Anda di halaman 1dari 13

MANUSIA DALAM SUDUT PANDANGAN PSIKOLOGI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum

Dosen Pengampu: Arizka Harisa S.Psi, M.Si.

Disusun Oleh:

Ratu Najwa Nur Farojandari (221310272)


M. Rozai Aprillio (221310231)
Muhamad Izul (221310240)
St Maryam (221310256)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN (PTIQ)
JAKARTA
1444 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT., atas rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi
Umum. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa manusia dari zaman kebodohan menuju zaman ilmu pengetahuan, sehingga
penulis dapat menulis makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata- mata,
namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak terkait.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini, khususnya saya ucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampu pada mata kuliah ini. Semoga dengan penyusunan makalah ini mampu
meningkatkan kualitas kemampuan penyusunan makalah kepada para pembacanya
khususnya para mahasiswa.

Jakarta, 21 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I: PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II: PEMBAHASAN MASALAH ................................................................... 3

A. Behaviorisme .................................................................................................... 3

B. Psikoanalisa ...................................................................................................... 4

C. Humanisme ....................................................................................................... 6

BAB III: PENUTUP ................................................................................................ 6

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia. Dalam
sudut pandang psikologi, manusia dipandang sebagai entitas yang kompleks, yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Psikologi membantu kita memahami
bagaimana manusia berpikir, merasa, dan bertindak. Melalui pemahaman yang lebih baik
tentang manusia dari perspektif psikologi, kita dapat mengaplikasikan pengetahuan ini untuk
memecahkan masalah psikologis yang dihadapi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan behaviorisme dalam psikologi?
2. Apa yang dimaksud dengan psikoanalisa dalam psikologi?
3. Apa yang dimaksud dengan humanisme dalam psikologi?

C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan behaviorisme dalam psikologi.
2. Mengetahui yang dimaksud dengan psikoanalisa dalam psikologi.
3. Mengetahui yang dimaksud dengan humanisme dalam psikologi.
2

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

A. Behaviorisme
Sebelum lebih jauh membahas mengenai psikologi behaviorisme kita harus
memahami terlebih dahulu tentang apa itu Psikologi dan Behavior. Secara Harafiah
psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih Sulit didefinisikan
sebab jiwa itu objek yang bersifat tak berbentuk, sulit diliat Wujudnya, meski tidak bisa
dipungkiri keberadaanya. Dalam beberapa dasawarsa Istilah jiwa telah jarang dipergunakan
serta diubah menggunakan kata psikis. Menurut Dakir, Psikologi membicarakan mengenai
perilaku manusia dalam Hubungannya dengan lingkungannya.1

Secara sederhana Psikologi seringkali dianggap sebagai ilmu yang Mengkaji tingkah
laku manusia yang merupakan gejala dari jiwanya. Sedangkan Pengertian atau definisi yang
lebih jelas menjelaskan bahwa psikologi ialah ilmu Pengetahuan yang mengkaji tingkah laku
manusia menggunakan memakai Metode observasi secara objektif, mirip terhadap rangsang
(stimulus) dan jawaban (respon) yang menumbulkan tingkah laku. 2

Behaviorisme merupakan sebuah aliran dalam yang berpendapat bahwa Perilaku


harus ialah unsur subjek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner,
kuat serta berpengaruh, dan mempunyai akar sejarah yang relatif dalam. Behaviorisme lahir
menjadi reaksi tehadap intospeksionisme (yang Menganalisis jiwa manusia sesuai laporan-
laporan subjektif) dan juga Psikoanalisis (yang berbicara perihal alam bawah sadar yang tak
tampak).3Behaviorisme ialah salah satu aliran psikologi perilaku organisme sebagai efek
lingkungan. Behaviorisme tak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau buruk ,
rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya
dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan mempersoalkan apakah manusia baik atau buruk
, rasional atau emosional,behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya
dikendalikan oleh faktor-faktor lain.

John Broades Watson, dikatakan sebagai tokoh utama dalam aliran behaviorisme.
Watson dikenal sebagai seorang ilmuan yang Sering melakukan penelitian tentang psikologi

1 Lydia Freyani Hawadi, Psikologi Pendidikan: Perspektif Barat & Islam (Jakarta: UI Publishing, 2021)
h.38.
2
Zulqarnain dkk, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2022) h. 1.
3
Arina Restian, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi (Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang, 2015), h.119.
3

hewan. John B. Watson dikenal Sebagai pendiri dan memperkenalkan aliran behaviorisme
di Amerika Serikat. Menurutnya dalam beberapa tulisannya, psikologi harus

menjadi ilmu yang objektif, maka dari itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang
hanya diteliti melalui cara Introspeksi. Beliau juga berpendapat bahwa psikologi harus
dipelajari seperti seseorang yang sedang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Maka dari
itu, Psikologi harus dibatasi pada penyelidikan – penyelidikan terhadap perilaku yang nyata
atau tampak saja. 4 Menurut pendapat Watson, perilaku manusia sama halnya dengan hewan
dan mesin yang dapat di pelajari secara objektif. Watson tidak menerima konsep mengenai
kesadaran, insting, mental, jiwa dan imajinasi. Beliau berpendapat bahwasanya psikologi
bertujuan untuk memprediksi dan juga mengontrol perilaku, dan tujuan ini dapat tercapai
dengan hanya membatasi psikologi sebagai studi yang Objektif mengenai kebiasaan melalui
stimulus dan respon.5

Ciri-ciri utama behaviorisme yaitu pendekatan objektif untuk mengetahui Individu


berdasarkan pendekatan yang dilalui yaitu pendekatan mekanistik dan Materialistik.
Behaviorisme awalnya berasal dari negara Rusia tapi terjadi perkembangan di beberapa
negara dan memberikan pengaruh yang cukup luas di dunia. Sebetulnya pada teori
behaviorisme ini seseorang hanya menginginkan apakah dapat menganalisis perilakunya
yang dapat diamati dan dapat dijelaskan. Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang
sebenarnya tidak mau menanyakan apakah seseorang memiliki perilaku baik ataupun
buruk,rasional atau emosional. Behaviorisme hanya mencoba mengamati apakah perilaku
seseorang dapat dikendalikan oleh faktor lingkungannya.

Tujuan mempelajari Behaviorisme


1. Berkomunikasi atau mensharing perilaku yang akan menggambarkan pengetahuan
dan kecakapan seseorang dan sama sekali tidak memperkembangkan proses
mentalnya.
2. Untuk mendapatkan keinginan respon yang muncul dari rangsangan.
3. Harus dapat mengidentifikasi bagaimana mendapatkan respon yang baik dari
seseorang.
4. Teori behaviorisme membuat seseorang memiliki kecakapan yang berbeda.

4Ahmad Zain Sarnoto, “ Konstribusi Aliran Psikologi Behaviorisme Terhadap


Perkembangan Teori Ilmu Komunikasi ” (Institut PTIQ Jakarta) Vol. 1 No. 1 Tahun 2011, h. 61-62
5 Yustinus Semiun, Behavioristik: Teori- Teori Kepribadian (Yogyakarta: PT Kanisius, 2020), h. 84-85.
4

B. Psikoanalisa

Psikoanalisis merupakan teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan


perkembangan kepribadian. Unsur yang diutamakan pada teori ini ialah motivasi, emosi dan
aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang saat
permasalahan konflik dari aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-
anak atau usia dini. Pemahaman Freud perihal kepribadian manusia didasarkan pada
pengalaman dengan pasiennya, analisis tentang mimpinya, dan bacaannya yang luas tentang
beragam literatur ilmu pengetahuan dan kemanusiaan.

Aliran psikoanalisis dipelopori oleh seseorang dokter psikiatri yakni Sigmund Freud
pada tahun 1896. Beliau mengemukakan pandangannya bahwa struktur kejiwaan manusia
sebagian besar terdiri dari alam ketidaksadaran. Secara umum psikoanalisis dapat dikatakan
sebuah ide baru dimana ketidaksadaran memainkan peran sentral. Freud sendiri menjelaskan
arti kata psikoanalisis tidak selalu sama salah satu yang terkenal dari tahun 1923 dan ada
dalam suatu artikel yang ditulis sebagai kamus ilmiah Jerman. Didalamnya Freud
membedakan psikoanalisis menjadi 3 arti yakni :

1. Istilah psikoanalisis digunakan untuk memberikan suatu metode penelitian terhadap


proses-proses Psikis yang sebelumnya hampir tidak terjangkau oleh penelitian ilmiah
2. Psikoanalisis menunjukkan suatu teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis
yang dialami oleh pasien neurosis
3. Istilah yang juga dipakai dalam arti lebih luas untuk menunjukkan seluruh
pengetahuan Psikologis yang dipelopori melalui metode dan teknik

Freud membagikan teori psikoanalisis terdiri dari ide, ego, dan super ego. Menurut
Freud bagian terbesar pada diri manusia yakni pada pikiran seorang pada alam bawah sadar.
Bagian tersebut meliput nafsu, insting dan segala sesuatu yang masuk didalam dan sulit
dijangkau, seperti traumatik, kenangan, dan emosi. Ego ialah perbedaan antara sensasi
dalam dan presepsi dari luar, istilah yang digunakan dalam psikoanalisis adalah anak telah
belajar untuk menguji realitas. Dengan demikian hal tadi bergantung dengan dominasi yang
terjadi pada alam bawah sadar yang terjadi antara id dan super ego. Bila id telah menjadi hal
biologis manusia dan bersifat bawaan maka tentunya super ego ialah pengendali das es (Id)
adalah benar adanya. Fungsi super ego adalah mengarahkan id dan ego ke arah yang lebih
bermoral.
5

Teori kepribadian Freud yang meliput 3 hal, seperti :

1. Id (Das Es)
Id (Das Es) merupakan sifat alamiah manusia sejak lahir, sebagai sistem yang
didalamnya berusaha mengikuti prinsip-prinsip kehidupan pada umumnya atau suatu
dorongan alamiah yang dikenal ID. ID berkehendak untuk segera tersalurnya kumpulan-
kumpulan energi atau ketegangan-ketegangan dan rangsangan yang dapat dalam dirinya,
datangnya dari luar maupun dalam.

2. Ego (Das Ich)


Ego (Das Ich) setelah manusia berhubungan dengan lingkungannya munculah Ego
yang berkedudukan sebagai bagian dari sistem kepribadian individu. Ego berfungsi
menyalurkan dorongan-dorongan Id kedalam alam nyata. Ego merupakan bagian
kepribadian yang bertugas menilai realitas dan berhubungan dengan dunia dalam bentuk
mengatur dorongan. Selanjutnya Ego juga bisa dikatakan sebagai perantara antara dunia
batin dengan dunia luar sebagai antisipasi supaya tidak terjadi ketegangan atau pertentangan
dua sifat tersebut pada jiwa seseorang. Maka selanjutnya Ego berusaha mengendalikan
konflik yang terjadi menggunakan pertimbangan kepada Id.

3. Super ego (das Ueber Ich)


Super ego (das Ueber Ich) merupakan salah satu unsur moral dan keadilan pada
manusia. Super ego dalam kegiatannya selalu mendominasi untur moral dan keadilan dalam
hidupnya serta pemegang referensi alam ideal. Tujuan Superego ialah membawa individu
kearah kesempurnaan sesuai dengan pertimbangan keadilan moral yang berkembang dalam
masyarakat.

Teori psikoanalisis banyak diimplementasikan dalam dunia pendidikan. Diantaranya


yakni:

1. Tentang konsep kecemasan yang dikemukakan oleh Freud, tentu saja berkaitan juga
dengan proses pendidikan. Kecemasan ialah fungsi ego untuk memperingatkan
individu perihal kemungkinan suatu bahaya, sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif
yang sesuai. Dalam pendidikan, konsep kecemasan pada tiap individu dapat diolah
dan dikembangkan oleh para guru/konselor demi kebaikan peserta didik.
2. Teori psikoanalisis juga dipergunakan pada proses pendidikan yang berbasis
kecerdasan majemuk. Setiap individu mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda.
Tidak akan ada dua pribadi berbeda walaupun anak kembar memiliki kecerdasan
6

yang sama. Kecerdasan bukanlah berpatokan pada angka-angka yang berkaitan


dengan IQ.
3. Konsep psikoanalisis yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang
memiliki kebutuhan serta keinginan dasar. Dengan konsep ini, guru dapat
menerapkannya ke dunia pendidikan. Berbagai elemen pada pendidikan dapat
dikembangkan dengan berbasis konsep ini.
Menurut Freud, tingkah laku manusia didominasi oleh alam bawah sadar yang terdiri
dari id, ego, dan super ego. Pada bidang pendidikan konsep psikoanalisis dapat
diaplikasikan. Pendidikan perlu mempertimbangkan konsep-konsep psikoanalisis dalam
mengembangkan dan mendidik siswa. Salah satunya dengan memperhatikan konsep
psikoanalisis yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki
keinginan dan kebutuhan dasar. Hal lain yang juga dapat diterapkan dalam proses
pendidikan adalah dengan menggunakan berbagai pendekatan dalam proses pembelajaran
pada para siswa.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu pendekatan secara eksklusif dalam menangani
siswa yang sedang dalam masa perkembangan dengan pemikiran yang idealis. Memberikan
pemahaman berkaitan dengan hal perkembangan kepribadian, dapat membantu siswa untuk
lebih memahami perkembangan kepribadian diri mereka sendiri. Hal itu dapat membantu
peserta didik dalam meningkatkan pemahaman mereka juga terhadap norma sosial, yang
bermanfaat untuk berperilaku yang lebih positif.6

C. Humanisme

Humanisme berasal dari latin, humanis; manusia, dan isme berarti paham atau aliran.
Mangun Harjana mengatakan, pengertian humanisme adalah pandangan yang menekankan
martabat manusia dan kemampuannya. Menurut pandangan ini manusia bermartabat luhur,
mampu menentukan nasib sendiri dan dengan kekuatan sendiri mampu mengembangkan diri
dan memenuhi kepatuhan sendiri mampu mengembangkan diri dan memenuhi kepenuhan
eksistensinya menjadi paripurna.

Semula humanisme adalah gerakan dengan tujuan untuk mempromosikan


harkat dan martabat manusia. Sebagai pemikiran etis yang menjunjung tinggi manusia.
Humanisme menekankan harkat, peran, tanggung jawab menurut manusia. Menurut

6 https://www.kompasiana.com/faraditaayu/629cd7dcdf66a737241bac53/teori-psikoanalisis-

sigmund-freud-dan-implementasii-dalam-pendidikan.Di akses tanggal 16 mei 2023


7

humanisme manusia mempuyai kedudukan yang istimewa dan berkemampuan lebih dari
mahluk lainya karena mempunyai rohani. Pandangan humanisme membuat manusia sadar
kembali tentang harkat dan martabat manusia sebagai mahluk rohani. Etika rohani
mendasari manusia untuk bertangung jawab dalam kehidupan di dunia.7

Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psokologi kemanusiaan


adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia
yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli
psikologi humanistik adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi yang lainnya
merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalisis. Psikologi
humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu:

1. Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk
memahami sifat dan keadaan manusia
2. Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan
dalam bidang tingkah laku manusia
3. Psikologi menawarkan metode yang lebih luasakan kaedah-kaeah yang lebih efektif
dalam dalam pelaksanaan psikoterapi
Psikologi Humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada
tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang
pada abad pertengahan. Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran
psikoanalisis dan behaviorisme seta dipandang sebagai “ kekuatan ketiga “ dalam aliran
psikologi.Humanistik “ Abraham Maslow “ : memfokuskan pada kebutuhan psikologis
tentang potensi yang dimiliki manusia, hasil pemikirannya telah membantu guna memahami
tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang .

Teori ini didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia ada dua hal, yaitu;

1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang.

2. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Menurut Maslow, setiap orang memiliki rasa takut, seperti takut untuk berusaha atau
berkembang, takut mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah dimiliki,
dsb. Tetapi hal itu mendorongnya untuk bisa maju ke arah kesempurnaan, kepercayaan diri

7 https://www.referensimakalah.com/2013/01/humanisme-pengertian-dan-sejarah.html?m=1

Di akses tanggal 16 mei 2023


8

dan pada saat itu juga dia dapat menerima diri sendiri. Kebutuhan manusia, Maslow
membaginya menjadi bermacam-macam hierarki.

1. Kebutuhan Fisiologis
Jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua
manusia seperti, makan, minum, menghirup udara, dan sebagainya. Termasuk juga
kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil, menghindari rasa sakit, dan, seks.

2. Kebutuhan akan Rasa Aman


Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan
rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi, dan keteraturan akan menjadi
kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut
sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya.

3. Kebutuhan akan Rasa Kasih Sayang


Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan
mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat
dalam usaha seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan
keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepak bola, klub
peminatan, dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan timbul.

4. Kebutuhan akan Harga Diri


Kemudian, setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, akan timbul kebutuhan akan
harga diri. Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu lower one dan higher one. Lower one
berkaitan dengan kebutuhan seperti status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one
berkaitan dengan kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan
kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan rendah diri dan
inferior.

5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri


Kebutuhan terakhir menurut hirarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan akan
aktualisasi diri. Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan
mengembangkan potensi diri.8

8 https://www.kompasiana.com/josephira/54ffff55a33311447050f84c/psikologi-humanistik,Di

akses tanggal 16 mei 2023


9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan makalah tentang MANUSIA DALAM SUDUT

PANDANG PSIKOLOGI, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, Secara

sederhana Psikologi seringkali dianggap sebagai ilmu yang Mengkaji

tingkah laku manusia yang merupakan gejala dari jiwanya. Ada 3 teori

yang digunakan, yaitu Behaviorisme, Psikoanalisa, dan Humanisme.


10

DAFTAR PUSTAKA

Lydia Freyani Hawadi, Psikologi Pendidikan: Perspektif Barat & Islam (Jakarta: UI
Publishing, 2021)

Zulqarnain dkk, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2022)

Arina Restian, Psikologi


Pendidikan Teori dan Aplikasi (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2015)

Ahmad Zain Sarnoto, “


Konstribusi Aliran Psikologi Behaviorisme Terhadap
Perkembangan Teori Ilmu Komunikasi ” (Institut PTIQ Jakarta) Vol. 1 No. 1 Tahun 2011

Yustinus Semiun, Behavioristik: Teori- Teori Kepribadian (Yogyakarta: PT Kanisius,


2020)

https://www.kompasiana.com/faraditaayu/629cd7dcdf66a737241bac53/teori-psikoanalisis-
sigmund-freud-dan-implementasii-dalam-pendidikan.Di akses tanggal 16 mei 2023

https://www.referensimakalah.com/2013/01/humanisme-pengertian-dan-sejarah.html?m=1
Di akses tanggal 16 mei 2023

Anda mungkin juga menyukai