Disusun Oleh :
Rania Bahmid (311421048)
Sri Aditya Datunugu (311421043)
KELAS 2 A
2022
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT karena atas kuasanya yang
memberikan kekuatan dan kesehatan serta kemampuan yang dimilikinya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kemampuan
Menjelaskan Berbagai Teori Psikologi (Teori Allport)”. Kami ucapkan terima
kasih banyak kepada dosen pengampu mata kuliah, Dr. Herson Kadir S.Pd, M.Pd,
karena beliau telah memberi kami ilmu.
(………………………….)
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
A. Menguraikan Biografi Gordon Allport.
B. Menguraikan konsep struktur kepribadian menurut Gordon Allport.
C. Menjelaskan proses individualisasi sebagai jalan mencapai realisasi diri
menurut Gordon Allport.
D. Menguraikan contoh kajian teori Gardon Allport dalam penelitian sastra.
5
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran di bidang ilmu
Psikolog.
b. Memberikan masukan dan penjelasan mengenai Teori Psikologi Allport.
c. Memberikan sumbangan dalam memperbanyak referensi ilmu tentang Teori
Psikolog Kepribadian.
2. Manfaat Praktis
a. Meningkatkan daya kritis, mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir
dinamis serta untuk menerapkan ilmu yang penulis peroleh di bangku kuliah.
b. Memberikan masukan pemikiran bagi pihak-pihak yang terkait serta
tambahan pengetahuan bagi para pihak yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti serta bermanfaat bagi para pihak yang berminat pada masalah
yang sama.
c. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai Psikologi Allport.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kepribadian
7
b. Floyd Allport (1924), melihat kepribadian sebagai suatu yang terjalin dalam
hubungan sosial," Personality is the individual characteristic reactions to social
stimuli and the quality of his adaptation to the social inportance that are stable
and resitance to change" yang lain yaitu May (1929) mengemukan rumusan
yang sejalan dengan Allport, bahwa "Personality is the social stimulus value of
the individuals".
c. Gordon Allport (1961,h.28) mengemukakan rumusan yang lebih menyeluruh
dan tegas, bahwa kepribadian adalah "... the dynamic organizations within the
individual of those psychophysical systems that determine his unique
adjustment with the environment. Sejalan dengan pendapat Gordon Allport
adalah rumusan yang diberikan oleh Walter Mischel (1981 h.2) bahwa
"Personality usually refers to the distinctive patterns of behavior (including
thoughts and emotions) that terize each individuals adaptation to the situations
of his or her life".
8
d. Kesehatan
Kesehatan jasmaniah atas bagaimana kondisi fisik sangat erat hubungannya
dengan kepribadian seseorang bentuk tubuh. Bentuk tubuh seseorang
berhubungan erat dengan appearance-nya, meskipun mungkin dua orang yang
berbentuk tubuh sama berbeda dalam appearance-nya. Namun demikian bentuk
tubuh merupakan faktor yang penting dalam kepribadian seseorang.
e. Sikap terhadap orang lain
Tentang sikap juga telah dibicarakan dalam permulaan bab ini. Sikap
seseorang terhadap orang lain tidak terlepas dari sikap orang itu terhadap dirinya
sendiri. Bermacam-macam sikap yang ada pada seseorang turut menentukan
kepribadiannya.
f. Pengetahuan
Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki seseorang, dan jenis
pengetahuan apa yang lebih di kuasainya, semua itu turut menentukan
kepribadiannya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang memainkan peranan penting
di dalam pekerjaan/jawabannya, cara cara penerimaan dan penyesuaian sosialnya,
pergaulan dan sebagainya.
g. Keterampilan (Skills)
Keterampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu. sangat mempengaruhi
bagaimana cara orang itu bereaksi terhadap situasi situasi tertentu. Termasuk
didalam keterampilan ini antara lain: kepandaiannya dalam atletik, kecakapan
dalam mengemudi mobil atau kenderaan-kenderaan bermotor lainnya, kecekatan
dalam mengerjakan membuat pekerjaan-pekerjaan tangan, seperti tukang kayu,
tukang batu, dan lain-lain.
h. Nilai-nilai (Values)
Bagaimana pandangan dan kenyakinan seseorang terhadap nilai-nilai atau
ide-ide turut pila menentukan kepribadiannya. Nilai-nilai yang ada pada seseorang
dipengaruhi oleh adat istiadat, etika, kepercayaan dan agama yang dianutnya.
Semua itu mempengaruhi sikap. pendapat dan pandangan kita, yang selanjutnya
tercermin dalam cara-cara kita bertindak dan bertingkah laku.
9
i. Penguasaan dan kuat-lemahnya perasaan
Ada orang yang pandai menguasai perasaan yang timbul dalam dirinya, ada
yang tidak. Ada orang yang pemarah ada pula orang yang sabar. Sesorang muda
merasa tersinggung, yang lain tidak. Demikian pula intensitas atau kuat lemahnya
perasaan tidak sama pada tiap orang. Keadaan perasaan yang berbeda-beda pada
tiap individu sangat mempengaruhi kepribadiannya. Apa yang dibicarakan dalam
pasal yang lalu tentang temperamen, pembagian tipe watak dari Heymans, dan
juga tentang frustasi sangat erat huubungannya dengan masalah ini.
j. Peran (Roles)
Peran Yang dimaksud dengan peranan disini ialah kedudukan atau posisi
seseorang di dalam masyarakat di mana ia hidup. Termasuk dalam peranan ini
ialah tempat dan jabatannya, macam pekerjaannya, dan tinggi rendahnya
kedudukan itu. Kedudukan seseorang dalam masyarakat menentukan tugas
kewajiban dan tanggung jawabnya, yang selanjutnya menentukan sikap dan
tingkah lakunya.
2.2 Psikologi
Mendefinisikan psikologi bukan merupakan hal yang mudah karena
cakupan yang luas serta perbedaan dasar pemikiran atau filosofi dari para ahli
psikologi. Kata psikologi muncul sekitar abad 16 dan berasal bahasa Yunani, yaitu
dari kata “psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu. Bila diartikan
secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari gejala
kejiwaan. Jadi psikologi pada mulanya adalah pengetahuan tentang jiwa manusia.
Namun demikian pengertian jiwa merupakan sesuatu yang abstrak, tidak
bisa dilihat dan diungkapkan dengan jelas sehingga sulit untuk diukur secara
obyektif. Sedangkan syarat utama dari ilmu adalah keobyektifannya. Artinya dapat
diukur dan harus dapat dibuktikan dengan nyata. Oleh karena itu orang cenderung
mempelajari “jiwa yang meraga atau menjasmani” yaitu dalam bentuk tingkah laku.
Keadaan jiwa seseorang akan melatar belakangi timbulnya tingkah laku. Maka para
ahli bersepakat bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku.
Dengan mempelajari tingkah laku, kita dapat mengetahui keadaan kejiwaan
seseorang. Berbeda dengan jiwa, tingkah laku ini dapat diukur secara obyektif dan
dibuktikan secara nyata melalui metode-metode tertentu. Hal ini berarti definisi ini
telah memenuhi syarat psikologi sebagai ilmu pengetahuan. Di bawah ini ada
beberapa definisi dari ahli-ahli psikologi yang menunjukkan bahwa psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tingkah laku:
Charles G. Morris dan Albert A. Maisto menyatakan sebagai berikut:
“Psychology is the scientific study of behavior and mental process” (Psikologi
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental).
Clifford T. Morgan, dkk.: “Psychology is the science of human and animal
behaviour; it includes the application of this science to human problems” (Psikologi
13
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan,
termasuk juga penerapan ilmu tersebut untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi manusia).
Sarlito W. Sarwono: “Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan”. Kartini Kartono:
“Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan psikis
(jiwani manusia)”.
Dari definisi-definisi itu dapat disimpulkan bahwa ada 2 hal penting dalam
psikologi. Pertama, psikologi merupakan ilmu pengetahuan. Kedua, psikologi
mempelajari tingkah laku.
Sebagai suatu ilmu pengetahuan, ahli psikologi harus mengikuti kaidah ilmu
pengetahuan dalam mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang timbul. Data
harus diperoleh secara sistematis melalui observasi, eksperimen atau metode-
metode ilmiah lainnya. Data tersebut dianalisa dalam usahanya untuk
mengembangkan suatu teori.
Selain sebagai suatu ilmu pengetahuan, psikologi juga merupakan ilmu
terapan. Penerapan psikologi dalam kehidupan manusia merupakan suatu seni
yang memerlukan pengalaman dan latihan. Misalnya pengetahuan tentang
psikologi perkembangan dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang berkaitan
dengan pubertas. Pengetahuan mengenai tingkat kecerdasan dapat berguna dalam
proses ajar belajar di sekolah.
17
1. Sigmund Freud
Sigmund Freud erupakan salah satu tokoh psikologi Barat yang sering
dikritik oleh psikolog Muslim di dunia, karena psikoanalisa yang dianut Freud tidak
berjiwa atau mengandung nilai-nilai Islami. Menurut Freud, fenomena keagamaan
yang terjadi pada individu merupakan sebuah ilusi belaka atau tidak nyata sama
sekali, suatu bentuk neorosis yang universal. Selanjutnya, Freud mengemukakan
sebuah teori tentang struktur kepribadian manusia dan membuat konsep yang
disebut dengan Oedipus Complex sebagai asal-usul penyembahan individu
terhadap Tuhan. Dalam teori kepribadian Freud dijelaskan bahwa manusia terdiri
atas tiga sistem/struktur kepribadian, yaitu 1. Id (Das Es), 2. Ego ( Das Ich), dan
3. Super Ego (Das ueber Ich). Setiap struktur kepribadian tersebut memiliki fungsi,
sifat, komponen, prinsip kerja, dan dinamisasi serta mekanisme masing-masing.
Tetapi diantara komponen tersebut sebenarnya saling berinteraksi satu sama lain
pada dalam diri individu, sehingga sulit untuk memisahkan atau menentukan
pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia.
2. Erick Erikson
Erick Erikson mengemukakan sebuah teori dengan pendekatan psikososial
yang dikenal sebagai ego psychology, yang artinya menekankan pada konsep
diri/self yang diatur oleh kekuatan alam bawah sadar/unconcious serta pengaruh
dari kekuatan sosial dan budaya di sekitar individu. Kekuatan alam bawah sadar
individu bekerja untuk menjaga kesatuan dalam berbagai aspek kepribadian serta
memelihara individu dalam keterlibatannya dengan dunia sosialnya, termasuk
tugasnya dalam mendapatkan makna hidup yang telah dijalani.
Pengertian Identitas diri menurut Erikson adalah sebuah intisari dari kepribadian
yang menetap dalam diri seseorang walaupun situasi lingkungan berubah-ubah dan
usia menjadi semakin tua. Identitas diri sebagai keserasian peran sosial yang pada
prinsipnya dapat berubah dan selalu mengalami proses pertumbuhan seiring
dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Identitas diri sebagai gaya hidup yang dapat
berkembang dalam tahap sebelumnya dan dapat menetukan cara-cara bagaimana
agar peran sosialnya terwujudkan. Identitas diri sebagai suatu pencapaian pada
tahap remaja dan terus diperbaharui dan disempurnakan pada tahap selanjutnya
seiring dengan bertambah dewasanya individu. Identitas diri sebagai pengalaman
yang subjektif akan membentuk hubungan yang berkesinambungan pada psikis
18
dalam ruang dan waktu. Identitas diri sebagai kesinambungan yang dialami individu
dalam pergaulan dengan orang lain.
3. Carl Jung
Carl Jung tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Jung terbagi menjadi
dua, yakni ekstrover dan introver. Tipe kepribadian ekstrover yang berorientasi
pada interaksi dengan lingkungan sekitar serta introver yang berorientasi dalam diri
individu. Masing-masing tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Jung memiliki
empat kombinasi fungsi. Kombinasi ekstrover berupa ekstrover-pikiran, ekstrover-
perasaan, ekstrover-penginderaan, dan ekstrover-pengintuisian. Kombinasi untuk
introver berupa introver-pikiran, introver-perasaan, introver-penginderaan, dan
introver-pengintuisian.
4. Alfred Adler
Alfred Adler mengemukakan sebuah teori psikologi yang sering disebut
sebagai psikologi individual. Adler menjelaskan bahwa kesadaran sebagai pusat
dari kepribadian seseorang, bukan ketidaksadaran. Psikologi indivual yang
dikemukakan oleh Adler memandang individu sebagai makhluk yang saling
bergantung secara sosial dengan orang lain. Terdapat enam pokok teori psikologi
individual menurut Adler yaitu: (1) perjuangan untuk sukses atau menjadi
superior (striving for superiority), (2) persepsi subyektif individu untuk membentuk
tingkah laku dan kepribadian (subjective perception), (3) semua fenomena
psikologis disatukan di dalam diri individu (unity of personality), (4) manfaat dari
aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang sosial (social interest, (5) semua
potensi manusia dikembangkan sesuai dengan gaya hidup (life of style, dan (6)
gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kreatif (creative power).
5. Karen Horney
Karen Horney menggambarkan manusia dan kepribadiannya lebih optimis
dibandingkan dengan Freud. Salah satu bentuk optimisnya ditunjukkan dengan
kepercayaannya mengenai kekuatan biologis yang tidak dapat menghukum individu
dalam bentuk konflik, cemas, neurosis atau sesuatu yang universal dalam
kepribadian itu sendiri. Menurut Horney setiap individu memiliki keunikan masing-
masing. Saat individu mengalami perilaku neurotik, maka hal tersebut terjadi
disebabkan oleh dorongan sosial pada masa kanak-kanak. Hubungan antara orang
tua dan anak mungkin akan memuaskan, mungkin juga dapat membuat anak
menjadi frustasi. Jika kebutuhannya tidak dipenuhi, maka hasilnya adalah perilaku
19
neurotik, neurosis atau konflik, tetapi dapat dihindari jika anak tumbuh dengan
penuh cinta, penerimaan dan kepercayaan dari orang tua. Setiap individu memiliki
potensi untuk merealisasikan diri dan menjadi tujuan utama dalam hidup.
Kemampuan dan potensi intrinsik individu akan tumbuh mekar perlahan sebagai
sesuatu yang niscaya dan alamiah seperti biji buah yang muncul dari pohonnya.
6. Erich Fromm
Erich Fromm menjelaskan kerangka teoritik mengenai alienasi. Alienasi ini
dilihat dari latar belakang individu yang mengalami alienasi dan juga bentuknya.
Alienasi terjadi karena adanya kebutuhan-kebutuhan manusiawi dari individu yang
tidak terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain, realtedness,
transcendences, rootedness, sense of identity, dan frame of
orientation. Relatedness merupakan kebutuhan individu dalam mengatasi perasaan
kesendirian dan terisolasi dari lingkungan sekitar.
Trans cendences merupakan kebutuhan individu untuk mengoptimalkan
dirinya atau refleksi terhadap diri sendiri. Rootedness merupakan kebutuhan
individu untuk memliki ikatan dengan orang lain yang membuatnya nyaman. Sense
of Identity merupakan kebutuhan individu untuk menjadi manusia yang unik. Dan
terakhir Frame of Orientation merupakan kebutuhan individu akan cara pandang
yang konsisten dalam menafsirkan dunia. Pemenuhan kebutuhan manusiawi
tersebut juga terdapat beberapa cara yakni, cara yang sehat yang akan membawa
individu kepada eksistensi, dan cara yang tidak sehat yang membawa individu
mengalami alienasi.
22
1. Ekstensi Sense of Self
a. Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan
yang luas.
b. Kemampuan din dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat
mereka.
c. Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana).
2. Hubungan Hangat/Akrab dengan Orang Lain
Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan
compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargal
dengan setiap orang).
3. Penerimaan Dini
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih akan hal hal yang
menyinggung dorongan khusus (misal: mengolah dorongan seks) dan menghadapi
rasa frustrasi, kontrol diri, dan pesan proporsional.
4. Pandangan-Pandangan Realistis
Keahlian dan Penugasan Kemampuan memandang orang lain, objek, dan
situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam
penyelesaian tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik,
mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektif Diri: Insight dan Humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain.
Humor tidak sekadar menikmati dan tertawa. tetapi juga mampu menghubungkan
secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang
lain. Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya.
6. Filsafat Hidup
Filsafat Hidup yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
Allport juga membahas mengenai motivasi. Menurutnya beberapa perilaku adalah
fungsional otonomi Adapun kriteria fungsional otonomi adalah sebagai berikut:
a) Kecukupan teori motivasi "apa pun yang bergerak, kita harus
bergerak sekarang ini menyatakan bahwa masa lalu tidak penting.
Masa lalu akan sinkron hanya ketika itu member dampak dari
motivasi,
23
b) Kritikan Allport kepada Freud terhadap 2 teori nalurinya. dan juga
mengkritik Adler dan perjuangan tunggalnya untuk sukses, di mana
semua teori menekankan aktualisasi diri sebagai motif utama.
Allport dengan tegas menentang untuk menyamakan motivasi ke
dalam hal yang sama, la berpendapat motivasi orang dewasa dan
anak-anak tidak sama. Sama halnya motivasi orang neurotik dan
normal yang berbeda.
c) Motivasi bergerak secara spontan bukan malah bergerak mengikuti
apa yang dialaminya dari masa lalu, karena pada dasarnya
manusia hanya bersikap reaktif dengan motivasi.
d) Banyak orang akan mengikuti motivasi, motivasi yang unik di mana
motivasi ini akan berbeda dari motivasi-motivasi yang
dikembangkan pada umumnya.
2.4.2 Dinamika Kepribadian
Allport menekankan bahwa pengaruh keberadaan seseorang pada masa
sekarang tidak hanya ada di dalam teori kepribadian, tetapi juga ada dalam
pandangan motivasinya. Pada saat bayi, ada motif primitif yang berlaku, namun
sesudah dewasa motif primitif itu bisa saja ada perubahan yang disebabkan karena
adanya perbedaan yang membimbing tingkah laku pada saat bayi dan dewasa.
Allport menggambarkan dinamika kepribadian manusia dengan otonomi fungsional.
Otonomi fungsional memandang motif-motif orang dewasa beraneka ragam,
mandiri, sebagai sistem kontemporer, berkembang, dari sistem anteseden tetapi
secara fungsional tidak tergantung kepada sistem itu. Ada dua tingkat otonomi
fungsional.
Dinamika kepribadian yang dimaksudkan disini adalah interaksi antara daya-
daya pendorong, kateksis-kateksis, dan daya¬-daya penahan antikateksis-
antikateksis. Singkatnya dinamika kepribadian merupakan interaksi antara id, ego,
dan superego. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang
digunakan yaitu studi kasus. Subyek ditentukan secara purposif sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan. Analisis data yang digunakan yaitu Empirical
Phenomenological Psychological dan hermeneutik.
Empirical Phenomenological Psychological dikembangkan oleh Gunnar
Karlsson (1993). Metode Karlsson untuk studi fenomenologi bertujuan pada
pendeskripsian struktur dari makna fenomena. Hermeneutik merupakan ilmu
24
penafsiran yang menggunakan logika linguistik dalam melihat data yang berupa
teks. Teknik ini digunakan untuk menemukan pola umum pada orang yang
melakukan percobaan bunuh diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa id pada
orang yang melakukan percobaan bunuh diri cenderung sering dikecewakan dan
tidak mendapat pemuasan. Akibatnya, terjadilah ketegangan dalam diri individu.
Ego pada orang yang melakukan percobaan bunuh diri cenderung lebih lemah jika
dibandingkan dengan kedua sistem kepribadian yang lain. Akibatnya, ego tidak
dapat menjalankan tugasnya sebagai eksekutif kepribadian dengan baik.
Superego pada orang yang melakukan percobaan bunuh diri banyak
dipengaruhi oleh kondisi keluarga dan lingkungan tempat individu tinggal. Dinamika
kepribadian orang yang melakukan percobaan bunuh diri pada dasarnya hampir
sama dengan orang normal pada umumnya. Perbedaannya terlihat ketika individu
mengalami peristiwa yang pada akhirnya memicu individu untuk melakukan bunuh
diri. Pemikiran bunuh diri muncul ketika id menguasai sistem kepribadian.
Dominansi id membuat ego dan superego menjadi lemah dan tidak dapat
melakukan tugas sebagaimana mestinya. Id yang mengikuti prinsip kepuasan
berusaha memuaskan hasratnya untuk mengurangi ketegangan dalam diri individu.
Ketika id gagal memenuhi hasratnya maka terjadilah ketegangan dalam diri individu
yang selanjutnya memicu terjadinya kecemasan. Kecemasan dalam diri individu
inilah yang memunculkan perilaku impulsif dan irasional pada diri individu untuk
kemudian menghasilkan perilaku bunuh diri.
25
menahannya di tempat pekerjaan, tetapi pekerjaan itu sendiri yang menjadi
motivasinya untuk bekerja.
Kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran: sadar, prasadar, dan tak
sadar. Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni:
id, ego dan super-ego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama tetapi
melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi dan
tujuannya. Ada beberapa Tingkat kehidupan mental, yaitu antara lain:
1) Sadar (Conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat
tertentu. Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan
mental (fikiran, persepsi, perasaan, dan ingatan) yang masuk ke
kesadaran (consciousness).
2) Prasadar (Preconscious)
Prasadar disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat
kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar.
Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi
kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar.
3) Taksadar (Unconscious)
Taksadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan
menurut Freud merupakan bagian terpenting dri jiwa manusia. Secara
khusus Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi
hipotetik tetapi itu adalah kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi
insting, impuls, dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalam-
pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan
oleh kesadaran dipindah ke daerah tak sadar. Wilayah Pikiran antara
lain:
1. Id (Das Es)
Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini
kemudian akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi
semua aspek psikologi yang diturunkan, seperti insting, impuls dan
26
drives. Id berada dan beroperasi dalam daerah tak sadar, mewakili
subjektivitas yang tidak pernah sisadari sepanjang usia. Id
berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan energi psikis
yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian
lainnya.
Prinsip idealistik mempunyai dua sub prinsip yakni suara hati (conscience)
dan ego ideal. Freud tidak membedakan prinsip ini secara jelas tetapi secara
umum, suara hati lahir dari pengalaman-pengalaman mendapatkan hukuman atas
perilaku yang tidak pantas dan mengajari kita tentang hal-hal yang sebaiknya tidak
dilakukan, sedangkan ego ideal berkembang dari pengalaman mendapatkan
imbalan atas perilaku yang tepat dan mengarahkan kita pada hal-hal yang
sebaiknya dilakukan. Superego bersifat nonrasional dalam menuntut
kesempurnaan, menghukum dengan keras kesalahan ego, baik yang telah
dilakukan maupun baru dalam fikiran. Ada tiga fungsi superego:
(1) mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan moralistik,
(2) merintangi impuls id terutama impuls seksual dan agresif yang bertentangan
dengan standar nilai masyarakat,
(3) mengejar kesempurnaan.
30
kejiwaan manusia. Karya sastra merupakan cerminan psikologis pengarang dan
sekaligus memiliki daya psikologi terhadap pembaca, bedanya dalam psikologi
gejala tersebut nyata, sedangkan dalam sastra berfifat imajinatif Jatman (dalam
Endraswara, 2011:97). Psikologi dan karya sastra dapat saling melengkapi dan
mengisi untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap kejiwaan
manusia karena terdapat kemungkinan apa yang tertangkap oleh sang pengarang
tak mampu di amati oleh psikologi atau sebalikny. Psikologi sastra menjadikan tek
sebagai tumpuan dalam menganalisis karena manusia sebagai “Tokoh” berada di
dalam teks yang dibuat oleh pengarang.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
33
2(1): 90-96, Diakses pada 24 Mei 2022, dari
(http://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/view/561).
34
LAMPIRAN
Pertanyaan dan Jawaban Dari Presentasi Makalah Ini:
2. Veramita Umar
Menurut Allport kepribadian terdiri dari dua unsur psiko dan fisik. Jelaskan kedua
unsur tersebut dan berikan contohnya masing-masing!
Jawaban:
Menurut Gordon W.Allport. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari
sistem psiko-fisik indvidu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu
secara khas. Terjadinya Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia.
1. psiko atau psikologis itu merupakan hal-hal yang tidak dapat dilihat secara
langsung oleh panca indera. Psikologis merupakan kata lain dari jiwa, mental,
35
atau psikologis. Contoh psikologis ialah perilaku, isi pikiran, alam perasaan,
kebiasaan, dan pengetahuan.
contoh sakit psikologis: sulit tidur, cemas, adanya perasaan bersalah, dll.
2. fisik merupakan kata lain dari raga, tubuh, atau badan. fisik dapat dilihat oleh
panca indera.
contoh sakit fisik: sakit kepala, sakit perut, sakit karena kulit terluka, dll.
4. Rosalinda Misilu
Apakah ketika proprium dewasa, propium dini akan hilang seketika?
Jawaban:
Jawabannya adalah Tidak, karena proprium selalu berkembang dari sejak lahir
hingga dewasa. Proprium itu sendiri adalah fungsi-fungsi. Fungsi-fungsi ini
termasuk perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa
36
keakuan, pemikiran rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan
fungsi mengenal.
5. Rosalina Syufi
Pada slide 16 pemateri menjelaskan bahwa propriate funtional autonomi
mengacu pada motif yang mendukung diri sendiri yang terkait dengan proparium
seperti minat yang dipelajari, nah pertanyaan saya berikan salah satu contoh dari
propriate functional autonomi tersebut!
Jawaban:
Sebagai contoh, seorang wanita awalnya mengambil pekerjaan karena dia
membutuhkan uang. Pada awalnya, pekerjaan itu tidak menarik, bahkan mungkin
tidak menyenangkan. Namun, seiring berlalunya waktu, ia mengembangkan
potensi untuk pekerjaan itu sendiri, menghabiskan waktu liburan di tempat kerja
dan, bahkan, mengembangkan hobi yang terkait erat dengan pekerjaannya.
6. Mutiara Otolomo
Bagaimana peran seorang guru dalam menerapkan teori belajar kognitif dan
behavoristik?
Jawaban:
1. Berperan sebagau sosok yang menentukan dimana isyarat dapat
memancing respon siswa
2. Pengajar,yaitu menyampaikan berbagai stimulus
3. Pengatyr,yaitu mengatur promiting untuk dipasangkan dengan stimulus
4. Pengantur kondisi lingkunhan sehingga siswa dapat merespon dengan
benar
5. Model yang mencontohkan perilaku kepada siswa
6. Pemeberi intruksi singkat yang di ikuti contoh baik dilakukan sendiri
maupun melalui simulasi
7. Anisa Lamakaraka
Mengapa konsep diri merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku
seseorang?
37
Jawaban:
Seseorang yang mampu membentuk konsep diri positif, ia akan mudah menerima
dan berdamai dengan dirinya sendiri maupun masa lalunya. Hal tersebut tentu
berpengaruh ke perilaku seseorang. Selain itu, konsep diri juga dibentuk dari
pengalaman, perilaku diri, dan penilaian orang lain terhadap individu.
8. Zaenab Muhamad
Jelaskan konsep psikologi kepribadian bagaimana yang diterapkan oleh teori
allport dan berikan contoh
Jawaban:
teori psikologi menurut Gordon Allport seorang yang sudah ternama dalam dunia
psikologi. Allport tidak setuju dengan teori psikoanalisis. Allport meyakini bahwa
manusia adalah makhluk rasional yang digerakkan kesadaran, yang berdasar
pada masa kini, masa depan, dan bukan masa lalu. Allport meyakini bahwa
tingkah laku seseorang adalah sesuatu yang terus menerus bergerak, sehingga
konsep utama teorinya adalah motivasi yang membuat orang terus bergerak.
Allport memandang kepribadian sebagai organisasi dinamik dalam sistem
psikofisik individu yang menentukan penyesuaian unik dengan lingkungannya.
9. Ishak Majid
Bagaimana hereditas dan lingkunhan mempengaruhi kepribadian allport?
Jawaban:
Menurut Allport, kepribadian manusia diproduksi oleh hereditas (sifat keturunan
dari orang tua) dan lingkunhan hereditas,yaitu tempat dimana sifat keturunan itu
tumbuh dan berkembang.Lingkunhan hereditas mencakup fisik,intelegensia,serta
tempramen. Faktor hereditas berfungsi sebagai bahan dasar yang nantinya
dibentuk (dikuatkan atau dilemahkan) oleh lingkungan hereditas.
38
Jawaban:
Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum ialah suatu landasan dalam
proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan
manusia pada umumnya serta gejala yang berkaitan dengan aspek kurikulum
pribadi manusia serta tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan
menyikapi anak didik.
39