i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga sampai detik ini kami masih
bisa menjalankan, merasakan, dan menikmati indahnya kehidupan. Dengan limpahan-Nya
juwa kami bisa menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun bukan hanya untuk menyelesaikan tugas mata kuliah psikologi.
Akan tetapi, diharapkan bisa menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang berbagai hal
yang terkait dengan konsep peristiwa kejiwaan. Dengan selesainya makalah ini diharapkan
Ibu berkenan memberikan kritik, saran, tanggapan atau tambahan untuk menyempurnakan
makalah yang kami susun ini. Semoga makalah ini bermanfaat baik bagi kami khususnya
maupun bagi orang yang membaca pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………................................... i
KATA PENGANTAR………………………………………...................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…….………………………………………………………………… 20
3.2 Saran……..…….………………………………………………………………… 20
DAFTAR PUSTAKA..……………………………………………………………… 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tesebut, tujuan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kejiwaan menurut konsepsi psikologi dan konsepsi islam.
2. Untuk menambah wawasan tentang beberapa peristiwa kejiwaan seperti persepsi,
pengamatan, perhatian, stimulus, fantasi, perasaan, tanggapan, ingatan, kemauan, serta
berfikr dan belajar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jiwa dalam bahasa arab disebut Nafs, dan dalam bahasa yunani disebut Psyche yang
diterjemahkan dengan jiwa serta soul dalam bahasa inggris. Menurut Hamka (dalam Yudiani,
2013 : 46) jiwa merupakan jejak atau hasil interaksi antara aspek-aspek seperti akal, hawa
nafsu, dan kalbu. Konsep jiwa yang ditawarkan Hamka menitikberatkan pada perseteruan
akal dengan hawa nafsu sebagai dua kekuaatan utama dalam jiwa manusia, sementara
kondisi kalbu yang akan menjadi kondisi jiwa secara keseluruhan sepenuhnya tergantung
pada hasil perseteruan tersebut.
Id adalah berbagai potensi yang terbawa sejak lahir, insting-insting dan nafsu-nafsu
primer, sumber energy psikis yang memberdaya ego dan superego untuk mejalankan
fungsinya. Kemudian ego berfungsi merealisasikan kebutuhan-kebutuhan id dengan jalan
memilih bentuk pemuasan kenikmatan yang benar-benar ada dan tersedia, dan caranya pun
dapat diterima dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Adapun superego berkembang
dari ego karena yang dalam fungsinya memenuhi secara realitas dorongan-dorongan id yang
mau tak mau harus mempertimbangkan tuntunan etis normative lingkungan. Suprego
menuntut kesempurnaan dan idealitas perilaku dengan ketaatan terhadap norma-norma
lingkungan degan tolak ukurnya, sehingga dapat dikatakan bahwa pada superego berlaku
system idealitas (Ratnawati, 2017:43).
3
memandang kejiwaan sebagai potensi-potensi yang baik. Dalam kejiwaan manusia memiliki
kemampuan abstraksi daya analisis dan sintesis, imajinasi, kreatifitas, etis dan estetika.
Dengan demikian jiwa manusia sangat tergantung keadaannya dengan situasi yang mengitari
hidup sehingga dia bisa menjadi unsur yang positif dalam diri manusia dan menjadi unsur
negatif yang akan merugikan manusia itu sendiri.
2.1.1 Persepsi
4
keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang hal yang ada disekitarnya
maupun tentang hal yang ada dalam diri individu yang bersangkutan.
Macam-Macam Persepsi
a. External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang
datang dari luar diri individu.
b. Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal
dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu faktor ektern dan intern.
Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar
belakang pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan
pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu pada waktu tertentu.
Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan,
intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut.
2.1.2 Pengamatan
Pengamatan merupakan usaha manusia untuk mengenal dunia real baik mengenai
dirinya sendiri maupun dunia sekitar di tempat ia berada, dengan menggunakan panca
inderanya melalui cara melihat, mendengar, membau, meraba, dan mengecapnya.
Definisi pengamatan menurut ahli-ahli psikologi barat sebagai berikut :
5
“Proses pengamatan adalah suatu proses yang menggunakan input keinderaan dan
menukarkannya kepada kod-kod yang lebih abstrak. Kod-kod ini terbentuk dalam
system saraf dimana tenaga fizikal disimpan.” (Best, 1999)
Jenis-jenis pengamatan
1. Pengamatan ikonik
Pengamatan ikonik atau pengamatan visualmelibatkan indera penglihatan. Banyak
kajian menunjukkan bahwa maklumat yang diterima oleh pengamatan ikonik dapat
diprsembahkan dengan tepat tetapi akan berangsur pudar jika tidak dialihkan
kepada proses seterusnya.
2. Pengamatan ekoik
Pengamatan ekoik atau pengamatan auditori melibatkan indera pendengaran.
Pengamatan ekoik juga seperti pengamatan ekoik dimana input keinderaan hanya
dapat disimpan untuk jangka waktu yang singkat.
3. Pengamatan kinestatik
Pengamatan ini melibatkan indera rasa, baud an sentuhan. Ia berfungsi untuk
menseimbangkan pengamatanikonik dan ikoik
2.1.3 Stimulus
Dalam psikologi, stimulus adalah bagian dari respon stimuli yang berhubungan
dengan kelakuan. Tedapat dua macam stimulus yaitu stimulus internal dan eksternal.
Stimulus merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam
erespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Asseal (2009) Stimulus
internal merupakan respon emosi yang dirasakan oleh konsumen dengan dimensi
pleasure dan arousal. Pleasure atau kesenangan mengacu pada respon emosional pribadi
berupa perasaan senang, penuh kegembiraan, bahagia yang berkaitan dengan situasi
tersebut dan nyaman yang dihasilkan atas stimulus. Arousal atau gairah mengacu pada
6
respon emosional pribadi berupa perasaan bergairah seperti bersemangat dan penasaran
yang dihasilkan
Menurut Surya Isham (2008) Stimulus ksternal adalah apa saja yang berasal dari luar
dan pengaruh tubuh, apapun yang menyentuh pada salah satu dari lima indera.
Contohnya seperti perubahan suhu, pemandangan, suara, rasa dan bau yang dapat
mempengaruhi tubuh dan pikiran. Rangsangan eksternal dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan kemampuan seseorang dan pilihan.
2.1.4 Perhatian
Pengertian Perhatian
Kata pengertian, tidaklah selalu di gunakan dalam arti yang sama, beberapa contoh
dapat menjelaskan hal ini
Kedua contoh diatas itu mempergunakan kata perhatian. Arti kata tersebut,baik dalam
masyarakat dalam hidup sehari-hari maupun dalam bidang psikologi kira-kira sama.
karena itulah maka definisi mengenai perhatian itu yang di berikan oleh para ahli
psikologi juga ada dua macam yaitu kalau di ambil intinya saja dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Macam-macam Perhatian
A. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu
aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi:
7
perhatian intensif ,yaitu perhatian yang banyak dikuatkan oleh banyaknya
rangsang atau keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman batin.
Perhatian tidak intensif,yaitu perhatian yang kurang di perkuatkan oleh
rangsangan atau beberapa keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman
batin.
Perhatian jenis yang pertama timbul begitu saja "seakan-akan" tanpa usaha, tanpa
sengaja. Sedangkan perhatian jenis yang kedua timbul karena usaha dengan
kehendak untuk menjelaskan hal tersebut dapatlah diberikan contoh berikut:
Pada suatu hari sabtujam 12.00 para mahasiswa sedang asyik mengikuti kuliah yang
di berikan oleh dosen bam (dengan perhatian yang di sengaja) sekonyong-konyong
terdengarlah nout-ribut di samping ruangan kuliahan,sehingga para mahasiswa
menengok (dengan perhatian yang di sengaja)untuk mengetahui apakah kiranya
yang teIjadi.
Perhatian terpencar pada suatu saat dapat tertuju kepada bermacam-macam objek.
contoh perhatian yang demikian itu misalnya kita dapati pada seorang supir yang
sedang mengemudikan mobil yang pada suatu saat perhatiannya dapat tertuju
kepada macam-macam objek, seperti misalnya keadaan lalu lintas,tanda-tanda yang
di berikan oleh polisi lalu lintas yang sedang bertugas, alat yang ada dalam mobil
yang sedang di kemudikannya dan sebagainya. Perhatian yang terpusat pada suatu
saat hanya dapat tertuju kepada objek yang sangat terbatas. Perhatian yang
demikian itu misalnya kita dapati pada seorang tukang jam yang sedang
8
memperbaiki jam. Hal-hal Yang Menarik Perhatian Dipandang dari segi praktis
adalah sangat penting mengetahui hal-hal apa yang menarik perhatian itu.
Didalam mempersoalkan hal ini kita dapat melihatnya dari dua segi subjek yang
diperhatikan dan dalam segi objek yang di perhatikan,.
A. Dipandang dari segi objek, maka dapat dirumuskan bahwa "hal yang menarik
perhatian adalah hal yang keluar dari konteksnya" atau kalau dikatakan secara
sederhana "hal yang menarik perhatian adalah hal yang lain-lainnya. Kelainan atau
perbedaan dari yang lain dan dapat bermacam-macam misalnya:
a. Dalam sebuah barisan salah seorang di antara yang berbaris itu memakai baju
merah,sedang lain-Iainnya berbaju putih,maka si baju merah itu tentu menarik
perhatian.
b. Dalam suatu pertemuan hampir semua tamu telah duduk,kecuali seseorang yang
masih mondar-mandir itu menarik perhatian.
d. Iklan di surat kabar yang di pasang terbalik menarik perhatian karena berbeda
dari yang lain.
f. Hal yang mendadak datang atau hal yang lenyap dengan tiba-tiba (misalnya suara
latusan dalam suatu malam yang tenangjuga menarik perhatian.dan lain
sebagainya.
B. Dipandang dari subjek yang memperhatikan maka dapat dirumuskan bahwa: Hal
yang menarik perhatian adalah yang sangat bersangkut-paut dengan pribadi si
9
subjek. Hal yang bersangkut paut dengan pribadi si subjek itu juga dapat
bermacam-macam misalnya:
b. Hal yang bersangkut paut dengan kegemaran itu menarik perhatian; mislnya
berita tentang pertandingan bulu tangkis bagi penggemar bulu tangkis. dll
c. Hal yang bersangkut paut dengan pekerjaaan atau keahlian menarik perhatian
ceramah tentang cara merawat bayi bagi para bidan. Penemuan bendakuno bagi
ahli sejarah, hasil penyelidikan psikolag bagi ahli psikolog, dll.
2.1.5 Fantasi
10
dengan keadaan senyatanya, sekalipun ia tidak ada maksud untuk berbohong. Dalarn
hal semacam ini anak dengan tidak disadari dituntun oleh fantasinya.
Macam-macam Fantasi
a. Fantasi yang menciptakan yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang
menciptakan sesuatu. Misal seorang ahli mode pakaian menciptakan model
pakaian atas dasar daya fantasinya; seorang pelukis meneiptakan sesuatu lukisan
atas daya fantasinya.
b. Fantasi yang dituntun atau yang dipimpin yaitu merupakan bentuk atau jenis
fantasi yang dituntun oleh pihak lain. Misal seseorang yang melihat film, orang
ini dapat mengikuti apa yang dilihatnya dan dapat berfantasi tentang keadaan
atau tempat-tempat lain dengan perantaraan film itu, sehingga dengan demikian
fantasinya dituntun oleh film tersebut. Demikian pula kalau orang ber-fantasi
karena mendengarkan sesuatu berita, membaca sesuatu ceritera dan sebagainya.
B. Dilihat dari caranya orang berfantasi, fantasi dapat dibedakan atas fantasi yang
mengabstraksi, yang mendeterminasi dan yang mengombinasi.
11
b. Fantasi yang mendeterminasi yaitu eara orang berfantasi dengan mendeterminasi
terlebih dahulu. Misal anak belum pemah melihat harimau. Yang telah mereka
lihat kueing, maka kueing digunakan sebagai bahan untuk memberikan pengertian
tentang harimau. Dalam berfantasi harimau, dalam bayangannya seperti kucing,
tetapi bentuknya besar.
Oleh karena dengan kekuatan fantasi orang dapat menjangkau ke depan, maka
fantasi mempunyai arti yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan fantasi
pula orang dapat menambah bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan,
sehingga dengan demikian akan menambah bahan bayangan yang ada pada
individu. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa fantasi itu tidak mempunyai
keburukan. Keburukannya ialah dengan fantasi orang dapat meninggalkan alam
kenyataan, lalu masuk dalam alam fantasi. Hal ini merupakan suatu bahaya, karena
orang terbawa hidup dalam alam yang tidak nyata. Fantasi juga dapat menimbulkan
kedustaan, takhayul dan sebagainya.
2.1.6 Perasaan
Perasaan biasanya didefenisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang
biasanya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam senang
maupun tidak senang dalam berbagai taraf. Defmisi lain perasaan adalah suatu
pemyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat aktif, untuk merasakan senang dan tidak
senang, dan yang tidak bergantung pada rangsangan dan alat -alat indra. Perasaan
umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal, artinya perasaan dapat timbul karena
12
mengamati, menanggap, menghayalkan, mengingatkan atau memikirkan sesuatu.
Kehendakpun demikian perasaan bukanJah hanya sekedar . gejala tambahan dan pada
fungsi pengenalan saja, melainkan adalah fungsi tersendiri.
Sifat dan Ciri Perasaan juga seringkali bersangkut paut dengan gejala jasmaniah tetapi
tetap memiliki fungsi tersendiri. Sifat perasaan dibagi menjadi lima yaitu :
5. relatif.
Nilai perasaan bagi manusia pada umumnya dan khusus bagi pendidikan yaitu :
b. Dengan perasaan kita dapat ikut serta merasakan Idialarni apa yang dirasakan
dan dialarni oleh sesarna;
13
a. Perasaan dapat membawa manusia kearah kebaikan dan keburuk;
d. Hindarkanlah segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa rendah dan jahat
kepada anak-anak, sekalipun hanya dengan kata-kata;
e. Kalau pendidik dapat dengan baik menanamkan rasa intelek, maka pada anak
akan timbul rasa diri positif, tapi tidak sombong, dan sebagainya.
2.1.6 Tanggapan
Tanggapan ialah bekas atau gambaran dari sesuatu pengamatan, yang tinggal
dalam lubuk jiwa kita sehingga boleh disebut gambaran ingatan. Umpamanya waktu
melihat ular yang sebenarnya masih jelas bagi kita bentuknya, warnanya dan
sebagainya, tetapi dalam gambaran ingatan atau tanggapan apalagi jika lama sesudah
kejadian yang sebenarnya. Tidak semuanya apa ayng telah dialami, dapat dialami. Ada
yang lama tinggal dalam jiwa sadar kita, ada yang mudah ditimbulkan, dan
digambarkan kembali.
Jenis Tanggapan :
14
3. Tanggapan Halusinasi : gambaran yang tak berhubungan dengan kenyataan tetapi
yang di proyeksi kepada dunia yang nyata.
4. Tanggapan Editis : tanggapan yang sangat jelas dan ingat betul sampai mendetail.
2.1.8 Ingatan
Ingatan merupakan alih bahasa dari memory.Karena itu disamping ada yang
menggunakan ingatan adapula menggunakan istilah memori sesuai dengan ucapan dari
memory. Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara
pengalaman dengan masa lampau dengan adanya kemampuan mengingat pada
manusia, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang di
alaminya. Apa yang telah pernah dialami oleh manusia tidak seluruhnya hilang tetapi
disimpan dalam jiwanya, dan apabila diperlukan hal-hal yang disimpan itu dapat
ditimbulkan kembali dengan alam kesadaran. Dengan demikian maka ingatan itu
merupakan kemam-puan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mene-rima atau
memasukkan (learning), menyimpan (reten-tion), dan menimbulkan kembali
(remembering) hal-hal yang telah lampau (woodworth dan marquis, 1957).
a. Fungsi Memasukkan (Learning). Dalam ingatan yang disimpan adalah hal-hal yang
pernah dialami oleh seseorang. Bagaimana seseorang dapat memperoleh
pengalaman dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu (1) dengan cara tidak disengaja
dan (2) dengan cara sengaja.Memperoleh pengalaman dengan cara tidak dise-ngaja
yaitu apa yang dialami seseorang dengan tidak sengaja itu dimasukkan dengan
ingatannya. Hal ini terlihat dengan jelas dengan anak-anak, bagaimana mereka
memperoleh pengalaman tidak dengan tidak sengaja, dan hal ini kemudian
disimpan dalam ingatan-nya. Bagaimana mereka memproleh pengalaman misal-nya
bahwa gelas kalau jatuh akan pecah, bahwa kayu itu keras dan dapat menimbulkan
rasa sakit apabila teratuk olehnya.
15
telah dimaksudkan itu dapat disimpan dengan baik,sehingga pada suatu waktu dapat
ditimpulkan kembali apabila dibutuhkan.
c. Fungsi Menimbulkan Kembali . Fungsi ketiga dari ingatan adalah berkaitan dengan
menimbulkan kembali dengan hal-hal dalam ingatan. Dalam menimbulkan kembali
apa yang disimpan dalam ingatan. Dalam menimbulkan kembali apa yangdisimpan
dalam ingatan dapat ditempuh dengan (1) mengingat kembali (to recall) dan
mengenal kembali (torecognizer).Pada mengingat kembali orang dapat
menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa dibantu adanya objek sebagai
stimulus untuk dapat diingat kembali. Jadi dalam hal mengingat kembali orang
dapat dibantu dengan adanya objek. Misalnya orang dapat mengingat kembali
tentang ciri-ciri penjambret yang menjambret tasnya, sekalipun penjambretan itu
tidak ada.
2.1.9 Kemauan
1. Adanya motif. Motif bisa juga dikatakan sebagai (motivasi) menjadi sebab atau
gambaran penyebab yang akan menimbulkan perilaku di waktu selanjutnya, selain
16
itu seringnya akan menuju pada suatu ingatan, gambaran fantasi dan perasaan-
perasaan tertentu yang biasanya disebut ekspetasi. Sehingga kemauan ada kaitannya
dengan ekspetasi dan erat kaitannya akan keduannya.
5. Melaksanakan Kemauan. Jika semua sudah berada dalam posisi final atau keputusan
akhir maka manusia bisa menjalankan kemauannya dengan bebas. Memang tidak
mudah, biasanya kemauan harus dibarengi dengan berbagai perjuangan dan usaha.
Faktor Kemauan
1. Faktor dorongan, dimana merupakan sebuah kekuatan dari dalam yang memang ada
berdasarkan tujuan tertentu dan berlangsung diluar kendali anda.
2. Faktor keinginan, dimana keinginan merupakan dorongan akan nafsu, yang tertuju
pada suatu benda tertentu yang konkrit atau jelas, namun kebalikannya adalah
kebencian.
Berfikir
Berfikir adalah sebuah aktivitas kerja otak mengenai sesuatu hal. Berikir juga
merupakan aktivitas mental sebab berfikir tidak hanya menggunakanaktivitas otak
17
namu juga menyangkut semua bagian tubuh dan juga perasaan atau emosi dalam
psikologi.
Belajar
Menurut Sudirman A.M belajar adalah proses merubah tingkah laku dengan
melakukan berbagai kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan sebagainya.
Metode Belajar :
Visual :
Belajar cepat
Menjawab pertanyaan dengan singkat
Senang akan seni
Mengantuk jika penjelasannya panjang lebar
18
Auditorial :
Kinestik ;
Internal :
Eksternal :
Sosial
Lingkungan keluarga, sekolah, teman, masyarakat, budaya, adat istiadat, ilmu
pengetahuan dan teknologis
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kejiwaan adalah
tingkat kecerdasan,sifat, dan perilaku, serta kepribadian seperti emosi, adaptasi, dan
minatnya terhadap sesuatu sebagai juga emosional yang dapat diterka dengan pikiran yang
selaras menimbulkan gerak berupa tindakan. Terdapat beberapa peristiwa kejiwaan yaitu
persepsi, pengamatan, perhatian, stimulus, fantasi, perasaan, tanggapan, ingatan, kemauan,
serta berfikr dan belajar.
3.2 Saran
Adapun saran yang saya sampaikan yaitu untuk melengkapi makalah teman-teman,
sebaiknya mengambil penelitian terkait dengan kejiwaan sebagai pembelajaran bagi kita
semua baik itu berupa definisi maupun contoh tentang kejiwaan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Http://id.m.wikipedia.org/wiki/stimulus_(fisiologis)
Http://kumpulanmakalahdanartikelpendididkan.blogspot.com/2011/02/tanggapan-menurut-
psikologi-umum.html?=1
Http://dosenpsikologi.com/hakikat-kemauan-dalam-psikologi
Http://dosenpsikologi.com/konsep-belajar-dalam-psikologi
Http://dosenpsikologi.com/konsep-berfikir-dalam-psikologi
Http://dosenpsikologi.com/hakikat-kemauan-dalam-psikologi
Http://staffnew.uny.ac.id PPT Konsep Dasar Psikologi Umum.
Maimunah, N. S. 2018. Konsep Jiwa Menurut Teori Psikonalisis Ditinjau Dari Perspektif Islam.
Skripsi. 1-79.
Saleh, A. C. 2018. Pengantar Psikologi. Makasar: Aksara Timur.
Thahir, Andi. 2014. Psikologi belajar : Buku Pengantar Dalam Memahami Psikologi Belajar.
Bandar Lampung: Pustaka Pelajar.
Yudiani, Ema. 2013. Dinamika Jiwa Dalam Perspektif Psikologi Islam. Jurnal Ilmu Agama.
14(1) : 45-59.
Ratnawati, 2017. Aspek-Aspek Kejiwaan dan Motivasi Manusia Dalam Konsepsi Islam. Jurnal
Islamic Counseling. 1(1) : 41-62.
21