Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TAFSIR TARBAWIY: MENGENAL ALLAH

Di ajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Tafsir Hadist Ayat Pendidikan
yang diampu oleh: H. Syafiuddin AlAyubi, Lc., MA.Hum

Disusun oleh:

Iffa Syarifatul Mardliyyah 212203005

Rismayanti 212203013

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MANGGALA

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena berkat
rahmat, karunia serta taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Mengenal Allah” tepat pada waktunya.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita


Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan Syafa’atnya di Yaumul Qiyamah.
Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Tafsir Hadist Ayat
Pendidikan di semester 3.

Teriring ucapan terimakasih kepada Dosen pengampu, Bapak H. Syafiuddin


AlAyubi, Lc., MA.Hum. juga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
serta motivasi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna . Oleh karena itu, kritik dan saran masih sangat diperlukan guna
perbaikan dan meningkatkan kualitas makalah kami di masa yang akan dating.
Semoga makalah ini bisa menambah keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua.

Maruyung, 27 September 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

A. Latar belakang ..................................................................................1

B. Rumusan masalah ............................................................................2

C. Tujuan .............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................4

A. Konsep Ketuhanan ..........................................................................4

B. Pengertian dalam mengenal Allah ...................................................5

C. Cara mengenal Allah ......................................................................11

D. Hubungan Mengenal Allah Dalam Dunia Pendidikan ...................16

BAB III PENUTUP ............................................................................................20

Kesimpulan ....................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fitrah keberagamaan merupakan dorongan dari lubuk hati yang dalam untuk
melakukan hubungan dengan suatu kekuatan yang diyakini sebagai Maha Agung.
Manusia merasa bahwa Yang Maha Kuasa adalah andalannya karena manusia
mengetahui kelemahan dan keterbatasannya.

Manusia selalu berkeinginan untuk berinteraksi dengan Allah karena


memiliki naluri kemanusiaan sebagai makhluk yang lemah dan terbatas. Interaksi
antara manusia dengan-Nya membutuhkan proses pengenalan. Didalam Al-Qur`an
juga ditemukan adanya petunjuk yang diajarkan langsung oleh Allah pada manusia
tentang metode berinteraksi diri-Nya. Melalui tata cara dan redaksi ucapan dalam
rangka berdialog dengan Allah.

Ketika seseorang dapat mengenal Allah melalui diri-Nya (nama, keindahan


sifat-sifat-Nya serta wujud keindahan ciptannya) maka seseorang tersebut akan
melahirkan optimisme hidup, memiliki akhlak yang luhur dan mulia, serta
memotivasi seseorang untuk meneladani sifat-sifat yang sesuai dengan kedudukan
dan kemampuannya sebagai makhluk.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep-konsep Ketuhanan?
2. Bagaimana pengertian dalam Mengenal Allah?
3. Bagaimana cara dalam mengenal Allah?
4. Bagaimana hubungan Mengenal Allah dalam dunia Pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja konsep-konsep Ketuhanan
2. Untuk mengetahui bagaimana pengertian dalam Mengenal Allah
3. Untuk mengetahui bagaimana cara dalam mengenal Allah
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan Mengenal Allah dalam
dunia Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep ketuhanan

Konsep tentang Tuhan bukanlah konsep baru dalam peradaban manusia.


Sebelum Islam datang, nama Allah telah digunakan oleh orang-orang Arab
sebagai nama Tuhan yang tertinggi di antara Tuhan-tuhan lain yang mereka
sembah. Kemudian muncul perdebatan disekitar wujud dan peran Tuhan dalam
hubungannya dengan perbuatan manusia dan alam jagat raya. 1

Dalam hal ini muncul corak konsep-konsep ketuhanan antara lain:

1.Dinamisme

Dalam paham dinamisme Tuhan tampil dalam benda-benda yang dianggap


memiliki kekuatan misterius, seperti danau yang dalam dan tidak pernah kering
airnya, pohon yang usianya ratusan tahun dan sebagainya. Kepada benda-benda
seperti itulah manusia menyembah dan minta sesuatu perlindungan diri

2. Animisme

Selanjutnya dalam paham animisme Tuhan tampil dalam kekuatan-kekuatan


misterius yang mendatangkan kekaguman dan sebagainya, seperti banjir yang
menghanyutkan dan menelan korban jiwa dan sebagainya.

3. Politeisme

Tuhan tampil dalam bentuk dewa-dewa yang jumlahnya amat banyak dan
kepada dewa dewa itulah manusia berharap dan mengabdi.

5. Henoteisme

1Hairul Anwar, Konsep Tuhan di dalam Al-Qur`an, al-burhan vol.15 No. 1 tahun 2015,
https://journal.ptiq.ac.id hlm. 29

3
Dalam kepercayaan ini, bahwa Tuhan tampil dalam bentuk dewa yang
jumlahnya makin dikurangi. Dewa-dewa tersebut akan dimutasi dan diberhentikan
jika dirasa dewa tersebut kurang berperan dalam kehidupan mereka.

6. Monoteisme

Sebuah paham yang mengakui bahwa Tuhan itu hanya satu, namun siapakah
Tuhan satu itu juga menimbulkan perdebatan. Dalam agama Hindu Yang satu itu
disebut Sang Hyang Widi, dalam agama Yahudi Yang satu itu disebut Yahweh, dan
dalam Islam Yang satu itu disebut Allah. Kepada Tuhan itulah permohonan dan
perlindungan dimohonkan.2

Sedangkan menurut Rumi, konsep Tuhan dan bukti wujud Tuhan menurutnya
ialah Kehadiran Tuhan sebagai Fitrah, Tuhan bagi Rumi adalah yg ditemukan di
hati, bukan yang dipersepsikan. Sebab konsep berada di dalam pikiran, pikiran
adalah ciptaan, sementara Tuhan bukan hal yang dipikirkan, tapi Tuhan mesti
ditemukan dan dirasakan. 3

B. Pengertian mengenal Allah

Mengenal Allah atau bisa juga disebut dengan Ma’rifatullah yang berasal dari
kata ma’rifah dan Allah. Ma’rifah berarti mengetahui, mengenal Allah melalui
tanda-tanda kebesarannya. Mengenal Allah juga merupakan tahapan perjalanan diri
manusia. Salah satu hadist yang terkenal dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a
adalah sabda: “Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa Rabbahu” “Artinya: barang siapa
mengenal dirinya maka, ia akan mengenal Tuhannya”

Ada juga yang berpendapat bahwa kata Allah terambil dari kata Aliha-ya’lahu
yang berarti tenang, karena hati menjadi tenang bersama-Nya, atau dalam hati

2 DR. H. Abuddin Nata, Ma, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy: Mengenal
Allah, hlm. 57.
3 Muhammad Tahir Albe, Tauhid dan Dalil Wujud Tuhan Pendekatan Dalil Naqli & Aqli, Lisan Al-

Hal: Jurnal Pengembangan Pemikiran dan kebudayaan, https://journal.ibrahimy.ac.id vol. 16, hlm
19.

4
“menuju” “bermohon”, karena harapan seluruh makhluk tertuju kepada-Nya, dan
kepada-Nya juga makhluk bermohon. Allah adalah sebutan atau nama Tuhan (tiada
Tuhan selain Allah); wujud tertinggi, terunik; Zat Yang Maha Suci , Yang
Maha Mulia, daripada-Nya kehidupan berasal dan hanya kepada-Nya kehidupan
kembali.

Dalil Naqli sifat wujud Allah ada dalam Al-Qur’an surat As-Sajdah ayat 4:

ِۗ ِ ْ‫علٰى ْال ٰعر‬


‫ش ٰما‬ ٰ ‫ي سِ تَّ ِة اٰي ٍَّام ث ُ َّم ا ْست ٰٰوى‬
ْ ِ‫ض ٰو ٰما ٰب ْينٰ ُه ٰما ف‬ ٰ ْ ‫ت ٰو‬
ٰ ْ‫اْلر‬ ْ ‫ّللَا الَّذ‬
ِ ‫ِي ٰخلٰقٰ السَّمٰ ٰو‬ ُ‫ٰ ه‬

ٰ‫مِن َّولِي ٍ َّو ْٰل ٰش ِفي ِۗ ٍْع اٰف َٰٰل تٰتٰذٰ َّك ُر ْون‬
ْ ‫م ِْن د ُْون ِٖه‬

Adanya semesta alam yang kita lihat cukup untuk dijadikan sebagai alasan atau
dalil aqli bahwa Allah itu wujud, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu
yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.4

Islam adalah agama yang mengenalkan Tuhan dengan melalui isi kandungan
ayat-ayat Al-Qu'an. Lalu dalam Al-Qur’an Surat Muhammad ayat 19 ada perintah
yang menyatakan kewajiban menyembah Allah

‫فٰا ْعلٰ ْم اٰنَّهٗ ٰ ْۤل ا ِٰلهٰ ا َِّْل ه‬


ُ‫ّللَا‬

“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah” (QS.
Muhammad:19)

‫ ا ِٰلهٰ ا َِّْل ه‬, ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah
ُ‫ّللَا‬

Secara hakiki, tidak mungkin kita patuh pada sesuatu yang kita tidak ketahui dan
tidak kita kenal, lalu bagaimana kita bisa patuh terhadap perintah Tuhan jika kita
sendiri tidak mengenal Tuhan. Dalam sisi ibadah misalnya, bagaimana bisa
melakukan ibadah jika kita tidak tahu siapa yang memerintakan ibadah itu sendiri.

4 Asep Abdul Aziz, Pendidikan Islam sebagai upaya Ma’rifatullah, https://jurnal.iain-bone.ac.id

5
Itu mengapa surat yang pertama Allah turunkan ke muka bumi adalah Qur’an surat
Al-‘Alaq, yang mana didalamnya Allah terlebih dahulu memperkenal diri-Nya
sebagai Tuhan yang menciptakan semesta alam, sebelum kemudian Allah
menurunkan ayat-ayat lain yang berisi perintah perintah lainnya. 5 Bahkan menurut
H.M Quraisy Shihab, di dalam Al-Qur’an kata Allah terulang sebanyak 2698 kali,
dan mengetahui-Nya dengan penuh keyakinan termasuk salah satu hal yang wajib
dilakukan oleh setiap manusia.

Membuktikan bahwa pengenalan terhadap Allah itu sangatlah penting bagi


keimanan juga bagi kualitas ibadah seorang muslim itu sendiri

Seperti yang dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an:

َّ ُ‫الرحْ مٰ ن‬
‫االرحِ يْم‬ ِ ‫ِي ٰ ْۤل ا ِٰل ٰه ا َِّْل ه ُٰو ۚ عٰ ِل ُم ْالغٰ ْي‬
َّ ‫ب ٰوا ل َّش ٰها ٰد ِة ۚ ه ُٰو‬ ْ ‫ّللَا الَّذ‬
ُ ‫ه ُٰو ه‬

“Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Mengetahui yang gaib dan yang nyata,
Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”

(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 22)

Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah, dan
setiap orang yang menyembah selain Dia seperti tumbuh-tumbuhan, batu, berhala
atau raja adalah batal. Allah maha mengetahui segala sesuatu yang tampak di jagat
raya baik yang tampak di jagat raya baik yang tampak maupun yang tidak tampak,
serta tidak ada satu yang dilangit dan dibumi ini yang lepas dari pengetahuan Tuhan.
Allah memiliki Rahmat yang amat luas yang menjangkau seluruh ciptaan-Nya.
Allah maha pengasih di dunia dan di akhirat serta pada keduanya.

Itu sebabnya dalam Islam, semua ibadah yang tidak diperintahkan oleh
Allah itu tidak boleh atau batal.

5M. Quraisy Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi: Al-Asma’ Al Husna dalam Perspekif Islam,
https://books.google.co.id

6
Menurut para ulama ahli tafsir, dalam Qur’an surat Al-Hasyr ayat 22 ini ada
3 penegasan, pertama, tentang sebutan Allah sebagai Tuhan dalam Islam, kedua
tentang sifat Ar-Rahman, dan ketiga tentang sifat Ar-Rahim bagi Allah SWT.6

Dan ada hal yang menarik jika kita lebih menelaah kembali apa yang ada
dalam Al-Qur’an, dalam Al-Qur’an diceritakan bahwa ada kaum musyrikin yang
menyembah berhala-berhala, di hari kemudian mereka (kaum musyrikin) ditanya
“kamu sembah berhala-berhala itu?” lalu mereka menjawab “ya, kamu menyembah
patung-patung kami, Tuhan-tuhan kami”. Lalu si berhala menjawab dengan bahasa
nya sendiri “Tidak, mereka tidak menyembahku, karena aku pun tidak mengenal
mereka”. Bagaimana bisa mereka menyembah Tuhan sedangkan Tuhan yang
mereka sembah sendiri pun tidak mengenal siapa yang menyembah dirinya.

Oleh karena itu, dalam konteks beribadah kepada Allah pun kita perlu bahkan wajib
mengenal Allah.

Pada hakikatnya kita semua telah diberi Allah kemampuan untuk mengenal-Nya,
dan Itulah yang dinamakan fitrah

ٰ‫الديْنُ ْالقٰ ِي ُم ۚ ٰو ٰلـ ِكنَّ اٰ ْكثٰ ٰر النَّا ِس ْٰل ٰي ْعلٰ ُم ْون‬


ِ ٰ‫ّللَا ِۗۚ ٰذلِك‬
ِ‫ق ه‬ ِ ‫علٰ ْي ٰها ِۗۚ ْٰل تٰ ْب ِد ْي ٰل ِلخ ْٰـل‬
ٰ ‫س‬ ْ ‫ّللَا الَّ ِت‬
ٰ ٰ‫ي ف‬
ٰ ‫ط ٰر النَّا‬ ْ ‫ف‬
ِ ‫ِط ٰرتٰ ه‬

“ fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak
ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui,”

(QS. Ar-Rum 30: Ayat 30)

Bahwa maksudnya ialah, semua manusia ada dalam dirinya pengenalan kepada
Allah, dalam diri setiap manusia terdapat Tuhannya, Allah. H.M Quraisy Shihab
menyebutnya sebagai God Spot, ada Allah di setiap diri manusia.

Contohnya ialah, ketika kita dirasa memiliki kesulitan dalam hidup, pasti yang
dicari adalah bantuan manusia lain, mencari siapa orang yang bisa membantu dan

6 Ibid, hlm. 62

7
menyelesaikan masalah kita. Namun jika orang yang kita harap bisa membantu kita
itu ternyata tidak bisa membantu, otomatis kita cari orang lain lagi, ke si A, B
sampai si Z. hingga pada akhirnya, benar-benar tidak ada yang bisa membantu, lalu
kemana akhirnya dia meminta pertolongan? Dia pasti lari kepada Tuhannya, karena
dirasa tidak ada pertolongan yang dapat memantunya selain Allah. Dan itu yang
dinamakan fitrah, semua manusia pasti kembali kepada Allah. Dan itu yang
mungkin sering terjadi pada manusia, hal yang pertama dilakukan saat mendapat
masalah ialah mencari solusi kepada manusia lain, bukan mencari siapa yang Maha
memberi solusi terhadap semua masalah kehidupan yang terjadi, dan akhirnya haya
kekecewaan yang di dapat ketika kita terlalu berharap pada manusia.Yang
seharusnya Allah kita jadikan tujuan utama dalam memohon, meminta pertolongan
dan keadilan, lalu Allah memberi petunjuk dengan menjadikan manusia sebagai
wasilah, jalan/perantara atas pertolongan-Nya.

ْ‫َوإِلَى َربِكَ فَارْ غَب‬

Artinya: “Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-
Insyirah: 8).

Kembali ke pembahasan yang pertama, bahwa dalam proses mengenal


Allah merupakan fitrah yang ada dalam setiap diri manusia. Dalam Al-Qur’an juga
di ceritakan bahwa ada kaum musyrikin yang menyembah berhala, setiap hari
mereka menyembah berhala yang mereka anggap sebagai Tuhan mereka. Tetapi
begitu mereka mendapat kesulitan, dalam Al-Qur’an diceritakan ketika kapal yang
mereka tumpangi berada ditengah laut lalu ada ombak yang begitu besar sehingga
mengguncang kapal mereka dan mereka sangat ketakutan dan di dalam hati mereka,
mereka menyebut nama Allah dan meminta kepada Allah, mereka tidak meminta
pertolongan kepada selain Allah.

Kaum musyrikin meminta kepada Allah hanya pada saat mereka butuh dan
ketika dalam kesulitan, itu sebabnya kita harus ada perbedaan antara kaum

8
musyrikin dengan kita sebagai muslim, melibatkan Allah dalam setiap urusan kita,
dan dalam keadaan apapun kita harus menghadirkan Allah dalam diri kita.

Dari kisah diatas menggambarkan bahwa dalam setiap diri kita ada Allah, Allah
telah dikenal dalam diri kita.

‫ي لَ َعلَّ ُه ْم‬ْ ‫ي َو ْليُؤْ مِ ن ُْوا ِب‬


ْ ‫عا ِن ف َْل َي ْست َِج ْيب ُْوا ِل‬ ِ ‫ي قَ ِريْب ۗ ا ُ ِجيْبُ َدع َْوةَ الدَّا‬
َ ‫ع ِا َذا َد‬ ْ ‫ي َف ِا ِن‬
ْ ‫ع ِن‬ ْ ‫َو ِا ذَا َسا َ َلـكَ ِع َبا د‬
َ ‫ِي‬
َ‫شد ُْون‬ ُ ْ‫يَر‬

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku,


maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan
beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.”

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186)

Lalu semakin manusia berusaha untuk menghilangkan kegelisahannya


menyangkut wujud Tuhan, berarti dia akan mencari tahu siapa itu Tuhan?,
bagaimana Tuhan itu?. Maka dia akan semakin gelisah, ketika manusia hanya
berfikir menggunakan akal dan logika nya saja pasti akan beranggapan bahwa
Tuhan itu tidak ada. Dan dia akan semakin gelisah ketika terus mempunyai
anggapan seperti itu, karna itu bertentangan dengan fitrahnya, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya “dalam setiap diri manusia itu terdapat Allah” dan Allah
dekat dengan setiap hambanya7

‫مِن َح ْب ِل ْال َو ِر ْي ِد‬


ْ ‫س ِبه نَ ْفسُه ۖ َونَحْنُ اَ ْق َربُ اِلَ ْي ِه‬ ِ ْ ‫َولَقَدْ َخلَ ْقنَا‬
ُ ‫ال ْن َسا نَ َونَ ْعلَ ُم َما ت ُ َو ْس ِو‬

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”

(QS. Qaf 50: Ayat 16)

7H. M Quraisy Shihab, Dia diamana-mana: “Tangan Tuhan di balik setiap fenomena”,
https://books.google.co.id

9
Dalam proses pengenalan terhadap Tuhan, orang orang yang ingin
mengenal Tuhannya lebih dekat dengan berbagai macam cara, ada yang hanya
menggunakan akal atau ia menggunakan hatinya terlebih dahulu.

Seperti kisah Nabi Ibrahim yang tertuang dalam Al-Qur’an, dalam proses pencarian
Tuhan, bahwa Tuhan ialah sesuatu yang nampak dan besar pengaruhnya terhadap
alam semesta.

Timbulnya pikiran tentang siapakah yang pantas disembah selaku Tuhan.


Karena kaumnya yang dominan menyembah berhala, setelah itu ia melihat bulan
dan bintang diwaktu malam dan matahari pada waktu siang hari.

Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang
(lalu) dia berkata, ‘Inilah tuhanku.’ Maka ketika bintang itu terbenam dia
berkata, ‘Aku tidak suka kepada yang terbenam’. Lalu ketika dia melihat
bulan terbit dia berkata, ‘Inilah tuhanku.’ Tetapi ketika bulan itu terbenam
dia berkata, ‘Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,
pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.’

Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, ‘Inilah tuhanku,
ini lebih besar.’ Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, ‘Wahai
kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”

(QS. Al-An’am 6: Ayat 76-78)”

Menurut Ahmad Bahjat bahwa pencarian Tuhan Nabi Ibrahim, sesudah ia


melihat patung yang disembah masyarakatnya, yang tidak diterima oleh akalnya,
lantas ia merenung dan bersandar pada dinding gua, pandangan matanya menatap
lurus kelangit dimalam hari.8

C. Cara mengenal Allah

Allah hadir dimana-mana, Dia Az-Zhahir sekaligus Al-Bathin. Ia nampak


jelas melalui ayat-ayat di pentas alam raya ini yang merupakan bukti-bukti wujud

8 Edi Sumanto, Filosofi Nabi Ibrahmi mencari Tuhan melalui bulan, bintang dan matahari,
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id

10
dan ke-EsaanNya. Nalar tidak dapat membayangkan betapa alam raya dapat Wujud
apalagi dengan segala keindahan, keserasian, dan keharmonisannya, tanpa
kehadiran-Nya.

Maka ada beberapa cara untuk kita lebih dekat dengan sang Maha pencipta
langit dan bumi, Tuhan semesta alam yaitu Allah SWT, diantaranya ialah:

1. Melihat segala bentuk ciptaan Allah

Cara pertama untuk mengenal Allah adalah melalui ciptaan-Nya.


Berbagai makhluk yang Allah ciptakan, mulai dari hewan, tumbuhan,
manusia, jin serta adaya semesta alam yang tentunya tidak muncul dengan
sendirinya, yakni bahwa semua itu ada karena kuasa Allah.

Yang perlu digaris bawahi ialah, dalam Al-Qur’an itu tidak ada
bahasan tentang wujud Tuhan karena itu aksiomatik, yang ada itu adalah
tentang ke-Esa an Tuhan. Karena wujud Tuhan sudah jelas, tidak mungkin
Ia tidak wujud. Contohnya ada orang-orang yang menggunakan akalnya, itu
tidak jadi masalah, yang salah ialah ketika ia menggunakan akalnya hingga
melampaui batas sampai ingin mengenal dzatnya Tuhan dan itu tidak boleh.
Maka dapat diambil contoh seperti ini, kita percaya adanya matahari. Indah
bukan? Padahal sebenarnya bukan matahari yang kita lihat, tapi sinarnya.
Itu mengapa saat kita disiang hari ketika mata kita diarahkan ke arah
matahari, yang didapat pasti silau, kita bahkan tidak kuat menatap matahari
karena saking terang sinarnya, jika matahari saja tidak bisa kita tatap karena
saking indahnya sinar matahari, apalagi sang pencipta matahari?

Maka dalam konteks ini, jika kita ingin melihat Allah, lihat apa saja
keindahan-keindahan yang telah diciptakannya.

Banyak sekali firman-firman Allah yang mengajak dan menuntut


manusia memperhatikan dan mengenal sekelilingnya. Ayat Al-Qur’an
sebagai tanda dan bukti tentang wujud serta ke-Esaan Allah SWT agar

11
manusia dengan potensi akal dan hatinya bisa merenungkan kebesaran
Allah sekaligus untuk mengenal Allah. 9

2. Mengetahui dan memahami nama-nama dan sifat-sifat Allah (Al-


Asmaul Husna)

Salah satu cara untuk kita lebih mengenal dan dekat dengan Allah ialah
dengan mengetahui dan memahami nama-nama ataupun sifat-sifat Allah.
Jika sifat-sifat baik dan terpuji yang disandang manusia atau makhluk
seperti hidup, kuasa/mampu, pengetahuan, pendengaran, penglihatan,
kemuliaan, kasih sayang, pemurah, perhatian dan sebagainya maka pastilah
Yang Maha Kuasa pun memiliki sifat-sifat baik dan terpuji dalam kapasitas
dan substansi yang jauh lebih sempurna, karena jika tidak demikian, apa arti
kebutuhan manusia kepadanya?.

Maka dalam Qs. Al-Hasyr ayat 22 setalah dijelaskan mengenai Ke-


Esaan Allah lalu dijelaskan salahsatu sifat yang dimiliki Allah.

َّ ُ‫الرحْ مٰ ن‬
‫الرحِ ْي ُم‬ ِ ‫ِي َ ال ا ِٰلهَ ا َِّل ه َُو ۚ عٰ ِل ُم ْالغَ ْي‬
َّ ‫ب َوا ل َّش َها دَةِ ۚ ه َُو‬ ْ ‫ّللا الَّذ‬
ُ ٰ ‫ه َُو‬

"Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Mengetahui yang gaib dan
yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr
59: Ayat 22)

Dalam ayat tersebut berisi 3 penegasan, yaitu tentang sebutan Allah


sebagai Tuhan dalam Islam, kedua sifat ar-Rahman dan ketiga tentang sifat
ar-Rahim.

Ar-Rahman dan Ar-Rahim ialah sifat Allah yang berarti maha


pengasih dan maha penyayang. Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah dua nama
Allah yang amat dominan, karena dua nama inilah yang ditempatkan
menyusul penyebutan nama Allah. Ini pula yang menjadi sebab sehingga

9H. M Quraisy Shihab, Dia diamana-mana “Tangan Tuhan di balik setiap fenomena”: Bukti-bukti
Kehadiran Allah, https://books.google.co.id

12
Nabi Muhammad SAW melukiskan setiap pekerjaan yang tidak diawali
dengan Bismillahirrahmanirrahim adalah buntung, hilang berkahnya.
Basmalah yang diperintahkan itu mengandung dalam kalimatnya kedua
nama tersebut, dan dengan susunan penyebutan nama Allah seperti yang
dikemukakan di atas, bahwa kasih sayang dan Rahmat Allah begitu besar
sehingga terdapat pengulangan kata tersebut dalam Al-Qur’an, kata Ar-
Rahmaan terulang sebanyak 37 kali sedangkan Ar-Rahiim sebanyak 95 kali.
Juga dalam Qs. Ar-Rahman yang terdapat ayat fabiayyi aalaa irabbikumaa
tukadz dzibaan “nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan?”

Ayat tersebut sebagai penegasan bahwa begitu besar kasih sayang


Allah terhadap seluruh makhluk dimuka bumi, Perbedaan keduanya ialah,
Ar-rahman yang berarti kasih sayang Allah yang diberikan kepada seluruh
makhluk Allah di dunia tanpa pandang buluh, sedangkan Ar-Rahim ialah
kasih sayang Allah yang diberikan di akhirat kelak hanya kepada orang-
orang yang beriman.

Allah SWT dinamai juga Arham ar-Rahimin (yang paling pengasih


di antara seluruh yang Rahim/pengasih) bahkan oleh Al-Qur`an Ia disifati
pula sebagai Khair ar-Rahiim yang berarti sebaik-baiknya pengasih (Qs. Al-
Mu’minun:118) tidak ada kasih sayang yang melebihi kasih sayang Allah
SWT. Orang yang memliki kepercayaan kepada Allah yang memliki sifat
yang demikian itu harus pula berupaya meniru atau menyerap sifat-sifat
tersebut menurut kadar kesanggupan dirinya.

Nabi juga memberi petunjuk agar setiap muslim itu berakhlak


dengan Akhlak Allah " ‫ ”تخاف باخَلق هللا‬berakhlak lah dengan akhlak Allah”,
maka Asmaul Husna adalah gambaran Allah, agar kita lebih mengenal Allah
dengan mengetahui dan memahami sifat-sifat Allah selanjutnya hasil

13
peniruan dan penyerapan terhadap sifat-sifat Allah tersebut selanjutnya
diaplikasikan dalam perilaku dan akhlak yang mulia.10

Lalu selanjutnya ayat Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai sifat-


sifat Allah ialah QS. Al-Hasyr ayat 23

‫س الس َّٰل ُم ْال ُمؤْ مِ نُ ْال ُم َهيْمِ نُ ْال َع ِزي ُْز ْال َجـبَّا ُر ْال ُمتَك َِب ُر‬
ُ ‫ِي َ ال ا ِٰل َه ا َِّل ه َُو ۚ اَ ْل َم ِلكُ ْالقُد ُّْو‬
ْ ‫ّللا الَّذ‬
ُ ٰ ‫ ۗه َُو‬
َ‫ع َّما يُ ْش ِركُ ْون‬ ِ ٰ َ‫سبْحٰ ن‬
َ ‫ّللا‬ ُ

“Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Maha Raja Yang Maha
Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara
Keselamatan, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki
segala Keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”

(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 23)

Dari ayat ini dijelaskan oleh para ulama bahwa terdapat sifat-sifat
Allah yang tergolong dalam Asma’ al-Husna lainnya, yaitu sifat al-Malik,
al-Qudus, al-Salam, al-Mukmin, al-Muhaimin, al-Aziz, al-Jabbar, al-
Mutakabbir.

Dengan memahami dan meyakini adanya sifat-sifat Allah tersebut


membuat manusia akan lebih optimisme, merasa aman, karena dirinya
berada dalam aturan dan kekuasaan Allah yang senantiasa berbuat sesuatu
tanpa kesalahan dan kekurangan, yang selalu member rasa aman,
mengawasi, memiliki kekuatan dan keagungan.

ِ ‫ال ْس َما ٓ ُء ْال ُح ْس ٰنى ۗ يُ َس ِب ُح لَه َما فِى السَّمٰ ٰو‬


َ‫ت َوا ْل‬ َ ‫ئ ْال ُم‬
َ ْ ُ‫ص ِو ُر لَـه‬ ُ ‫ّللا ْالخَـا ِلـقُ ْالبَا ِر‬
ُ ٰ ‫ه َُو‬
‫ض ۚ َوه َُو ْال َع ِزي ُْز ْال َح ِك ْي ُم‬
ِ ْ‫ر‬

"Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang


Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit

10M. Quraisy Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi: Al-Asma’ Al Husna dalam Perspekif Islam,
https://books.google.co.id

14
dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha
Bijaksana." (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 24)

Berkenaan dengan ayat tersebut, Al-Marighi mengatakan bahwa


Dia-lah Allah yang menciptakan segala sesuatu dan menampakannya di
alam jagat raya berdasarkan sifat yang dikehendaki-Nya. Dia-lah Allah
yang memiliki Asma’ al-Husna dan tidak ada satupun yang dapat
menyamainya. Dengan sifat-sifat-Nya yang demikian itulah maka segala
apa yang ada di langit dam di bumi memuji-Nya.11

3. Membaca dan Mentadaburi isi Al-Qur’an

Salahsatu cara mengenal Allah selanjutnya ialah dengan membaca


serta memahami isi kandungan ayat-ayat Al-Qur`an. Dimana Allah
memperkenalkan diri-Nya yang agung dengan memperlihatkan semua
bentuk keindahan yang diciptakannya. Semua itu tertuang dalam Al-Qur’an
secara nyata dan jelas.

Al-Qur`an ialah Firman atau kalam Allah yang berisi petunjuk,


kisah-kisah, hukum, nasihat kepada hambanya. Dimana saat seseorang
membaca Al-Qur’an lalu membaca terjemahan serta mentadaburi makna
ayat tersebut, maka ia akan mendapat ketenangan karena merasakan dan
menyadari kehadiran Allah bersamanya, karena Allah berinteraksi dan
berdialog dengan manusia melalui Al-Qur’an. Terdapat banyak solusi dari
permasalahan hidup yang kemudian Allah jawab melalui Al-Qur`an, juga
terdapat kisah-kisah dan rahasia-rahasia penuh pelajaran juga sangat
menarik, sehingga menimbulkan penasaran dan rasa ingin tahu untuk lebih
jauh lagi menelusuri Al-Qur’an.

Seperti yang dikatakan oleh Quraisy Shihab “semakin dekat anda


dengan seseorang, semakin banyak rahasianya yang disampaikan kepada

11DR. H. Abuddin Nata, Ma, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy: Mengenal
Allah, hlm. 58.

15
anda, jika semakin jauh maka tidak akan dia sampaikan rahasia itu. Jadi jika
ingin dekat dengan Allah, maka dekatlah dengan Al-Qur’an.12

D. Hubungan Mengenal Allah Dalam Pendidikan.


a. Segi kedudukan
Keimanan kepada Allah jika dilihat dari segi kedudukannya
dengan segala pembahasan yang berkaitan dengannya. Selain
menjadi materi utama pendidikan Islam, juga dapat menjadi dasar
bagi perumusan tujuan pendidikan, dasar penyusunan kurikulum
dan aspek-aspek pendidikan lainnya. Para ahli pendidikan misalnya
sepakat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan pribadi-
pribadi yang taat beribadah kepada Allah dalam arti yang seluas-
luasnya.
b. Segi fungsi.
Keimanan kepada Allah juga berfungsi mendorong upaya
meningkatkan di bidang pengembangan ilmu pengetahuan.
Sebelumnya telah di jelaskan bahwa salah satu upaya pendekatan
dengan Allah ialah dengan mempelajari Al-Qur’an sehingga kita
dapat mengambil pelajaran didalamnya.13 Contohnya ialah di dunia
Sains, bahwa keseimbangan penciptaan Bumi menurut al-Qur’an
dan Sains akan selalu selaras dan sejalan. Dari awal terbentuknya
Bumi memang Merupakan sebuah kreasi maha Pencipta yang
didalamnya terdapat kesempurnaan dan Keseimbangan. Segala
gejala dan proses yang terjadi di Bumi merupakan tanda-tanda
kebesaran-Nya yang menjadi tujuan untuk Allah memperkenalkan
diri-Nya sebagai Tuhan semesta alam, dan menjadi sebuah
kesempurnaan sang maha Pencipta.

12 M. Quraisy Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi: Al-Asma’ Al Husna dalam Perspekif Islam,
https://books.google.co.id
13 Ibid, hlm. 74

16
Salahsatu ayat Al-Qur’an yang akan kita bahas selanjutnya ialah Qs.
Al-Hasyr ayat 22-25. Allah SWT berfirman:

‫ي ٰذلِكَ َ ٰل‬
ْ ِ‫ف اَ ْلسِ نَتِكُ ْم َواَ ْل َوا نِكُ ْم ۗ اِنَّ ف‬
ُ ‫ض َوا ْخت َِل‬ ِ ‫مِن ٰا ٰيتِه خ َْلقُ السَّمٰ ٰو‬
َ ْ ‫ت َوا‬
ِ ْ‫ل ر‬ ْ ‫َو‬
ْ
َ‫يٰت لِل ٰعلِمِ يْن‬

‫ي ٰذلِكَ َ ٰل يٰت ِلقَ ْوم‬ ْ َ‫مِن ٰا ٰيتِه َمنَا ُمكُ ْم بِا لَّ ْي ِل َوا لنَّ َها ِر َوا ْبتِغَا ٓ ُؤكُ ْم م ِْن ف‬
ْ ِ‫ضلِه ۗ اِنَّ ف‬ ْ ‫َو‬
َ‫يَّ ْس َمعُ ْون‬

‫ض بَ ْعدَ َم ْوتِ َها‬


َ ْ‫ال ر‬ َ ‫مِن ٰا ٰيتِه ي ُِر ْيكُ ُم ْالبَرْ قَ خ َْوفًا َّو‬
َ ْ ‫ط َمعًا َّويُن َِز ُل مِنَ ال َّس َمآءِ َما ٓ ًء فَيُحْي بِ ِه‬ ْ ‫ ۗ َو‬
‫ي ٰذلِكَ َ ٰل يٰت ِلقَ ْوم يَّ ْع ِقلُ ْون‬ ْ ِ‫اِنَّ ف‬

َ‫ض ۖ اِذَ اا اَ ْنـت ُ ْم ت َْخ ُرج ُْون‬ َ َ‫ض ِبا َ ْم ِره ۗ ث ُ َّم اِذَا د‬
َ ْ َ‫عا كُ ْم دَع َْوةً ۖ مِن‬
ِ ْ‫ال ر‬ َ ْ ‫مِن ٰا ٰيت اِه اَ ْن تَقُ ْو َم ال َّس َما ٓ ُء َوا‬
ُ ْ‫ل ر‬ ْ ‫َو‬
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan
langit dan bumi, perbedaan bahasamu, dan warna kulitmu.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang mengetahui.

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada


waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari
karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia memperlihatkan
kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan
Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu
dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh, pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
mengerti.
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit
dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil
kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari
kubur).”(QS. Ar-Rum 30: Ayat 22-25)

17
Dan yang pertama dibahas dalam ayat ini lagi-lagi ialah
tentang Allah sebagai pencipta langit dan bumi lalu tentang
kebesaran-kebesaran-Nya yang ada di muka bumi. Salahsatunya
bukti kekuasaan-Nya ialah seperti turunnya Rahmat Allah berupa air
hujan dari langit lalu menghidupkan bumi dan seisinya. Menjadi hal
yang menarik jika kita menelaah lebih jauh, tentang bagaimana
hujan bisa terbentuk dan turun ke bumi

Bernard Pallysi adalah manusia pertama yang menguraikan


“siklus air” ia menggambarkan bahwa air yang menguap dari
samudera dan kemudian membentuk awan. Awan kemudian
bergerak ke bumi lalu naik memadat dan jauh ke bumi menjadi air
hujan. Menurutnya pembentukan hujan berlangsung dengan tiga
tahap. Bahan baku hujan yang naik ke udara lalu terbentuklah awan,
lalu curahan hujan terlihat. Sedangkan Tahapan ini telah ditetapkan
secara jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad tahun yang lalu, yang
memberikan informasi yang tepat melalui pembentukan hujan.

‫ْف َي َشا ٓ ُء َو َيجْ َعلُه ِك َسفًا فَت ََرى‬


َ ‫طه فِى ال َّس َمآءِ َكي‬ ُ ‫س‬
ُ ‫الر ٰي َح فَت ُ ِثي ُْر َس َحا بًا فَ َي ْب‬ ْ ‫ّللا الَّذ‬
ِ ‫ِي يُرْ سِ ُل‬ ُٰ َ
ُ ‫مِن ِعبَا د اِه اِذَا هُ ْم يَ ْستَب‬
َ‫ْشِر ْون‬ ْ ‫ب بِه َم ْن يَّ َشا ٓ ُء‬ َ َ‫مِن خِ ٰللِه ۚ فَ ِا ذَ اا ا‬
َ ‫صا‬ ْ ‫ج‬ ُ ‫ْال َودْقَ يَ ْخ ُر‬

“Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan


awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia
kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat
hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya
kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka
bergembira.” (QS. Ar-Rum 30: Ayat 48)

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Francis Golt pada


1880, sidik jari yang yang menjadi metode untuk melakukan
identifikasi. Tidak ada dua orang di dunia yang mempunyai sidik jari
yang sama, itulah alas an kepolisian di seluruh dunia menggunakan
sidik jari untuk mengidentifikasi para korban dan pelaku criminal.

18
Pada 1400 tahun yang lalu, apakah kita mengenal keunikan dari
setiap jari manusia? Sungguh pasti, tidak ada selain Allah Yang
Maha Pencipta. Pada abad ke-7, Al-Qur’an menunjukan bahwa
ujung jari manusia mengandung karakteristik penting, sebagaimana
firman Allah, “14

14 Amirullah Syarbini, Kedahsyatan Membaca Al-Qur`an, https://books.google.co.id, hlm. 11

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tidaklah wajar seseorang patuh terhadap sesuatu yang tidak dikenalnya,


maka dalam Islam ada tuntunan untuk mengenal Allah. Allah pun
memperkenalkan diri-Nya melalui berbagai sifat yang dapat dipahami oleh
manusia dalam “keterbatasan manusia” itu sendiri, juga dengan
memperlihatkan segala bentuk keindahan yang diciptakan-Nya dimuka bumi
dan tertuang secara jelas dan nyata untuk kemudian manusia lebih menyadari
dan meyakini akan adanya Allah, Tuhan semesta alam.

Dengan ditemukannya penemuan-penemuan yang konsep dasarnya terdapat


dalam Al-Qur`an tidak pernah bertentangan dengan penemuan Sains modern.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hairul Anwar, Konsep Tuhan di dalam Al-Qur`an, al-burhan vol.15 No. 1 tahun 2
2015, https://journal.ptiq.ac.id hlm. 29

DR. H. Abuddin Nata, Ma, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan Tafsir Al-Ayat Al-2
Tarbawiy: Mengenal Allah, hlm. 57.
Muhammad Tahir Albe, Tauhid dan Dalil Wujud Tuhan Pendekatan Dalil Naqli
& Aqli, Lisan Al-Hal: Jurnal Pengembangan Pemikiran dan kebudayaan,
https://journal.ibrahimy.ac.id vol. 16, hlm 19.

Asep Abdul Aziz, Pendidikan Islam sebagai upaya Ma’rifatullah,


https://jurnal.iain-bone.ac.id

M. Quraisy Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi: Al-Asma’ Al Husna dalam Perspekif


Islam, https://books.google.co.id

H. M Quraisy Shihab, Dia diamana-mana: “Tangan Tuhan di balik setiap


fenomena”, https://books.google.co.id

Edi Sumanto, Filosofi Nabi Ibrahmi mencari Tuhan melalui bulan, bintang dan
matahari, https://ejournal.iainbengkulu.ac.id

Amirullah Syarbini, Kedahsyatan Membaca Al-Qur`an,


https://books.google.co.id, hlm. 11

21

Anda mungkin juga menyukai