Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI

PERKEMBANGAN KOMTERPORER DALAM PSIKOLOGI

Kelompok 14

ANITA SRI NINGSIH 1930306007


LARA DUTA 1930306024
LANA SAKINAH 1930306023
LILIS DAHLIA 1930306026

Dosen Pengampu
Dr. Wahidah Fitriani, S.Psi., MA.

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BATUSANGKAR

2019
KATA PEGANTAR

Puji syukur ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan


rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini.Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen yang telah memberikan
bimbingannya kepada kami dan semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini.

Makalah yang berjudul “Perkembangan Kontemporer dalam Psikologi” ini


telah pemakalah selesaikan dengan kemampuan terbaik yang pemakalah
miliki,pemakalah bersyukur kepada Allah dan mengucapkan terima kasih banyak
untuk dosen pengampu mata kuliah serta dukungan teman-teman semuanya yang
turut berpartisipasi dalam menyelesaikan tulisan ini.

Pemakalah menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dan tentunya


masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,pemakalah sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar menjadi perbaikan bagi pemakalah untuk
masa yang akan datang.Terima kasih.

Batusangkar,1
Desember 2019

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah


b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Pembuatan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

 Gerakan Psikologi Kognitif


 Pengaruh-pengaruh Antiseden Psikologi Kognitif
 Pengaruh Zeitgeist dalam Fisika
 Berdirinya Psikologi Kognitif
 Hubungan dengan Teknologi
o Intelegensi Artifisial
 Hakikat Psikologi Kognitif
o Neurosains Kognitif
o Peran Introspeksi
o Kognisi Tak Sadar
o Kognisi Hewan
o Kepribadian Hewan
 Psikologi Kognitif Saat Ini
BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan
b. Penutup

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan dari psikologi kognitif muncul pada era 60-an sebagai


buntut dari ketidakpuasan manusia terhadap konsep manusia menurut
pandangan behavioralistik dan psikoanalisa. Konsep yang memandang
manusia sebagai makhluk yang bereaksi pasif terhadap lingkungan, melainkan
sebagai makhluk yang selalu berfikir. Konsep kognitifisme muncul lantaran
pemikiran kaum rasionalisme yang memandanga bahwa manusia adalah
mahkluk hidup yang memiliki kuasa berfikir yang lebih baik dari mahkluk
hidup lainnya.

Perspektif psikologi kognitif memaparkan bahwa proses belajar adalah sebuah


peristiwa yang dialami juga oleh mental, bukan sebuah peristiwa yang
merujuk pada tindakan behavioral atau bersifat jasmani, walaupun dalam
kenyataanya hal-hal yang bersifat behavioral terlihat lebih nyata dalam
kegiatan atau peristiwa belajar misalnya seorang siswa.

B.RUMUSAN MASALAH
 Apa itu Gerakan Psikologi Kognitif ?
 Apa itu Pengaruh-pengaruh Antiseden Psikologi Kognitif?
 Apa itu Pengaruh Zeitgeist dalam Fisika?
 Apa itu Berdirinya Psikologi Kognitif?
 Apa itu Hubungan dengan Teknologi?
o Intelegensi Artifisial
 Apa itu Hakikat Psikologi Kognitif?
o Neurosains Kognitif
o Peran Introspeksi
o Kognisi Tak Sadar
o Kognisi Hewan
o Kepribadian Hewan
 Apa itu Psikologi Kognitif Saat Ini?
C.TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

 Dapat Mengetahaui apa yang dimaksud Gerakan Psikologi Kognitif


 Dapat Mengetahaui apa yang dimaksud Pengaruh-pengaruh Antiseden
Psikologi Kognitif.
 Dapat Mengetahaui apa yang dimaksud Pengaruh Zeitgeist dalam Fisika
 Dapat Mengetahaui apa yang dimaksud Berdirinya Psikologi Kognitif
 Dapat Mengetahaui apa yang dimaksud Hubungan dengan Teknologi
o Intelegensi Artifisial
 Dapat Mengetahaui apa yang dimaksud Hakikat Psikologi Kognitif
o Neurosains Kognitif
o Peran Introspeksi
o Kognisi Tak Sadar
o Kognisi Hewan
o Kepribadian Hewan
 Dapat Mengetahaui apa yang dimaksud Psikologi Kognitif Saat Ini
BAB II

PEMBAHASAN

Kognitif dalam Prespektif Psikologi

Psikologi kognitif disebut sebagai perpaduan antara ilmu psikologi


I Gestalt dan psikologi berhavioristik, akan tetapi para ahli mendapati bahwa
psikologi kognitif berbeda dengan ilmu psikologi yang disebutkan diatas.
Psikologi kognitif dianggap memiliki perbedaan aliran baik dengan psikologi I
Gestalt dan psikologi behavioristik. Psikologi kognitif berdiri sendiri yang
merupakan cabang ilmu yang didalamnya mempelajari mengenai proses mental,
tentang bagaimana seorang manusia berfikir, merasakan, mengingat, dan belajar
mengenai bagaimana menjalankan fungsi utama dari otak atau yang biasa disebut
dengan istilah berfikir.
Dalam kondisi ini otak merupakan sistem fisik dalam bekerja pada batas hukum
alam dan kekuatan sebab akibat, otak dapat menampung ingatan secara tak
terhingga dan apapun yang masuk dalam sistem memorinya secara simultan. Otak
akan membentuk sebuah kategori yang sangat konseptual dari hasil kemampuan
membedakan pengindraan dan menghasilkan kemampuan yang tidak terbatas.

Ilmuan psikologi Sudarwan dan Khairil pada tahun 2010 menyatakan


pendapatnya, bahwa psikologi kognitif akan berusaha untuk menggambarkan cara
kerja pikiran dan membuat dunia lebih baik dari yang seharusnya. Dalam
penjelasanya mengenai teori kognitif, dapat disimpulkan bahwa belajar dan
pembelajaran mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa
meremehkan faktor lingkungan dalam berintekrasi yang kelak akan berjalan terus
menerus tanpa berhenti selama dan sepanjang hayat.
Kemudian ada sekelompok terpelajar yang menamakan diri Solso, dkk.
Pada tahun 2008 kelompok ini menyatakan, bahwa yang dinamakan psikologi
kognitif adalah ilmu yang menyelidiki cara berpikir manusia. Psikologi kognitif
secara khusus menjelaskan mengenai persepsi terhadap informasi dan bagaimana
membahas pemahaman terhadap informasi tersebut, membahas alur pikiran dan
membahas formulasi dan produksi jawaban Anda. Sebagaimana perkembanganya
kemudian psikologi kognitif dapat pula dipandang dan disebut sebagai bahan ajar
terhadap proses-proses yang melandasi dinamika mental walaupun secara nyata
psikologi kognitif mempelajari secara keseluruhan segala hal yang seseorang
lakukan.

Sejarah, Hakikat, dan Berdirinya Psikologi Kognitif


Kita telah melihat bagaimana masing-masing aliran pemikiran dalam
psikologi dibangun, Berjaya untuk sesaat, kemudian menjadi bagian dari
pemikiran psikologi kontemporer jalur utama. Termasuk Psikologi Kognitif.
Setiap aliran memperoleh kesuksesannya dengan caranya masing-masing, dan
masing-masing memberikan kontribusi substansial bagi evolusi psikologi.
Psikologi Kognitif salah satunya, kami akan membahas topik Psikologi Kognitif
dibawah ini.

Psikologi Kognitif

Gerakan Psikologi Kognitif


Dalam manifesto behavioris Watson pada 1913, dia mendesain agar
psikologi melepaskan semua referensi kepada pikiran, kesadaran, atau proses
sadar. Dan memang para psikolog yang mengikuti anjuran Watson
menghilangkan konsep-konsep ini dan membuang semua terminolog
mentalistik. Selama beberapa dekade, buku-buku teks pengantar psikologi
menggambarkan mengenai pemungsian otak tetapi menolak untuk membahas
apa pun yang terkait dengan konsepsi pikiran. Orang-orang melontarkan
lelucon bahwa psikolog sudah “kehilangan kesadarannya” atau “hilang akal,”
tampaknya untuk selamanya.

Pada 1976, dalam pidato tahunannya, presiden APA menyampaikan


kepada para audiens yang hadir bahwa psikologi sedang berubah. Dan bahwa
konsepsi baru mengajak untuk memfokuskan kembali kepada kesadran
(Psikologi Kognitif). Citra psikologi mengenai hakikat manusia berubah
menjadi “manusiawi dan bukan mekanis” (McKeachie,1976,hal.831). Ketika
seorang pejabat APA dan sebuah jurnal prestisius membahas tentang kesadaran
secara begitu terbuka dan optimistik. Sepertinya mulai jelas bahwa sebuah
revolusi -sebuah gerakan baru- sedang terjadi.

Berbagi revisi dalam buku-buku tekspun mengikutinya. Mendefinisikan


kembali psikologi sebagai sains perilaku dan proses mental ketimbang sekadar
perilaku saja. Sebuah sains yang berusaha untuk menjelaskan perilaku
kasatmata dan hubungannya dengan proses-proses mental. Sehingga menjadi
jelas bahwa psikolog telah mengalami kemajuan sampai jauh keluar dari apa
yang dirancang. Dan diharapkan oleh Skinner dan Watson. Sebuah aliran
pemikiran telah mendapatkan pijakannya yaitu psikologi kognitif.

Pengaruh-pengaruh Antiseden Psikologi Kognitif


Sama seperti gerakan revolusioner dalam psikologi,psikologi kognitif
tidak muncul dalam satu malam. Banyak ari filtur-filtur yang ada didalamnya
sudah diantisipasi. Ketertarikan terhadap kesadaran sangat jelas dalam masa-
masa awal psikologi sebelum ia menjadi sebuah sains formal.

Ketika Wundt mendirikan psikologi sebagai sebuah disiplin ilmiah


tersendiri, karyanya terpusat pada kesadaran. Dia bisa dianggap sebagai
pelopor psikologi kognitif. Aliran pemikiran penganut strukturalisme dan
fungsionalis berhubungan dengan kesadaran, mempelajari elemen dan fungsi-
fungsinya.

Behaviorisme purposive dari E.C Tolman adalah perintis lainnya untuk


gerakan psikologi kognitif. Bentuk Behaviorismenya mengenal arti penting
variabel-variabel kognitif dan berkontribusi terhadap menurun pendekatan
stimulus-respon.

Rudolf Carnap, seorang filosof positivis, menyerukan untuk kembali


kepada introspeksi. Pada 1956, Carnap menulis, ”kesadaran seseorang akan
kondisi imajinasi, perasaan, dan lain-lain dari dirinya, harus dilihat sebagai
suatu jenis obsservasi, yang pada prinsipnya tidak berbeda dari observasi
eksternal, dan karena itu merupakan sumber pengetahuan yang absah”.
Bahkan Bridgman, fisikawan yang menyumbangkan pemikiran mengenai
definisi operasional kepada behaviorisme dan bersikeras agar laporan-laporan
introspektif digunakan untuk memberi makna kepada analisis-analisis
operasional.

Pengaruh Zeitgeist dalam Fisika


Sejak awal abad kedua puluh, sudut pandang yang dikembangkan dalam
fisika muncul dari karya Albert Einstein, Neil Bohr, dan Werner Heisenberg.
Mereka menolak model mekanistik alam semesta yang ditanamkan sejak masa
Galileo dan Newton. Cara pandang baru dalam fisika meniadakan tuntutan
terhadap obyektifitas total dan pemisahan sempurna dunia eksternal dari
pengamat.

Sebagai akibatnya, cita-cita dari sebuah realitas yang benar-benar


obyektif tidak lagi dianggap dapat dicapai. Fisika kemudian di cirikan oleh
keyakinan bahwa pengetahuan obyektif sebenarnya adalah subyektif,
tergantung pada pengantarnya.

Berdirinya Psikologi Kognitif


Sebuah pandangan retrospektif terhadap gerakan kognitif memberi kesan
adanya sebuah transisi yang berlangsung cepat yang telah melemahkan
pondasi-pondasi psikologi behavioris hanya dalam beberapa tahun saja.

Ketika kita merenungkannya kembali, sejarah telah mengidentifikasikan


dua orang sarjana yang bukan pendiri dalam artian formal, tetapi merupakan
orang yang karyanya berkontribusi secara inovatif dalam bentuk pusat riset dan
buku-buku yang kini dianggap sebagai tonggak dalam perkembangan psikologi
kognitif. Mereka adalah George Miller dan Ulric Neisser.

Hubungan dengan Teknologi


Perkembangan terus terjadi, begitu pula dengan teknologi yang terus
berkembang, tak terkecuali komputer. Komputer pada masa sekarang sudah
lebih maju daripada komputer zaman dulu. Apabila dulu proses kognisi
manusia diibaratkan denga jam dan otomata, sekarang komputerlah yang
diibaratkan sebagai sebuah fenomena kognitif manusia.

Komputer terus berkembang dari zaman ke zaman. Awalnya komputer


berukuran sanagt berat dan besar namun seiring perkembangan terdapat
perubahan baik dalam hal ukuran maupun fungsi yang lebih kompleks. Hal
tersebut menjunjukkan bahwa terdapat keberlanjutan sejarah dalam evolusi
psikologi dari aliran lama ke baru, seperti halnya komputer.

Intelegensi Artifisial
Terdapat perbedaan dalam memandang intelegensi artifisial. Para tokoh
memperdebatkan apakah intelegensi pada mesin sama dengan intelegensi pada
manusia? Untuk menjawab hal tersebut, beberapa tokoh telah melakukan
pengujian.

Yang pertama yaitu Alan Turing, dimana pengujiannya menyimpulkan


bahwa intelegensi mesin setingkat dengan intelegensi manusia karena mesin
juga dapat berfikir. Namun, hal tersebut dibantah oleh John Searle, dimana
menuturnya, intelegensi manusia dan mesin tidak dapat disamakan karena
mesin tidak dapat berfikir, mesin hanya melakukan perintah tanpa memahami
pesan yang diterimanya.
Pada akhirnya, para tokoh psikologi kognitif setuju bahwa mesin tidak
dapat berfikir layaknya manusia meskipun mesin terlihat seperti berfikir.
Komplektifitas mesin tidak seperti yang ada pada manusia.

Hakikat Psikologi Kognitif


Psikologi kognitif berbeda dengan behaviorisme dalam beberapa hal,
diantaranya:

Yang pertama, para psikolog kognitif lebih memfokuskan pada proses-proses


memahami ketimbang sekedar merespon stimuli. Faktor-faktor pentingnya
adalah proses dan peristiwa mental, bukan koneksi stimulus-respon,
penekanannya pada pikiran, bukan perilaku.
Yang kedua, para psikolog kognitif tertarik pada bagaimana pikiran
menyusun atau mengorganisir pengalaman. Para psikolog Gestalt, termasuk
Piaget, memberi pendapat yang mendukung kecenderungan bawaan untuk
mengorganisir pengalaman sadar (sensasi dan persepsi) menjadi keseluruhan
dan pola-pola yang bermakna. Pikiran memberi bentuk dan koherensi kepada
pengalaman mental.

Yang kegita, para psikolog kognitif yakin bahwa individu secara aktif
dan kreatif mengelola stimuli yang mereka terima dari lingkungan. Kita dapat
memperoleh pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan tersebut dan
kemudian menyimpannya ke dalam memori. Hal ini berbeda dengan kalangan
behavioris, perespon pasif terhadap kekuatan eksternal atau kertas kosong yang
menjadi tempat ditulisnya pengalaman inderawi.

Neurosains Kognitif
Tujuan dari bidang ini adalah menentukan “bagaimana fungsi-fungsi
otak memunculkan aktivitas mental” dan “mengkorelasikan aspek-aspek
spesifik dalam pemrosesan informasi pada bagian-bagian otak tertentu”.

Pada 2006, ilmuwan neurosains menunjukkan bahwa otak manusia dapat


melakukan kontrol terhadap sebuah komputer. Pikiran dapat diterjemahkan ke
dalam gerakan hanya dengan impuls elektrik. Subyeknya adalah seorang pria
berusia 25 tahun yang mengalami kelumpuhan total selama tiga tahun terakhir.

Sensor-sensor elektrik, ditanam di dalam korteks motorik di otaknya,


ketika dihubungkan dengan komputer dapat membuatnya mampu mengontrol
bukan hanya komputernya tetapi juga seperangkat televisi dan sebuah robot-
semuanya hanya dengan menggunakan pikirannya.

Peran Introspeksi
Dalam sebuah pernyataan yang mungkin diutarakan oleh Wundt atau
Titchener, seorang psikolog yang menulis pada akhir abad kedua puluh
mencatat sebuah fakta yang sangat jelas bahwa “jika kita ingin mempelajari
kesadaran kita harus menggunakan introspeksi dan laporan-laporan
introspektif”. Sebuah pendekatan, penilaian fenomenologis retrospektif,
melibatkan tindakan meminta subyek untuk menilai intensitas pengalaman
subyektif mereka ketika sedang merespon pada sebuah situasi stimulus
sebelumnya.

Seorang psikolog terkemuka mencatat bahwa bukan hanya retrospektif


yang kini digunakan secara luas tetapi juga bahwa kondisi-kondisi sadar yang
terungkap melalui introspeksi “sering kali menjadi pemrediksi yang baik untuk
tingkah laku seseorang”. Beberapa subyek mungkin akan memberikan laporan-
laporan introspektif yang lebih disukai secara sosial dengan mengatakan
kepada periset bahwa mereka berpikir kalau periset ingin mendengar masukan
yang menyenangkan mereka. Masalah lain dengan introspeksi adalah para
subyek mungkin tidak akan dapat mengakses sebagian dari pikiran atau
perasaan mereka karena berada jauh di dalam pikiran tak-sadar, sebuah topik
yang semakin menjadi pusat perhatian para psikolog.

Kognisi Tak Sadar


Studi mengenai proses-proses mental sadar memercikkan sebuah
ketertarikan yang terbarukan terhadap aktifitas kognitif tak-sadar. Riset
menunjukkan bahwa sebagian besar aktifitas berpikir dan pemrosesan
informasi terjadi di dalam pikiran tak-sadar, yang dapat beroperasi lebih cepat
dan efisien dibandingkan pikiran sadar. Pikiran tak sadar baru lebih bersifat
rasional ketimbang emosional dan terlibat dalam tahap awal kognisi ketika ia
merespon sebuah stimulus. Sehingga, proses-proses tak-sadar membentuk
sebuah bagian integral dari pembelajaran dan dapat dipelajari secara
eksperimental.

Secara umum, para periset kognitif setuju bahwa sebagian besar


pemrosesan mental manusia terjadi pada tingkat non-sadar. “Kini terlihat
bahwa pikiran tak-sadar ‘lebih pintar’ daripada yang diperkirakan sebelumnya,
mampu memproses informasi verbal dan visual yang kompleks bahkan mampu
mengantisipasi dan merencanakan kejadian yang akan datang. Buka lagi
sekadar wadah untuk menampung dorongan dan impuls, pikiran tak-sadar
tampaknya memainkan peranan dalam menyelesaikan masalah,
pengujian hipotesis, dan kreatifitas”.

Sebuah pendekatan populer untuk mempelajari pemrosesan tak-sadar


melibatkan persepsi alam bawah sadar atau aktivasi alam bawah sadar, di mana
stimuli diberikan di bawah tingkat kesadaran sadar subyek, stimuli ini dapat
mengaktifkan proses sadar dan perilaku subyek. Riset seperti ini menunjukkan
bahwa kita dapat dipengaruhi oleh stimuli yang tidak dapat kita dengar ataupun
kita lihat.

Penemuan ini telah mendorong para tokoh psikologi kognitif untuk


menyimpulkan bahwa proses mendapatkan pengetahuan terjadi pada tingkat
sadar dan juga tak-sadar, tetapi sebagian besar kerja mental yang terlibat dalam
pembelajaran terjadi pada tingkat tak-sadar.

Kognisi Hewan
Sejak tahun 1970-an, psikolog hewan telah melakukan demonstrasi
mengenai cara kerja hewan dalam “menerima, membentuk, menghitung, dan
memanipulasi representasi simbol-simbol dalam kehidupan yang menyangkut
spasial, temporal, dan kausal sebagai tujuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan mengatur perilaku mereka”

Memori hewan kompleks dan fleksibel, serta setidaknya ada proses


kognitif yang beroperasi mirip yang ada pada manusia. Mereka menunjukkan
proses mental seperti penerimaan dan pengaturan simbol-simbol, kemampuan
untuk membentuk abstaksi mengenai ruang, waktu, dan angka dan untuk
merepresentasikan hubungan sebab-akibat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelinci dan anjing dapat


memfungsikan pikiran pada satu tahap dengan anak kecil berusia 2,5 tahun.
Babi-babi dapat bermain videogame dengan joystick dan bercermin untuk
mencari makanan yang berada di belakang mereka.
Kepribadian Hewan
Awal tahun 1990an dua psikologis hendak meneliti 44 gurita merah pada
sebuah aquarium di Seattle, Washington, pegawai ilmuwan dan penjaga pernah
terceletuk apa yang ada di pikiran mereka ketika membedakan kepribadian.
Psikolog-psikolog mengobservasi perilaku gurita di dalam tiga situasi dan
menemukan bahwa perbedaan mereka terletak pada tiga faktor : aktivitas,
reaktivitas, dan penghindaran. Sejak dilakukan penelitian tersebut, penelitian
membuktikan karakteristik kepribadian berbeda-beda pada hewan-hewan,
seperti ikan, laba-laba, hewan ternak, hyena, simpanse dan anjing.

Psikologi Kognitif Saat Ini


Perkembangan kognitif dalam eksperimen psikologi dan berdasarkan
pada kesadaran yang bersanding dengan psikologi humanistik dan setelah
Freudian psikoanalisis, kita dapat melihat bahwa kesadaran telah diklaim
sebagai posisi sentral. Dampak dari psikologi kognitif telah terasa di beberapa
bidang psikologi.
Kedepannya, psikologi kognitif telah merebah dan bekerjasama di beberapa ilmu
disiplin yang membutuhkan pengetahuan mengenai pikiran. Pandangan ini disebut
kognitif sains, adalah penggabungan psikologi kognitif linguistik, antropologi,
filosofi, ilmu komputer, artificial intelligence, dan neurosains.

Perkembangan psikologi kognitif saat ini disebut sebagai penggabungan kognisi,


di dalamnya terdapat aspek fisik yang terlihat dalam aktivitas otak dan di dalam
sensasi dan persepsi. Psikologi kognitif belum selesai, karena berjalannya waktu
psikologi kognitif masih berkembang.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Perspektif psikologi kognitif memaparkan bahwa proses belajar adalah


sebuah peristiwa yang dialami juga oleh mental, bukan sebuah peristiwa yang
merujuk pada tindakan behavioral atau bersifat jasmani, walaupun dalam
kenyataanya hal-hal yang bersifat behavioral terlihat lebih nyata dalam kegiatan
atau peristiwa belajar misalnya seorang siswa

Konsep kognitif adalah proses mental yang aktif mencapai, mengingat dan
menggunakan pengetahuan, oleh karena itu sebuah perilaku tidak dapat diukur
dan dilihat tanpa melihat proses mentalnya, contohnya saja seperti motivasi,
kesengajaan, keyakinan atau sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang
dinamakan dengan psikolohi kognitif adalah ilmu psikologi yang mempelajari
mengenai proses mental yang aktif untuk memperoleh informasi guna terjadinya
perubahan tingkah laku.

B.Saran
Demikianlah kiranya pembahasan yang penulis paparkan.Tentu saja
penulis masih jauh dari kesempurnaan.Penulis sangat berharap kritikan dan saran
dari teman-teman serta dosen pengampu agar dapat menjadi evaluasi dimasa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Schultz, Duance. P. dan Sydney Ellen schult, 2015.Sejarah psikologi modern.


Bandung:nusa media.

http//Wikipedia.org/wiki/behaviorisme

Mark K. Smith dkk, 2009. Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta.


Mieza Media Pustaka.

Made Wena, 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta. Bumi


Aksara

Rob Philips, 1997. The developer’s handbook to interactive multimedia. Kogan


Page, London. Stirling (USA)

Stephen M Alessi & Stanley R. Trollip. 2001. Multimedia for learning: methods
and development. Allyn and Bacon

Anda mungkin juga menyukai