Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPRIBADIAN DALAM PARADIGMA HUMANISTIK (ABRAHAM H.MASLOW)

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Kepribadian


Dosen Pengampu : Ibu Asmaul Husna, S.Ag., M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Ahmad Saiful Hadi (20106011112)


2. M Iqbal Radindar Norais (20106011115)
3. Rizki Febri Maulan (20106011116)

STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikanmakalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikansyafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami sebagai penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Psikologi
Kepribadian yang berjudul “Kepribadian dalam Paradigma Humanistik (Abraham
H. Maslow)”.
Kami sebagai penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Semarang, 16 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I ....................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan Masalah ............................................................................................................... 1

BAB II ...................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2
A. Biografi Abraham H. Maslow......................................................................................... 2

B. Konsep Humanistik Abraham H. Maslow ...................................................................... 5


C. Dinamika Kepribadian Humanistik menurut Abraham H. Maslow ............................... 9

BAB III................................................................................................................................... 10

PENUTUP .............................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10

B. Saran ............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian Kepribadian banyak diungkapkan oleh para pakar dengan definisi


berbeda berdasarkan paradigma dan teori yang digunakan. Beberapa definisi
kepribadian: Kepribadian adalah nilai sebagai stimulus sosial, kemampuan
menampilkan diri secara mengesankan (Hilgard & Marquis). Kepribadian adalah
kehidupan seseorang secara keseluruhan, individual, unik,kemampuannya bertahan,
membuka, serta memperoleh pengalaman. (Stern). Kepribadian adalah organisasi
dinamik dalam sistem psikofisiologik seseorang dalam menentukan model
penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya (Allport). Kepribadian adalah
seluruh karakteristik seseorang yang mengakibatkan pola yang menetap dalam
merespon suatu situasi. (Pervin). Kepribadian adalah seperangkat karakteristik dan
kecenderungan yang stabil, yang menentukan keumuman dan perbedaan tingkah laku
psikologik dalam waktu yang panjang dan tidak dapat difahami secara sederhana
sebagai hasil dari tekanan sosial dan tekanan biologik saat itu (Maddy atau Burt).
Kepribadian adalah lembaga yang mengatur organ tubuh, yang sejak lahir sampai
mati tidak pernah berhenti terlibat dalam pengubahan kegiatan fungsional (Murray).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Biografi Abraham H. Maslow ?
2. Apa Konsep Humanistik menurut Abraham H. Maslow ?
3. Apa Dinamika Kepribadian Humanistik menurut Abraham H. Maslow ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Biografi Abraham H. Maslow.
2. Untuk Mengetahui Konsep Humanistik menurut Abraham H. Maslow.
3. Untuk Mengetahui Dinamika Kepribadian Humanistik Menurut Abraham H.
Maslow

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Abraham H. Maslow
Abraham Harold Maslow adalah salah seorang tokoh psikologi kelahiran
Amerika yang sangat terkenal yang dilahirkan di Brooklyn NewYork pada tanggal 1
April 1908. Orang tuanya berasal dari imigran Rusia keturunan Yahudi yang tidak
berpendidikan baik. Dia anak pertama dari tujuh bersaudara, bapaknya sangat
mengaharapkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak dan mendorongnya
supaya sukses dalam bidang akademik di kemudian hari.

Setelah menyelesaikan sekolah menengah, Maslow belajar hukum di City


College of New York (CCNY). Setelah kuliah tiga semester, pada tahun 1927 dia
pindah ke Cornell dan kemudian balik lagi ke New York. Setelah menyelesaikan studi
di City College, diamelanjut studinya di University of Wisconsin untuk belajar
psikologi. Pada tahun 1928, dia kawin dengan sepupunya Bertha Goodman yang masih
sekolah di sekolah menengah pada saat itu. Dia bersama Bertha menghabiskan waktu
bekerja dengan Harry Harlow untuk penelitian yang sangat terkenanl tentang monyet.

Maslow mendapatkan sarjananya (BA) pada tahun 1930, masternya pada tahun
1931 dan Doktor (Ph.D) nya pada tahun 1934, semuanya dalam bidang psikologi di
Univestas Wisconsin. Setahun setelah selesai kuliahnya, dia kembali ke New York
untuk bekerja bersama E.L. Trorndike di Universitas Columbia, dimana Maslow
menjadi sangat tertarik melakukan penelitian tentang seksualitas manusia. Maslow
mengajar di Brooklyn College. Selama periode ini mulai berhubungan dengan banyak
tokoh dan intelektual di Amerika dan Eropa, khususnya pada saat itu adalah dengan
Adler, Fromm, Horney, demikian juga dengan beberapa ahli psikologi Gestalt dan
psiko analisis Sigmund Freud dan para pengikutnya. Maslow menjadi sebagai ketua
jurusan psikologi di Brandeis mulai tahun 1951 sampai dengan tahun 1969. Pada saat
itu, dia bertemu dengan Kurt Goldstein yang mengorganisir ide-ide

2
self-actualization yang sangat terkenal dalam bukunya, The Organism tahun 1934. Di
sini juga dia memulai perjuangannya terhadap psikologi humanistik yang merupakan
sesuatu yang sangat penting kemudian terhadap teorinya.

Kemudian, Maslow menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di California dan


pada tanggal 8 Juni 1970, Maslow menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit
Jantung yang dideritanya. Setelah melakukan beberapa kajian tentang psikologi, baru
kemudian Maslow menyadari kekurangan-kekurangan yang terjadi pada teori-teori
psikologi modern yang risetnya diarahkan pada kajian tentang beberapa orang pasien
yang bersifat pesimistik dan mengalami penyimpangan. Dengan demikian, kemudian
ia mencoba mempelajari manusia dari sisi potensinya yang memungkinkan untuk dapat
dikembangkan lebih jauh dan lebih terhormat lagi.

Humanistik yang dibangun oleh Maslow adalah sangat berbeda dengan sikap
humanistic yang dibangun oleh pakar dan penganut psikologi modern. Psikologi
modern terlalu menekannya dan menggunakan pendekatan statistic dalam melihat
semua fenomena psikologis. Sedangkan Maslow, sikap humanistiknya dalampsikologi
selalu menekannya pada harapan besar terhadap manusia, karena potensi inner yang
ada dalam diri manusia memungkinkan untuk dioptimalkan. Keadaan ini tercermin dari
kata-katanya, yaitu: “untuk melihat kecepatan lari manusia, maka tidak perlu untuk
mengambil kecepatan rata-rata dari kelompok orang yang diteliti, tetapi lebih baik kita
mengumpulkan para peraih medali emas pada olimpiade-olimpiade danmelihat betapa
cepatnya mereka mampu berlari”.1

Sebagai seorang humanis, Maslow menyadari bahwa akan sangat dipeerlukan


suatu teori yang memperhatikan tentang seluruh kemampuan manusia, tidak hanya
melihat dari satu aspek yang dimiliki manusia saja. Tetapi harus memperhatikan aspek-
aspek kemampuan yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang
paling mulia. Maka dalam hal ini, Maslow mengkonstruk teori motivasinya yangsangat
terkenal. Teori motivasi Maslow berbeda dengan teori motivasi Frederick Winslow
Taylor yang dinamakan dengan teori motivasi klasik. Bagi Frederick Winslow melihat
bahwa motivasi manusia dari pemenuhan aspek atau kebutuhan biologis saja.
Kebutuhan biologis tersebut dipenuhi melalui hal-hal yang bersifat meteri seperti uang,
barang atau imbalan-imbalan lainnya yang berbentuk materi.

1
Abraham Maslow, The Farther Reaches of Human Nature, (New York: Penguin Books, 1976), hal. 7-8

3
Sedangkan Maslow, jauh dari itu untuk melihat kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki
oleh manusia.

Dalam teori motivasinya, Abraham Maslow mengkonstruk teori motivasinya


berdasarkan hirarki atau yang lebih kenal dengan Maslow’s Needs Hierarchy Theory/A
Theory of Human Motivation. Baginya, seseorang berprilaku atau bekerja karena
didorong oleh berbagai jenis kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang
diinginkan seseorang itu berjenjang, jika kebutuhan yang pertama dan kedua telah
terpenuhi, maka kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan
kelima.

Berdasarkan paparan di atas, Abraham Maslow, membagikan kebutuhan


tersebut ke dalam beberapa jenjang yaitu:
1) Physiological needs (kebutuhan fisik dan biologis), yaitu kebutuhan
mempertahankan hidup. Kebutuhan ini adalah seperti kebutuhan akan makan, minum,
dan sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seseorang
bertingkah laku dan melakukan suatu pekerjaan dengan giat.
2) Safety and security needs (kebutuhan keselamatan dan keamanan). Kebutuhan
tingkat ini adalah kebutuhan keselamatan.
3) Affiliation or Acceptance Needs (kebutuhan sosial). Kebutuhan ini dibutuhkan
karena merupakan alat untuk berinteraksi antar sesama serta diterima dalam pergaulan
kelompok dan masyarakat lingkungannya. Secara normal, manusia tidak akan mau
hidup menyendiri seorang diri di tempat terpencil, tetapi ia selalu membutuhkan kepada
hidup secara berkelompok.
4) Esteem or status needs (kebutuhan akan penghargaan). Kebutuhan ini adalah
kebutuhan akan penghargaan dari masyarakat lingkungannya. Ini muncul karena
adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. Akan tetapi perlu juga diperhatikan
oleh masyarakat atau pimpinan di suatu perusahaan atau kantor bahwa semakin tinggi
kedudukan seseorang dalam masyarakat atau posisi seseorang dalam suatu organisasi,
semakin tinggi pula prestisenya. Prestasi dan status di manifestasikan oleh banyak hal
yang digunakan sebagai simbol status tersebut.
5) Self Actualization (aktualisasi diri). Kebutuhan ini adalah kebutuhan akan
aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, keterampilan, dan potensi.

4
optimal untuk mencapai suatu prestasi yang sangat memuaskan. Kebutuhan ini juga
merupakan realisasi lengkap dari potensi yang dimiliki seseorang secara penuh.
Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya. Pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukan oleh para atasan
atau pimpinan sebuah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

Dengan demikian, sangat penting untuk memuaskan kebutuhan manusia, ini


dapat dilihat secara jelas pada lembaga atau perusahaan yang modern yang selalu
memperhatikan kebutuhan bawahannya atau karyawannya. Selain itu adalah dengan
memberikan perlindungan dan kesejahteraan para kepada bawahannya atau
karyawannya.

B. Konsep Humanistik Abraham H. Maslow


Manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati, dan pada
dasarnya aktif, punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu ,walaupun dalam
peneletian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa
(psyche) manusia. Namun dalam penyimpulan nya ,manusia seperti ini dinamakan
pandangan holistic (whole = menyeluruh). Selain itu manusia juga harus di pandang
dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya,
perbedaan individualnya dan dari sudut pandang kemanusiaan nya itu sendiri. Karena
itu psikologi harus masuk dalam topic-topik yang selama ini hamper tidak pernah
diteliti oleh aliran-aliran behaviorisme dan psikoanaalisis, seperti cinta, kreativitas,
pertumbuhan, aktualisasi diri ,kemandirian, tanggung jawab, dan sebagainya.
Pandangan seperti ini disebut pandangan humanistic (human = manusia). Teori
Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.

Abraham Maslow ( 1908 – 1970 ) berpendapat manusia mempunyai naluri –


naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:
a. Kebutuhan fisik / biologis
b. Kebutuhan akan rasa aman.
c. Kebutuhan akan rasa dimiliki ( sense of belonging ) dan cinta.
d. Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
e. Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri.
f. Kebutuhan estetik.

5
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat
Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “ deficiency ”.

-Teori Hirarki Kebutuhan Maslow.

Maslow menyusun teori motivasi manusia dimana variasi kebutuhan manusia


dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan
dapat dipenuhi hanya apabila jenjang sebelumnya telah terpuaskan. Kebutuhan
fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman.
Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan baru muncul kebutuhan kasih
sayang, begitu seterusnya. Maslow membagi kebutuhan organisme menjadi dua
kategori. Pertama, ia mengidentifkasi beberapa kategori kebutuhan,defenisi kebutahan
“ D “ (atau “ motif D ”), yang penting dalam pertahanan hidup.

1) Kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan biologis utama seperti makanan, air, seks dan tempat tinggal.
2) Kebutuhan akan rasa aman.
Mencakup kebutuhan akan keadaan yang umumnya biasa diprediksi , yang
membuat dunia menjadi masuk akal. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada
dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan, dimana kebutuhan
fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek sedangkan keamanan adalah
pertahanan hidup jangka panjang.
3) Kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta.
Mencakup hubungan psikologis yang mendalam dengan orang lain. Orang
sangat peka dengan kesendirian, pengasing, ditolak lingkungan, dan kehilangan
sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini sangat penting sepanjang
hidup. Ada dua jenis cinta ( dewasa ) yakni deficiency atau D-Love dan Being
atau B-Love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-Love, dimana orang
yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya seperti harga diri, seks, atau
seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian.Misalnya, hubungan
pacaran, hidup bersama atau perkawinan yang membuat orang terpuaskan
kenyamanan dan keamanannya. D-Love adalah cinta yang mementingkan diri
sendiri yang memperoleh daripada memberi. B-Love didasarkan pada penilaian
mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau
memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat memiliki,

6
tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain gambaran
positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang
itu untuk berkembang.
4) Kebutuhan dasar harga diri
Ada dua jenis harga diri :
1. Menghargai diri sendiri ( self respect ), yaitu kebutuhan kekuatan,
penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian dan
kebebasan.
2. Mendapat penghargaan dari orang lain ( respect from other ) yaitu
kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status ketenaran, dominasi,
menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang
membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai
dengan baik oleh orang lain.

Empat kebutuhan diatas Maslow menyebutnya kebutuhan – kebutuhan deficit


atau D-Needs. Maksudnya, jika kita kekurangan sesuatu atau mengalami deficit, kita
akan merasa membutuhkan sesuatu tersebut. Maslow juga menyebut keempat
kebutuhan ini dengan homeostasis, yakni prinsip yang mengatur cara kerja thermostat
( alat pengendali suhu ). Kalau suhu terlalu dingin dia akan menyalakan penghangat,
sebaliknya kalau suhu terlalu panas dia akan menyalakan pendingin. Begitupun dengan
tubuh kita, ketika tubuh merasa kekurangan bahan – bahan tertentu, dengan serta merta
dia akan merasa memerlukannya. Ketika dia sudah cukupmendapatkannya, rasa butuh
itupun kemudian berhenti dengan sendirinya. Maslow menganggap kebutuhan-
kebutuhan deficit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan.

5) Kebutuhan akan aktualisasi diri


Tahapan tertinggi dalam tangga hierarki motivasi manusia dari
Abaraham Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow
mengatakan bahwa manusia akan berusaha keras untuk mendapatkan
aktualisasi diri mereka, atau realisasi dari potensi diri manusia seutuhnya,
ketika mereka telah meraih kepuasan dari kebutuhan yang lebih mendasarnya.
Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya
sendiri. Kebutuhan-kebutuhan aktualisasi diri ini tidak memerluka
penyeimbangan atau homeostasis. Sekali diperoleh dia akan terusdirasakan. B-
Needs adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri.

7
- Hirarkhi kebutuhan Abraham Maslow

a. Kebutuhan fisiologis dasar: gaji, makanan, pakaian, perumahan.

b. Kebutuhan akan rasa aman: lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk
ancaman.

c. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi: kesempatan yang diberikan untuk


menjalinhubungan yang akrab dengan orang lain.
d. Kebutuhan untuk dihargai: pemberian penghargaan atau reward, mengakui hasil
karyaindividu.
e. Kebutuhan aktualisasi diri: kesempatan dan kebebasan untuk merealisasikan
cita-citaatau harapan individu.

Maslow juga mengutarakan penjelasannya sendiri tentang kepribadian manusia


yang sehat. Teori psikodinamika cenderung untuk didasarkan pada studi kasus klinis
maka dari itu akan sangat kurang dalam penjelasannya tentang kepribadian yang sehat.
Untuk sampai pada penjelasan ini, Maslow mengkaji tokoh yang sangat luar biasa,
Abaraham Lincoln dan Eleanor Roosevelt, sekaligus juga gagasan-gagasan
kontemporernya yang dipandang mempunyai kesehatan mental yangsangat luar biasa.

Dari segi fisik, manusia mempunyai indra, merasa lapar, bertumbuh kembang,
berkembang biak, dan sebagainya. Dari segi kejiwaan manusia pun mempunyai
kebutuhan cita-cita, harapan, usaha dan sebagainya. Semua itu pada hakikatnya baik,
dan dikembangkan kearah yang lebih baik. Dalam pragdima seperti ini, Maslow
berpendapat bahwa manusia yang sehat jiwanya adalah manusia yang mengembangkan
dirinya sendiri berdasarkan kekuatan-kekuatan dari dalam. Sementara orang-orang
yang terganggu jiwanya, yang anti social, yang jahat adalah orang-orang yang
terhambat perkembangan dirinya, yang frustasi oleh gangguan- gangguan dari luar.

Teori Maslow, yang pernah menjadi presiden American psychological assction


( 1967 – 1968 ) , tentang tentang motivasi berawal dari pra anggapan bahwa manusia
pada dasarnya adalah baik, atau setidak – tidaknya netral, bukan jahat.

8
Seperti halnya dengan keadaan fisiknya, kejiwaan manusia mempunyai kebutuhan,
kapasitas dan kecenderungan yang pada prinsipnya tidak ada yang jahat. Karena itu
menurut Maslow, psikoterapi atau konseling bertujuan untuk mengembalikan
seseorang ke jalur pengembangan dirinya sendiri melalui potensi-potensi yang ada
dalam dirinya sendiri juga. Salah satu teori Maslow yang sangat terkenal ( dianut dan
diterapkan oleh berbagai cabang psikologi terapan saat ini ) adalah teori hirarki
kebutuhan.3

C. Dinamika Kepribadian Humanistik menurut Abraham H. Maslow


Kepribadian menurut Maslow seperti yang telah disebutkan dalamstruktur dan
konsep kepribadian dalam bahasan sebelumnya bahwa Maslow yakin banyak tingkah
laku atau kepribadian manusia yang bisa diterangkan dengan memperhatikan motivasi
individu untuk mencapai tujuan-tujuannya yang membuat kehidupan individu menjadi
bermakna dan tercapainya kepuasan. Menurut Koeswara berdasarkan fakta yang ada
menyebutkan bahwa jantung dari teori Maslow ialah proses motivasional manusia
terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan- kebutuhannya. Menurut Maslow
manusia merupakan makhluk yang tidak pernah berada dalam kepuasan, ketika satu
kebutuhan sudah terppenuhi maka ia akan termotivasi untuk mencapai kebutuhan di
tingkat yang lebih tinggi, begitu seterusnya, sehingga kepuasan manusai bersifat
sementara. Berdasarkan hal tersebut Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan
yang pada manusia adalah bawaan tersusun menurut tingkatan yang disebut dengan
hierarki kebutuhan. Dalam pandangan Maslow susunan kebutuhan- kebutuhan dasar
yang bertingkat itu merupakan organisasi yang mendasari motivasi manusia, yang
menghasilkan dinamika kepribadian. Dan menurut Maslow kualitas perkembangan
individu dapat dilihat dari tingkatan kebutuhan atau corak pemuasan pada diri individu
tersebut. Semakin individu dapat memenuhi mampu memuaskan kebutuhan-
kebutuhannya yang tinggi, maka individu tersebut semakin mampu mencapai
individualitas, matang dan berjiwa sehat, begitupula sebaliknya. Feist dan Feist
mengatakan “Pemenuhan kebutuhan konatif, estetika, dan kognitig merupakan dasar
bagi tercapainya kesehatan fisik dan psikologis seseorang. Jika kebuthan-kebutuhan
tersebut tidak terpenuhi, maka akan mengarah pada penyakit”.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Abraham Harold Maslow adalah salah seorang tokoh psikologi kelahiran


Amerika yang sangat terkenal yang dilahirkan di Brooklyn NewYork pada tanggal 1
April 1908. Orang tuanya berasal dari imigran Rusia keturunan Yahudi yang tidak
berpendidikan baik. Dia anak pertama dari tujuh bersaudara, bapaknya sangat
mengaharapkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak dan mendorongnya
supaya sukses dalam bidang akademik di kemudian hari.

Manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati, dan pada


dasarnya aktif, punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu ,walaupun dalam
peneletian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa
(psyche) manusia. Namun dalam penyimpulan nya ,manusia seperti ini dinamakan
pandangan holistic (whole = menyeluruh). Selain itu manusia juga harus di pandang
dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya,
perbedaan individualnya dan dari sudut pandang kemanusiaan nya itu sendiri. Karena
itu psikologi harus masuk dalam topic-topik yang selama ini hamper tidak pernah
diteliti oleh aliran-aliran behaviorisme dan psikoanaalisis, seperti cinta, kreativitas,
pertumbuhan, aktualisasi diri ,kemandirian, tanggung jawab, dan sebagainya.
Pandangan seperti ini disebut pandangan humanistic (human = manusia). Teori
Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.

Abraham Maslow ( 1908 – 1970 ) berpendapat manusia mempunyai naluri –


naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:
a. Kebutuhan fisik / biologis
b. Kebutuhan akan rasa aman.
c. Kebutuhan akan rasa dimiliki ( sense of belonging ) dan cinta.
d. Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
e. Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri.
f. Kebutuhan estetik.

10
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Mengingat kemampuan dan
keterbatasan yang dimiliki, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca. Serta
berharap semoga ilmu yang telah dipaparkan dalam makalah ini dapat bermanfaat dan
barakah untuk kami.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abraham Maslow, The Farther Reaches of Human Nature, (New York: Penguin Books, 1976)
Abraham Maslow, Motivasi dan Kepribadian, alih bahasa: Nurul Iman, (Bandung:
Rosyda Karya, 1993), Koeswara, E. (1991). Teori-Teori Kepribadian. Bandung:
Eresco.
Rian. S. 2014. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-
kebutuhan-maslow.

12

Anda mungkin juga menyukai