah selalu dalam keadaan mendengar segala bunyi dan
suara maka mustahil tuli

19. bashirun

Sedangkan bashiran artinya Allah selalu berada dalam keadaan melihat


segala sesuatu. Kebalikan sifat ini adalah buta .

20. Mutakallimun

Allah selalu dalam keadaan berbicara, tanpa ada sifat bisu yang
menghinggapi-Nya sedikitpun. Sifat kalam selalu menetap pada dzat Allah.
Kebalikan sifat ini adalah bisu.

B.Ta’alluq

Artinya ta’alluq ialah menuntut sifat akan perbuatan yang bertambah, dari pada
berdirinya sifat kepada zat.

Adapun misalnya ta’alluq itu, seperti sifat qudrat (kuasa) maka menuntut ia
akan kenyataan yang di kuasainya. 9Demikian pula lain-lain ta’alluq pada lain-lain
sifat masing-masing.

1. Sifat yang hanya ta’aluq kepada yang mumkin, yaitu: Qudrah dan Iradah.
2. Sifat yang ta’aluq kepada yang wajib, yaitu: Ilmu dan kalam
3. Sifat yang ta’aluq kepada segala yang maujud, yaitu: Sama’ dan Bashar.

C.Bagian-Bagian Sifat 20

Sesungguhnya sifat Allah yang wajib secara ijmali terbagi empat bagian
sebagai berikut :

9 Utsman Bin Abdullah Bin Aqil Bin Yahya,Awalluddin Sifat Dua Puluh (Jakarta:M.A Jaya)Hal.28
1. sifat nafsiah mempunyai 1 sifat
2. sifat salbiah mempunyai 5 sifat
3. sifat ma’ani mempunyai 7 sifat
4. sifat ma’nawiyah mempunyai 7 sifat
10

Jumlahnya 20 sifat

1. Sifat Nafsiah dan Artinya

Arti sifat nafsiahialah suatu hal yang wajib bagi zat Allah. Bersifat dengan
sifat wujud yaitu “ada” tidak dikarenakan oleh karena yang lain.

Maka sifat nafsiah Cuma satu saja, yaitu : wujud

2. Sifat Salbiah dan Artinya

Arti sifat salbiah, ialah menolakatau menapikkan, segala macam sifat yang
tidak layak pada zat Allah Taa’la, hanya Allah sajalah yang memiliki sifat itu.

Maka sifat salbiah ada 5, yaitu : Qidam. baqo. mukholafatu lilhawadits.


qiyamuhu binafsih .wahdaniat

3.ِۚsifatِۚma’aniِۚdanِۚartinya

Artiِۚsifatِۚma’aniِۚialahِۚyangِۚmaujudِۚ(ada)ِۚyangِۚberdiriِۚpadaِۚzatِۚAllahِۚyangِۚ
maujud. Yang mewajibkan zat itu bersifat dengan suatu hukum sifat
ma’nawiah.

Makaِۚsifatِۚma’ani ada 7, yaitu : Qudrat.ِۚIradat.ِۚIlmu.ِۚHayat.ِۚSama’.ِۚBashar.ِۚ


Kalam

4.ِۚsifatِۚma’nawiahِۚdanِۚartinya

Artiِۚsifatِۚma’nawiahِۚialahِۚsuatuِۚhalِۚyangِۚtsabit,ِۚyangِۚtetapِۚbagiِۚzatِۚAllahِۚ
denganِۚsifatِۚma’aniِۚdenganِۚsifatِۚma’nawiahِۚjadiِۚberlazim-laziman keduanya.
yakni tidak terpisahkan, antara kedua sifat itu.

10. Utsman Bin Abdullah Bin Aqil Bin Yahya,Awalluddin Sifat Dua Puluh (Jakarta:M.A Jaya)Hal.28
Makaِۚsifatِۚma’nawiahِۚadaِۚ7, yaitu: Qoodirun. Muriidun. Aalimun. Hayyin.
Samii’un.ِۚbashiirun.ِۚMutakallimunِۚ

Kita telah bicarakan sifat-sifatdua puluh yang wajib bagi allah di atas tadi
dengan secara terperinci. Tinggal lagi satu perkara yang jaiz bagi allah yang akan
kita bicarakan disini yaitu:11

ُ‫فِ اع ُلِۚ كُ ِلِۚ ُم امكِنِۚ اَ اِۚو ت اَركُه‬

“Menjadikan segala mumkin (baharu) atau meninggalkannya”

Tidak menjadi wajib bagi Alllah menjadikan makhluk atau tidak


menjadikan makhluk yakni tidak ada yang perintah dan tidak ada yang
melarangnya

11 Utsman Bin Abdullah Bin Aqil Bin Yahya,Awalluddin Sifat Dua Puluh (Jakarta:M.A Jaya)Hal.31
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas dapat disimpulkan bahwa sifat 20 yang
wajib bagi Allah terbagi menjadi 4 bagian :12
a. Sifat nafsiyah yaitu wujud
b. Sifat salbiyah yaitu qidam, baqo’, mukholafatuhu lil hawadis, qiyamuhu
binafsihi, wahdaniyat.
c. Sifat ma’ani yaitu qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashor, kalam
d. Sifat ma’nawiyah
yaitu kaunuhu qadiran, kaunuhu muridan, kaunuhu ‘aliman, kaunuhu hayyan,
kaunuhu sami’an, kaunuhu bashiran, kaunuhu mutakalliman
Taalluq bagi sifat ma’ani dengan beberapa kemungkinan dan perkara
yang wujud ada 4 bagian:
a. sesuatu yang berhubungan dengan beberapa kemungkinan yaitu : sifat qudrat
dan sifat iradat. Namun, hubungan yang pertama merupakan perwujudan dan
peniadaan. Dan hubungan kedua, yakni sifat iradat merupakan hubungan
secara ketentuan
b. Sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang wajib, kewenangan dan
kemustahilan yaitu, sifat ilmu dan kalam. Namun, hubungan yang pertama
merupakan taalluq secara terbuka. Sedangkan sifat kalam sebagai penunjuk.
c. Sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang wujud adalah sifat
sama’dan bashor.
d. Sesuatu yang tidak berhubungan sama sekali yaitu sifat hayat.
Bagi orang-orang mukallaf tidak diwajibkan mengetahui taalluq sifat tersebut,
mukallaf hanya wajib memahami sifat-sifat Allah secara global beserta dalil-
dalilnya.

Karena mengetahui taalluq termasuk mendalami ilmu kalam.


Sifat jaiz bagi Allah hanya satu yaitu kebebasan meniadakan atau mengadakan
sesuatu, merupakan kewenangan yang mutlak bagi Allah Taala.

12 http://dimaspradifta17.blogspot.com/2018/03/makalah-sifat-20.html
B. Saran
Demikian yang dapat kami susun mengenai materi sifat-sifat Allah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.13
Penulis banyak berharap para pembaca mau memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semogamakalah ini berguna bagi penulis ada khususnya, juga para pembaca
pada umumnya.

13 http://dimaspradifta17.blogspot.com/2018/03/makalah-sifat-20.html

Anda mungkin juga menyukai