Di ajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Tafsir Hadist Ayat Pendidikan
yang diampu oleh: H. Syafiuddin AlAyubi, Lc., MA.Hum
Disusun oleh:
Rismayanti 212203013
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena berkat
rahmat, karunia serta taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Mengenal Allah” tepat pada waktunya.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .............................................................................................2
Kesimpulan ....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fitrah keberagamaan merupakan dorongan dari lubuk hati yang dalam untuk
melakukan hubungan dengan suatu kekuatan yang diyakini sebagai Maha Agung.
Manusia merasa bahwa Yang Maha Kuasa adalah andalannya karena manusia
mengetahui kelemahan dan keterbatasannya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep-konsep Ketuhanan?
2. Bagaimana pengertian dalam Mengenal Allah?
3. Bagaimana cara dalam mengenal Allah?
4. Bagaimana hubungan Mengenal Allah dalam dunia Pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja konsep-konsep Ketuhanan
2. Untuk mengetahui bagaimana pengertian dalam Mengenal Allah
3. Untuk mengetahui bagaimana cara dalam mengenal Allah
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan Mengenal Allah dalam
dunia Pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep ketuhanan
1.Dinamisme
2. Animisme
3. Politeisme
Tuhan tampil dalam bentuk dewa-dewa yang jumlahnya amat banyak dan
kepada dewa dewa itulah manusia berharap dan mengabdi.
5. Henoteisme
1Hairul Anwar, Konsep Tuhan di dalam Al-Qur`an, al-burhan vol.15 No. 1 tahun 2015,
https://journal.ptiq.ac.id hlm. 29
3
Dalam kepercayaan ini, bahwa Tuhan tampil dalam bentuk dewa yang
jumlahnya makin dikurangi. Dewa-dewa tersebut akan dimutasi dan diberhentikan
jika dirasa dewa tersebut kurang berperan dalam kehidupan mereka.
6. Monoteisme
Sebuah paham yang mengakui bahwa Tuhan itu hanya satu, namun siapakah
Tuhan satu itu juga menimbulkan perdebatan. Dalam agama Hindu Yang satu itu
disebut Sang Hyang Widi, dalam agama Yahudi Yang satu itu disebut Yahweh, dan
dalam Islam Yang satu itu disebut Allah. Kepada Tuhan itulah permohonan dan
perlindungan dimohonkan.2
Sedangkan menurut Rumi, konsep Tuhan dan bukti wujud Tuhan menurutnya
ialah Kehadiran Tuhan sebagai Fitrah, Tuhan bagi Rumi adalah yg ditemukan di
hati, bukan yang dipersepsikan. Sebab konsep berada di dalam pikiran, pikiran
adalah ciptaan, sementara Tuhan bukan hal yang dipikirkan, tapi Tuhan mesti
ditemukan dan dirasakan. 3
Mengenal Allah atau bisa juga disebut dengan Ma’rifatullah yang berasal dari
kata ma’rifah dan Allah. Ma’rifah berarti mengetahui, mengenal Allah melalui
tanda-tanda kebesarannya. Mengenal Allah juga merupakan tahapan perjalanan diri
manusia. Salah satu hadist yang terkenal dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a
adalah sabda: “Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa Rabbahu” “Artinya: barang siapa
mengenal dirinya maka, ia akan mengenal Tuhannya”
Ada juga yang berpendapat bahwa kata Allah terambil dari kata Aliha-ya’lahu
yang berarti tenang, karena hati menjadi tenang bersama-Nya, atau dalam hati
2 DR. H. Abuddin Nata, Ma, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy: Mengenal
Allah, hlm. 57.
3 Muhammad Tahir Albe, Tauhid dan Dalil Wujud Tuhan Pendekatan Dalil Naqli & Aqli, Lisan Al-
Hal: Jurnal Pengembangan Pemikiran dan kebudayaan, https://journal.ibrahimy.ac.id vol. 16, hlm
19.
4
“menuju” “bermohon”, karena harapan seluruh makhluk tertuju kepada-Nya, dan
kepada-Nya juga makhluk bermohon. Allah adalah sebutan atau nama Tuhan (tiada
Tuhan selain Allah); wujud tertinggi, terunik; Zat Yang Maha Suci , Yang
Maha Mulia, daripada-Nya kehidupan berasal dan hanya kepada-Nya kehidupan
kembali.
Dalil Naqli sifat wujud Allah ada dalam Al-Qur’an surat As-Sajdah ayat 4:
ٰمِن َّولِي ٍ َّو ْٰل ٰش ِفي ِۗ ٍْع اٰف َٰٰل تٰتٰذٰ َّك ُر ْون
ْ م ِْن د ُْون ِٖه
Adanya semesta alam yang kita lihat cukup untuk dijadikan sebagai alasan atau
dalil aqli bahwa Allah itu wujud, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu
yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.4
Islam adalah agama yang mengenalkan Tuhan dengan melalui isi kandungan
ayat-ayat Al-Qu'an. Lalu dalam Al-Qur’an Surat Muhammad ayat 19 ada perintah
yang menyatakan kewajiban menyembah Allah
“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah” (QS.
Muhammad:19)
ا ِٰلهٰ ا َِّْل ه, ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah
ُّللَا
Secara hakiki, tidak mungkin kita patuh pada sesuatu yang kita tidak ketahui dan
tidak kita kenal, lalu bagaimana kita bisa patuh terhadap perintah Tuhan jika kita
sendiri tidak mengenal Tuhan. Dalam sisi ibadah misalnya, bagaimana bisa
melakukan ibadah jika kita tidak tahu siapa yang memerintakan ibadah itu sendiri.
5
Itu mengapa surat yang pertama Allah turunkan ke muka bumi adalah Qur’an surat
Al-‘Alaq, yang mana didalamnya Allah terlebih dahulu memperkenal diri-Nya
sebagai Tuhan yang menciptakan semesta alam, sebelum kemudian Allah
menurunkan ayat-ayat lain yang berisi perintah perintah lainnya. 5 Bahkan menurut
H.M Quraisy Shihab, di dalam Al-Qur’an kata Allah terulang sebanyak 2698 kali,
dan mengetahui-Nya dengan penuh keyakinan termasuk salah satu hal yang wajib
dilakukan oleh setiap manusia.
َّ ُالرحْ مٰ ن
االرحِ يْم ِ ِي ٰ ْۤل ا ِٰل ٰه ا َِّْل ه ُٰو ۚ عٰ ِل ُم ْالغٰ ْي
َّ ب ٰوا ل َّش ٰها ٰد ِة ۚ ه ُٰو ْ ّللَا الَّذ
ُ ه ُٰو ه
“Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Mengetahui yang gaib dan yang nyata,
Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.”
Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah, dan
setiap orang yang menyembah selain Dia seperti tumbuh-tumbuhan, batu, berhala
atau raja adalah batal. Allah maha mengetahui segala sesuatu yang tampak di jagat
raya baik yang tampak di jagat raya baik yang tampak maupun yang tidak tampak,
serta tidak ada satu yang dilangit dan dibumi ini yang lepas dari pengetahuan Tuhan.
Allah memiliki Rahmat yang amat luas yang menjangkau seluruh ciptaan-Nya.
Allah maha pengasih di dunia dan di akhirat serta pada keduanya.
Itu sebabnya dalam Islam, semua ibadah yang tidak diperintahkan oleh
Allah itu tidak boleh atau batal.
5M. Quraisy Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi: Al-Asma’ Al Husna dalam Perspekif Islam,
https://books.google.co.id
6
Menurut para ulama ahli tafsir, dalam Qur’an surat Al-Hasyr ayat 22 ini ada
3 penegasan, pertama, tentang sebutan Allah sebagai Tuhan dalam Islam, kedua
tentang sifat Ar-Rahman, dan ketiga tentang sifat Ar-Rahim bagi Allah SWT.6
Dan ada hal yang menarik jika kita lebih menelaah kembali apa yang ada
dalam Al-Qur’an, dalam Al-Qur’an diceritakan bahwa ada kaum musyrikin yang
menyembah berhala-berhala, di hari kemudian mereka (kaum musyrikin) ditanya
“kamu sembah berhala-berhala itu?” lalu mereka menjawab “ya, kamu menyembah
patung-patung kami, Tuhan-tuhan kami”. Lalu si berhala menjawab dengan bahasa
nya sendiri “Tidak, mereka tidak menyembahku, karena aku pun tidak mengenal
mereka”. Bagaimana bisa mereka menyembah Tuhan sedangkan Tuhan yang
mereka sembah sendiri pun tidak mengenal siapa yang menyembah dirinya.
Oleh karena itu, dalam konteks beribadah kepada Allah pun kita perlu bahkan wajib
mengenal Allah.
Pada hakikatnya kita semua telah diberi Allah kemampuan untuk mengenal-Nya,
dan Itulah yang dinamakan fitrah
“ fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak
ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui,”
Bahwa maksudnya ialah, semua manusia ada dalam dirinya pengenalan kepada
Allah, dalam diri setiap manusia terdapat Tuhannya, Allah. H.M Quraisy Shihab
menyebutnya sebagai God Spot, ada Allah di setiap diri manusia.
Contohnya ialah, ketika kita dirasa memiliki kesulitan dalam hidup, pasti yang
dicari adalah bantuan manusia lain, mencari siapa orang yang bisa membantu dan
6 Ibid, hlm. 62
7
menyelesaikan masalah kita. Namun jika orang yang kita harap bisa membantu kita
itu ternyata tidak bisa membantu, otomatis kita cari orang lain lagi, ke si A, B
sampai si Z. hingga pada akhirnya, benar-benar tidak ada yang bisa membantu, lalu
kemana akhirnya dia meminta pertolongan? Dia pasti lari kepada Tuhannya, karena
dirasa tidak ada pertolongan yang dapat memantunya selain Allah. Dan itu yang
dinamakan fitrah, semua manusia pasti kembali kepada Allah. Dan itu yang
mungkin sering terjadi pada manusia, hal yang pertama dilakukan saat mendapat
masalah ialah mencari solusi kepada manusia lain, bukan mencari siapa yang Maha
memberi solusi terhadap semua masalah kehidupan yang terjadi, dan akhirnya haya
kekecewaan yang di dapat ketika kita terlalu berharap pada manusia.Yang
seharusnya Allah kita jadikan tujuan utama dalam memohon, meminta pertolongan
dan keadilan, lalu Allah memberi petunjuk dengan menjadikan manusia sebagai
wasilah, jalan/perantara atas pertolongan-Nya.
Artinya: “Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-
Insyirah: 8).
Kaum musyrikin meminta kepada Allah hanya pada saat mereka butuh dan
ketika dalam kesulitan, itu sebabnya kita harus ada perbedaan antara kaum
8
musyrikin dengan kita sebagai muslim, melibatkan Allah dalam setiap urusan kita,
dan dalam keadaan apapun kita harus menghadirkan Allah dalam diri kita.
Dari kisah diatas menggambarkan bahwa dalam setiap diri kita ada Allah, Allah
telah dikenal dalam diri kita.
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
7H. M Quraisy Shihab, Dia diamana-mana: “Tangan Tuhan di balik setiap fenomena”,
https://books.google.co.id
9
Dalam proses pengenalan terhadap Tuhan, orang orang yang ingin
mengenal Tuhannya lebih dekat dengan berbagai macam cara, ada yang hanya
menggunakan akal atau ia menggunakan hatinya terlebih dahulu.
Seperti kisah Nabi Ibrahim yang tertuang dalam Al-Qur’an, dalam proses pencarian
Tuhan, bahwa Tuhan ialah sesuatu yang nampak dan besar pengaruhnya terhadap
alam semesta.
Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang
(lalu) dia berkata, ‘Inilah tuhanku.’ Maka ketika bintang itu terbenam dia
berkata, ‘Aku tidak suka kepada yang terbenam’. Lalu ketika dia melihat
bulan terbit dia berkata, ‘Inilah tuhanku.’ Tetapi ketika bulan itu terbenam
dia berkata, ‘Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,
pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.’
Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, ‘Inilah tuhanku,
ini lebih besar.’ Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, ‘Wahai
kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”
8 Edi Sumanto, Filosofi Nabi Ibrahmi mencari Tuhan melalui bulan, bintang dan matahari,
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id
10
dan ke-EsaanNya. Nalar tidak dapat membayangkan betapa alam raya dapat Wujud
apalagi dengan segala keindahan, keserasian, dan keharmonisannya, tanpa
kehadiran-Nya.
Maka ada beberapa cara untuk kita lebih dekat dengan sang Maha pencipta
langit dan bumi, Tuhan semesta alam yaitu Allah SWT, diantaranya ialah:
Yang perlu digaris bawahi ialah, dalam Al-Qur’an itu tidak ada
bahasan tentang wujud Tuhan karena itu aksiomatik, yang ada itu adalah
tentang ke-Esa an Tuhan. Karena wujud Tuhan sudah jelas, tidak mungkin
Ia tidak wujud. Contohnya ada orang-orang yang menggunakan akalnya, itu
tidak jadi masalah, yang salah ialah ketika ia menggunakan akalnya hingga
melampaui batas sampai ingin mengenal dzatnya Tuhan dan itu tidak boleh.
Maka dapat diambil contoh seperti ini, kita percaya adanya matahari. Indah
bukan? Padahal sebenarnya bukan matahari yang kita lihat, tapi sinarnya.
Itu mengapa saat kita disiang hari ketika mata kita diarahkan ke arah
matahari, yang didapat pasti silau, kita bahkan tidak kuat menatap matahari
karena saking terang sinarnya, jika matahari saja tidak bisa kita tatap karena
saking indahnya sinar matahari, apalagi sang pencipta matahari?
Maka dalam konteks ini, jika kita ingin melihat Allah, lihat apa saja
keindahan-keindahan yang telah diciptakannya.
11
manusia dengan potensi akal dan hatinya bisa merenungkan kebesaran
Allah sekaligus untuk mengenal Allah. 9
Salah satu cara untuk kita lebih mengenal dan dekat dengan Allah ialah
dengan mengetahui dan memahami nama-nama ataupun sifat-sifat Allah.
Jika sifat-sifat baik dan terpuji yang disandang manusia atau makhluk
seperti hidup, kuasa/mampu, pengetahuan, pendengaran, penglihatan,
kemuliaan, kasih sayang, pemurah, perhatian dan sebagainya maka pastilah
Yang Maha Kuasa pun memiliki sifat-sifat baik dan terpuji dalam kapasitas
dan substansi yang jauh lebih sempurna, karena jika tidak demikian, apa arti
kebutuhan manusia kepadanya?.
َّ ُالرحْ مٰ ن
الرحِ ْي ُم ِ ِي َ ال ا ِٰلهَ ا َِّل ه َُو ۚ عٰ ِل ُم ْالغَ ْي
َّ ب َوا ل َّش َها دَةِ ۚ ه َُو ْ ّللا الَّذ
ُ ٰ ه َُو
"Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Mengetahui yang gaib dan
yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr
59: Ayat 22)
9H. M Quraisy Shihab, Dia diamana-mana “Tangan Tuhan di balik setiap fenomena”: Bukti-bukti
Kehadiran Allah, https://books.google.co.id
12
Nabi Muhammad SAW melukiskan setiap pekerjaan yang tidak diawali
dengan Bismillahirrahmanirrahim adalah buntung, hilang berkahnya.
Basmalah yang diperintahkan itu mengandung dalam kalimatnya kedua
nama tersebut, dan dengan susunan penyebutan nama Allah seperti yang
dikemukakan di atas, bahwa kasih sayang dan Rahmat Allah begitu besar
sehingga terdapat pengulangan kata tersebut dalam Al-Qur’an, kata Ar-
Rahmaan terulang sebanyak 37 kali sedangkan Ar-Rahiim sebanyak 95 kali.
Juga dalam Qs. Ar-Rahman yang terdapat ayat fabiayyi aalaa irabbikumaa
tukadz dzibaan “nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan?”
13
peniruan dan penyerapan terhadap sifat-sifat Allah tersebut selanjutnya
diaplikasikan dalam perilaku dan akhlak yang mulia.10
س الس َّٰل ُم ْال ُمؤْ مِ نُ ْال ُم َهيْمِ نُ ْال َع ِزي ُْز ْال َجـبَّا ُر ْال ُمتَك َِب ُر
ُ ِي َ ال ا ِٰل َه ا َِّل ه َُو ۚ اَ ْل َم ِلكُ ْالقُد ُّْو
ْ ّللا الَّذ
ُ ٰ ۗه َُو
َع َّما يُ ْش ِركُ ْون ِ ٰ َسبْحٰ ن
َ ّللا ُ
“Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Maha Raja Yang Maha
Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara
Keselamatan, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki
segala Keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
Dari ayat ini dijelaskan oleh para ulama bahwa terdapat sifat-sifat
Allah yang tergolong dalam Asma’ al-Husna lainnya, yaitu sifat al-Malik,
al-Qudus, al-Salam, al-Mukmin, al-Muhaimin, al-Aziz, al-Jabbar, al-
Mutakabbir.
10M. Quraisy Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi: Al-Asma’ Al Husna dalam Perspekif Islam,
https://books.google.co.id
14
dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha
Bijaksana." (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 24)
11DR. H. Abuddin Nata, Ma, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy: Mengenal
Allah, hlm. 58.
15
anda, jika semakin jauh maka tidak akan dia sampaikan rahasia itu. Jadi jika
ingin dekat dengan Allah, maka dekatlah dengan Al-Qur’an.12
12 M. Quraisy Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi: Al-Asma’ Al Husna dalam Perspekif Islam,
https://books.google.co.id
13 Ibid, hlm. 74
16
Salahsatu ayat Al-Qur’an yang akan kita bahas selanjutnya ialah Qs.
Al-Hasyr ayat 22-25. Allah SWT berfirman:
ي ٰذلِكَ َ ٰل
ْ ِف اَ ْلسِ نَتِكُ ْم َواَ ْل َوا نِكُ ْم ۗ اِنَّ ف
ُ ض َوا ْخت َِل ِ مِن ٰا ٰيتِه خ َْلقُ السَّمٰ ٰو
َ ْ ت َوا
ِ ْل ر ْ َو
ْ
َيٰت لِل ٰعلِمِ يْن
ي ٰذلِكَ َ ٰل يٰت ِلقَ ْوم ْ َمِن ٰا ٰيتِه َمنَا ُمكُ ْم بِا لَّ ْي ِل َوا لنَّ َها ِر َوا ْبتِغَا ٓ ُؤكُ ْم م ِْن ف
ْ ِضلِه ۗ اِنَّ ف ْ َو
َيَّ ْس َمعُ ْون
َض ۖ اِذَ اا اَ ْنـت ُ ْم ت َْخ ُرج ُْون َ َض ِبا َ ْم ِره ۗ ث ُ َّم اِذَا د
َ ْ َعا كُ ْم دَع َْوةً ۖ مِن
ِ ْال ر َ ْ مِن ٰا ٰيت اِه اَ ْن تَقُ ْو َم ال َّس َما ٓ ُء َوا
ُ ْل ر ْ َو
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan
langit dan bumi, perbedaan bahasamu, dan warna kulitmu.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang mengetahui.
17
Dan yang pertama dibahas dalam ayat ini lagi-lagi ialah
tentang Allah sebagai pencipta langit dan bumi lalu tentang
kebesaran-kebesaran-Nya yang ada di muka bumi. Salahsatunya
bukti kekuasaan-Nya ialah seperti turunnya Rahmat Allah berupa air
hujan dari langit lalu menghidupkan bumi dan seisinya. Menjadi hal
yang menarik jika kita menelaah lebih jauh, tentang bagaimana
hujan bisa terbentuk dan turun ke bumi
18
Pada 1400 tahun yang lalu, apakah kita mengenal keunikan dari
setiap jari manusia? Sungguh pasti, tidak ada selain Allah Yang
Maha Pencipta. Pada abad ke-7, Al-Qur’an menunjukan bahwa
ujung jari manusia mengandung karakteristik penting, sebagaimana
firman Allah, “14
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
Hairul Anwar, Konsep Tuhan di dalam Al-Qur`an, al-burhan vol.15 No. 1 tahun 2
2015, https://journal.ptiq.ac.id hlm. 29
DR. H. Abuddin Nata, Ma, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan Tafsir Al-Ayat Al-2
Tarbawiy: Mengenal Allah, hlm. 57.
Muhammad Tahir Albe, Tauhid dan Dalil Wujud Tuhan Pendekatan Dalil Naqli
& Aqli, Lisan Al-Hal: Jurnal Pengembangan Pemikiran dan kebudayaan,
https://journal.ibrahimy.ac.id vol. 16, hlm 19.
Edi Sumanto, Filosofi Nabi Ibrahmi mencari Tuhan melalui bulan, bintang dan
matahari, https://ejournal.iainbengkulu.ac.id
21