Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATA KULIAH TEORI KEPRIBADIAN

“ TEORI HOLISTIK ABRAHAM MASLOW


&
TEORI KEPRIBADIAN CARL ROGERS “

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Anak Agung Gede Tyo Janardana Kepakisan (22120501023)
2. Ni Wayan Mila Widiastuti (22120501024)
3. Made Bagas Aldi Dhermawan (22120501025)
4. Mutiara Chaterine (22120501028)
5. Panca Tigrison Marthin Hukom (22120501029)
6. Luh Putri Amitya Enjelita (22120501030)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS DHYANA PURA BALI
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada
waktunya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah
membantu dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teori Kepribadian. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan mengenai arti penting Teori Kepribadian Carl Rogers sehingga di
dalam penyusunan makalah ini disajikan dengan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami secara mandiri.
Penulis menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,
guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1. 1. Latar Belakang .................................................................... 1
1. 2. Rumusan Masalah................................................................ 1
1. 3. Tujuan.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
......................................................................................................
......................................................................................................
2
2.1. Riwayat Hidup Carl Rogers

2
2.2. Teori Kepribadian Carl Rogers

2
2.3. Asumsi Dasar Carl Rogers

3
2.4. Struktur Kepribadian

3
2.5. Hambatan Kesehatan Psikologis

6
2.6. Dinamika Kepribadian

iii
BAB III PENUTUP
......................................................................................................
......................................................................................................
9
3. 1. Kesimpulan
..............................................................................................
..............................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Psikologi kepribadian merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi.
Dimana psikologi kepribadian ini didalamnya membahas tentang perbedaan
pribadi antar individu serta dinamikanya dalam membangun relasi intrapersonal
dan interpersonal. Dalam bidang psikologi khusus terdapat banyak teori yang
diungkapkan oleh para ahli yang bergerak di bidang ini. Salahsatu teori psikologi
kepribadian yaitu yang dikemukakan oleh Carl Rogers mengenai self.
Carl Rogers merupakan salah satu tokoh dari bidang psikologi humanistik,
dimana memiliki pandangan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas
kedewasaan dan hidupnya sendiri. Carl Rogers berpendapat bahwa setiap orang
bebas untuk melatih dan mengatur diri mereka sendiri. Namun tetap setiap orang
harus memiliki tanggungjawab atas kontrol diri yang mereka lakukan.
Teori yang dikemukakan oleh Carl Rogers ini menjadi salahsatu teori yang
banyak digunakan di bidang konseling dan terapis, karena memang pada dasarnya
Carl Rogers ini bergerak di bidang psikoterapi.
Oleh karena itu, guna menambah pengetahuan mengenai kepribadian ini,
khususnya untuk seorang guru dimana guru juga berperan sebagai konselor untuk
peserta didiknya yang bermasalah, makan pembahasan makalah ini akan
dikonsentrasikan membahas mengenai teori kepribadian dari Carl Rogers.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Seperti apakah biografi dari Carl Rogers?
2. Bagaimanakah teori kepribadian Carl Rogers?
3. Apa saja yang menjadi asumsi dasar Carl Rogers?
4. Seperti apakah struktur dan konsep utama kepribadian menurut Carl Rogers?
5. Apa saja yang menjadi hambatan kesehatan psikologis menurut Carl Rogers?
6. Seperti apakah yang dimaksud dengan dinamika kepribadian?

1.3. TUJUAN
1. Mengenal biografi dari Carl Rogers.
2. Memahami teori kepribadian Carl Rogers.
3. Mengetahui asumsi – asumsi dasar dari Carl Rogers.
4. Mengetahui struktur dan konsep utama kepribadian menurut Carl Rogers.
5. Mengetahui bentuk hambatan kesehatan psikologi menurut Carl Rogers.
6. Memahami yang dimaksud dengan dinamika kepribadian.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. RIWAYAT HIDUP CARL ROGERS
Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park,
Illinios, Chicago, anak keempat dari enam bersaudara yang lahir dari pasangan
Walter dan Julia Cushing Rogers. Carl lebih dekat dengan ibu daripada ayahnya
yang selama bertahun-tahun awal kanak- kanaknya, sering kali jauh dari rumah
karena pekerjaannya sebagai insinyur sipil. Walter dan Julia sama-sama religius,
membuat Carl tertarik pada Alkitab sehingga dia rajin membacanya di samping
buku-buku lain juga meskipun waktu itu dia masih belum sekolah. Awalnya
Rogers memiliki cita-cita untuk menjadi petani, hingga setelah lulus dari SMA dia
melanjutkan ke University of Wisconsin. Ia pernah belajar di bidang agrikultural
dan sejarah di University of Wisconsin. Pada tahun 1928 ia memperoleh gelar
Master di bidang psikologi dari Columbia University dan kemudian memperoleh
gelar Ph.D di dibidang psikologi klinis pada tahun 1931. Pada tahun 1931, Rogers
bekerja di Child Study Department of the Society for the prevention of Cruelty to
Children (bagian studi tentang anak pada perhimpunan pencegahan kekerasan
tehadap anak) di Rochester, NY. Pada masa-masa berikutnya ia sibuk membantu
anak-anak bermasalah/nakal dengan menggunakan metode-metode psikologi.
Pada tahun 1939, ia menerbitkan satu tulisan berjudul “The Clinical Treatment of
the Problem Child”, yang membuatnya mendapatkan tawaran sebagai profesor
pada fakultas psikologi di Ohio State University. Dan pada tahun 1942, Rogers
menjabat sebagai ketua dari American Psychological Society. Carl Rogers adalah
seorang psikolog humanistik yang menekankan perlunya sikap saling menghargai
dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist) dalam membantu individu
mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien
sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas
terapist hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut
Rogers, teknik-teknik assessment dan pendapat para therapist bukanlah hal yang
penting dalam melakukan treatment kepada klien. Hasil karya Rogers yang paling
terkenal dan masih menjadi literatur sampai hari ini adalah metode konseling yang
disebut Client-Centered Therapy. Dua buah bukunya yang juga sangat terkenal
adalah Client-Centered Therapy(1951) dan On Becoming a Person (1961).
2.2. TEORI KEPRIBADIAN CARL ROGERS
Teori Rogers sangat bersifat klinis, karena didasarkan pada pengalaman
bertahun-tahun tentang bagaimana seharusnya seorang terapis menghadapi
seorang kliennya. Dalam dunia psikologi teori ini disebut dengan teori teori yang
berpusat pada klien dalam istilah carl rogers disebut sebagai “client centered
theraphy” atau “person-centered psychotherapy”.
Maksud dari berpusat pada klien adalah karena teori ini terapis harus mampu
masuk pada hubungan yang sangat pribadi dan subjektif dengan klien, yang
hubungannya tersebut bukan seperti ilmuan dengan objek penelitian namun lebih

2
pada antara pribadi dengan pribadi. Terapis memandang bahwa klien; memiliki
pribadi, memiliki harga diri tanpa sarat, memiliki nilai nilai tak peduli bagaimana
keadaannya, tingkah lakunya atau perasaannya.
2.3. ASUMSI DASAR CARL ROGERS
Asumsi-asumsi dasar dari teori kepribadian Rogers terbagi menjadi dua
yaitu kecenderungan formatif dan kecenderungan aktualisasi.
1. Kecenderungan Formatif
Rogers yakin bahwa terdapat kecenderungan dari setiap hal, baik
organik maupun non organik, untuk berevolusi dari bentuk yang sederhana
menjadi bentuk yang lebih kompleks. Untuk alam semesta, terjadi sebuah
proses kreatif dan bukan proses disintegrasi. Rogers menyebut proses ini
sebagai kecenderungan formatif dan banyak mengambil contoh-contoh
dari alam.
2. Kecenderungan Aktualisasi
Kecenderungan aktualisasi merupakan kecenderungan setiap
manusia (selain hewan lain dan tanaman) untuk bergerak menuju keutuhan
dan pemuasan dari potensi. Kecenderungan ini merupakan satu-satunya
motif yang dimiliki oleh manusia. Kebutuhan untuk memuaskan dorongan
lapar, untuk mengekspresikan emosi mendalam yang mereka rasakan, dan
untuk menerima diri seseorang adalah contoh-contoh dari satu motif
aktualisasi. Oleh karena itu, seriap manusia beroperasi sebagai satu
organisme yang utuh, aktualisasi meliputi keseluruhan bagian manusia
fisiologis dan intelektual, rasional dan emosional, kesadaran dan
ketidaksadaran.

2.4. STRUKTUR KEPRIBADIAN


Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada struktur kepribadian.
Namun demikian ada tiga komponen yang dibahas bila bicara tentang struktur
kepribadian menurut Rogers, yaitu : organisme, medan fenomena, dan self.
a. Organisme, mencakup :
 Makhluk hidup
Organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan
psikologisnya, tempat semua pengalaman dan segala sesuatu yang
secara potensial terdapat dalam kesadar setiap saat.
 Realitas subjektif
Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau
dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif,
bukan benar-salah.
 Holisme
Organisme adalah kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu
bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki
makna pribadi atau bertujuan, yakni tujuan mengaktualisasi,

3
mempertahankan, dan mengembangkan diri. Organism memiliki sifat-
sifat berikut ini :
 Organism beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal
dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
 Organism mempunyai satu motif dasar yaitu mengaktualisasikan,
mempertahankan dan mengembangkan diri
 Organism mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu
disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga
pengalaman-pengalaman itu tidak disadari, atau mungkin juga
organism itu tidak memperdulikan pengalaman- pengalamannya.

b. Medan fenomena
Rogers mengartikan medan fenomena sebagai keseluruhan
pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, baik yang disadari
maupun yang tidak disadari. Medan fenomena merupakan seluruh
pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya. Medan fenomena
meliputi :
 Pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman
eksternal (persepsi mengenai dunia luar).
 Pengalaman yang disimbolkan (diamati dan disusunn dalam kaitannya
dengan iri sendiri), disimbolkan tetapi diingkari/ dikaburkan (karena
tidak konsisiten dengan struktur dirinya), dan tidak disimbolkan atau
diabaikan (karena diamati tidak mempunyai hubungan dengan struktur
diri). Pengalaman yang disimbolkan disadari, sedang pengalaman
yang diingkari dan yang diabaikan tidak disadari.
 Semua persepsi bersifat subjektif, benar bagi dirinya sendiri.
 Medan fenomena seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain
melalui inferensi empatik, itu pun pengetahuan yang diperoleh tidak
bakal sempurna.

c. Self
Self Rogers mendiskripsikan teori The Self sebagai aspek
pengalaman fenomenologis. Konsep pokok teori kepribadian ini
adalah sesuatu yang disebut sebagai ‘saya’ atau ‘aku’ yang merupakan
self. Self adalah konsep diri yang melambangkan pola persepsi
yang konsisten dan teratur. Self bisa berubah, namun self selalu
mempertahankan kualitas pola persepsi yang konsisten dan teratur
tadi. Self sendiri dibagimenjadi 2, yaitu actual (real) self dan ideal self.
 Actual (real) self adalah kondisi atau keadaan individu saat
ini yangsebenarnya.
 Ideal self adalah kondisi atau keadaan individu yang ingin dimiliki
ataudicapai oleh individu tersebut di masa mendatang atau masa
depan.
Rogers tidak menekankan teorinya untuk mempelajari self,
karena pada awalnya Rogers menganggap bahwa self bersifat
samar atau tidak memiliki arti secara ilmiah. Kemudian Rogers

4
semakin yakin bahwa selfadalah struktur psikologis yang
menginterpretasikan dunia manusia tersebutsetelah kliennya selalu
mengekspresikan pengalaman psikologis mereka dalam bentuk self.
Adapun teori-teori utama yang dikembangkan oleh Carl Rogers yaitu
sebagai berikut:
 Diri (Self) dan Kecenderungan untuk Aktualisasi Diri
Menurut Rogers, bayi mulai mengembangkan konsep diri yang
samar saat sebagian pengalaman mereka telah dipersonalisasikan dan
dibedakan dalam kesadaran pengalaman sebagai “aku” atau “diriku”.
Kemudian bayi secara bertahap menjadi sadar akan identitasnya sendiri
saat mereka belajar apa yang terasa baik dan apa yang terasa buruk, apa
yang terasa menyenangkan dan apa yang tidak. Mereka selanjutnya mulai
untuk mengevaluasi pengalaman mereka sebagai pengalaman positif dan
negatif, menggunakan kecenderungan aktualisasi sebagai kriteria. Bayi
menghargai makanan dan melakukan evaluasi atas rasa lapar karena
makanan merupakan persyaratan dari aktualisasi.
Aktualisasi diri merupakan bagian dari kecenderungan aktualisasi
sehingga tidak sama dengan kecenderungan itu sendiri. Kecenderungan
aktualisasi merujuk pada pengalaman organisme dari individu sehingga
hal tersebut merujuk pada manusia secara keseluruhan, kesadaran dan
ketidaksadaran, fisiologis dan kognitif.
Aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan
diri sebagaimana yang dirasakan dalam kesadaran. Saat organisme dan diri
yang dirasakan selaras, kedua kecenderungan aktualisasi hampir identik,
namun apabila pengalaman organisme seseorang tidak selaras dengan
pandangan mereka terhadap diri, perbedaan akan terjadi antara
kecenderungan aktualisasi dan kecenderungan aktualisasi diri. Rogers
mengajukan dua subsistem dari aktualisasi diri yaitu:
a. Konsep Diri
Konsep diri meliputi seluruh aspek dalam keberadaan dan
pengalaman seseorang yang disadari (walaupun tidak selalu akurat) oleh
individu. Konsep diri tidak identik dengan diri organismik. Bagian-bagain
dari diri organismik berada di luar kesadaran seseorang atau tidak dimiliki
oleh orang tersebut. Manusia dapat menyangkal beberapa aspek dalam
dirinya seperti pengalaman dengan kebohongan, saat pengalaman tersebut
tidak konsisten dengan konsep diri mereka.
Saat manusia sudah membentuk konsep dirinya, ia akan
menemukan kesulitan dalam menerima perubahan dan pembelajaran yang
penting. Pengalaman yang tidak konsisten dengan konsep diri mereka,
biasanya disangkal atau hanya diterima dengan bentuk yang telah
didistorsi atau diubah.
Konsep diri yang telah terbangun tidak mungkin tidak membuat
perubahan sama sekali. Perubahan paling mudah terjadi ketika adanya
penerimaan dari orang lain, yang membantu seseorang untuk mengurangi
kecemasan dan ancaman serta untuk mengakui dan menerima
pengalaman-pengalaman yang sebelumnya ditolak.

5
b. Diri Ideal
Diri ideal merupakan pandangan seseorang atas diri sebagaimana
yang diharapkannya. Diri ideal meliputi semua atribut, biasanya yang
positif yang ingin dimiliki oleh seseorang. Perbedaan yang besar antara
diri ideal dengan konsep diri mengindikasikan inkongruensi dan
merupakan kepribadian yang tidak sehat. Individu yang sehat secara
psikologis, melihat sedikit perbedaan antara konsep dirinya dengan apa
yang mereka inginkan secara ideal. Menurut Rogers terdapat tiga hal
penting yang harus diperhatikan apabila seseorang ingin memahami
aktualisasi diri yaitu:
 Aktualisasi diri berlangsung terus menerus, kepribadian yang sehat bukan
merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, atau suatu
arah bukan tujuan. Aktualisasi diri berlangsung terus, tidak pernah
merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis. Hal ini bertujuan agar
orientasi seseorang itu ke masa depan, atau menarik individu ke depan,
yang selanjutnya mendiferensiasikan dan mengembangkan segala segi dari
diri.
 Aktualisasi diri merupakan suatu proses yang suka dan kadang-kadang
menyakitkan. Aktualisassi diri merupakan suatu ujisn, rintangan, dan
cambuk yang muncul terus menerus terhadap semua kemampuan
seseorang. Menurut Rogers, aktualisasi diri merupakan keberanian untuk
ada. Hal ini berarti bahwa seseorang meluncurkan diri sendiri sepenuhnya
ke dalam arus kehidupan.
 Aktualisassi diri menjadikan orang menjadi diri mereka sendiri. Mereka
tidak bersembunyi di belakang topeng-topeng atau kedok-kedok, yang
berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan diri mereka, atau
menyembunyikan sebagian diri mereka.

2.5. HAMBATAN KESEHATAN PSIKOLOGIS


Setiap manusia tidak semuanya memiliki psikologis yang sehat, pasti ada
pula manusia yang mengalami hambatan kesehatan dalam psikologisnya. Adapun
hambatan-hambatan kesehatan piskologis manusia diantarnya yaitu:
1. Penghargaan Bersyarat
Penghargaan bersyarat yaitu keadaan dimana manusia
mempresepsikan bahwa orangtua, teman sebaya, atau pasangan mereka
mencintai dan menerima mereka hanya apabila mereka dapat memenuhi
ekspektasi dan persetujuan dari pihak-pihak tersebut. Penghargaan
bersyarat timbul saat penghargaan positif dari significant other memiliki
persyaratan, saat individu tersebut merasa dihargai dalam beberapa aspek
dan tidak dihargai dalam beberpa aspek lainnya.Penghargaan bersyarat
menjadi kriteria penerimaan atau penolakan terhadap pengalaman
individu. Individu secara bertahap mengasimilasikan struktur diri individu
tersebut terhadap persepsi atas sikap yang ditunjukkan oleh orang lain, dan
setelahnya individu mulai melakukan evaluasi pengalaman-
pengalamannya dengan landasan tersebut. Apabila individu tersebut

6
melihat orang lain menerima dirinya tanpa melihat tindakannya, maka
indivu tersebut akan percaya dirinya dihargai tanpa syarat. Akan tetapi,
apabila individu memiliki persepsi bahwa beberapa perilakunya mendapat
persetujuan dan beberapa tidak, maka indivu akan melihat bahwa
penghargaan untuknya bersifat kondisional.
Persepsi individu terhadap pandangan orang lain terhadap dirinya
disebut dengan evaluasi eksternal. Evaluasi ini positif atau negatif, tidak
mendukung kesehatan psikologis, tetapi yang ada akan menghambat
individu tersebut menjadi terbuka sepenuhnya terhadap pengalaman-
pengalaman individu.
2. Inkongruensi
Ketidakseimbangan psikologis dimulai saat individu gagal
mengenali pengalaman organismik sebagai pengalaman diri, yaitu ketika
individu tidak secara akurat membuat simbolisasi dari pengalaman
organismik seseorang ke dalam kesadaran, karena pengalaman tersebut
terlihat tidak konsisten dengan konsep diri yang sedang timbul.
Inkongruensi antara konsep diri dan pengalaman organismik adalah
sumber dari gangguan psikologis.
Penghargaan bersayar yang seseorang terima pada masa kanak-
kanak dapat mengakibatkan konsep diri yang muncul meliputi persepsi
yang tidak jelasdan tidak selaras dengan pengalaman organismiknya, serta
inkongruensi antara diri dan pengalaman dapat berakibat pada perilaku
yang terlihat tidak konsisten dan berbeda.
3. Sikap Defensif
Sikap defensif adalah perlindungan atas konsep diri dari
kecemasan dan ancaman, dengan penyangkalan atau distorsi dari
pengalaman yang tidak konsisten dengan konsep diri. Karena konsep diri
terdiri dari banyak kalimat pendeskripsian diri, konsep diri menjadi suatu
fenomena yang memiliki banyak sisi. Ketika pengalaman seseorang tidak
konsisten dengan satu bagian dari konsep diri, orang tersebut akan
bertindak dengan cara defensif untuk mlindungi struktur konsep diri yang
sudah terbentuk
Perlindungan yang paling utama yaitu distorsi dan penyangkalan.
Dengan distorsi seseorang melakukan kesalahfahaman dari sebuah
pengalaman, agar sesuai dengan salah satu aspek dari konsep diri individu
tersebut. Adapun dengan penyangkalan, seseorang menolak untuk
menghayati pengalaman dalam kesadaran, atau setidaknya ia akan
menahan beberapa aspek dari pengalaman tersebut agar tidak mencapai
simbolisasi. Distorsi dan penyangkalan bertujuan untuk mempertahankan
persepsi seseorang atas pengalaman organismik untuk tetap konsisten
dengan konsep diri yang membuat seseorang dapat mengacuhkan atau
menutup pengalaman baru yang dapat menjadi penyebab kecemasan yang
tidak menyenangkan atau ancaman.
4. Disorganisasi 
Disorganisasi dapat terjadi secara tiba-tiba atau dapat terjadi secara
bertahap selama rentang waktu yang panjang. Dalam kondisi

7
disorganisasi, manusia kadang berperilaku secara konsisten dengan
pengalaman organismiknya dan kadang sesuai dengan konsep diri yang
hancur.

2.6. DINAMIKA KEPRIBADIAN


Menurut Rogers, organisme mengaktualisasikan dirinya menurut garis-
garis yang diletakkan oleh hereditas. Ketika organisme itu matang maka ia makin
berdiferensiasi, makin luas, makin otonom, dan makin tersosialisasikan. Rogers
menyatakan bahwa pada dasarnya tingkah laku adalah usaha organisme yang
berarah tujuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya sebagaimana dialami,
dalam medan sebagaimana medan itu dipersepsikan Rogers menegaskan bahwa
secara alami kecenderungan aktualisasi akan menunjukkan diri melalui rentangan
luas tingkah laku, yaitu :
 Tingkah laku yang berakar pada proses fisiologis, termasuk kebutuhan
dasar (makanan, minuman, dan udara), kebutuhan mengembangkan dan
memerinci fungsi tubuh serta generasi.
 Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologis untuk menjadi
diri sendiri.
 Tingkah laku yang tidak meredakan ketegangan tetapi justru
meningkatkan tegangan, yaitu tingkah laku yang motivasinya untuk
berkembang dan menjadi lebih baik.

8
BAB III
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902, di Oak Park,
Illionis. Carl Rogers merupakan anak ke empat dari enam bersaudara dari
pasangan Walter dan Julia Cushing Rogers. Carl mengawali kuliahnya di
Universitas Wisconsin, dengan mengambil jurusan pertanian. Namun, kemudian
Carl pindah ke jurusan teologi untuk belajar pelayanan. Pada tahun 1940, Carl
mendapat tawaran menjadi profesor penuh di Ohio State. Tahun 1945, Carl
mendirikan sebuah pusat konseling di University of Chicago. Carl wafat pada
tahun 1987. Tema pokok pemikiran Rogers yaitu suatu refleksi tentang apa yang
dipelajarinya pada rentang usia 18-20 tahun, bahwa seseorang harus bersandar
pada pengalamannya sendiri tentang dunia, karena hanya itulah kenyataan yang
dapat diketahui oleh seorang individu. Rogers mengembangkan suatu metode
terapi terhadap pasiennya yaitu dengan menempatkan tanggung jawab utama
terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan pada ahli terapi. Oleh karena
itu, pendekatannya disebut “terapi yang berpusat pada klien (client centered
therapy).
Asumsi-asumsi dasar dari teori kepribadian Rogers terbagi menjadi dua
yaitu kecenderungan formatif dan kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan
formatif, yaitu kecenderungan dari setiap hal, baik organik maupun non organik,
untuk berevolusi dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih
kompleks.  Kecenderungan aktualisasi, merupakan kecenderungan setiap manusia
(selain hewan lain dan tanaman) untuk bergerak menuju keutuhan dan pemuasan
dari potensi Konsep utama teori Carl Rogers yaitu didasarkan pada pengalaman
selama bertahun-tahum dalam menangani klien-kliennya. Konsepsi-konsepsi
pokok dalam teori Rogers adalah organism, medan phenomenal, self, diri (Self)
dan kecenderungan untuk aktualisasi diri.Hambatan-hambatan kesehatan
piskologis manusia diantarnya yaitu penghargaan bersyarat, inkongruensi , sikap
defensif dan disorganisasi. 

9
DAFTAR PUSTAKA

Dede Rahmat Hidayat.2011. Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Bogor:


Ghalia Indonesia.
Howard S. Friedman dan Miriam W. Schustack. 2008. Personality (Classic
Theories and Modern Research), diterjemahkan oleh Fransiska Dian
Ikarini, dkk, dengan judul Kepribadian (Teori Klasik dan Riset Modern)
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Jess Feist dan Gregory J. Feist. 2014. Theories of Personality. diterjemahkan oleh
Smita Prathita Sjahputri, dengan judul Psikologi Kepribadian. Jakarta:
Salemba Humanika.
MIF Baihaqi. 2008. Psikologi Pertumbuhan (Kepribadian Sehat untuk
Mengembangkan Optimisme). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumardi Suryabrata. 2014. Psikologi Kepribadian, Cet. Ke-21. Jakarta: Rajawali
Pers.

10

Anda mungkin juga menyukai