Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikanmakalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikansyafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami sebagai penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Psikologi
Kepribadian yang berjudul “Kepribadian dalam Paradigma Humanistik (Abraham
H. Maslow)”.
Kami sebagai penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
BAB I ....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
BAB II ...................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2
A. Biografi Abraham H. Maslow......................................................................................... 2
BAB III................................................................................................................................... 10
PENUTUP .............................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................. 11
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Biografi Abraham H. Maslow.
2. Untuk Mengetahui Konsep Humanistik menurut Abraham H. Maslow.
3. Untuk Mengetahui Dinamika Kepribadian Humanistik Menurut Abraham H.
Maslow
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Abraham H. Maslow
Abraham Harold Maslow adalah salah seorang tokoh psikologi kelahiran
Amerika yang sangat terkenal yang dilahirkan di Brooklyn NewYork pada tanggal 1
April 1908. Orang tuanya berasal dari imigran Rusia keturunan Yahudi yang tidak
berpendidikan baik. Dia anak pertama dari tujuh bersaudara, bapaknya sangat
mengaharapkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak dan mendorongnya
supaya sukses dalam bidang akademik di kemudian hari.
Maslow mendapatkan sarjananya (BA) pada tahun 1930, masternya pada tahun
1931 dan Doktor (Ph.D) nya pada tahun 1934, semuanya dalam bidang psikologi di
Univestas Wisconsin. Setahun setelah selesai kuliahnya, dia kembali ke New York
untuk bekerja bersama E.L. Trorndike di Universitas Columbia, dimana Maslow
menjadi sangat tertarik melakukan penelitian tentang seksualitas manusia. Maslow
mengajar di Brooklyn College. Selama periode ini mulai berhubungan dengan banyak
tokoh dan intelektual di Amerika dan Eropa, khususnya pada saat itu adalah dengan
Adler, Fromm, Horney, demikian juga dengan beberapa ahli psikologi Gestalt dan
psiko analisis Sigmund Freud dan para pengikutnya. Maslow menjadi sebagai ketua
jurusan psikologi di Brandeis mulai tahun 1951 sampai dengan tahun 1969. Pada saat
itu, dia bertemu dengan Kurt Goldstein yang mengorganisir ide-ide
2
self-actualization yang sangat terkenal dalam bukunya, The Organism tahun 1934. Di
sini juga dia memulai perjuangannya terhadap psikologi humanistik yang merupakan
sesuatu yang sangat penting kemudian terhadap teorinya.
Humanistik yang dibangun oleh Maslow adalah sangat berbeda dengan sikap
humanistic yang dibangun oleh pakar dan penganut psikologi modern. Psikologi
modern terlalu menekannya dan menggunakan pendekatan statistic dalam melihat
semua fenomena psikologis. Sedangkan Maslow, sikap humanistiknya dalampsikologi
selalu menekannya pada harapan besar terhadap manusia, karena potensi inner yang
ada dalam diri manusia memungkinkan untuk dioptimalkan. Keadaan ini tercermin dari
kata-katanya, yaitu: “untuk melihat kecepatan lari manusia, maka tidak perlu untuk
mengambil kecepatan rata-rata dari kelompok orang yang diteliti, tetapi lebih baik kita
mengumpulkan para peraih medali emas pada olimpiade-olimpiade danmelihat betapa
cepatnya mereka mampu berlari”.1
1
Abraham Maslow, The Farther Reaches of Human Nature, (New York: Penguin Books, 1976), hal. 7-8
3
Sedangkan Maslow, jauh dari itu untuk melihat kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki
oleh manusia.
4
optimal untuk mencapai suatu prestasi yang sangat memuaskan. Kebutuhan ini juga
merupakan realisasi lengkap dari potensi yang dimiliki seseorang secara penuh.
Keinginan seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya. Pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukan oleh para atasan
atau pimpinan sebuah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
5
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat
Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “ deficiency ”.
1) Kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan biologis utama seperti makanan, air, seks dan tempat tinggal.
2) Kebutuhan akan rasa aman.
Mencakup kebutuhan akan keadaan yang umumnya biasa diprediksi , yang
membuat dunia menjadi masuk akal. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada
dasarnya adalah kebutuhan mempertahankan kehidupan, dimana kebutuhan
fisiologis adalah pertahanan hidup jangka pendek sedangkan keamanan adalah
pertahanan hidup jangka panjang.
3) Kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta.
Mencakup hubungan psikologis yang mendalam dengan orang lain. Orang
sangat peka dengan kesendirian, pengasing, ditolak lingkungan, dan kehilangan
sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini sangat penting sepanjang
hidup. Ada dua jenis cinta ( dewasa ) yakni deficiency atau D-Love dan Being
atau B-Love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-Love, dimana orang
yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya seperti harga diri, seks, atau
seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian.Misalnya, hubungan
pacaran, hidup bersama atau perkawinan yang membuat orang terpuaskan
kenyamanan dan keamanannya. D-Love adalah cinta yang mementingkan diri
sendiri yang memperoleh daripada memberi. B-Love didasarkan pada penilaian
mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau
memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat memiliki,
6
tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain gambaran
positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang
itu untuk berkembang.
4) Kebutuhan dasar harga diri
Ada dua jenis harga diri :
1. Menghargai diri sendiri ( self respect ), yaitu kebutuhan kekuatan,
penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian dan
kebebasan.
2. Mendapat penghargaan dari orang lain ( respect from other ) yaitu
kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status ketenaran, dominasi,
menjadi orang penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang
membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal dengan baik dan dinilai
dengan baik oleh orang lain.
7
- Hirarkhi kebutuhan Abraham Maslow
b. Kebutuhan akan rasa aman: lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk
ancaman.
Dari segi fisik, manusia mempunyai indra, merasa lapar, bertumbuh kembang,
berkembang biak, dan sebagainya. Dari segi kejiwaan manusia pun mempunyai
kebutuhan cita-cita, harapan, usaha dan sebagainya. Semua itu pada hakikatnya baik,
dan dikembangkan kearah yang lebih baik. Dalam pragdima seperti ini, Maslow
berpendapat bahwa manusia yang sehat jiwanya adalah manusia yang mengembangkan
dirinya sendiri berdasarkan kekuatan-kekuatan dari dalam. Sementara orang-orang
yang terganggu jiwanya, yang anti social, yang jahat adalah orang-orang yang
terhambat perkembangan dirinya, yang frustasi oleh gangguan- gangguan dari luar.
8
Seperti halnya dengan keadaan fisiknya, kejiwaan manusia mempunyai kebutuhan,
kapasitas dan kecenderungan yang pada prinsipnya tidak ada yang jahat. Karena itu
menurut Maslow, psikoterapi atau konseling bertujuan untuk mengembalikan
seseorang ke jalur pengembangan dirinya sendiri melalui potensi-potensi yang ada
dalam dirinya sendiri juga. Salah satu teori Maslow yang sangat terkenal ( dianut dan
diterapkan oleh berbagai cabang psikologi terapan saat ini ) adalah teori hirarki
kebutuhan.3
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Mengingat kemampuan dan
keterbatasan yang dimiliki, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca. Serta
berharap semoga ilmu yang telah dipaparkan dalam makalah ini dapat bermanfaat dan
barakah untuk kami.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abraham Maslow, The Farther Reaches of Human Nature, (New York: Penguin Books, 1976)
Abraham Maslow, Motivasi dan Kepribadian, alih bahasa: Nurul Iman, (Bandung:
Rosyda Karya, 1993), Koeswara, E. (1991). Teori-Teori Kepribadian. Bandung:
Eresco.
Rian. S. 2014. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-
kebutuhan-maslow.
12