DISUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK :
CUT JENITA PRATAMA PAKPAHAN (1811310062)
JODIAN SAPUTRA (1811310060)
DOSEN PEMBIBIMBING :
Drs. Murkilim M.Ag
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah Tauhid tentang Surah An-Naml,
Al-Baqarah, Ibrahim, As-Sajdah, Ar-Rum, Al-A’raaf ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada
bapak dosen dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah Tauhid.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amiin.
Penyusun
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Tauhid Dzat ......................................................................................................... 2
2.3 Tauhid Asma ....................................................................................................... 4
2.3 Tauhid Sifat ......................................................................................................... 5
2.4 Tauhid Af’al ........................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Terjemahan :
(Katakanlah (hai Muhammad) bahwa Allah itu esa. Allah tempat meminta pertolongan.
Tidak beranak dan tidak diperanakan. Dan tidak ada sekutu seorang jua pun baginya).
1
SYEKH TOSUN BAYRAK & MURTADHA MUTHAHHARI, “ENERGI IBADAH”, hlm : 52
PROF. DR. M. YUNAN YUSUF, “ALAM PIKIRAN ISLAM PEMIKIRAN KALAM”, edisi pertama 2014, hlm:15
2
Itulah akar tunggang dari akidah islam. Untuk penegasan itu penggal petama dari dua
kalimah syahadat berbunyi : “Asyhadu alla ilaha illallah”, yang artinya : Aku bersaksi
tidak ada tuhan selain Allah. Pernyataan ini berbentuk negasi dan ringkas. Kadang-
kadang suatu kebudayaan,tamaddun, atau sejarah terkandung dalam suatu pernyataan
saja. Dan hakikat ini benar bagi kalimah (penebutan) atau syahadah (penyaksian) Islam.
Keragamaan dan kekayaan sejarah, kebudayaan, ilmu dan tamaddun Islam terangkum di
dalam kalimat ringkas :Lai ilaha ila Allah”.
Perkataan Allah itu sendiri adalah nama Tuhan,yakni Tuhan yang sebenarnya. ,aka
dengan satu penafsiran, kalimat itu akan berarti, tiada Tuhan melainkan Allah, yakni
Tuhan yang sebenarnya itu. Maka agama islam disebut dengan agama tauhid, suatu
monoteisme yang keras serta tidak mengenal kompromi. Bahkan pada ajaran tauhid ini
Islam dipertaruhkan, baik secara doktrin maupun peradaban. Tauhidlah yang member
identitas kepada tamaddun Islam.
Dalam pendekatan klasik ajaran keesaan itu dijabarkan ke dalam keesaan dzat (tauhid
al-dzat), keesaan sifat (tauhid al-sifat), dan keesaan perbuatan (tauhid al-a’fal). Keesaan
dalam dzat mengandung makna bahawa dzat Allah itu unik, tidak menerima takrib
(susunan) yakni mustahil dzat Allah itu tersusun dari unsure-unsur, dalil aqli
(argumentasi rasional) yang dapat dikedepankan untuk menjelaskan bahwa dzat Allah
tidak tersusun dari unsur-unsur adalah bahwa akan diketemukan tiga benturan pemikiran
bila diatakan dzat Allah terdiri dari unsur-unsur.
Pertama, adanya tiap-tiap bagian dari susunan unsur-unsur itu akan mendahului
2
jumlah dari wujud yang dinyatakan sebagai Allah. Ini berarti adanya wujud Allah
sebagai wajib al-wujud didahului oleh wujud unsur-unsur tadi, sementara itu unsur-unsur
tadi bukanlah dzat Allah. Oleh sebab itu dzat Allah mestilah esa. Kedua, bila dzat Allah
terdiri dari bebrapa unsure, pastilah ia menghendaki adanya dzat Allah itu ada. Ini berarti
yang lebih dahulu ada bukanlah dzat Allah, tetapi dzat unsure-unsur itu. Ini jelas
bertentangan dengan makna keesaan dzat. Ketiga, bila dzat Allah terdiri dari unsur-unsur
akan di perbincangkan secara terus menerus dan berkelanjutan siapa dan mana diantara
dzat itu yang wajib al-wujud, apakah wujud unsur-unsur ataukah wujud hasil bentukan
unsur-unsur. Bila yang wajib al-wujud itu adalah unsur-unsur tadi. Ini tidak sejalan
dengan pengertian tauhid dzat.
PROF. DR. M. YUNAN YUSUF, “ALAM PIKIRAN ISLAM PEMIKIRAN KALAM”, edisi pertama 2014, hlm16-17
3
Demikianlah pula kita dikatakan bentukan unsure-unsur iu yang wajib al-wujud. Kedua
pemikiran ini bertentangan dengan paham tauhid dzat.
Oleh sebab itu, Allah benar-benar esa pada dzatnya. Konsep seperti ini benar-benar
ada secara eksistensial. Hakikat yang telah dikonsepsikan oleh akal, bahwa Allah sebgai
dzat yang tidak tersusun, haruslah eksis di luar akal. Tidak boleh terjadi, apa yang ada di
luar akal berbeda dengan apa yang dikonsepsikan akal. Ini berarti konsepsi akal itu
adalah konsepsi yang salah. Sebab, ini berarti tidak sesuainya pernyataan akal dengan
eksistensi yang sebenarnya.
PROF. DR. M. YUNAN YUSUF, “ALAM PIKIRAN ISLAM PEMIKIRAN KALAM”, edisi pertama 2014, hlm : 17
KAMARUL SHKRI MOHD THE, “PENGANTAR ILMU TAUHID”, terbitan pertama 2008, hlm : 38-40
2.3 Tauhid Sifat
Keesaan dalam sifat (tauhid al-sifat) tidak ada sesuatu yang menyamai Allah dalam
sifat-sifatnya itu. Dalam akidah Islam Ahlu Sunnah Jamaah, terdapat 20 sifat yang wajib
diketahui oleh seorang hamba secara terperinci. Kedua puluh sifat itu adalah :
Sifat Wajib Tulisan Arab Maksud
Wujud ﺩْﻮُﺟُﻭ Ada
Qidam ْﻡَﺪِﻗ Terdahulu
Baqa ِﺀ َﺎﻘَﺑ Kekal
Mukhalafatuhu lilhawadits ِﺙِﺩﺍَﻮَﺤْﻠِﻟ ُﻪُﺘَﻔَﻟﺎَﺨُﻣBerbeda dengan makhluk-Nya
Qiyamuhu binafsih ِ ِﻪﺴْﻔَﻨِﺑ ُﻪُﻣﺎَﻴِﻗBerdiri sendiri
Wahdaniyat ِﺔَﻴِﻧﺍ َﺪ ْﺣَﻭ Esa (satu)
Qudrat ِﺓَﺭ ْ ُﺪﻗ Kuasa
Iradat ِﺓَﺩﺍَﺭِﺇ Berkehendak (berkemauan)
Ilmun ٌﻢْﻠِﻋ Mengetahui
Hayat ْﺓ َﺎﻴَﺣ Hidup
Sama' ْﻊَﻤَﺳ Mendengar
Basar ﺮَﺼَﺑ Melihat
Kalam ْﻡ َﻼَﻛ Berbicara
Qaadiran ﺍًﺭ ِﺩﺎَﻗ berkuasa
Muriidan ﺍًﺪْﻳِﺮُﻣ berkehendak menentukan
'aliman ﺎًﻤِﻟﺎَﻋ mengetahui
Hayyan ًّﺎﻴَﺣ hidup
sami'an ﺎًﻌْﻴِﻤَﺳ mendengar
Bashiiran ﺍًﺭْﻴِﺼَﺑ melihat
Mutakalliman ﺎً ِّﻤﻠَﻜَﺘُﻣ berbicara
Bila dikatakan oleh Al-Qur’an bahwa Allah mendengar, Allah melihat, Allah berkata
dan berbagai sifat lainnya, maka dalam keyakinan tauhid sifat-sifat seperti itu hanya
Allah saja yang memilikinya, sifat-sifat yang tiada tara dan bandingannya. Sebab Allah
tidak memerlukan alat untuk mendengar, melihat dan berkata-kata. Allah tidak
memerlukan gelombang sinar untuk melihat dan tidak memerlukan lidah untuk berkata-
kata.
4
PROF. DR. M. YUNAN YUSUF, “ALAM PIKIRAN ISLAM PEMIKIRAN KALAM”, edisi pertama 2014, hlm : 18-19
Wujud Allah sebagai wujud yang mutlak dan absolute mempunyai sifat yang mutlak
dan absolute pula. Maka sifat-sifat nya kendari pun dalam kepercayaan tauhid harus
diyakini bahwa sifat-sifat tersebut berbeda dengan yang dimiliki makhluk. Penggambaran
dalam kitab suci bahwa Allah mempunyai sifat yang pengertiannya sama dengan sifat
makhluk., haruslah dipahami bahwa dia tidak sama dengan ciptaanya di dalam alam.
PROF. DR. M. YUNAN YUSUF, “ALAM PIKIRAN ISLAM PEMIKIRAN KALAM”, edisi pertama 2014, hlm : 21
https://ibnothman.com/quran/surat-fatir-dengan-terjemahan-dan-tafsir/5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Dengan demikian islam adalah agama yang mempunyai unsur-unsur yang tidak dappat
terhitung oleh rasio, sekian banyak perbedaan pendapat, dan sekian banyak pola pikir
yang kritis mengkritisi apa sebenarnya di balik Dzat, Sifat, Af’al. Qadariyah, Jabariyah,
Asy’riyah, Maturidiyah, Syiah, Ahlus-sunah, semuanya mempunyai argumen yang
berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist, walaupun mereka berbeda dalam pola pemikiran
tetapi mereka satu dalam niat dan keyakinan yanitu membesarkan Allah SWT. Kita
sebgai umat yang mengetahu tentang semua ini mampu mengambil kesimpulan bahwa
agama islam adalah agama yang mempunyai wawasan yang sangat luas, kita jadikan
semuanya sebagai modal keyakinan dalam kehidupan, hingga mempunayi iman yang
sangat kuat dan kokoh.
8
DAFTAR PUSTAKA