Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Landasan Psikologis Pendidikan Tentang Teori


Kepribadian

ADELIA PUTRI MAHAKAM (3120230019)


Muchamad Bandang Wijaya (3120230003)
Landasan Pendidikan
Drs. Abd. Khalis Razak,M.Pd

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah sentiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Guna untuk memenuhi tugas untuk mata kuliah Landasan Pendidikan dengan
Judul Landasan Psikologis Pendidikan Tentang Teori Kepribadian. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, yang
dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarnakan keterbatasan pengetahuan yang kami miliki oleh karena ini
kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik yang
membangun dari berbagai pihak kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat.

Jakarta,2023

Adelia
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan
yang mempelajari tentang perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia
melalui prosedur ilmiah. Seseorang yang melakukan praktik klinis ilmu dalam
psikologi disebut sebagai psikolog. Para psikolog berusaha untuk memperbaiki
kualitas hidup seseorang melalui intervensi tertentu baik pada pada fungsi mental,
perilaku individu maupun kelompok, yang didasari atas proses fisiologis dan
neurobiologis.
1. Teori Psikodinamika
Teori psikodinamik banyak dipengaruhi oleh pandangan Sigmund Freud.
Pandangan Freud didasarkan dari suatu keyakinan bahwa dalam diri individu
terdapat energi psikis yang dinamis. Freud beranggapan bahwa energi psikis
memiliki sifat kekal dan tidak dapat dihilangkan. Jika energi dihambat, maka ia akan
mencari saluran lainnya. paling primitif dari kepribadian disebut Id. ld menjadi
sumber energi utama. Ini memungkinkan manusia untuk dapat bertahan hidup. Ego
dan superego berkembang dari Id. Id meliputi berbagai dorongan biologis dasar
contohnya kebutuhan fisik. Semakin individu berkembang, dorongan untuk
memenuhi kebutuhan semakin kuat. Hal ini membuat individu semakin realistis
untuk berhubungan dengan lingkungan.
2. Teori Belajar Sosial
Teori ini mendasarkan pada pengaruh lingkungan pada perilaku individu.
Tokoh dari aliran ini adalah Dollard, Miller, Rotter dan Bandura. Teori ini
berpandangan bahwa perilaku manusia adalah hasil interaksi pribadi dengan
lingkungan secara terus menerus, dimana variabel individu dan lingkungan saling
memberi pengaruh. Kemudian, perilaku dari individu dibentuk dari proses
pengkondisian. Sedangkan lingkungan individu membentuk perilaku dengan
memberi hukuman dan hadiah. Individu membentuk pola perilakunya secara
langsung dan tidak langsung. Pembentukan perilaku secara langsung melalui proses
pemberian hadiah dan hukuman sedangkan pembentukan perilaku secara tidak
langsung menggunakan pengamatan. Individu mengamati perilaku orang lain
disekitarnya yang disebut dengan modelling. Para ahli dalam teori belajar sosial atau
social learning berasumsi bahwa perilaku individu ditentukan oleh beberapa hal
sebagai berikut:

A. Ciri khusus dari situasi yang dihadapi oleh individu.


B. Proses pemahaman individu mengenai situasi tersebut.
C. Penguatan yang dialami untuk tingkah laku individu untuk situasi yang sama.

Proses pemahaman individu dan penafsirannya mengenai situasi akan


dipengaruhi pengalaman individu di masa lalu dan perkembangan kognitif individu.
Individu merupakan subyek yang aktif berdasarkan teori belajar sosial. Hal ini
menunjukkan bahwa individu tidak menerima pengaruh lingkungan begitu saja.
Individu juga mengubah lingkungan sehingga pengaruh lingkungan yang diterima
individu adalah pengalaman yang telah dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Teori belajar
sosial menekankan kondisi situasional atau determinasi lingkungan pada perilaku.
3. Teori Behavioristik
Teori behaviorisme didirikan oleh J. B Watson. Beberapa tokoh lain dari teori
behaviorisme adalah B.F Skinner, E.L Thorndike dan Ivan Pavlov serta masih ada
beberapa tokoh lainnya. Pembahasan kepribadian dengan berdasarkan pada teori
behaviorisme seringkali dikaitkan dengan B. F Skinner. Teori ini meyakini tingkah
laku manusia merupakan fungsi stimulus. Determinan perilaku berada di lingkungan
dan bukan dalam diri manusia. Para ahli teori ini telah melalukan berbagai penelitian
dan menemukan bahwa segala tingkah laku manusia didapatkan dari proses belajar
yang berasal dari lingkungan.
4. Teori Humanistik
Istilah ini mulai diperkenalkan pada sekitar tahun 1960. Psikologi Humanistik
dipimpin oleh Abraham Maslow. Awalnya para ahli dalam psikologi humanistik
menjadi alternatif dari dua teori berpengaruh yaitu teori behaviorisme dan teori
psikoanalisa. Tokoh dalam psikologi humanistik melontarkan pandangan yang
berbeda-beda. Namun berlandaskan pada aliran filsafat eksistensialisme, dimana
manusia adalah sesuatu yang ada di dunia dan manusia sadar sepenuhnya dengan
keberadaannya di dunia. Aliran eksistensialisme menolak pendapat manusia adalah
hasil bentukan sejak lahir ataupun hasil dari lingkungan semata. Para ahli aliran ini
berasumsi bahwa individu mempunyai kebebasan dalam memilih tindakan atau
menentukan sendiri nasibnya sebagai perwujudan dari keberadaannya.
Rumusan Masalah
1) Apa itu kepribadian?
2) Apa saja teori kepribadian?
3) Apa saja aspek-aspek kepribadian?
4) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian?
Tujuan
1) Untuk mengetahui apa itu kepribadian.
2) Untuk mengetahui apa saja itu teori kepribadian.
3) Untuk mengetahui aspek-aspek kepribadian.
4) Untuk mengetahui dan mempelajari faktor-faktor yang mempengarui
kepribadian.
BAB II
PEMBAHASAN
Arti dan Definisi kepribadian
Kepribadian sebenarnya adalah sebuah konsep yang sangat luas. Itulah
mengapa definisi kepribadian yang disampaikan oleh satu ahli dengan ahli yang lain
kadang berbeda. Namun perbedaan pendapat itulah yang nantinya akan melengkapi
dan memperkaya pengetahuan kita mengenai konsep kepribadian. Berikut adalah
pengertian atau definisi kepribadian yang disampaikan oleh beberapa ahli. Roucek
dan Warren, dalam buku yang berjudul "Sociology an Introduction", Roucek dan
Warren mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis,
psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor biologis itu
meliputi keadaan fisik, sistem saraf, watak, seksual, proses pendewasaan individu
yang bersangkutan, dan kelainan-kelainan biologis lainnya. Adapun faktor psikologis
meliputi unsur tempramen, perasaan, keterampilan, kemampuan belajar, keinginan,
dan sebagainya. Faktor sosiologis yang mempengaruhi kepribadian seorang individu
dapat berupa proses sosialisasi yang ia peroleh sejak kecil. Koentjaraningrat, dalam
bukunya yang berjudul "Pengantar Antropologi I", menyatakan bahwa kepribadian
adalah susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau
tindakan seseorang.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian pada seseorang adalah


sebagai berikut.
1) Faktor Biologis
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian warisan biologis yang berbeda
dengan orang yang lainnya. Warisan biologis dapat Setiap orang pasti memiliki
berupa bentuk fisik yang berbeda antara satu orang dengan orang lain, bahkan pada
anak kembar sekalipun. Karakteristik fisik seseorang dapat menjadi salah satu faktor
penentu perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana ia memahami
keadaan dirinya dan bagaimana ia diperlakukan dalam masyarakat.
2) Faktor Geografis dan Kebudayaan Khusus
Letak geografis yang berbeda akan menghasilkan jenis kebudayaan yang
berbeda pula. Misalnya saja masyarakat pesisir yang menghasilkan kebudayaan
nelayan, masyarakat pedesaan yang akan menghasilkan kebudayaan petani, dan
kebudayaan masyarakat kota. Letak geografis ini sebenarnya hanya merupakan
karakteristik kepribadian umum dari suatu masyarakat dan tidak semua warga
masyarakat termasuk di dalamnya. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa
kepribadian umum adalah kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar anggota
kelompok masyarakat.
3)Faktor Pengalaman Kelompok
Sepanjang kehidupan seseorang, pasti ada kelompok-kelompok tertentu yang
diserap gagasan-gagasan dan norma-normanya oleh seseorang. Kelompok
keluarga adalah kelompok pertama yang akan dilalui oleh individu dan mungkin
yang memiliki peranan paling penting bagi pembentukan kepribadian seseorang.
Kelompok lain yang menjadi referensi individu dalam membentuk kepribadiannya
adalah kelompok bermain. Peranan kelompok bermain ini akan semakin berkurang
pengaruhnya seiring dengan pertambahnya usia seseorang. Selain keluarga dan
kelompok bermain, kelompok mejemuk juga memiliki peranan yang cukup besar
bagi pembentukan kepribadian seseorang. Kelompo majemuk menunjuk pada
kenyataan masyarakat yang sangat beraneka ragam. Bermacam-macam kelompok
masyarakat ini mempunyai pendangan-pandangan yang berbeda dalam
memandang nilai dan norma. Dalam keadaan perbedaan seperti ini, seorang
individu hendaknya menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik bagi dirinya
sehingga tidak terhanyut dalam arus perbedaan yang terjadi dalam masyarakat
majemuk tempatnya berada.
4) Faktor Pengalaman Unik
Dua orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum tentu
memiliki kepribadian yang sama. Hal tersebut disebabkan karena pengalaman yang
pernah didapatkan oleh masing-masing individu selalu bersifat unik dan tidak ada
seorangpun yang menyamainya. Itulah mengapa dua orang individu yang hidup
pada lingkungkungan yang sama tidak akan menghasilkan kepribadian yang sama,
bahkan pada seseorang yang lahir kembar sekalipun.

Arti Teori Kepribadian


Fungsi Teori Kepribadian Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki
fungsi deskriptif dan prediktif, begitu juga teori kepribdian. Berikut penjelaskan fungsi
deskriptif dan prediktif dari teori kepribadian.
A. Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan fungsi teori
kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau kepribadian
manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia dijawab melalui fungsi
deskriptif.
B. Fungsi Prediktif
Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa, mengapa, dan
bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus bisa memperkirakan apa,
mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di kemudian hari.Dengan demikian
teori kepribadian harus memiliki fungsi prediktif
C. Dimensi-dimensi Teori Kepribadian
Setiap teori kepribadian diharapkan mampu memberikan jawab atas pertanyaan
sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku manusia. Untuk itu setiap
teori kepribadian yang lengkap, menurut Pervin (Supratiknya, 1995 : 5-6), biasanya
memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut :
1) Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang
bersifat relatif stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur
pembentuk sosok kepribadian.
2) Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi
untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
3) Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka
perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai
kemasakan,perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta
berbagai faktor yang menentukannya.
4) Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan kepribadian atau
tingkah laku beserta asal-usul atau proses perkembangannya.
5) Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang
bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teori Kepribadian
1) Faktor-faktor historis
Secara historis banyak faktor yang mempengaruhi berkembanya teori- teori
kepribadian dan empat diantaranya merupakan faktor yang pengaruhnya sangat
kuat. Keempat faktor yang dimaksud adalah :
A. pengobatan klinis Eropa
B. psikometrik
C. behaviorisme
D. psikologi Gestalt
2) Faktor-faktor Kontemporer
Faktor-faktor kontemporer yang mempengaruhi perkembanga teorikepribadian
mencakup faktor dari dalam dan dari luar psikologi. Faktor-faktor yang bersumber
dari dalam bidang psikologiyaitu:
a. munculnya perluasan bidang psikologi, seperti psikologi lintas budaya
(cross-cultural psychology),
b. Studi tentang proses-proses kognitif dan motivasi.

E. Anggapan-anggapan Dasar tentang Manusia


Setiap orang, termasuk teoris kepribadian, memiliki anggapan-anggapan
dasar (basic assumtions) tertentu tentang manusia yang oleh George Boeree
disebut asumsi-asumsi filosofis (Boeree, 2005 : 23). Anggapan-anggapan dasar
yang diperoleh melalui hubungan pribadi atau pengalaman-pengalaman sosial ini
secara nyata akan mempengaruhi persepsi dan tindakan manusia terhadap
sesamanya. Dalam konteks para teoris kepribadian, anggapan-anggapan dasar ini
mempengaruhi konstruksi dan isi teori kepribadian yang disusunnya.
Anggapan-anggapan dasar tentang manusia yang mempengaruhi atau mewarnai
teori-teori kepribadian adalah sebagai berikut.
1) Kebebasan – ketidak bebebasan
2) Rasionalitas – irasionalitas
3) Holisme – elementalisme
4) Konstitusionalisme – environmentalisme
5) Berubah – tidak berubah
6) Subjektivitas – objektivitas
7) Proaktif – reaktif
8) Homeostatis – heterostatis
9) Dapat diketahui – tidak dapat diketahui
F. Klasifikasi Teori-teori Kepribadian
Klasifikasi teori kepribadian yang didasarkan pada sejarah perkembangannya yang
kemudian menjadi kekutan besar yang dijadikan orientasi dalam pengembangan
teori-teori kepribadian.Boeree (2005 : 29) menyatakan bahwa ada 3 orientasi atau
kekuatan besar dalam teori kepribadian, yaitu :
1) Psikoanalisis beserta aliran-aliran yang dikembangkan atas paradigma yang
sama atau hampir sama, yang dipandang sebagai kekuatan pertama.
2) Behavioristik yang dipandang sebagai kekuatan kedua.
3) Humanistik, yang dinyatakan sebagai kekuatan ketiga.
Tentang aspek-aspek kepribadian
Perasaan
Pengertian perasaan adalah tingkah individu yang didasari pada faktor
kejiwaan dalam hatinya. Kondisi ini akan mendorong seseorang untuk melakukan
kegiatan yang sesuai dengan kata hati. Oleh karenannya banyak pihak mengetakan
bahwa perasaan sama arti dengan emosi. Pengetahuan Wawasan dan pengetahuan
yang dimiliki oleh seseorang satu dengan lainnya, tentusaja tidak bisa disamakan.
Akan ada perbedaan yang mendalam, dengan kadaan ini pengatahuan menjadi
aspek terpenting dalam membentuk kepribadian seseorang. Naluri Terakhir, yang
menjadi pendorong dalam kepribadian adalah naluri. Naluri membentuk manusia
untuk bertingkah laku sesuai dengan kata hati. Naluri memiliki karakteristik yang
berbeda daripada aspek lainnya, lantaran naluri di bawa sejak ia lahir.
Dari serangkaian penjelasan mengenai pengertian, ciri, aspek kepribadian di atas,
Penting bagi artikel ini untuk mengulas lebih dalam tentang contoh kepribadian.
Tujuannya agat materi ini dapat lebih mudah untuk dipahami dan ditelaah lebih
lanjut.
Aspek-aspek Kepribadian Anak atau Kepribadian Siswa
M. Ngalim Purwanto (1990:156-159) menguraikan beberapa aspek
kepribadian yang penting dan berhubungan dengan pendidikan dalam rangka
pembentukan pribadi anak, yaitu
sebagai berikut:
1) Sifat-sifat kepribadian (personality traits), yaitu sifat-sifat yang ada pada
individu, seperti penakut, pemarah, suka bergaul, peramah, serta menyendiri.
2) Intelegensi kecerdasan temasuk di dalamnya kewaspadaan, kemampuan
belajar, kecakapan berfikir.
3) Pernyataan diri dan cara menerima pesan-pesan (appearance and
inpressien).
4) Kesehatan jasmani.
5) Bentuk tubuh.
6) Sikapnya terhadap orang lain.
7) Pengetahuan, kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki seseorang.
8) Keterampilan (skill).
9) Nilai-nilai yang ada pada seseorang dipengaruhi oleh adat istiadat, etika,
kepercayaan yang dianutnya.
10)Penguasaan dan kuat lemahnya perasaan
11) Peranan (roles) adalah kedudukan atau posisi seseorang di dalam
masyarakat di mana ia hidup.
12)The self, yaitu anggapan dan perasaan tertentu tentang siapa, apa, dan di
mana sebenarnya ia berada. Menurut Ahmad D. Marimba, pada garis
besarnya aspek-aspek kepribadian itu dapat digolongkan dalam tiga hal,
yaitu:
A. Aspek-aspek kejasmanian, meliputi tingkah laku luar yang mudah tampak
dan ketahuan dari luar, misalnya cara-cara berbuat, berbicara, dan
sebagainya.
B. Aspek-aspek kejiwaan, meliputi aspek-aspek yang tidak segera dapat dan
diketahui dari luar, misalnya cara berfikir, sikap, dan minat.
C. Aspek- aspek kerohanian yang luhur, meliputi aspek-aspek kejiwaan yang
lebih abstrak, yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Anak atau Kepribadian Siswa


Kepribadian itu berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, tetapi di
dalam perkembangan makin terbentuklah pola-pola yang tetap, sehingga
merupakan ciri-ciri yang khas dan unik bagi setiap individu. Menurut Singgih D.
Gunarsa, (2000:108) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian
seseorang, adalah:
1) Faktor biologis, yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani yang
meliputi keadaan pencernaan, pernapasan, peredaran darah,
kelenjar-kelenjar urat syaraf, dan lain-lain.
2) Faktor sosial, yaitu masyarakat yakni manusia-manusia lain di sekitar
individu, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang
berlaku dalam masyarakat itu.
3) Faktor kebudayaan, yaitu kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di dalam
masyarakat dan tentunya kebudayaan dari tiap-tiap tempat yang berbeda
akan berbeda pula kebudayaannya. Perkembangan dan pembentukan
kepribadian dari masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan masyarakat di mana anak itu dibesarkan.
Sedangkan menurut Husain Mazhahiri (dalam Singgih D. Gunarsa, (2000:112),
faktor- faktor yang membentuk kepribadian anak atau kepribadian siswa ada empat,
yaitu:
1. Peranan cinta kasih dalam pembinaan kepribadian.
2. Tidak menghina dan mengurangi hak anak.
3. Perhatian pada perkembangan kepribadian.
4. Menghindari penggunaan kata kotor.
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling peka bagi proses pembentukan
kepribadian seseorang yang akan mewarnai sikap, perilaku. dan pandangan
hidupnya kelak di kemudian hari. Sedangkan perkembangan kepribadian anak itu
sendiri, dipengaruhi oleh lingkungan tempat anak itu hidup dan berkembang. Di
antara faktor lingkungan yang paling berpengaruh bagi perkembangan kepribadian
anak, adalah orang tua yang mengasuh dan membimbingnya beserta suasana
kehidupan yang dibina. Dalam konteks lingkungan keluarga inilah, maka kehadiran
orang tua akan turut mempengaruhi dan mewarnai proses pembentukan kepribadian
anak selanjutnya. Menurut Ngalim Purwanto (1990:162) ada beberapa alasan
pentingnya orang tua, terutama ibu dan ayah bagi pembentukan kepribadian anak
dan kepribadian siswa, yakni:
1. Pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama-tama.
2. Pengaruh yang diterima anak itu batas dan jumlahnya.
3. Intensitas pengaruh itu tinggi karena berlangsung terus menerus siang dan
malam.
Umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana aman serta bersifat intim dan
bernada emosional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepribadian anak
atau kepribadian siswa dipengaruhi oleh banyak factor, dan salah satunya ialah
peranan orang tua dalam rangka membimbing, mengarahkan, dan memberikan jalan
keluar terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak, karena orang tua
merupakan orang yang paling dekat dengan anak-anak sehingga akan mudah untuk
memahami kepribadiannya.

Upaya-upaya Pembentukan Kepribadian Anak atau Kepribadian Siswa


Secara umum, kepribadian itu pada dasarnya dibentuk oleh pendidikan,
karena pendidikan menanamkan tingkah laku yang kontinyu dan berulang-ulang
sehingga menjadi kebiasaan,ketika ia dijadikan norma, kebiasaan itu berubah
menjadi adat, membentuk sifat, sifat-sifat seseorang merupakan tabiat atau watak,
tabi’at rohaniah dan sifat lahir membentuk kepribadian. Hal ini, sesuai dengan
definisi pendidikan, yaitu usaha sadar, teratur, dan sistematik yang dilakukan oleh
orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar
mempunyai sifat dan tabi'at sesuai dengan cita-cita pendidikan. Amir Daien
Indrakusuma (1973:108), menegaskkan bahwa kepribadian itu dapat dibentuk oleh
pendidikan, dan pendidikan itu sendiri bersumber pada tiga pusat pendidikan, yaitu
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Terbentuknya kepribadian pada diri
seseorang, itu berlangsung melalui perkembangan yang terus menerus. Seluruh
perkembangan itu, tampak bahwa tiap perkembangan maju muncul dalam cara-cara
yang kompleks dan tiap perkembangan didahului oleh perkembangan sebelumnya.
Ini berarti, bahwa perkembangan itu tidak hanya kontiyu, tapi juga perkembangan
fase yang satu diikuti dan menghasilkan perkembangan pada fase berikutnya.
Menurut Ahmad D. Marimba (1989: 88) pembentukan kepribadian merupakan suatu
proses yang terdiri atas tiga taraf, yaitu:
1) Pembiasaan Pembiasaan ialah latihan-latihan tentang sesuatu supaya
menjadi biasa. Pembiasaan hendaknya ditanamkan kepada anak-anak sejak
kecil, sebab pada masa itu merupakan masa yang paling peka bagi
pembentukan kebiasaan. Pembiasaan yang ditanamkan kepada anak-anak,
itu harus disesuaikan dengan perkembangan jiwanya. Pendidikan yang
diberikan kepada anak sejak kecil, merupakan upaya dalam rangka
pembentukan kepribadian yang baik. Hal ini, sebagaimana dikemukakan oleh
M. Athiyah al-Abrasyi (1990:105-107) bahwa para filosof Islam merasakan
betapa pentingnya periode kanak-kanak dalam pendidikan budi pekerti, dan
membiasakan anak-anak kepada tingkah laku yang baik sejak kecilnya.
Mereka ini semua berpendapat bahwa pendidikan anak- anak sejak dari
kecilnya harus mendapat perhatian penuh.
2) Pembentukan minat dan sikap Dalam taraf kedua ini, pembentukan lebih
dititikberatkan pada perkembangan akal (pikiran, minat, dan sikap atau
pendirian.). Menurut Ahmad D. Marimba (1989:88) bahwa pembentukan pada
taraf ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu:
a. Formil
Pembentukan secara formil, dilaksanakan dengan latihan secara berpikir,
penanaman minat yang kuat, dan sikap (pendirian) yang tepat. Tujuan dari
pembentukan formil ini adalah:
1. Terbentuknya cara-cara berpikir yang baik, dapat menggunakan
metode berpikir yang tepat, serta mengambil kesimpulan yang logis.
2. Terbentuknya minat yang kuat, yang sejajar dengan terbentuknya
pengertian. Minat merupakan kecenderungan jiwa ke arah sesuatu
karena sesuatu itu mempunyai arti bukan karena terpaksa.
3. Terbentuknya sikap (pendirian) yang tepat. Sikap terbentuk
bersama-sama dengan minat. Sikap yang tepat, ialah bagaimana
seharusnya seseorang itu bersikap terhadap agamanya, nilai-nilai yang
ada di dalamnya, terhadap nilai-nilai kesulitan, dan terhadap orang lain
yang berpendapat lain.

b. Materil
Pembentukan materil sebenarnya telah dimulai sejak masa kanak-kanak, jadi
sejak pembentukan taraf pertama, namun barulah pada taraf kedua ini (masa intelek
dan masa sosial). Anak-anak yang telah cukup besar dan mampu menepis mana
yang berguna dan mana yang tidak, harusnya dilatih berpikir kritis.
c. Intensil
Pembentukan intensil yaitu pengarahan, pemberian arah, dan tujuan yang
jelas bagi pendidikan Islam, yaitu terbentuknya kepribadian muslim. Untuk
membentuk ke arah mana kepribadian itu akan dibawa, maka di samping pemberian
pengetahuan juga tentang nilai-nilai. Jadi, bukan hanya merupakan pemberian
perlengkapan, tetapi juga pemberian tujuan ke arah mana perlengkapan itu akan
dibawa. Pada segi lain, pembentukan intensil ini lebih progresif lagi, yaitu nilai-nilai
yang mengarahkan sudah harus dilaksanakan dalam kehidupan. Mungkin masih
dengan pengawasan orang tua, tetapi lebih baik lagi jika atas keinsyafan sendiri.

3) Pembentukan kerohanian yang luhur


Pada taraf ini, pembentukan dititikberatkan pada aspek kerohanian untuk
mencapai kedewasaan rohaniah, yaitu dapat memilih, memutuskan, dan berbuat
atas dasar kesadaran sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab, kecenderungan
ke arah berdiri sendiri yang diusahakan pada taraf yang lalu, misalnya peralihan dari
disiplin luar ke arah disiplin sendiri, dari menerima teladan ke arah mencari teladan,
pada taraf ini diintensifkan. Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa yang diberikan oleh orang tua dalam keluarga, baik dalam bentuk bimbingan,
pendidikan, maupun perhatian merupakan salah satu upaya yang dapat membentuk
kepribadian anak atau kepribadian siswa. Selain itu, terdapat pula cara lain yang
dapat dipergunakan dalam membentuk kepribadian, yaitu pembiasaan, yang
bertujuan untuk menanamkan kecakapan-kecakapan berbuat, mengucapkan
sesuatu dengan tepat, dan dapat dikuasai oleh si anak serta mempunyai implikasi
yang mendalam bagi pembentukan kepribadian pada tahap selanjutnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian


Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor. Kepribadian merupakan karakteristik yang relatif
stabil. Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi
merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya,
rentang usia dan faktor-faktor dari individu:
1) Pengalaman Awal: Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya
pengalaman awal (masa kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian.
Trauma kelahiran, pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus
dari ingatan.Pengaruh Budaya: dalam menerima budaya anak mengalami
tekanan untuk mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan
standar yang ditentukan budayanya.
2) Kondisi Fisik: kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
kepribadian seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilakukan
dan apa yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara tidak langsung
seseorang akan merasakan tentang tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh
perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang mempengaruhi
kepribadian antara lain adalah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit
menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid (membuat
gelisah, pemarah, hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).
3) Daya Tarik: orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki
lebih banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada orang yang
dinilai kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik
akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
4) Inteligensi: Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia
sombong, dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan
dengan orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan perlakuan
yang kurang baik.
5) Emosi: ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang yang
tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung
dan cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.Keberhasilan
dan Kegagalan: Keberhasilan dan kegagalan akan mempengaru Nama:
walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh terhadap
konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak menyadari
bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya.
Nama yang dipakai memanggil ,mereka (karena nama itu mempunyai
asosiasi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pikiran orang
lain) akan mewarnai penilainya orang terhadap dirinya. konsep diri, kegagalan
dapat merusak konsep diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang konsep
diri itu. Penerimaan
6) Sosial: anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan
rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima
dalam lingkungan sosialnya akan membenci orang lain, cemberut, dan mudah
tersinggung.
7) Pengaruh Keluarga: pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian
anak, sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam keluarga
itulah diletakkan sendi sendi dasar kepribadian.
8) Perubahan Fisik: perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya
perubahan kematangan fisik yang mengarah kepada perbaikan kepribadian.
Akan tetapi, perubahan fisik yang mengarah pada klimakterium dengan
meningkatnya usia dianggap sebagai suatu kemunduran menuju ke arah
yang lebih buruk.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahw a,landasan
psikologi pendidikkan merupakan suatu landasan dalam proses pendidikkan yang
membahasas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumya serta
gejala-gejala yang berbaikatan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan
usia perkembangan terntentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai
dengan tahapan usia perkembangan nya yang bertujuan untuk memudahkan bentuk
landasan psikologi pendidikkan mencakup psikologi perkembangan belajar,sosial
dalam perkembangannya landasan psikologi pendidikkan memiliki peranan sebagai
perkembangan kurikulum dalam sistem pembelajaran dan penilai.
SARAN
Saran yang dapat kami berikan kepada pembaca adalah sebagai berikut.
1. Pendidikk di wajibkan menerapkan nilai-nilai landasan psikologi pendidikkan
dalam proses belajar mengajar
2. pendidik lebih memperhatikan landasan psikologi pendidikkan yang sesuai
dengan peserta didik.dengan begitu maka perkembangan peserta didik di
harapkan berkembang secara optimal dan mengarah ke arah yang di
tunjukan

DAFTAR PUSTAKA
https://www.dictio.id/t/apa-saja-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepribadian-seseor
ang/8850
https://nurhibatullah.blogspot.com/2016/06/pengertian-kepribadian-dan-aspek.html
https://www.kompasiana.com/cacha/54f83ea0a33311af608b4f2b/teori-kepribadian

Anda mungkin juga menyukai