Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Psikologi Kepribadian

“ Teori Psikologi Humanistik (Carl Rogers)”

Dosen Pengampu
Azmatul Khairiah Sari, M. Pd

Oleh
Kelompok 13

Aulia Fatma (22006132)


Nadya Sabrina (222006162)
Syifa Michaelia Fediasari (22006112)

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Teori Psikologi Humanistik Oleh Carl Rogers” ini dengan
baik. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada rahmatun lil’alamin yakni
baginda Rasulullah SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke
zaman yang berilmu pengetahuan seperti sekarang.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini


yaitu Ibu Azmatul Khairiah Sari, M. Pd. yang selalu memberikan dukungan dan
bimbingannya, dan juga kepada teman-teman serta seluruh pihak yang telah ikut
membimbing dan membantu kami guna menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran dari pembaca akan kami terima guna perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca. Dan semoga materi yang ada dalam makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

Padang, 17 Mei 2023

Kelompok 13

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

C. Tujuan .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

A. Biografi Carl Rogers ...................................................................................... 3

B. Pandangan Terhadap Manusia ........................................................................4

C. Pokok Pokok Teori ......................................................................................... 5

D. Dalil Dalil Carl Rogers...................................................................................8


E. Implikasi Dalam Layanan BK........................................................................9

BAB III PENUTUP ..............................................................................................12

A. Kesimpulan .................................................................................................. 12

B. Saran .............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi kepribadian merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi.
Dimana psikologi kepribadian ini didalamnya membahas tentang
perbedaan pribadi antar individu serta dinamikanya dalam membangun
relasi intrapersonal dan interpersonal. Dalam bidang psikologi khusus
terdapat banyak teori yang diungkapkan oleh para ahli yang bergerak di
bidang ini. Salah satu teori psikologi kepribadian yaitu yang dikemukakan
oleh Carl Rogers mengenai self.
Carl Rogers merupakan salah satu tokoh dari bidang psikologi
humanistik, dimana memiliki pandangan bahwa setiap orang bertanggung
jawab atas kedewasaan dan hidupnya sendiri. Carl Rogers berpendapat
bahwa setiap orang bebas untuk melatih dan mengatur diri mereka sendiri.
Namun tetap setiap orang harus memiliki tanggungjawab atas kontrol diri
yang mereka lakukan.
Teori yang dikemukakan oleh Carl Rogers ini menjadi salahsatu teori
yang banyak digunakan di bidang konseling dan terapis, karena memang
pada dasarnya Carl Rogers ini bergerak di bidang psikoterapi.Oleh karena
itu, guna menambah pengetahuan mengenai kepribadian ini, khususnya
untuk seorang guru dimana guru juga berperan sebagai konselor untuk
peserta didiknya yang bermasalah, maka pembahasan makalah ini akan
dikonsentrasikan membahas mengenai teori kepribadian dari Carl Rogers

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi dari Carl Rogers?
2. Bagaimana pandangan Carl Rogers terhadap manusia?
3. Apa saja pokok pokok teori dari Carl Rogers?
4. Apa saja dalil dalil dari teori Carl Rogers?
5. Bagaimana Implikasi teori tersebut dalam layanan BK?

1
C. Tujuan
1. Menjelaskan biografi dari Carl Rogers
2. Menjelaskan pandangan Carl Rogers terhadap manusia
3. Menyebutkan pokok pokok teori Carl Rogers
4. Menyebutkan dalil dalil dari Carl Rogers
5. Menjelaskan implikasi teori tersebut dalam layanan BK

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Carl Rogers


Rogers lahir, pada 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois, sebuah daerah
pinggiran Chicago, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Ayahnya
adalah insinyur sipil yang sukes sedangkan ibunya adalah seorang ibu
rumah tangga pemeluk agama kristen yang taat beragama. Carl Rogers
adalah seorang anak yang memiliki prestasi yaitu mampu membaca saat
berusia 5 tahun, dan hal ini menyebabkan ia langsung kejenjang sekolah
dasar (SD). Pada umur 12 tahun, keluarganya pindah kesebuah daerah
pertanian yang jaraknya 30 mil dari sebelah timur Chicago. Ditempat inilah
dia menghabiskan masa remajanya. Rogers tidak berambisi di bidang sastra
maupun bidang arsitektur. Sebaliknya, ia ingin menjadi seorang petani
yang berbasis ilmu pengetahuan, yang peduli pada tanaman dan hewan
serta mengetahui bagaimana mereka tumbuh dan berkembang, ini semua
karena faktor lingkungan yang ada sekitarnya. Setelah lulus dari sekolah
menengah atas, ia kuliah di University Of Wisconsin yang mengambil
jurusan pertanian. Akan tetapi, ia mulai hilang minatnya terhadap pertanian
dan lebih taat pada agama karena dia menghadiri konferensi kristen di
china tahun 1922. Setelah menyelesaikan pelajaran di University Of
Wisconsin pada 1924, lalu dia masuk Union Theological Seminary di New
York City, di mana dia mendapat pandangan yang liberal dan filsafat
mengenai agama.
Tahun 1926 dia menyelesaikan studinya di Teachers College of
Columbia University. Saat disana ia mulai menyukai ilmu psikologi karena
mengikuti sebuah kursus yang diajarkan oleh Leta Stetter Holllingworth
(psikolog). Pada tahun 1940 Rogers menerima tawaran untuk menjadi guru
besar di Ohio State University.Pada tahun 1945 Rogeres menjadi mahaguru
psikologi di In. of Chicago, yang dijabatnya hingga kini. Tahun 1946-1957

3
menjadi President Psychological Association dan meninggal dunia pada
tanggal 4 Februari 1987 karena serangan jantung.

B. Pandangan terhadap Manusia


Rogers menjelaskan bahwa organisme memiliki satu motivasi utama
yaitu kecenderungan untuk aktualisasi diri dan tujuan utama hidup
manusia adalah untuk menjadi manusia yang bisa mengaktualisasi diri,
dapat di artikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap makhluk
hidup yang bertujuan mengembangkan seluruh potensi-potensinya sebaik
mungkin. Pada dasarnya manusia memiliki dua kebutuhan utama yaitu
kebutuhan untuk penghargaan positif baik dari orang lain maupun diri
sendiri. Rogers percaya bahwa manusia memiliki satu motif dasar, yaitu
kecenderungan untuk mengaktualisasi diri. Kecenderungan ini adalah
keinginan untuk memenuhi potensi yang dimiliki dan mencapai tahap
“human beingness” yang setinggi- tingginya. Manusia ditakdirkan untuk
berkembang dengan cara-cara yang berbeda sesuai dengan kepribadian
manusia. Proses penilaian (valuing proces) bawah sadar memandu
manusia mencapai potensi yang manusia miliki. Rogers juga percaya,
bahwa manusia pada dasarnya baik hati dan kreatif. (Yusuf & Nurikhsan,
2008).
Rogers mengatakan bahwa organisme mengaktualisasi dirinya
menurut garis-garis yang diletakkan oleh hereditas. Ketika organisme itu
matang maka ia makin berdiferensiasi, makin luas, makin otonom dan
makin matang dalam bersosialisasi. Rogers menyatakan bahwa pada
dasarnya tingkah laku adalah usaha organisme yang berarah tujuan untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhannya sebagaimana dialami, dalam medan
sebagaimana medan itu dipersepsikan. Untuk bergerak ke arah
mendapatkan tujuannya manusia harus mampu untuk membedakan antara
perilaku yang progresif yaitu prilaku yang mengarahkan pada aktualisasi
diri dan perilaku yang regresif yaitu perilaku yang mengalami pada
tercapainya aktualisasi diri. Manusia harus memilih dan mampu

4
membedakan mana yang regresif dan yang mana progresif. Dimana
dorongan utama manusia adalah untuk progresif dan menuju aktualisasi
diri (Yusuf & Nurikhsan, 2008).

C. Pokok Pokok Teori


1. Aktualisasi Diri
Rogers percaya bahwa semua orang memiliki kebutuhan yang
melekat untuk tumbuh dan mencapai potensi mereka. Kebutuhan untuk
mencapai aktualisasi diri ini, menurutnya, adalah salah satu motif utama
yang mendorong perilaku. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri
sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis
yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman
dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri
akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika
mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran
aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
2. Penghargaan Positif Tanpa Syarat
Agar seorang konselor berhasil, Rogers menyarankan, sangat
penting bagi konselor untuk memberikan penghargaan positif tanpa
syarat kepada klien. Ini berarti bahwa konselor menerima klien apa
adanya dan memungkinkan mereka untuk mengekspresikan perasaan
positif dan negatif tanpa penilaian atau celaan.
3. Pengembangan Diri
Rogers percaya bahwa pembentukan konsep diri yang sehat adalah
proses berkelanjutan yang dibentuk oleh pengalaman hidup seseorang.
Orang dengan rasa percaya diri yang stabil cenderung memiliki
kepercayaan diri yang lebih besar dan mengatasi tantangan hidup secara
lebih efektif. Rogers menyebutkan bahwa konsep diri mulai berkembang
selama masa kanak-kanak dan sangat dipengaruhi oleh pola asuh. Orang
tua yang menawarkan cinta dan penghargaan tanpa syarat kepada anak-
anak mereka lebih mungkin untuk menumbuhkan konsep diri yang sehat.

5
Anak-anak yang merasa bahwa mereka harus "mendapatkan" cinta orang
tua mereka mungkin akan berakhir dengan harga diri yang rendah dan
perasaan tidak berharga.
4. Kesesuaian
Rogers juga menyebutkan bahwa orang cenderung memiliki
konsep "diri ideal" mereka. Masalahnya adalah citra kita tentang siapa
kita seharusnya tidak selalu sesuai dengan persepsi kita tentang siapa kita
hari ini. Ketika citra diri kita tidak sejalan dengan diri ideal kita, kita
berada dalam keadaan inkongruensi. Rogers percaya bahwa dengan
menerima penghargaan positif tanpa syarat dan mengejar aktualisasi diri,
bagaimanapun, orang bisa mendekati mencapai keadaan kongruensi.
5. Orang yang Berfungsi Sepenuhnya
Rogers menyebutkan bahwa orang-orang yang terus berusaha
untuk memenuhi kecenderungan aktualisasi mereka bisa menjadi apa
yang dia sebut sebagai berfungsi penuh. Orang yang berfungsi penuh
adalah orang yang benar-benar kongruen dan hidup pada saat ini.Seperti
banyak aspek lain dari teorinya, penghargaan positif tanpa syarat
memainkan peran penting dalam pengembangan fungsi penuh. Mereka
yang menerima dukungan dan cinta yang tidak menghakimi dapat
mengembangkan harga diri dan kepercayaan diri untuk menjadi orang
terbaik yang mereka bisa dan memenuhi potensi penuh mereka. Menurut
Rogers, orang yang berfungsi penuh memiliki beberapa karakteristik
berikut:
a. Konsep diri yang fleksibel
b. Keterbukaan terhadap pengalaman
c. Kemampuan untuk hidup selaras dengan orang lain
d. Penghormatan tanpa syarat untuk diri sendiri

Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah


pribadi yang mengalami perhargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia
dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri. Sebagai person sehingga

6
ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan
penuh kepercayaan. Konsep-konsep pokok teori Carl Rogers yaitu sebagai
berikut:
1. Organism, yaitu keseluruhan individu (the total individual). Organisme
memiliki sifat-sifat berikut:
a. Organisme bereaksi sebagai keseluruhan terhadap medan
phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Organisme mempunyaii satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan,
mempertahankan dan mengembangkan diri.
c. Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal
itu disadari atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga
pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga
organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.
2. Medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman (the total of
experience). Medan pehenomenal sifat disadari atau tak disadari,
tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu
dilambangkan atau tidak
3. The self
Carl Rogers mendeskripsikan the self sebagai sebuah konstruk
yang menunjukan bagaimana setiap individu melihat dirinya sendiri.
Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga
dapat dikatakan self merupakan satu-satunya sruktur kepribadian yang
sebenarnya. Self ini dibagi 2 yaitu : Real Self dan Ideal Self. Real Self
adalah keadaan diri individu saat ini, sementara Ideal Self adalah
keadaan diri individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atau
apa yang ingin dicapai oleh individu tersebut. Perhatian Rogers yang
utama adalah bagaimana organisme dan self dapat dibuat lebih
kongruen.
Self atau konsep self adalah konsep menyeluruh yang ajeg dan
terorganisir tersusun dari persepsi ciri-ciri tentang “I” atau “me” (aku
sebagai subyek atau aku sebagai obyek) dan persepsi hubungan “I”

7
atau “me” dengan orang lain dan berbagai aspek kehidupan, berikut
nilai-nilai yang terlibat dalam persepsi itu. Konsep self
menggambarkan konsepsi orang tentang dirinya sendiri, ciri-ciri yang
dianggapnya menjadi bagian dari dirinya. Konsep self juga
menggambarkan pandangan diri dalam kaitannya dengan berbagai
perannya dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan hubungan
interpersonal

D. Dalil Dalil Carl Rogers


Rogers merumuskan 19 dalil dalam bukunya “client Centered
Teraphy” dan inilah yang merupakan teori ROGERS mengenai “SELF”.
Adapun dalil-dalil Rogers sebagai berikut :
1. Setiap individu berada dalam dunia pengalaman yang terus-menerus
berubah, di mana dia menjadi titik pusatnya
2. Organisme bereaksi terhadap suatu bidang sesuai yang dialami dan
dipahami. Bidang persepsi pribadi ini disebut realitas‟ yang diyakini.
3. Organisme bereaksi sebagai keseluruhan yang terorganisasikan di bidang
fenomenal.
4. Organisme memiliki satu kecenderungan dasar dan dorongan dasar
untuk mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan
pengalaman yang diperolehnya.
5. Perilaku pada dasarnya upaya berarah-tujuan (goal-derected) organisasi
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sesuai apa saja yang dialami
dan dipahami di suatu bidang.
6. Emosi erat kaitannya dengan pencapaian tujuan organisme yang dapat
tercermin dalam tingkah laku
7. Cara terbaik memahami prilaku adalah dari kerangka acuan internal
8. Salah satu porsi bidang persepsi total secara bertahap dibedakan menjadi
konsep self
9. Sebagai hasil dengan interaksi dengan lingkungan, khususnya
evaluasinya tentang interaksi dengan yang lain

8
10. Revisi dan mendistorsi
11. Pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seseorang akan diproses
oleh kesadaran dalam tingkatan-tingkatan yang berbeda
12. Umumnya tingkah laku konsisten dengan konsep self
13. Tingkah laku yang didorong oleh kebutuhan organis yang tidak
dilambangkan, bias tidak konsisten dengan self
14. Salahsuai psikologis (Psychological maladjustment) akibat adanya
tension, terjadi apabia organisme menolak menyadari pengalaman
sensorik yang tidak dapat disimbolkan dan disusun dalam kesatuan
struktur self-nya.
15. Penyesuaian psikologis (psychological) terjadi apabila organisme dapat
menampung atau mengatur semua pengalaman sensorik sedemikian rupa
dalam hubungan yang harmonis dalam konsep diri
16. Setiap pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self akan diamati
sebagai ancaman (threat).
17. Dalam kondisi tertentu pengalaman yang tidak konsisten dengan self
dapat diamati dan diujidan struktur self direvisi untuk dapat
mengasimilasi pengalaman itu.
18. Apabila organisme mengamati dan menerima semua pengalaman
sensoriknya ke dalam system yang integral dan konsisten, maka dia akan
lebih mengerti dan menerima orang lain sebagai individu yang berbeda
19. Semakin banyak individu mengamati dan menerima pengalaman
sensorik ke dalam struktur selfnya, kemungkinan terjadinya
introjeksi/revisi nilai-nilai semakin besar. Ini berarti terjadi proses
penilaian yang berlanjut terus-menerus (continuing valuing process)
terhadap system struktur self

E. Implikasi dalam Layanan BK


Teori Carl Ransom Rogers memberikan implikasi bagi bimbingan
dan konseling. Tujuan dasar dari teori yang dikemukakan oleh Carl R
Rogers ( client centered) adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi

9
usaha membantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi
penuh. Peran konselor client-centered berakar pada caracara
keberadaannya dan sikap-sikapnya, bukan pada penggunaan teknik-teknik
yang dirancang untuk menjadikan klien berbuat sesuatu sehingga klien
bisa menghilangkan pertahanan-pertahanan dan persepsi-persepsinya yang
kaku, serta mampu bergerak menuju taraf fungsi pribadi yang lebih tinggi.
Sofyan Willis (2009) dalam bukunya yang berjudul konseling keluarga
menguraikan implikasi teori yang dikemukakan Carl Ransom Rogers bagi
bimbingan dan konseling sebagai berikut:
1. Mengubah Prilaku yang Salah Penyesuaian
2. Belajar Membuat Keputusan
3. Mencegah timbulnya masalah
4. Memberi kesempatan dan kebebasan kepada individu untuk
mengekspresikan perasaan-perasaannya, berkembang dan terealisasi
potensinya.
5. Membantu individu untuk sanggup berdiri-sendiri dalam mengadakan
integrasi dengan lingkungannya dan bukan pada penyembuhan tingkah
laku itu sendiri.
6. Membantu individu mengadakan perubahan.

Proses dan Teknik Konseling


Mengenai proses konseling menurut teorinya Rogers berpendapat
tentang adanya tiga fase, yaitu:
1. Pengalaman akan meredakan ketegangan (tension)
2. Adanya pemahaman diri (self understanding)
3. Perencanaan kegiatan selanjutnya

Lalu dilanjutkan dengan 12 langkah yaitu:


1. Individu datang sendiri kepada konselor untuk minta bantuan
2. Penentuan situasi yang cocok untuk memberikan bantuan, oleh konselor
3. Konselor menerima, mengenal, dan memperjelas perasaan negatif klien

10
4. Konselor memberikan kebebasan klien untuk mengemukakan masalahnya
5. Apabila perasaan negatif itu telah dinyatakan seluruhnya, secara
berangsurangsur timbul perasaan positif.
6. Konselor menerima, mengenal, dan memperjelas perasaan positif klien
7. Pada diri klien timbul pemahaman diri (self)
8. Pemahaman yang jelas pada diri klien kemungkinan menentukan kepuasan
dan berbuat
9. Timbul inisiatif pada diri klien untuk melakukan perbuatan yang positif
10. Adanya perkembangan lebih lanjut pada diri klien tentang self
11. Timbul perkembangan tindakan positif dan integrative pada diri klien
12. Klien secara berangsur-angsur merasa tidak membutuhkan bantuan lagi

Teknik Konseling
1. Acceptance (penerimaan)
2. Respect (rasa hormat)
3. Understanding (mengerti, memahami)
4. Reassurance (menentramkan hati, meyakinkan)
5. Encouragement (dorongan)
6. Limited questioning (pertanyaan terbatas)
7. Reflection (memantulkan pertanyaan dan perasaan)

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi
manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak
kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning,
penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat
pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan
mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang
akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada
apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.

B. Saran
Kami berharap kepada para pembaca agar mengetahui bagaimana
penjelasan mengenai teori humanistik menurut Carl Rogers, yang dibahas
pada makalah ini dan semoga bermanfaat dalam kehdupan sehari hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, A. (2006). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

Boeree, C. G. (2010). Personality Teories: Melacak Kepribadian Anda Bersama


Psikologi Dunia. Yogjakarta: Prismasophi

Feist J.,& Jess,F., & Gregory. (2001). Teori Kepribadian: Theories of Personality.
Jakarta: Selemba Humanika

Latipun,L. (2001). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press

Rogers, C.R. (1951). Client Centered Therapy. Chicago: Hachette UK

Rogers, C. R. (1961). On Becoming a Person, A Therapist's View of


Psychotherapy. Boston: Houghton Mifflin

Sumardi,S. (2007). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Willis, S. (2004) .Konseling Individu: Teori Dan Praktek. Bandung: Alfabetha.

Yusuf, S. & Nurikhsan, J. (2008). Teori Kepribadian. Bandung: Remaja Rosda


Karya.

13
14

Anda mungkin juga menyukai