Anda di halaman 1dari 12

BIOGRAFI HENRY A.

MURRAY
Di susun Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah Psikologi Umum

Di susun oleh:

Makmur Lubis ( 021011578 )

Dosen Pengampu:

H. Harun Lubis, M.Psi

PROGAM STUDI AGAMA ISLAM DARUL ARAFAH /


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARAFAH T.A
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt.atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya dengan sangat sederhana. Semoha makalah ini dapat dipergunakan sebagai satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi Pendidikan dan profesi
keguruan.

Penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik secara
teknis maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi penyempurnaan makalah
ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhindda kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan setimpal
kepada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan itu sebagai
ibadah. Amin Ya Rabbal Alamin.

Kutalimbaru September 2022

i
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I BIOGRAFI

1. Biografi Henry A. Murray............................................................................................1


2. Pemikiran psikologi......................................................................................................3

BAB II PENUTUP

Kesimpulan.........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
BIOGRAFI HENRY A. MURRAY

Henry A. Murray

3. Biografi Henry A. Murray

Henry A. Murray dilahirkan di New York City pada tanggal 13 Mei 1893. Ia
merupakan psikolog Amerika yang mengembangkan teori kepribadian manusia berdasar
pada kebutuhan individu dan hubungannya dengan lingkungan fisik maupun sosial.
Murray memiliki keunikan berbeda diantara teoritikus kepribadian lainnya, ia dikenal
memiliki pemikiran yang cemerlang karena pemanfaatan safistikasi-nya di bidang
biologi, praktik klinis dan psikologi dalam rangka mengembangkan pemikiran teoritisnya.

Pada tahun 1915, Murray mendapatkan gelar B.A. dalam bidang studi mayor sejarah
di Groton School dan Harvard College, kemudian ia melanjutkan pendidikannya di
Columbia College of  Physicians and Surgeons dan tamat pada tahun 1919 dan mendapat
gelar M.A. pada tahun 1920 dalam bidang biologi. Setelah tamat dari Columbia College
of Physicians and Surgeons, ia kemudian bertugas sebentar menjadi instruktur fisiologi di
Universitas Harvard dan kemudian mengambil spesialisasi bedah selama dua tahun di

iii
Presbyterian Hospital di New York. Ia kemudian menjadi staff di Institut Rockfeller
untuk Riset Kedokteran di New York City dan ia mengadakan penelitian embriologi
sebagai asisten selama dua tahun. Pada tahun 1927, Murray kembali menjalani
pendidikan di Universitas Cambridge dan melakukan penelitian biokimia sampai meraih
gelah Ph.D dalam bidang biokimia.

Selama selang pendidikannya pada tahun 1927 tersebut, ia mulai tertarik pada
psikologi. Ketertarikannya pada psikologi berawal dari kunjungannya ke Carl Jung di
Zurich dan ketertarikannya pada teori Freud. Pada tahun 1928, Murray diangkat sebagai
lektor dan  direktur di Klinik Psikologi Harvard yang diatur oleh Morton Prince. Pada
tahun 1930, Murray menciptakan istilah personologi untuk menjelaskan cabang ilmu
psikologi yang mempelajari kehidupan manusia individual dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perjalanannya. Murray secara konsisten menekankan hubungan antara
peristiwa psikologis dan proses psikologi yang pokok.

Pada tahun 1935, Murray menyelesaikan pendidikannya dalam psikoanalisis dibawah


Franz Alexander dan Hans Sachs dan pada tahun 1937 ia diangkat menjadi lector ketua di
Klinik Psikologi Harvard. Pada tahun 1938, Murray menghimpun sekelompok mahasiswa
muda yang cakap untuk meneliti kepribadian manusia hingga menghasilkan sebuah buku
berjudul “Explorations in Personality”.

Murray meninggalkan Harvard pada tahun 1943 kemudian bergabung dengan Korps
Dokter Tentara sebagai mayor kemudian sebagai letnan colonel, ia memimpin biro
pengukuran psikologis untuk Office Strategic Services. Pada tahun 1947, ia kembali ke
Harvard menjadi lector part-time dalam bidang psikologi klinis pada Departement of
social relations yang baru dibentuk tahun 1950 dan kemudian ia diangkat sebagai
professor psikologi klinis. Pada tahun 1962, Murray menjadi professor emerifus dan
dianugerahi Distinguished Scientific Contribution Award dari American Psychological
Association dan Gold Medal Award dari American Psychological Foundation karena
seluruh hidupnya disumbangkan dalam bidang tersebut. Pada 23 Juni 1988, Henry
Alexander Murray wafat di Cambridge, Massachusetts. (yulaikhaputri, 2017)

iv
4. Pemikiran psikologi
a. Personologi

Murray merupakan salah satu ilmuwan yang mengembangkan sebuah teori


kepribadian. Nama teori kepribadiannya disebut sebagai teori personologi. Ia
menggunakan teorinya untuk menjelaskan tentang kepribadian individu. Teori ini
meliputi segala jenis pembahasan yang berusaha memperoleh pemahaman mengenai
individu secara utuh. Murray meyakini bahwa makna dari satu proses kepribadian
yang dimiliki oleh individu harus dipahami secara keseluruhan. Setiap bagian
dari perilaku manusia harus dipahami dengan menghubungkannya dengan fungsi
perilaku lainnya. Selain itu, pemahaman ini juga harus dikaitkan dengan
lingkungannya, pengalaman di masa lalu, ketidaksadaran dan kesadaran, serta
fungsi otak. Dalam psikologi, teori Murray ini berkembang menjadi salah satu disiplin
ilmiah yang mempelajari tentang kehidupan manusia sebagai individu beserta dengan
segala faktor yang mempengaruhinya.

Murray meyakini bahwa kepribadian merupakan abstraksi yang dirumuskan secara


teori dan bukan hanya sebuah deskripsi terhadap perilaku individu. Ia meyakini
bahwa perumusan kepribadian dapat dilakukan dengan menggunakan perilaku
individu yang teramati sebagai dasarnya. Permusuan ini juga memasukkan faktor-
faktor yang disimpulkan dari hasil pengematan perilaku tersebut. Murray membagi
teori personologi yang ia kemukakan menjadi tiga prinsip. Prinsip pertama yaitu
adanya ketergantungan proses psikologi kepada proses fisiologi. Murray
mengemukakan bahwa menghubungkan proses dan kejadian yang bersifat psikologi
dengan struktur dan fungsi otak merupakan suatu hal yang sangat penting.

Tingkat kepentingannya tetap ada walaupun cara menghubungkannya belum dapat


dipahami secara tepat. Murray menetapkan bahwa fenomena yang membentuk
kepribadian manusia memiliki ketergantungan yang mutlak terhadap fungsi sistem
saraf pusat. Ia menyatakan bahwa tanpa otak, maka tidak akan ada kepribadian. Ia
meyakini bahwa segala aspek kepribadian disimpan, diproses dan dikendalikan oleh
otak. Aspek kepribadian ini disebutnya sebagai regnan. Prinsip kedua ialah bahwa
kepribadian mencakup semua aspek pemikiran manusia, termasuk stres. Dalam
prinsip ini, Murray memberikan pandangan yang secara umum berbeda dengan para

v
dengan para pendukung pemikiran Sigmund Freud. Para pendukung ini umumnya
meyakini bahwa perilaku bertujuan untuk menghilangkan stres sehingga kepuasan
dapat tercapai. Murray berpendapat sebaliknya. Ia meyakini bahwa kepuasan
dari makhluk hidup tidak dapat dicapai melalui kebebasan dari stres. Menurut
Murray, kepuasan dapat diperoleh dari proses mengurangi stres atau mengubah
tingkat kebutuhan stres. Murray meyakini bahwa keadaan tanpa stres justru menjadi
keadaan peningkatan stres. Ini dikarenakan manusia terus-menerus memiliki
keinginan merasa senang, aktif, maju, bergerak dan berusaha. Kesimpulan yang
diberikannnya ialah bahwamakhluk hidup justru menciptakan stres untuk memperoleh
kepuasan dari meredakan stres tersebut.

Prinsip ketiga dari teori kepribadian Murray adalah prinsip longitudinal. Dalam
prinsip ini, diyakini bahwa kepribadian selalu berkembang dan perkembangannya
dibentuk oleh semua peristiwa yang terjadi sepanjang hayat. Prinsip ini
mengutamakan pengukuran kepribadian dengan penyelidikan mengenai masa lalu.
Murray menyelidikinya dengan memakai konsep serial dan tindak lanjut. Setiap
kepribadian diyakini selalu berubah dan bergerak maju, tidak bersifat tetap, sehingga
tidak dapat diberikan deskripsi yang benar-benar tepat. Kepribadian harus diwakili
oleh unsur-unsur perilaku yang sifatnya tetap dan terjadi berulang-ulang, maupun
perilaku yang sifatnya baru terjadi dan unik. Selain itu, prinsip ini juga menetapkan
bahwa kepribadian harus mewakili berfungsinya individu di sepanjang hidupnya.
Pada prinsip ini pemahaman terhadap peristiwa yang bersifat individu di dalam
kehidupan seseorang hanya dapat dicapai melalui hubungannya dengan masa
lalu, masa kini dan antisipasi masa depan dari individu tersebut.Teori kepribadian
Murray merupakan teori utama yang digunakan pada awal pengembangan dan
pemakaian Tes Apersepsi Tematik. Konsep-konsep dari teori kepribadian Murray
lebih mengutamakan pada perolehan pengetahuan tentang cara individu berinteraksi
dengan lingkungan. Kajiannya terbagi menjadi dua. Pertama ialah mengenai cara
lingkungan luar dalam mempengaruhi individu. Sementara yang kedua ialah
mengenai cara individu mempengaruhi pemikiran individu lainnya
terhadap dunia melalui keberagaman kebutuhan, sikap dan nilai individual.Teori
kebutuhan manusia

Pada tahun 1938. Murray menetapkan daftar kebutuhan manusia yang tidak termasuk


sebagai kebutuhan biologis, melainkan kebutuhan psikogenik. Murray

vi
membagi kebutuhan manusia ini menjadi dua jenis, yaitu kebutuhan pendekatan dan
kebutuhan pemisahan. Kebutuhan pendekatan merupakan kebutuhan manusia yang
membuat manusia mendekati suatu objek. Sedangkan kebutuhan pemisahan
merupakan kebutuhan yang membuat manusia memisahkan diri dari suatu objek Di
dalam teori personologi yang dikemukakan oleh Murray terdapat dua puluh jenis
kebutuhan manusia. Kedua puluh jenis kebutuhan ini ditetapkannya sebagai
kebutuhan yang memunculkan tindakan atau perilaku dari manusia. Kedua puluh
macam kebutuhan tersebut yaitu: Kebutuhan sikap merendah (Suriati, 2022, )

1. Kebutuhan berprestasi
2. Kebutuhan afiliasi
3. Kebutuhan agresi
4. Kebutuhan otonomi
5. Kebutuhan penghindaran kegagalan
6. Kebutuhan membela diri
7. Kebutuhan bersikap hormat
8. Kebutuhan dominasi
9. Kebutuhan ekshibisi
10. Kebutuhan menghindari kerusakan
11. Kebutuhan menghindari hal yang memalukan
12. Kebutuhan menolong
13. Kebutuhan ketertiban
14. Kebutuhan permainan
15. Kebutuhan penolakan
16. Kebutuhan merasakan
17. Kebutuhan seksual
18. Kebutuhan pertolongan
19. Kebutuhan pemahaman

b. Tes Apersepsi Tematik

Tes Apersepsi Tematik dikembangkan oleh Henry Alexander Murray bersama


dengan Christiana Morgan.Gagasan awal dari pembuatan tes ini
adalah keyakinan bahwa perasaan dan kebutuhan manusia akan diproyeksikan
dalam materi yang mengandung ambiguitas atau tidak terstruktur. Tes Apersepsi

vii
Tematik mulai dikembangkan pada tahun 1935 dengan memanfaatkan
metode psikodrama. Lokasi pengembangannya di Klinik Psikologi Harvard. Tes
Apersepsi Tematik merupakan salah satu jenis teknik proyeksi dengan tipe konstruksi.
Tipe konstruksi merupakan salah satu jenis tes proyektif yang perhatian utamanya
terletak pada respon yang muncul.

 Responden pada tes ini diberikan sejumlah gambar untuk diamatinya. Tiap gambar
memiliki beragam situasi sosial yang bersifat ambigu. Setiap responden kemudian
diminta untuk menceritakan sebuah kisah pada masing-masing gambar tersebut. Kisah
tersebut harus berdasarkan kepada pengamatan terhadap para tokoh utama yang
terdapat di tiap gambar tersebut. Kisah yang terdapat di tiap gambar bertema peristiwa
kehidupan sehari-hari. Murray dan Morgan memperoleh inspirasi untuk menyusun
Tes Apersepsi Tematik dari para psikolog dan psikiater lainnya. Ada tiga peneliti
yang lebih awal mengadakan penelitian mengenai respon-respon yang bermakna
dari subjek ketika diberikan gambar. Peneliti pertama bernama Britain. Pada tahun
1907, ia mempublikasikan penelitiannya mengenai respon-respon bermakna dengan
menunjukkan beberapa gambar.

Penelitiannya ini dilakukan pada anak laki-laki dan anak perempuan yang berada pada


rentang usia antara 13–20 tahun. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ada
perbedaan cerita yang dibuat anak laki- laki dengan anak perempuan. Kemudian, pada
tahun 1908, seorang penelitian bernama Libby menggunakan prosedur penelitian yang
sama dengan Britain pada subjek anak-anak. Perbedaannya, Libby memilih subjek
yang berada pada rentang usia 10–14 tahun. Kesimpulan yang diperolehnya adalah
anak-anak yang lebih muda menghasilkan cerita yang lebih objektif, sedangkan anak-
anak yang lebih tua menghasilkan cerita yang lebih subjektif. Penelitian selanjutnya
diadakan pada tahun 1932 oleh Schwartz. Ia mengembangkan tes situasi sosial yang
dapat mengetahui lebih banyak karakter dari anak sehingga dapat
menghasilkan laporan tentang karakter tersebut. Tujuan awal pengembangan Tes
Apersepsi Tematik yaitu sebagai sarana untuk mengukur kekuatan dari berbagai
kebutuhan yang dapat diekspresikan oleh tokoh utama di dalam cerita.

Murray menyusun sebuah daftar kebutuhan yang meliputi 28 kebutuhan. Ia


membuatnya sebagai cara mempermudah penentuan jenis kebutuhan yang
memungkinkan untuk diekspresikan dalam kehidupan seseorang melalui cerita dari

viii
para responden. Pada awal pengembangannya, Tes Apersepsi Tematik menggunakan
perlengkapan yaitu 30 kartu bergambar dan 1 kartu kosong. Pada tahun 1938, Murray
mengulangi penelitian terhadap Tes Apersepsi Tematik yang pertama. Hasilnya,
perlengkapan yang digunakan pada tes ini dikurangi menjadi 20 lembar kartu.
Sebanyak 19 kartu memiliki gambar, sedangkan 1 kartu tidak bergambar. Kesembilan
belas kartu bergambar memiliki gambar dengan paduan warna hitam dan putih
Pengembangan dan pembuatan perangkat tes ini selesai dilakukan pada tahun
1938.Sementara distribusi dan penerbitan untuk Tes Apersepsi Tematik dilakukan
pada tahun 1943. Kegiatan ini dilakukan oleh Harvard University Press.

Tes Apersepsi Tematik menerapkan sistem penskoran dengan hasil penafsiran yang


bersifat kualitatif-subjektif. Kepribadian seseorang akan terproyeksi melalui
pendapatnya terhadap kisah yang terdapat di dalam gambar dalam bentuk cerita. Tes
Apersepsi Tematik dapat dilakukan secara individual maupun klasikal. Hasil dari tes
ini ialah perolehan informasi mengenai dunia batin yang meliputi motif, kesadaran
dan ketidaksadaran dari individu. Murray mengemukakan bahwa terdapat tujuh aspek
kepribadian yang dapat diketahui melalui Tes Apersepsi Tematik, yaitu mental,
imajinasi, dinamika keluarga, adaptasi terhadap diri sendiri, emosi, penyesuaian
seksual, dan perilaku. Tes Apersepsi Tematik ini banyak digunakan sebagai alat tes
terhadap hipotesis penelitian dengan kebutuhan untuk diagnosis klinis standar. Salah
satu penerapan dari Tes Apersepsi Tematik yaitu metode pengukuran tingkat
kebutuhan berprestasi bagi manusia yang dikembangkan oleh David McClelland.

c. Spiritualitas teosentrik

Murray merupakan salah satu tokoh pemikir yang mengemukakan


tentang spiritualitas dengan kecenderungan teosentrisme. Spiritualitas dianggapnya
sebagai suatu makna yang paling mendalam bagi agama. Murray meyakini bahwa
spiritualitas bagi agama merupakan suatu inspirasi yang menjadi kualitas
bagi afiliasi agama. Insiprasi ini memiliki makna dan tujuan yang sifatnya dihormati
dan dikagumi oleh afiliasi agama. Murray juga meyakini bahwa rasa penghormatan
dan kekaguman terhadap spiritualitas sebagai suatu insipirasi juga dimiliki oleh
mereka yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan. Dalam konsep ini, ia meyakini
bahwa spiritualitas selalu selaras dengan alam dalam pengungkapan mengenai sesuatu
yang sifatnya tak terbatas. (Suriati, 2022, )

ix
BAB II

PENUTUP

Kesimpulan

Personologi yang dicanangkan oleh Murray menekankan pemahaman manusia sebagai


pribadi (person). Dari penjelasan pada makalah ini dapat disimpulkan bahwa Murray
memandang kepribadian manusia itu berkaitan dengan fisiologisnya dan juga pengalaman
masa lampau yang dialami oleh individu. Murray juga percaya bahwa kepribadian manusia
itu tidak pernah diam dan akan terus berkembang. Faktor-faktor yang Murray anggap sebagai
proses berkembangnya kepribadian ialah peredaan tegangan, kebutuhan,tekanan, proses
fisiologis yang mengikuti proses psikologis, dan bagaimana kebutuhan dan tekanan saling
berkaitan (tema). Dari teori kepribadian yang ia usung, Murray mewujudkan pengaplikasian
teorinya dalam sebuah tes yang bernama TAT (Tematic Apperception Test) yang mana tes ini
mampu merefleksikan kepribadian individu berdasarkan cerita yang mereka buat setelah
melihat sebuah gambar.

x
DAFTAR PUSTAKA

Psikologi Islam, “Biografi Henry Alexader Murray”,  dalam


http://www.psikologiku.com/biografi-henry-alexander-murray/, diakses pada 5 Maret 2017.

https://id.wikipedia.org/wiki/Henry_Alexander_Murray

xi

Anda mungkin juga menyukai