Di susun oleh:
Saead Al Khudori
( 021011585 )
Dosen Pengampu:
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘Memaksimalkan Pengolahan Limbah
Anorganik untuk Mengurangi Produksi Limbah di Masyarakat’ dapat selesai. Makalah ini
dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Psikologi Umum. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Plosog Abu Zayd Al-Balkhi Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ustad H.Harun Lubis,M.Psi mata Kuliah
Psikologi Umum. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I BIOGAFI
1. BIOGRAFI...................................................................................................................1
a. Pemikiran ...............................................................................................................3
b. Ganguan Mental.....................................................................................................3
c. Ganguan obsesi dalam Gagasan al-balkhi.............................................................5
2. Kitab Mashalih al-Abdan wa l-Anfus...........................................................................7
BAB II PENETUP
Kesimpulan ........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
BIOGRAFI ABU ZAYD AL-BALKHI
1. BIOGRAFI
Abu Zaid al-Balkhi adalah seorang psikolog, ahli geografi, matematikawan, dokter,
dan ilmuwan asal Persia. Abu Zayd al-Balkhi adalah seorang ilmuwan yang mencetuskan
pemikiran tentang keterkaitan antara jiwa dan tubuh. Dalam perkembangan ilmu
psikologi, ide tentang tubuh dan jiwa juga diselidiki oleh Abu Zayd al-Balkhi, salah satu
ilmuwan dari jazirah Arab. Al-Balkhi merupakan pakar berbagai bidang keturunan Persia
yang lahir pada 850 M di Desa Shamisitiyan, Provinsi Balkh, Persia (sekarang
Afganistan) Ia menguasai sejumlah bidang ilmu dari matematika, geografi, astrologi,
kedokteran, psikologi, hingga filsafat.
Abu Zayd al-Balkhi (235H-322H/849M-934M) yang memiliki nama asli Ahmad ibn
Sahl adalah pakar multi disiplin ilmu pengetahuan (polymath). Muhammad ibn Ishaq
Abul Faraj al-Nadim atau lebih dikenal dengan Ibn al-Nadim, dalam kitabnya al-
Fihrist menyebutkan bahwa al-Balkhi memiliki 41 karya dalam berbagai disiplin ilmu
pengetahuan. Diantaranya di bidang ‘Ulum al-Qur’an, Kalam, matematika, geografi,
iii
kedokteran, ilmu jiwa, perbandingan agama, politik, sejarah, linguistik, astronomi, sastera
dan filsafat. Namun dari karya-karyanya itu, hanya dua kitab yang sampai pada kita,
kitab suwar al-aqalim di bidang geografi dan masalih al-abdan wa l-anfus di bidang
psikologi.
Sebagaimana indeks Muhammad ibn Ishaaq al-Nadim disebutkan al-Balkhi memiliki
lebih dari 55 karya dari beberapa disiplin ilmu pengetahuan, demikian dikutip dari Yaqut
al-Hamawi dalam kitabnya “Mu’jam al-Udaba” (Al-Hamawi, 1993). Sedangkan dalam
buku Mahmud Misri menyebutkan al-Balkhi memiliki kurang lebih 64 buku,
sebagaimana dikutip oleh Abu Hayyan dan al-Fahru al-Razi namun dari karya-karya itu
hanya dua kitab yang sampai pada kita yaitu kitab suwar al-aqalim di bidang geografi dan
masalih al abdan wal anfus di bidang psikologi Al-Balkhi lahir di Syamistiyan sekarang
bagian wilayah Afghanistan. Ayahnya adalah seorang guru taman kanak-kanak. Pada
masa remaja Al-Balkhi pergi ke Baghdad selama 8 (delapan) tahun untuk menimba ilmu
syariat (dan berjumpa dengan Abu Yusuf Ya’qub ibn Ishaq al-Kindi kemudian berguru
kepadanya, dari sinilah awal Al-Balkhi memulai dasar pengembangan kajian keilmuan
berikutnya
Namun demikian, kondisi negara yang carut marut di zaman al-Balkhi bukanlah
penghalang bagi para ulama untuk mendedikasikan umurnya dalam melanjutkan tradisi
ilmu. Bahkan dalam suasana seperti itu bermunculan sejumlah cendekiawan, di antaranya
adalah Abu Zayd al-Balkhi. Al-Balkhi adalah intelektual muslim yang memperkenalkan
psikologi Islam dan neuroscience, yakni cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan anatomi, fisiologi, biokimia, atau biologi molekul jaringan saraf, khususnya yang
berkaitan langsung dengan perilaku dan pengetahuan.
Di samping itu, dia juga terkenal sebagai tokoh yang pertamakali menemukan
psikologi kognitif dan medis (cognitive and medical psychology). Dialah orang yang
pertamakali membedakan antara sakit saraf (neurosis) dan sakit jiwa (psychosis), serta
orang yang pertamakali mengklasifikasikan gangguan saraf (neurotic disorders) dan
iv
perintis terapi kognitif (cognitive therapy) dalam rangka mengkaji pengelompokan
gangguan penyakit ini.
a. Pemikiran
b. Gangguan Mental
v
erapi internal meliputi upaya-upaya swadaya pasien untuk menanamkan pikiran-
pikiran positif guna menangkal kesedihan dan depresinya. Kedua, kesedihan yang
tidak jelas diketahui sumbernya dan dapat menyebabkan seseorang jatuh sakit.
Kesedihan semacam ini dapat datang tiba-tiba dan menetap untuk jangka panjang,
serta menghambat seseorang dalam beraktivitas fisik maupun merasakan
kebahagiaan dari hal-hal yang semula ia nikmati. Kesedihan yang tidak
teridentifikasi ini tidak hanya perawatan mental saja yang diperlukan, tetapi juga
penanganan fisik secara medis.
Lebih lanjut al-Balkhi menggolongkan tiga jenis depresi, yaitu depresi normal atau
kesedihan, depresi yang berasal dari dalam tubuh dan depresi yang berasal dari luar
tubuh. Individu yang sehat harus selalu menjaga kesehatan pikiran dan perasaan.
Maka menurutnya, keseimbangan antara pikiran dan tubuh sangat diperlukan untuk
memperoleh kesehatan yang prima. Sebaliknya ketimpangan antara keduanya justru
akan menimbulkan penyakit. Di samping itu, dia juga memperkenalkan konsep
pengobatan yang berlawanan (al-‘ilaj bi l-dhid, reciprocal inhibition), di mana
konsep ini dikenalkan kembali ribuan tahun kemudian oleh Joseph Wolpe di tahun
1969.
vi
kejiwaan para pasiennya. Dia berargumen bahwa dikarenakan konstruksi manusia
terdiri dari jasmani dan rohani, maka keberadaannya tidak bisa dikatakan sehat tanpa
adanya keterjalinan (isytibak) antara jiwa dan badan. Lebih lanjut dia katakan: “Jika
badan sakit, jiwa pun akan banyak kehilangan kemampuan kognitifnya dan tidak bisa
merasakan kenikmatan hidup”. Sebaliknya dia juga menjelaskan “Jika jiwa sakit,
badan pun kehilangan keceriaan hidup dan bahkan badannya pun bisa jatuh sakit”.
Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders versi kelima (DSM-V)
yang dijadikan kitab pegangan pakar-pakar psikologi saat ini, gangguan obsesi
didefinisikan sebagai pemikiran, dorongan, atau keinginan yang muncul berulang
kali, tidak diinginkan, dan membahayakan diri seseorang atau menyebabkan
kecemasan. Jauh sebelum gagasan-gagasan ini dikemukakan, al-Balkhi telah
menjelaskan bahwa gangguan obsesi melibatkan pikiran-pikiran mengganggu yang
tidak nyata yang dialami seseorang, menghambatnya menikmati hidup dan menjalani
keseharian, memengaruhi konsentrasi dan menciptakan ketakutan dalam dirinya.
vii
Dalam keseharian, bisa saja seseorang yang mengalami gangguan obsesi
mengalihkan perhatiannya dengan melakukan kegiatan lain seperti menceburkan diri
dalam perbincangan atau menjalani rutinitas. Namun, tidak lama setelah kegiatan-
kegiatan tersebut terhenti, ia akan kembali tenggelam dalam pikiran-pikiran yang
mengganggu. Dalam tulisan Awaad dan Ali (2015) yang mencantumkan gagasan al-
Balkhi seputar gangguan obsesi, ilmuwan Arab itu menyatakan bahwa penderita
umumnya memiliki cara pandang pesimis terhadap dunia. Seorang pengidap
gangguan obsesi lebih percaya hal buruk akan menimpanya dan ketika diberikan
sejumlah pilihan, mereka akan memilih yang paling rumit. Menurut al-Balkhi, orang
tersebut juga bersikap keras terhadap dirinya sendiri.
Kendala ketiga yang al-Balkhi temukan dalam masyarakat yang masih memegang
erat keyakinan religiusnya adalah hilangnya harapan untuk sembuh. Menghadapi
kenyataan ini, al-Balkhi dengan gigih menjelaskan kepada orang-orang bahwa
gangguan obsesi bisa sembuh. Lebih jauh, ia meyakinkan orang-orang bahwa Tuhan
menciptakan pengobatan untuk setiap penyakit sehingga para penderita gangguan
obsesi tidak semestinya kehilangan harapan untuk sembuh.
Tumbuh di lingkungan budaya Islam bukanlah hal mudah bagi seorang al-Balkhi
untuk memperkenalkan pendekatan alternatif dalam menyembuhkan penyakit yang
diderita seseorang. Meski demikian, karya-karyanya yang ditulis ratusan tahun
sebelum psikologi modern berkembang berhasil menorehkan sejarah, bahkan masih
dikatakan relevan dan berguna dalam proses diagnosis pasien-pasien gangguan
kejiwaan. Sepanjang Ramadan, redaksi menayangkan naskah-naskah yang
mengetengahkan penemuan yang dilakukan para sarjana, peneliti dan pemikir Islam
viii
di berbagai bidang ilmu pengetahuan, dan teknologi. Kami percaya bahwa
kebudayaan Islam melalui para sarjana dan pemikir muslim pernah, sedang, dan akan
memberikan sumbangan pada peradaban manusia melalui ilmu pengetahuan dan
teknologi. Naskah-naskah tersebut akan tayang dalam rubrik "Al-ilmu nuurun" atau
"ilmu adalah cahaya” (Kirnandita, 2017)
2. Kitab Mashalih al-Abdan wa l-Anfus
Kitab ini membahas tema-tema yang berkenaan dengan kesehatan badan dan jiwa.
Kitab Mashalih yang manuskripnya tersimpan di Istambul ini terdiri dari dua bab,
yakni Mashalih al-abdan yang mencakup 14 bagian dan masalih al-anfus yang mencakup
8 bagian. Karya ini tergolong penting, mengingat ia adalah karya pertama yang
membahas utuh masalah kesehatan. Di samping itu, tema pembahasannya sangat
komprehensif, kaya nilai ilmiah dan sistematis.
ix
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Integrasi yang luar biasa antara unsur-unsur material dan spiritual sebagaimana yang
dilakukan oleh Abu Zaid Al-Balkhi telah menjadi ciri peradaban Islam menarik semua ilmu
yang berkembang dalam peradaban itu, termasuk kedokteran. Al-Balkhi mengetahui bahwa
kesehatan umum manusia didasarkan pada keseimbangan antara kesehatan tubuh dan
kesehatan jiwa, oleh karena itu dalam perawatannya perlu mengetahui faktor-faktor internal
dan eksternal yang mengarah pada penyimpangan. Demikian konstruksi manusia terdiri dari
jasmani dan rohani maka fokus perawatan tidak dapat dari sisi fisik saja namun harus dilihat
sisi mental pasiennya. Al-Balkhi mengatakan eksistensi manusia tidak dapat dikatakan sehat
tanpa adanya keterjalinan antara jiwa dan badan. Demikian: “Jika badan sakit, maka jiwa pun
akan banyak kehilangan kemampuan kognitifnya dan tidak dapat merasakan kenikmatan
hidup”. Sebaliknya Jika jiwa sakit, maka badan pun kehilangan keceriaan hidup dan bahkan
badannya pun dapat jatuh sakit”.
x
DAFTAR PUSTAKA
https://tirto.id/kajian-tubuh-dan-jiwa-ala-abu-sayd-al-balkhi-cpzs
https://insists.id/profil-psikolog-muslim-abu-zaid-al-balkhi/
file:///C:/Users/ACER/Downloads/2632-8381-1-PB.pdf
https://tirto.id/kajian-tubuh-dan-jiwa-ala-abu-sayd-al-balkhi-cpzs
xi