Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KONSEP PERISTIWA KEJIWAAN

Dosen Pembimbing : Baiq Fatin Ayu, S. Kep., M.KKK

Disusun Oleh Kelompok 1

1. Ade Zamroni Fatwa 21281148 8. Cahaya Ramadhanti 21281028

2. Sri Ayu Syuhada 21281042 9. M. Syaiful Bahtiar 21281007

3. Mia Irmayunita 21281118 10. Fadia Sabina Razak 21281152

4. Dwi Amalia Oktaviani Putri 21281110 11. Moch. Amirullah 21281132

5. Siti Lailatus Sapriatul Islami 21281074 12. Ainun Hidayat 21281097

6. Rahmida Eka Juniarti 21281005 13. M. Haikal 21281136

7. Lisa Waty Atyani 21281048 14. M. Abel Gibran 21281085

FIKKM UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga sampai detik ini kami masih
bisa menjalankan, merasakan, dan menikmati indahnya kehidupan. Dengan limpahan-Nya
juwa kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun bukan hanya untuk menyelesaikan tugas mata kuliah psikologi.
Akan tetapi, diharapkan bisa menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang berbagai hal
yang terkait dengan konsep peristiwa kejiwaan. Dengan selesainya makalah ini diharapkan
Ibu berkenan memberikan kritik, saran, tanggapan atau tambahan untuk menyempurnakan
makalah yang kami susun ini. Semoga makalah ini bermanfaat baik bagi kami khususnya
maupun bagi orang yang membaca pada umumnya.

Mataram, 23 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………................................... i

KATA PENGANTAR………………………………………...................................... ii

DAFTAR ISI………………………………………………….................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.………………………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah.……………………………………………………………... 1
1.3 Tujuan…………...……………………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kejiwaan………………………………………………………………… 3


2.1.1 Persepsi....………………………………………………………………... 4
2.1.2 Pengamatan.………………………………………………………….…... 5
2.1.3 Stimulus…...…….……………………………………………………….. 6
2.1.4 Perhatian...….……………………………………………………………. 7
2.1.5 Fantasi……..…….……………………………………………………….. 10
2.1.6 Perasaan…...…….……………………………………………………….. 12
2.1.7 Tanggapan....…….……………………………………………………….. 14
2.1.8 Ingatan……..…….………………………………………………………. 15
2.1.9 Kemauan……..…….…………………………………………………….. 16
2.1.10 Berpikir dan Belajar..…………………………………………………….. 17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…….………………………………………………………………… 20
3.2 Saran……..…….………………………………………………………………… 20

DAFTAR PUSTAKA..……………………………………………………………… 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia memiliki perilaku yang berbeda-beda. Perilaku setiap manusia terkait
dengan kejiwaan yang dimiliki. Jiwa adalah sesuatu yang terdapat di dalam diri manusia
yang tidak dapat diketahui wujudnya, yang dapat menerima arahan kepada kebaikan dan
keburukan, dan memiliki berbagai sifat dan karakter, juga memiliki pengaruh nyata pada
perilaku manusia (Maimunah, 2018 : 2). Jiwa memiliki berbagai kondisi, kadang ia tergoda,
tergelincir dan terjerumus, serta menyesali diri karena melakukan keburukan. Terkadang jiwa
menyuruh berbuat kebaikan tapi kadang pula berada dalam kedua kondisi tersebut.
Perilaku jahat pada manusia akan timbul jika tubuh mengambil posisi sebagai
pemimpin jiwa yang mengikat, maka ia akan kehilangan cahaya spiritual yang terang, dan
manusia akan jatuh pada tingkat jiwa terburuk yaitu tingkatan hewani karena ia tidak
menggunakan kemampuan spiritualnya. Perilaku manusia tergantung kepada jiwa yang
dimiliki individu baik itu jiwa yang sehat maupun jiwa yang tidak sehat.
Berdasarkan uraian tersebut,sangat penting untuk mempelajari bagaimana konsep
peristiwa kejiwaan pada manusia sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai pegangan maupun
pengetahuan untuk mengevaluasi diri supaya menjadi pribadi individu yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah
ini sebagai berikut :
1. Bagaimana kejiwaan menurut konsepsi psikologi umum?
2. Apa yang dimaksud peristiwa kejiwaan seperti persepsi, pengamatan, perhatian, stimulus,
fantasi, perasaan, tanggapan, ingatan, kemauan, serta berfikr dan belajar ?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tesebut, tujuan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kejiwaan menurut konsepsi psikologi dan konsepsi islam.
2. Untuk menambah wawasan tentang beberapa peristiwa kejiwaan seperti persepsi,
pengamatan, perhatian, stimulus, fantasi, perasaan, tanggapan, ingatan, kemauan, serta
berfikr dan belajar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kejiwaan

Jiwa dalam bahasa arab disebut Nafs, dan dalam bahasa yunani disebut Psyche yang
diterjemahkan dengan jiwa serta soul dalam bahasa inggris. Menurut Hamka (dalam Yudiani,
2013 : 46) jiwa merupakan jejak atau hasil interaksi antara aspek-aspek seperti akal, hawa
nafsu, dan kalbu. Konsep jiwa yang ditawarkan Hamka menitikberatkan pada perseteruan
akal dengan hawa nafsu sebagai dua kekuaatan utama dalam jiwa manusia, sementara
kondisi kalbu yang akan menjadi kondisi jiwa secara keseluruhan sepenuhnya tergantung
pada hasil perseteruan tersebut.

Para psikolog umum berbeda-beda pendapat dalam memandang aspek kejiwaan


manusia yang secara umum terangkum dalam tiga aliran psikologi yaitu psikoanalisa,
behaviourisme, dan humanisme. Aliran psikoanalisa memandang bahwa kejiwaan manusia
terdiri dari tiga unsur yaitu id (dorongan biologis), ego (kesadaran terhadap realitas
kehidupan), dan superego (kesadaran normative). Ketiganya saling berinteraksi satu sama
lain dan masing-masing memiliki fungsi dan mekanisme berbeda (Ratnawati, 2017:42).

Id adalah berbagai potensi yang terbawa sejak lahir, insting-insting dan nafsu-nafsu
primer, sumber energy psikis yang memberdaya ego dan superego untuk mejalankan
fungsinya. Kemudian ego berfungsi merealisasikan kebutuhan-kebutuhan id dengan jalan
memilih bentuk pemuasan kenikmatan yang benar-benar ada dan tersedia, dan caranya pun
dapat diterima dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Adapun superego berkembang
dari ego karena yang dalam fungsinya memenuhi secara realitas dorongan-dorongan id yang
mau tak mau harus mempertimbangkan tuntunan etis normative lingkungan. Suprego
menuntut kesempurnaan dan idealitas perilaku dengan ketaatan terhadap norma-norma
lingkungan degan tolak ukurnya, sehingga dapat dikatakan bahwa pada superego berlaku
system idealitas (Ratnawati, 2017:43).

Dalam perspektif behaviourisme kejiwaan dipandang sebagai sesuatu yang netral,


jiwa manusia dipengaruhi oleh situasi dan perlakuan yang alami. Sedangkan teori humanisme

3
memandang kejiwaan sebagai potensi-potensi yang baik. Dalam kejiwaan manusia memiliki
kemampuan abstraksi daya analisis dan sintesis, imajinasi, kreatifitas, etis dan estetika.
Dengan demikian jiwa manusia sangat tergantung keadaannya dengan situasi yang mengitari
hidup sehingga dia bisa menjadi unsur yang positif dalam diri manusia dan menjadi unsur
negatif yang akan merugikan manusia itu sendiri.

Adapun beberapa peristiwa kejiwaan dalam psikologi umum yaitu persepsi,


pengamatan, perhatian, stimulus, fantasi, perasaan, tanggapan, ingatan, kemauan, serta
berfikr dan belajar.

2.1.1 Persepsi

Persepsi [perception] merupakan konsep yang sangat penting dalam


psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia
memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam,
semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan
dengan sensasi [sensation]. Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia
dalam dalam menerima informasi sensoris [energi fisik dari lingkungan] melalui
penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural”
yang bermakna. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu
mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang
ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di
otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna merah”. Berbeda dengan sensasi,
persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia dalam memilah,
mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Benda
berwarna merah akan memberikan sensasi warna merah, tapi orang tertentu akan
merasa bersemangat ketika melihat warna merah itu, misalnya.

Dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pengorganisasian,


penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu
sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated
dalam diri individu. Dengan persepsi individu menyadari dapat mengerti tentang

4
keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang hal yang ada disekitarnya
maupun tentang hal yang ada dalam diri individu yang bersangkutan.

Macam-Macam Persepsi

Ada dua macam persepsi, yaitu :

a. External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang
datang dari luar diri individu.
b. Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal
dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.

Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu faktor ektern dan intern.

 Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar
belakang pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan
pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu pada waktu tertentu.
 Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan,
intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut.

2.1.2 Pengamatan

Pengamatan merupakan usaha manusia untuk mengenal dunia real baik mengenai
dirinya sendiri maupun dunia sekitar di tempat ia berada, dengan menggunakan panca
inderanya melalui cara melihat, mendengar, membau, meraba, dan mengecapnya.
Definisi pengamatan menurut ahli-ahli psikologi barat sebagai berikut :

“Pengamatan ialah proses mngetahui objek-objek dan peristiwa-peristiwa yang


objektif melalui keinderaan.” (Chaplin, 1985)

5
“Proses pengamatan adalah suatu proses yang menggunakan input keinderaan dan
menukarkannya kepada kod-kod yang lebih abstrak. Kod-kod ini terbentuk dalam
system saraf dimana tenaga fizikal disimpan.” (Best, 1999)

Jenis-jenis pengamatan

1. Pengamatan ikonik
Pengamatan ikonik atau pengamatan visualmelibatkan indera penglihatan. Banyak
kajian menunjukkan bahwa maklumat yang diterima oleh pengamatan ikonik dapat
diprsembahkan dengan tepat tetapi akan berangsur pudar jika tidak dialihkan
kepada proses seterusnya.
2. Pengamatan ekoik
Pengamatan ekoik atau pengamatan auditori melibatkan indera pendengaran.
Pengamatan ekoik juga seperti pengamatan ekoik dimana input keinderaan hanya
dapat disimpan untuk jangka waktu yang singkat.
3. Pengamatan kinestatik
Pengamatan ini melibatkan indera rasa, baud an sentuhan. Ia berfungsi untuk
menseimbangkan pengamatanikonik dan ikoik

2.1.3 Stimulus

Dalam psikologi, stimulus adalah bagian dari respon stimuli yang berhubungan
dengan kelakuan. Tedapat dua macam stimulus yaitu stimulus internal dan eksternal.

Pengertian stimulus internal

Stimulus merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam
erespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Asseal (2009) Stimulus
internal merupakan respon emosi yang dirasakan oleh konsumen dengan dimensi
pleasure dan arousal. Pleasure atau kesenangan mengacu pada respon emosional pribadi
berupa perasaan senang, penuh kegembiraan, bahagia yang berkaitan dengan situasi
tersebut dan nyaman yang dihasilkan atas stimulus. Arousal atau gairah mengacu pada

6
respon emosional pribadi berupa perasaan bergairah seperti bersemangat dan penasaran
yang dihasilkan

Pengertian stimulus eksternal

Menurut Surya Isham (2008) Stimulus ksternal adalah apa saja yang berasal dari luar
dan pengaruh tubuh, apapun yang menyentuh pada salah satu dari lima indera.
Contohnya seperti perubahan suhu, pemandangan, suara, rasa dan bau yang dapat
mempengaruhi tubuh dan pikiran. Rangsangan eksternal dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan kemampuan seseorang dan pilihan.

2.1.4 Perhatian

Pengertian Perhatian

Kata pengertian, tidaklah selalu di gunakan dalam arti yang sama, beberapa contoh
dapat menjelaskan hal ini

 Dia sedang memperhatikan contoh yang diberikan oleh guru.


 Dengan penuh perhatian dia mengikuti kuliah yang sudah di berikan oleh dosen
yang baru itu.

Kedua contoh diatas itu mempergunakan kata perhatian. Arti kata tersebut,baik dalam
masyarakat dalam hidup sehari-hari maupun dalam bidang psikologi kira-kira sama.
karena itulah maka definisi mengenai perhatian itu yang di berikan oleh para ahli
psikologi juga ada dua macam yaitu kalau di ambil intinya saja dapat dirumuskan
sebagai berikut:

 Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek.


 Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas
yang dilakukan.

Macam-macam Perhatian

A. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu
aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi:

7
 perhatian intensif ,yaitu perhatian yang banyak dikuatkan oleh banyaknya
rangsang atau keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman batin.
 Perhatian tidak intensif,yaitu perhatian yang kurang di perkuatkan oleh
rangsangan atau beberapa keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman
batin.

B. Atas dasar cara timbulnya, perhatian di bedakan menjadi:

a. perhatian spontan (perhatian tak sekehendak,perhatian yang tidak di sengaja.)


b. perhatian sekehendak (perhatian disengaja,perhatian refleksi)

Perhatian jenis yang pertama timbul begitu saja "seakan-akan" tanpa usaha, tanpa
sengaja. Sedangkan perhatian jenis yang kedua timbul karena usaha dengan
kehendak untuk menjelaskan hal tersebut dapatlah diberikan contoh berikut:

Pada suatu hari sabtujam 12.00 para mahasiswa sedang asyik mengikuti kuliah yang
di berikan oleh dosen bam (dengan perhatian yang di sengaja) sekonyong-konyong
terdengarlah nout-ribut di samping ruangan kuliahan,sehingga para mahasiswa
menengok (dengan perhatian yang di sengaja)untuk mengetahui apakah kiranya
yang teIjadi.

C. Atas dasar luasnya objek yang di kenai perhatian,perhatian di bedakan menjadi :

a. perhatian terpencar (distributive)


b. perhatian terpusat (kosentratif)

Perhatian terpencar pada suatu saat dapat tertuju kepada bermacam-macam objek.
contoh perhatian yang demikian itu misalnya kita dapati pada seorang supir yang
sedang mengemudikan mobil yang pada suatu saat perhatiannya dapat tertuju
kepada macam-macam objek, seperti misalnya keadaan lalu lintas,tanda-tanda yang
di berikan oleh polisi lalu lintas yang sedang bertugas, alat yang ada dalam mobil
yang sedang di kemudikannya dan sebagainya. Perhatian yang terpusat pada suatu
saat hanya dapat tertuju kepada objek yang sangat terbatas. Perhatian yang
demikian itu misalnya kita dapati pada seorang tukang jam yang sedang

8
memperbaiki jam. Hal-hal Yang Menarik Perhatian Dipandang dari segi praktis
adalah sangat penting mengetahui hal-hal apa yang menarik perhatian itu.

Didalam mempersoalkan hal ini kita dapat melihatnya dari dua segi subjek yang
diperhatikan dan dalam segi objek yang di perhatikan,.

A. Dipandang dari segi objek, maka dapat dirumuskan bahwa "hal yang menarik
perhatian adalah hal yang keluar dari konteksnya" atau kalau dikatakan secara
sederhana "hal yang menarik perhatian adalah hal yang lain-lainnya. Kelainan atau
perbedaan dari yang lain dan dapat bermacam-macam misalnya:

a. Dalam sebuah barisan salah seorang di antara yang berbaris itu memakai baju
merah,sedang lain-Iainnya berbaju putih,maka si baju merah itu tentu menarik
perhatian.

b. Dalam suatu pertemuan hampir semua tamu telah duduk,kecuali seseorang yang
masih mondar-mandir itu menarik perhatian.

c. Lampu dalam etalase took yang sebentar menyala.sebentar padam menarik


perhatian,karena lampu yang lain-lain menyala terus.

d. Iklan di surat kabar yang di pasang terbalik menarik perhatian karena berbeda
dari yang lain.

e. Keadaan,sikap,sifat,cara berpakaian yang lain dari yang biasanya (misalnya orang


yang biasanya peramahjadi pendiam,orang yang biasanya tertib jadi kurang
tertib,orang yang sukanya penyabar jadi suka marah-marah, orang yang biasanya
menganakan kemeja dan ce1ana lalu lenggunakan kain dan daster dan
sebagainya )pastilah juga menarik perhatian.

f. Hal yang mendadak datang atau hal yang lenyap dengan tiba-tiba (misalnya suara
latusan dalam suatu malam yang tenangjuga menarik perhatian.dan lain
sebagainya.

B. Dipandang dari subjek yang memperhatikan maka dapat dirumuskan bahwa: Hal
yang menarik perhatian adalah yang sangat bersangkut-paut dengan pribadi si

9
subjek. Hal yang bersangkut paut dengan pribadi si subjek itu juga dapat
bermacam-macam misalnya:

a. Hal-hal yang bersangkut-paut dengan kebutuhan itu menarik perhatian:iklan


tentang obat-obatan menarik perhatian orang yang butuh membeli obat,iklan
tentang rumah yang ingin di sewakan menarik perhatian oyrang yang butuh
menyewa rumah, dll.

b. Hal yang bersangkut paut dengan kegemaran itu menarik perhatian; mislnya
berita tentang pertandingan bulu tangkis bagi penggemar bulu tangkis. dll

c. Hal yang bersangkut paut dengan pekerjaaan atau keahlian menarik perhatian
ceramah tentang cara merawat bayi bagi para bidan. Penemuan bendakuno bagi
ahli sejarah, hasil penyelidikan psikolag bagi ahli psikolog, dll.

d. Hal yang bersangkut-paut dengan sejarah hidup sendiri itu menarik


perhatian:misalnya pembicaraan mengenai Universitas Gadjah Mada bagi alumi
Universitas tersebut, cerita tentang hutan-hutan Di Irianjaya bagi para pelaksana
trikora, percakapan tentang keadaan kota surabaya bagi arek-arek surabaya, dll.

2.1.5 Fantasi

Yang dimaksud dengan fantasi ialah kemarnpuan jiwa untuk membentuk


tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi manusia
dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau kedepan.
keadaan-keadaan yang akan mendatang. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia
dapat terjadi; Secara disadari yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan fantasi-
fantasinya. Misal seorang pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan
kemampuan fantasinya, seorang pemahat, seorang pemahat yang sedang memamahat
arca atas dasar daya fantasinya. Secara tidak disadari. yaitu apabila individu tidak
seeara sadar telah dituntut oleh fantasinya.

Keadaan semacarn ini banyak dijumpai pada Anak-anak. Anak sering


mengemukakan hal-hal yang bersifat fantastis, sekalipun tidak ada niat atau maksud
dari anak untuk berdusta. Misal seorang anak memberikan berita yang tidak sesuai

10
dengan keadaan senyatanya, sekalipun ia tidak ada maksud untuk berbohong. Dalarn
hal semacam ini anak dengan tidak disadari dituntun oleh fantasinya.

Macam-macam Fantasi

A. Secara umum fantasi merupakan aktivitas yang menciptakan. Tetapi sekalipun


demikian sering dibedakan antara fantasi yang menciptakan dan fantasi yang
dipimpin.

a. Fantasi yang menciptakan yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang
menciptakan sesuatu. Misal seorang ahli mode pakaian menciptakan model
pakaian atas dasar daya fantasinya; seorang pelukis meneiptakan sesuatu lukisan
atas daya fantasinya.

b. Fantasi yang dituntun atau yang dipimpin yaitu merupakan bentuk atau jenis
fantasi yang dituntun oleh pihak lain. Misal seseorang yang melihat film, orang
ini dapat mengikuti apa yang dilihatnya dan dapat berfantasi tentang keadaan
atau tempat-tempat lain dengan perantaraan film itu, sehingga dengan demikian
fantasinya dituntun oleh film tersebut. Demikian pula kalau orang ber-fantasi
karena mendengarkan sesuatu berita, membaca sesuatu ceritera dan sebagainya.

B. Dilihat dari caranya orang berfantasi, fantasi dapat dibedakan atas fantasi yang
mengabstraksi, yang mendeterminasi dan yang mengombinasi.

a. Fantasi yang mengabstraksi

yaitu eara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa bagian, sehingga


ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misal anak yang belum pemah melihat
gurun pasir, maka untuk menjelaskan dipakailah bayangan hasil persepsi yaitu
lapangan. Bayangan lapangan ini dipakai sebagai loneatan untuk menjelaskan
gurun pasir tersebut. Dalam anak berfantasi gurun pasir itu, banyak bagian-bagian
lapangan yang diabstraksikan. Dalam berfantasi gurun pasir dibayangkan seperti
lapangan, tetapi tanpa pohon-pohon di sekitamya, dan tanahnya itu melulu pasir
semua, bukan rumput.

11
b. Fantasi yang mendeterminasi yaitu eara orang berfantasi dengan mendeterminasi
terlebih dahulu. Misal anak belum pemah melihat harimau. Yang telah mereka
lihat kueing, maka kueing digunakan sebagai bahan untuk memberikan pengertian
tentang harimau. Dalam berfantasi harimau, dalam bayangannya seperti kucing,
tetapi bentuknya besar.

c. Fantasi yang mengombinasi yaitu orang berfantasi dengan eara


mengombinasikan pengertiJm-pengertian atall bayangan-bayangan yang ada
pada individu bersangku~isal berfantasi tentang ikan duyung, yaitu kepalanya
kepala seorang wanita, tetapi badannya badan ikan. Jadi adanya kombinasi
kepala manusia dengan badan ikan. Fantasi yang mengombinasi inilah yang
banyak digunakan orang. Misal ingin membuat rumah dengan mengombinasikan
model Eropa dengan atap-model Minangkabau.Fantasi apabila dibandingkan
dengan kemampuan-kemampuan jiwa yang lain, fantasi lebih bersifat subjektif.

Oleh karena dengan kekuatan fantasi orang dapat menjangkau ke depan, maka
fantasi mempunyai arti yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan fantasi
pula orang dapat menambah bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan,
sehingga dengan demikian akan menambah bahan bayangan yang ada pada
individu. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa fantasi itu tidak mempunyai
keburukan. Keburukannya ialah dengan fantasi orang dapat meninggalkan alam
kenyataan, lalu masuk dalam alam fantasi. Hal ini merupakan suatu bahaya, karena
orang terbawa hidup dalam alam yang tidak nyata. Fantasi juga dapat menimbulkan
kedustaan, takhayul dan sebagainya.

2.1.6 Perasaan

Perasaan biasanya didefenisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang
biasanya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam senang
maupun tidak senang dalam berbagai taraf. Defmisi lain perasaan adalah suatu
pemyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat aktif, untuk merasakan senang dan tidak
senang, dan yang tidak bergantung pada rangsangan dan alat -alat indra. Perasaan
umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal, artinya perasaan dapat timbul karena

12
mengamati, menanggap, menghayalkan, mengingatkan atau memikirkan sesuatu.
Kehendakpun demikian perasaan bukanJah hanya sekedar . gejala tambahan dan pada
fungsi pengenalan saja, melainkan adalah fungsi tersendiri.

Sifat dan Ciri Perasaan juga seringkali bersangkut paut dengan gejala jasmaniah tetapi
tetap memiliki fungsi tersendiri. Sifat perasaan dibagi menjadi lima yaitu :

1. Senang dan tidak senang;

2. kuat dan lemah;

3. lama dan tidak lama;

4. tidak berdiri sendiri sebagai pernyataan jiwa;

5. relatif.

Ciri perasaan yaitu:

1. Perasaan tidak mungkin terdapat sendiri;

2. Perasaan selamanya bersifat perorangan

Nilai perasaan bagi manusia pada umumnya dan khusus bagi pendidikan yaitu :

A. Nilai perasaan bagi manusia pada umumnya yaitu :

a. Dengan perasaan kita dapat menyesuaikan diridengan keadaan disekitar kita;

b. Dengan perasaan kita dapat ikut serta merasakan Idialarni apa yang dirasakan
dan dialarni oleh sesarna;

c. Terutarna dengan perasaan ketuhanan, kita dapat sarna-sarna merasa nasib,


tugas dan kewajiban kita terhadap tuhan yang dengan demikian kita
mempunyai rasa prikemanusiaan antara manusia, dan merasa senasib dengan
segala makhluk.

B. Nilai perasaan didalam pendidikan yaitu :

13
a. Perasaan dapat membawa manusia kearah kebaikan dan keburuk;

b. Perasaan-perasaan rohaniah dapat menimbulkan kebahagiaan bagi manusia;

c. Jangan kita bercerita tentang sesuatu yang menakut-nakutkan Idapat


menimbulkan rasa giris;

d. Hindarkanlah segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa rendah dan jahat
kepada anak-anak, sekalipun hanya dengan kata-kata;

e. Kalau pendidik dapat dengan baik menanamkan rasa intelek, maka pada anak
akan timbul rasa diri positif, tapi tidak sombong, dan sebagainya.

2.1.6 Tanggapan

Tanggapan ialah bekas atau gambaran dari sesuatu pengamatan, yang tinggal
dalam lubuk jiwa kita sehingga boleh disebut gambaran ingatan. Umpamanya waktu
melihat ular yang sebenarnya masih jelas bagi kita bentuknya, warnanya dan
sebagainya, tetapi dalam gambaran ingatan atau tanggapan apalagi jika lama sesudah
kejadian yang sebenarnya. Tidak semuanya apa ayng telah dialami, dapat dialami. Ada
yang lama tinggal dalam jiwa sadar kita, ada yang mudah ditimbulkan, dan
digambarkan kembali.

Tanggapan dibedakan menjadi tiga :

1. Menurut alat indra : tangapan visual (penglihatan), auditif (pendengaran),


penciuman, dan sebagainya.
2. Menurut terjadinya : tanggapan ingatan, tanggapan fantasi
3. Menurut terikatnya : tanggapan benda, tanggapan kata

Jenis Tanggapan :

1. Tanggapan Reproduksi : tanggapan menunjukkan pengingatan kembal suatu benda,


kejadian atau situasi yang memberikan suatu pengalaman sensoris atau pengamatan
masa lalu.

2. Tanggapan Imaginer : hasil dari suatu syntese pengalaman-pengalaman masa lalu.

14
3. Tanggapan Halusinasi : gambaran yang tak berhubungan dengan kenyataan tetapi
yang di proyeksi kepada dunia yang nyata.

4. Tanggapan Editis : tanggapan yang sangat jelas dan ingat betul sampai mendetail.

2.1.8 Ingatan

Ingatan merupakan alih bahasa dari memory.Karena itu disamping ada yang
menggunakan ingatan adapula menggunakan istilah memori sesuai dengan ucapan dari
memory. Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara
pengalaman dengan masa lampau dengan adanya kemampuan mengingat pada
manusia, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang di
alaminya. Apa yang telah pernah dialami oleh manusia tidak seluruhnya hilang tetapi
disimpan dalam jiwanya, dan apabila diperlukan hal-hal yang disimpan itu dapat
ditimbulkan kembali dengan alam kesadaran. Dengan demikian maka ingatan itu
merupakan kemam-puan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mene-rima atau
memasukkan (learning), menyimpan (reten-tion), dan menimbulkan kembali
(remembering) hal-hal yang telah lampau (woodworth dan marquis, 1957).

a. Fungsi Memasukkan (Learning). Dalam ingatan yang disimpan adalah hal-hal yang
pernah dialami oleh seseorang. Bagaimana seseorang dapat memperoleh
pengalaman dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu (1) dengan cara tidak disengaja
dan (2) dengan cara sengaja.Memperoleh pengalaman dengan cara tidak dise-ngaja
yaitu apa yang dialami seseorang dengan tidak sengaja itu dimasukkan dengan
ingatannya. Hal ini terlihat dengan jelas dengan anak-anak, bagaimana mereka
memperoleh pengalaman tidak dengan tidak sengaja, dan hal ini kemudian
disimpan dalam ingatan-nya. Bagaimana mereka memproleh pengalaman misal-nya
bahwa gelas kalau jatuh akan pecah, bahwa kayu itu keras dan dapat menimbulkan
rasa sakit apabila teratuk olehnya.

b. Fungsi Menyimpan. Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan


(retention) apa yang dipelajari atau apa yang dipersepsi. Problem yang timbul
berkaitan dengan fungsi ini ialah bagaimana agar yang telah dipelajari atau yang

15
telah dimaksudkan itu dapat disimpan dengan baik,sehingga pada suatu waktu dapat
ditimpulkan kembali apabila dibutuhkan.

c. Fungsi Menimbulkan Kembali . Fungsi ketiga dari ingatan adalah berkaitan dengan
menimbulkan kembali dengan hal-hal dalam ingatan. Dalam menimbulkan kembali
apa yang disimpan dalam ingatan. Dalam menimbulkan kembali apa yangdisimpan
dalam ingatan dapat ditempuh dengan (1) mengingat kembali (to recall) dan
mengenal kembali (torecognizer).Pada mengingat kembali orang dapat
menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa dibantu adanya objek sebagai
stimulus untuk dapat diingat kembali. Jadi dalam hal mengingat kembali orang
dapat dibantu dengan adanya objek. Misalnya orang dapat mengingat kembali
tentang ciri-ciri penjambret yang menjambret tasnya, sekalipun penjambretan itu
tidak ada.

d. Kelupaan. Berbicara mengenai ingatan sebenarnya juga berbicara mengenai


kelupaan. Karena ingatan dan kelupaan dapat diibaratkan sebagai sekeping mata uang
yang bermuka dua, satu sisi dengan sisi yang lain tidak dapat dipisahkan. Ini berarti
bahwa makin banyak yang dapat diingat, maka makin sedikit yang dilupakan, begitu
sebaliknya.Kelupaan dapat terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu
tidak sering ditimbulkan kem-bali dalam alam kesadaran, sehingga akhirnya manusia
mengalami kelupaan. Interval mengambil peran dalam proses kelupaan ini, sehingga
teori-teori mengenai kelupaan berpijak pada interval.

2.1.9 Kemauan

Kemauan memiliki pengertian sebagai dorongan ataupun kehendak yang lebih


mengarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu dan juga dikendalikan oleh pertimbangan
akal budi. Sehingga kemauan biasanya bersifat sadar, manusia yang melakukannya
jelas tau apa yang mereka pikirkan dan bagaimana kemauan itu berjalan dengan
kebijaksaan akal dan wawasan seorang individu. Menurut Meuman ada beberapa
tahapan :

1. Adanya motif. Motif bisa juga dikatakan sebagai (motivasi) menjadi sebab atau
gambaran penyebab yang akan menimbulkan perilaku di waktu selanjutnya, selain

16
itu seringnya akan menuju pada suatu ingatan, gambaran fantasi dan perasaan-
perasaan tertentu yang biasanya disebut ekspetasi. Sehingga kemauan ada kaitannya
dengan ekspetasi dan erat kaitannya akan keduannya.

2. Mempertimbangkan. Dimana saat anda mempertimbangkannya anda memiah mana


motif yang tepat untuk mencapai kemauan tersebut. Tidak disalahkan jika banyak
orang yang membutuhkan waktu yang lama dalam mempertimbangkan kemauannya.

3. Memutuskan. Memutuskan merupakan cara yang paling sulit namun dibutuhkan.


Dalam fase ini banyak orang gagal sehingga mereka mencoba mengabulkan
segalanya. Sayangnya mereka bisa juga kehilangan segalanya dalam sekaligus
karena tidak mau memprioritaskan satu atau dua hal.

4. Perjuangan Motif. Banyak pelaku kemauan berusaha sekuat tenaga untuk


memperjuangankan motif ini dan akan berhenti jika memang sudah mengalami
kendala yang tidak bisa di selesaikan.

5. Melaksanakan Kemauan. Jika semua sudah berada dalam posisi final atau keputusan
akhir maka manusia bisa menjalankan kemauannya dengan bebas. Memang tidak
mudah, biasanya kemauan harus dibarengi dengan berbagai perjuangan dan usaha.

Faktor Kemauan

1. Faktor dorongan, dimana merupakan sebuah kekuatan dari dalam yang memang ada
berdasarkan tujuan tertentu dan berlangsung diluar kendali anda.

2. Faktor keinginan, dimana keinginan merupakan dorongan akan nafsu, yang tertuju
pada suatu benda tertentu yang konkrit atau jelas, namun kebalikannya adalah
kebencian.

2.1.10 Berfikir dan belajar

Berfikir

Berfikir adalah sebuah aktivitas kerja otak mengenai sesuatu hal. Berikir juga
merupakan aktivitas mental sebab berfikir tidak hanya menggunakanaktivitas otak

17
namu juga menyangkut semua bagian tubuh dan juga perasaan atau emosi dalam
psikologi.

Faktor Penghambat dan Pendukung Dalam Berfikir

Faktor Penghambat dalam berfikir adalah bagaimana seseorang bisa meliha


atau memahami sebuah masalah, situasi yang sedang di alami seseorang dan juga
situasi dari luar yang dihadapi, pengalaman individu yang bersangkutan, bagaimana
intelegasi orang tersebut, data kurang sempurna sehingga masih banyak data yang
harus dicari dan juga data dalam keadaan membingungkan sehingga bertentangan
dengan data lainnya.

Faktor Pendukung adalah keadaan emosi individu yang stabil, pendidikan


yang sudah terpenuhi, memperlihatkan ciri-ciri orang cerdas menurut psikologi dan
sesuai dengan perkembangan individu, keadaan lingkungan sekitar yang mendukung
proses berfikir, perkembangan intelektual dan juga sikap terbuka pada sebuah
pengetahuan yang baru.

Belajar

Menurut Sudirman A.M belajar adalah proses merubah tingkah laku dengan
melakukan berbagai kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan sebagainya.

Metode Belajar :

Visual :

 Belajar cepat
 Menjawab pertanyaan dengan singkat
 Senang akan seni
 Mengantuk jika penjelasannya panjang lebar

18
Auditorial :

 Berbicara dengan diri sendiri


 Senang music daripada seni
 Suka berdiskusi
 Berbicara dengan penjelasan panjang lebar

Kinestik ;

 Berbicara dengan perlahan


 Banyak gerak
 Menghafal dengan belajar dan melihat
 Banyak menggunakan Bahasa tubuh

Faktor belajar terdiri dari factor internal dan eksternal

Internal :

 Faktor fisiologis atau jasmani misalnya pendengaran, penglihatan dan sebagainya


 Faktor psikologs terdiri dari factor intelektif (intelegensi dan bakat) serta factor
non intelektif (sikap, minat, kebiasaan, kebutuhan, motivasi, konsep diri,
penyesuaian diri, emosional dan sebagainya).

Eksternal :

 Sosial
 Lingkungan keluarga, sekolah, teman, masyarakat, budaya, adat istiadat, ilmu
pengetahuan dan teknologis

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kejiwaan adalah
tingkat kecerdasan,sifat, dan perilaku, serta kepribadian seperti emosi, adaptasi, dan
minatnya terhadap sesuatu sebagai juga emosional yang dapat diterka dengan pikiran yang
selaras menimbulkan gerak berupa tindakan. Terdapat beberapa peristiwa kejiwaan yaitu
persepsi, pengamatan, perhatian, stimulus, fantasi, perasaan, tanggapan, ingatan, kemauan,
serta berfikr dan belajar.

3.2 Saran

Adapun saran yang saya sampaikan yaitu untuk melengkapi makalah teman-teman,
sebaiknya mengambil penelitian terkait dengan kejiwaan sebagai pembelajaran bagi kita
semua baik itu berupa definisi maupun contoh tentang kejiwaan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Http://id.m.wikipedia.org/wiki/stimulus_(fisiologis)
Http://kumpulanmakalahdanartikelpendididkan.blogspot.com/2011/02/tanggapan-menurut-
psikologi-umum.html?=1
Http://dosenpsikologi.com/hakikat-kemauan-dalam-psikologi
Http://dosenpsikologi.com/konsep-belajar-dalam-psikologi
Http://dosenpsikologi.com/konsep-berfikir-dalam-psikologi
Http://dosenpsikologi.com/hakikat-kemauan-dalam-psikologi
Http://staffnew.uny.ac.id PPT Konsep Dasar Psikologi Umum.
Maimunah, N. S. 2018. Konsep Jiwa Menurut Teori Psikonalisis Ditinjau Dari Perspektif Islam.
Skripsi. 1-79.
Saleh, A. C. 2018. Pengantar Psikologi. Makasar: Aksara Timur.
Thahir, Andi. 2014. Psikologi belajar : Buku Pengantar Dalam Memahami Psikologi Belajar.
Bandar Lampung: Pustaka Pelajar.
Yudiani, Ema. 2013. Dinamika Jiwa Dalam Perspektif Psikologi Islam. Jurnal Ilmu Agama.
14(1) : 45-59.
Ratnawati, 2017. Aspek-Aspek Kejiwaan dan Motivasi Manusia Dalam Konsepsi Islam. Jurnal
Islamic Counseling. 1(1) : 41-62.

21

Anda mungkin juga menyukai