Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan mengharapkan ridho
yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul " Perkembangan Psikologi Kognitif".Makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas individu mata kuliah Psikologi Perkembangan Kognitif. Shalawat dan salam
disampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammmad SAW, beserta para keluarga,
sahabat dan pengikutnya.
Saya menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tugas makalah ini tidak terlepas
dari bantuan dan bimbingan dari Ibu Dr. Sudi Lestari, M.Ed., selaku dosen mata kuliah
tersebut yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada saya.
Saya menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan dari isi maupun tulisan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
masih dapat diterima dengan senang hati.
Jakarta, 17 Desember 2015

Ahmad Syauqi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..

DAFTAR ISI..

Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Malasah..

C. Tujuan Penulisan..

Bab II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan

B. Psikologi Kognitif Saat Ini

C. Definisi Psikologi Kognitif Saat Ini.

D. Tokoh-Tokoh Psikologi Kognitif..

10

E. Ruang Lingkup Psikologi Kognitif.

20

F. Model Dalam Psikologi Kognitif..

21

G. Alasan Kognitif Perlu Dipelajari.

23

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.

24

B. Saran

24

C. Daftar Pustaka

25

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Psikologi kognitif itu bagaimana cara manusia memperoleh, memproses,
menyimpan, dan menggunakan informasi yang kita dapatkan. Psikologi kognitif sendiri
juga ada beberapa prosesnya seperti berpikir, mengingat, menghafalkan, menjelaskan,
dan bahasa komunikasi yang sering kita gunakan dalam keseharian. Berpikir adalah suatu
kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. akan tetapi pikiran manusia walaupun tidak
bisa dipisahkan dari aktifitas kerja otak, lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut
otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi (emosional) manusia,perasaan,
dan kehendak manusia. memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu,
menyadari kehadirannya seraya secara aktif menghadirkannya dalam pikiran kemudian
mempunyai gagasan atau wawasan tentang objek tersebut.
Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh
stimulus yang berada dari luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya
sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk
mengenal dunia luar, dan dengan pengalaman itu manusia mampu memberikan respon
terhadap stimulus. Berdasarkan pandangan itu, teori psikologi kognitif

memandang

belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk
dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar.
Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses
internal

dalam berfikir, yakni proses pengelolaan informasi. Kegiatan pengelolaan

informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan perubahan perilaku
seseorang. Bukan sebaliknya jumlah informasi atau stimulus yang mengubah perilaku.
Demikian pula kinerja seseorang yang diperoleh dari hasil belajar tidak tergantung pada
jenis dan cara pemberian stimulus, melainkan

lebih ditentukan oleh sejauh mana

seseorang mampu mengelola informasi sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk
merespon stimulus yang berada di sekelilingnya. Oleh karena itu teori belajar kognitif
menekankan pada cara-cara

seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar,

mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam
pikirannya secara efektif.

B. Perumusan Masalah
Supaya pembahasan makalah ini tidak teralu luas, maka penulis memberi batasan
masalah dengan rumusan sebagai berikut :
1. Menjelaskan Definisi Perkembangan Kognitif
2. Menjelaskan Tahapan Demi Tahapan Perkembangan Kognitif
3. Menjelaskan Proses Perkembangan Kognitif
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
2. Menjelaskan Definisi Teori Perkembangan Kognitif
3. Menjelaskan Tahapan Demi Tahapan Perkembangan Kognitif
4. Menjelaskan Proses Perkembangan Kognitif

BAB II.
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan
Psikologi kognitif dikatakan sebagai perpaduan antara psikologi gestalt dan
behaviorisme. Psikologi Gestalt itu sendiri merupakan sebuah teori yang menjelaskan
proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki
hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap
teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi
menjadi bagian-bagian yang kecil. Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max
Wertheimer, and Wolfgang Khler.
Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang
terlihat

dari

lingkungannya

sebagai

kesatuan

yang

utuh.

Sedangkan

psikologi

behaviorisme memaknai psikologi sebagai studi tentang perilaku sebagai adaptasi


terhadap stimulus lingkungan. Inti utama behaviorisme adalah bahwa organisme
mempelajari adaptasi perilaku dan pembelajaran tersebut dikendalikan oleh prinsip-prinsip
asosiasi. Tokoh-tokoh yang memperkuat psikologi behaviorisme antara lain J.B Watson,
Edward Chance Tolman, dan B.F. Skinner.
Psikologi kognitif berawal dari hijrahnya Kurt Lewin ke Amerika Serikat karena
kejaran Nazi Jerman menjelang Perang Dunia II. Di Amerika Serikat, dari universitasuniversitas tempatnya ia bekerja di Iowa dan Massachussets, Lewin menyebarkan teoriteori Psikologi Gestalt yang telah dikembangkannya menjadi Teori Lapangan. Mula-mulai
tertarik pada paham Gestalt tetapi kemudian ia mengkritik teori Gestalt karena
dianggapnya tidak kuat. Lewin kurang setuju dengan cara pendekatan Aristotelian yang
mementingkan struktur dan isi gejala-gejala kejiwaan. Ia lebih cenderung kepada cara
pendekatan yang Galilean yaitu yang mementingkan fungsi kejiwaan.
Teori lapangan yang dikemukankan oleh Lewin itu sendiri adalah teori yang
membahas proses psikologi yang terjadi dalam diri seseorang. Dengan perkataan lain
teori lapangan mempelajari unsur O (organisme) yang dalam teorinya Tolman dinyatakan
bahwa mempelajari O harus dilaksanakan dengan mencari hubungan Antara B (behavior
atau tingkah laku) dengan S (situasi) dan A (antecedent atau peristiwa-peristiwa yang
mendahului). Hubungan S_R dalam teori Thorndike, menurut Tolman perlu dijadikan
hubungan S-O-R dalam hubungan S-O-R inilah teori-teori psikologi lapangan mendapat
tempatnya dalam dunia psikologi di Amerika Serikat yang pada waktu itu didominasi oleh
Behaviorisme, untuk kemudian berkembang menjadi teori kognitif.
5

Pada abad Rennaissance, terjadi perubahan besar besaran dalam bidang


teknologi, sosial dan politik. Pada masa inilah sebuah cabang ilmu filsafat yang akan
menjadi psikologi mulai dibawa pada titik keilmiahan. Selama abad ke-19 ini para psikolog
bermunculan dari bidang studi filsafat. Para psikolog ini membentuk suatu disiplin ilmu
baru yang meskipun bersumber dari filsafat, didasarkan pada hipotesis yang dapat diuji
dan pada data data empiris, alih alih menggunakan spekulasi filosofis. Asumsi
asumsi yang dibuat oleh salah satu tokoh, Hume menjadi dasar psikologi kognitif masa
kini.
Pada saat yang bersamaan, William James secara kritis mengevaluasi aliran
psikologi baru yang berkembang di Jerman dan dibawa ke Amerika oleh murid murid
Wundt, seperti Titchener. James mendirikan laboratorium psikologi pertama di Amerika, di
Universitas Harvard dan mengembangkan teori model pikiran yang ilmiah.
Namun pada akhir abad 19, studi proses proses mental tiba tiba menjadi studi
yang terbilang kolot dan digantikan oleh behaviorisme. Studi terhadap operasi dan
struktur mental seperti atensi, kesadaran, memori dan berpikir diabaikan hingga lima puluh
tahun kemudian. Pada tahun 1932, sebelum kebangkitan revolusi kognitif, seorang
behaviorism dari Universitas California di Berkeley bernama Edward Tolman menerbitkan
bukunya, Purposive Behaviour in Animals and Men yang mana ia menggunakan tikus
sebagai bahan eksperimennya dalam sebuah labirin. Postulat Tolamn tentang peta kognitif
pada hewan mengantisipasi minat kontemporer tentang bagaimana pengetahuan
direpresentasikan dalam struktur kognitif.
Pada tahun 1950 an studi terhadap proses kognitif kembali diminati. Jurnal
jurnal baru dan kelompok kelompok profesionalpun bermunculan ketika para psikolog
menyelidiki proses kognitif secara mendalam. Pada musim panas 1956, sebuah
simposium tentang teori informasi diadakan dikampus MIT. Berbagai tokoh penting hadir
dalam teori komunikasi untuk mendengarkan para pembicara seperti Allen Newell dan
Herbert. Pada titik ini seseorang mungkin menyimpulkan bahwa selanjutnya ilmu psikologi
kognitif tebentuk, namun pada kenyataannya psikologi kognitif terus mendefinisikan
dirinya sendiri melalui eksplorasi ilmiah terhadap proses proses dalam pikiran dengan
menggunakan berbagai metodologi, ilmu dan pemikiran baru dalam bidang ini.
Pada masa ini buku-buku, artikel tentang perhatian, memori dan bahasa
berkembang. Kemudian tahun 60-an psikologi kognitif lebih popular dan terjadi perubahan
metodologi, pendekatan dan sikap. Faktor penunjangnya adalah:
a) Para psikologi kecewa pada behaviorist, stimulus-respon tidak menjelaskan pikiran
dan strategi
6

b) Chomsky, seorang ahli linguistic menolak behaviorisme


c) Riset memori manusia berkembang, bagaimana memori bekerja
d) Piaget meneliti kognisi anak
e) Pendekatan informasi processing dari komputer dan ilmu komunikasi
Kelahiran psikologi kognitif tersebut setidaknya dipengaruhi oleh dua tradisi pemikiran
yaitu;
a. Psikologi kognitif sebagai perkembangan alamiah dari apa yang disebut sebagai
psikologi eksperimental yang selanjutnya merangkum metodologi perilaku yang
mendominasi riset teknologi pada abad ke-20
b. Psikologi kognitif berkembang setelah Perang Dunia II, pada awalnya dimaksudkan
untuk mencari pemecahan masalah di seputar interaksi antar manusia dan mesin
(Richardson, 2000:128).
B. Psikologi Kognitif Saat Ini
1. Ilmu Kognitif
Pendekatan kognitif berpengaruh besar terhadap disiplin Psikologi. Gardner (1985)
meneliti representasi mental (gambaran rinci yang menyatakan keseluruhan). Pendekatan
kognitif diserap

berbagai bidang psikologi yang misalnya menekankan proses berpikir.

Wyer & Srull (1986) pendekatan kognitif berdampak pada psikologi sosial.
Validitas
kehidupan.

ekologis dan laboratorium, yaitu hasil penelitian dapat diterapkan di


Misalnya,

kesaksian

seorang

saksi

mata, masalah

kebingungan,

memori percakapan. Terdapat dua topik penting, yaitu ilmu kognitif dan ilmu sayaraf.
Ilmu kognitif

(Gardner, 1985) adalah bidang

kajian kontemporer yang

menjawab persoalan mengenai sifat, komponen, perkembangan,

mencoba

dan penggunaan

pengetahuan. Psikologi, filsafat, bahasa, inteligensi artificial, antropologi dan ilmu syaraf
tidak menekankan faktor emosi.
2. Ilmu syaraf

Menelaah struktur dan fungsi otak (kognitif).

Pendekatan dilakukan di mana proses kognisi berlangsung (ilmu syaraf).

Menelaah: lebih pada dimana sebuah proses kognisi berlangsung bukan pada
bagaimana cara kerjanya.

a) Perlukaan otak: stroke, tumor, kecelakaan (teknik

dilakukan oleh ahli syaraf,

1860). Teknik PET (Positron Emission Tomography) zat radioaktif.


b) Studi tentang aliran darah pada area otak (tugas kognitif yang berbeda adalah
meningkatkan aliran darah).
c) Teknik pembangkitan emosi, yaitu memasang elektroda di kulit kepala untuk
merekam sinyal saluran syaraf.
d) Teknik perekaman satu sel, yaitu menelaah karakteristik system syaraf binatang
dengan menempelkan elektroda di depan visual korteks.
3. Inteligensi artifisial

cabang ilmu komputer

a) perumpamaan dengan mesin.


b) simulasi komputer.
4. PPSS (Pendekatan Pemrosesan Sebar Serentak)
Melakukan beberapa kegiatan sekaligus.
C. Definisi Psikologi Kognitif
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti
bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak
mempelajari jiwa/mental secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi
membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah
laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Secara kseluruhan dapat
disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai proses perilaku dan prosesproses mental.
Salah satu pendekatan dan metode psikologi yang dilakukan adalah pendekatan
kognitif. Pendekatan ini bertolak pada asumsi bahwa sebagai manusia tidak sekedar
penerima rangsangan pasif, otak manusia secara aktif mengolah informasi yang diterima
dan mengubahnya dalam bentuk serta kategori pengetahuan baru.
Piaget mengatakan bahwa istilah kognitif adalah istilah yang mengacu pada
proses-proses mental di mana manusia dapat memperoleh pengetahuan. Menurut
sebuah pembagian klasik kognitif ini hanya merupakan salah satu dari tiga fungsi
kesadaran, pengertian (fungsi kognitif), menghendaki (fungsi konatif) dan merasa (fungsi
afektif). Proses-proses kesadaran dalam psikologis kognitif (seperti misalnya pengamatan,
ingatan, proses belajar, menggunakan bahasa dan berpikir) dalam menerima informasi itu
8

berarti dicari dan dibeda-bedakan dari kode-kode lain, diolah, disimpan, dalam ingatan,
disusun dan akhirnya dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Selama otak manusia itu aktif maka tidak akan lari jauh dengan kognitif. Kognitif
merupakan pusat penerimaan informasi, pusat mengingat informasi yang telah diperoleh
dan disimpan dalam memori, juga merupakan perencanaan seseorang dalam membuat
keputusan sesuatu juga dalam hal menyampaikan informasi yang kemudian dilakukan
dengan aktivitas proses persepsi serta tata cara penyusunan bahasa kata-kata maka hal
ini disebut dengan proses Psikologi kognitif. Berhubungan dengan otak atau melibatkan
kognisi, dan berdasarkan kepada pengetahuan faktual yg empiris (KBBI). Kognisi adalah
kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan termasuk kesadaran, perasaan dan
sebagainya.Kognisi adalah kegiatan untuk mengetahui: memperoleh, mengorganisasikan
dan menggunakan pengetahuan. Kognisi adalah sesuatu yang dilakukan organisme dan
khususnya sesuatu yang dilakukan oleh orang (Neisser, 1976, h.1) dalam (T.Dicky
Hastjarjo, 2004, h.2). Kognisi membicarakan tentang proses-proses mental, seperti
persepsi, memori, daya bayang, penyelesaian masalah, pemahaman/penalaran dan
pembuatan keputusan.
Arti psikologi kognitif, diantaranya:

Sinonim dari kata kognisi

Pendekatan tertentu terhadap psikologi untuk memahami proses mental seseorang.

Dinamika mental atau ilmu proses-proses mental dan pola pikir manusia.

Psikologi kognitif adalah studi ilmiah tentang jiwa yang berpikir dan berkaitan dengan
(a) bagaimana kita memperhatikan serta memperoleh informasi mengenai dunia, (b)
bagaimana informasi tersebut disimpan dan diproses oleh otak, dan (c) bagaimana kita
memecahkan problem, berpikir dan merumuskan bahasa (Solso, 2001, h.2) dalam
(T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.2).
Perbedaan psikologi kognitif dan aliran lainnya adalah:

Perspektif Behavioristik
Menekankan perilaku yang dapat diamati (stimulus respon).

Perspektif Psikoanalitik
Menekankan

emosi-emosi

yang

tidak disadari.

Menganalisis pengalaman-

pengalaman lintas waktu.

Perspektif Humanistik
Menekankan pertumbuhan pribadi dan hubungan antar pribadi (hubungan dengan
orang lain dan sosial).
9

D. Tokoh-Tokoh Psikologi Kognitif


a. George A. Miller, 1920 - Informasi Pengolahan (IP)
George A. Miller lahir 3 Februari 1920, di Charleston, Virginia Barat. Pada tahun 1940
ia menerima gelar Bachelor of Arts dari University of Alabama dan pada tahun 1946 ia
menerima gelar Ph.D. Psikologi dari Universitas Harvard. Dia mengajar di Harvard,
Rockefeller, dan universitas Princeton. Dia dikenal karena karyanya dalam psikologi
kognitif, terutama komunikasi dan psikolinguistik. Di Harvard, selama dan setelah Perang
Dunia II, ia belajar produksi ujaran dan persepsi. George A. Miller telah menyediakan dua
gagasan teoritis yang penting untuk psikologi kognitif dan kerangka pengolahan informasi.
Konsep pertama adalah chunking dan kapasitas memori jangka pendek. Miller (1956)
mempresentasikan gagasan bahwa memori jangka pendek hanya bisa menampung 5-9
potongan informasi (tujuh plus atau minus dua) di mana sepotong adalah setiap unit yang
berarti. Sebuah potongan bisa merujuk ke angka, kata-kata, posisi catur, atau wajah
orang. Konsep chunking dan terbatasnya kapasitas memori jangka pendek menjadi
elemen dasar dari semua teori selanjutnya dari memori.
Konsep kedua adalah TOTE (Uji-Operate-Test-Keluar) diusulkan oleh Miller, Galanter &
Pribram (1960). Miller menyarankan bahwa TOTE harus mengganti stimulus-respon
sebagai unit dasar dari perilaku. Dalam unit TOTE, tujuan diuji untuk melihat apakah telah
dicapai dan jika tidak operasi dilakukan untuk mencapai tujuan, hal ini siklus tesberoperasi diulang sampai tujuan akhirnya tercapai atau ditinggalkan. Konsep TOTE
memberikan dasar teori berikutnya banyak pemecahan masalah (misalnya, GPS) dan
sistem produksi.
Lingkup / Aplikasi:
Teori informasi pengolahan telah menjadi sebuah teori umum tentang kognisi manusia;
fenomena chunking telah diverifikasi di semua tingkat pengolahan kognitif.
Prinsip:
1. Memori jangka pendek (atau rentang perhatian) adalah terbatas pada tujuh potongan
informasi.
2. Perencanaan (dalam bentuk TOTE unit) adalah proses kognitif yang mendasar.
3. Perilaku adalah hirarki terorganisir (misalnya potongan, TOTE unit).
b. Avram Noam Chomsky (Generatif and Transformatif)
10

Teori genetik dan kognitif ini dikemukakan oleh Avram Noam Chomsky, yang
merupakan seorang ahli psikolinguistik

Amerika serikat. Metode Chomsky sangat

menaruh perhatian terhadap aspek akal. Ia membahas masalah-masalah bahasa dan


psikologi, kemudian membingkainya menjadi satu bingkai dengan bentuk bahasa kognitif.
Chomsky berpandangan bahwa pemerolehan bahasa itu didasarkan pada faktor
genetik yang telah dimiliki anak sejak lahir. Anak memperoleh kemampuan untuk
berbahasa seperti dia memperoleh kemampuan untuk berdiri dan berjalan. Anak tidak
dilahirkan sebagai piring kosong, seperti dalam teori tabula rasa yang dikemukakan oleh
Jhon Locke, akan tetapi seorang anak tersebut telah dibekali

sebuah alat yang

dinamakan Piranti Pemerolehan Bahasa.


Menurut Chomsky manusia mempunyai faculties of the mind, (kapling mind) yakni,
semacam kapling-kapling intelektual dalam benak atau otaknya. Salah satu bagianya
khusus diciptakan untuk memperoleh bahasa. Manusia memiliki bekal kodrati (innate
properties) waktu yang lahir dan bekal inilah yang kemudian membuatnya mampu untuk
mengembangkan bahasa, piranti pemerolehan bahasa tersebut menurut Chomsky
dinamakan Language Acquisition Device (LAD).
LAD (Language Acquisition Device) merupakan alat yang hanya menangkap
gelombang-gelombang bahasa. Setelah diterima, gelombang-gelombang itu ditata dan
dihubung-hubungkan satu sama lain menjadi sebuah sistem kemudian dikirimkan ke pusat
pengolahan kemampuan berbahasa (Language Competence). Pusat ini merumuskan
kaidah-kaidah

bahasa

menghubungkannya

dari

dengan

data-data
makna

ujaran
yang

yang

dikirimkan

dikandungnya,

oleh

sehingga

LAD

dan

terbentuklah

kemampuan berbahasa. Pada tahap selanjutnya, pembelajar bahasa menggunakan


kemampuan berbahasanya untuk mengkreasikan atau menghasilkan kalimat-kalimat
dalam bahasa yang dipelajarinya untuk mengungkapkan keinginan atau keperluannya
sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah diketahuinya.
Teori Chomsky adalah teori linguistik modern, yang mencerminkan kemampuan akal,
membicarakan masalah-masalah kebahasaan dan pemerolehannya, serta hubungannya
dengan akal dan pengetahuan manusia. Chomsky mendasarkan teorinya ini atas dasar
asumsi bahwa bahasa menjadi bagian dari komponen komponen manusia dan produk
khas akal manusia.
Chomsky melihat bahwa bahasa adalah kunci untuk mengetahui akal dan pikiran
manusia. Manusia berbeda dengan hewan karena kemampuannya berfikir dan
kecerdasannya, serta kemampuannya berbahasa.
11

Dalam kasus ini Chomsky pernah meminta bantuan seorang rekannya ahli bedah otak,
untuk membandingkan struktur otak manusia dengan simpanse. Dalam eksperimen itu
dapat dibuktikan bahwa struktur otak manusia dengan struktur otak simpanse sama
persis, kecuali satu simpul syaraf bicara yang ada pada struktur otak manusia tidak
terdapat pada struktur otak simpanse. Itulah sebabnya simpanse tidak dapat berbicara
meskipun kadang-kadang ada simpanse yang keterampilan dan kecerdasannya
mandekati manusia. Meskipun simpanse dilatih dengan metode drill and practice seribu
kali dalam sehari, maka tidak akan mungkin seekor simpanse dapat berbicara, sebab
dapat atau tidaknya berbicara itu bukan karena factor latihan atau kebiasaan melainkan
karena factor warisan atau innate.
Bertolak belakang dengan teori behaviorisme, yang menekankan pentingnya stimulus
eksternal

dalam

pembelajaran,

teori

kognitif

menegaskan

pentingnya

keaktifan

pembelajar. Pembelajarlah yang mengatur dan menentukan proses pembelajaran.


Lingkungan bukanlah penentu awal dan akhir positif atau negatifnya hasil pembelajaran.
Menurut teori kogitif ini, seseorang ketika menerima stimulus dari lingkungannya, dia
melakukan pemilihan sesuai dengan minat dan keperluannya, menginterpretasikannya,
menghubungkannya dengan pengalamannya terdahulu, baru kemudian memilih alternatif
respon yang paling sesuai.
Dalam toeri linguistik Chomsky, dibutuhkan adanya pasangan penutur dan pendengar
yang ideal dalam sebuah masyarakat tutur atau proses pembelajaran bahasa. Sehingga
keduanya dapat menerima dan mengerti dengan penggunaan bahasa yang diucapkan
dalam jumlah yang tidak terbatas, yang sebelumnya belum pernah didengar.
Chomsky membedakan

adanya

kompetensi

dan

performance

dalam

proses

pembentukan bahasa. Kemampuan adalah pengetahuan yang dimiliki pemakai bahasa


mengenai bahasanya, sedangkan performance atau perbuatan berbahasa merupakan
pelaksanaan berbahasa dalam bentuk menerbitkan kalimat-kalimat dalam keadaan yang
nyata. Kedua tahapan tersebut akan membentuk tata bahasa yang baik, sehingga dapat
diterima dan dipahami baik bagi penutur atau pendengar dalam proses pemerolehan dan
pembelajaran bahasa.
c. Herbert Simon (Organisation)
Menurut Herbert Simon dengan mengembangkan teori perilaku administrasi yaitu
menggambarkan bagaimana kerja struktur organisasi dan dukungan pengambilan
keputusan pada individu dalam organisasi mencapai derajat tertinggi secara konsisten
disamping kemungkinan terjadinya boundedly rational behavior. Keberadaan organisasi
12

dengan individu-individu yang ada didalamnya diharapkan mengadopsi dasar-dasar nilai


organisasi sebagai petunjuk untuk pengambilan keputusan; dasar-dasar nilai faktual yaitu
peraturan dan prosedur sebagai dasar melakukan kegiatan rutin.
Perilaku individu dalam organisasi adalah bersifat rasional karena perilakunya dibatasi
dengan peraturan, dan terkait dengan program-program
asumsi

nilai,

kerangka kognitif,

kerja

organisasi.

Karena itu

peraturan, kegiatan rutin, adalah unsur-unsur

yang

mengarahkan individu untuk berperilaku rasional. Selanjutnya teori institusi berkembang


pesat tahun 1960-an ketika diperkenalkan konsep sistem terbuka dalam studi organisasi.
Teori sistem terbuka di transformasikan

melalui pendekatan yang menekankan

pentingnya konteks lingkungan dalam arti luas yang berpengaruh terhadap perubahan
organisasi. Konteks lingkungan tersebut;
Pertama
Menyangkut lingkungan teknis yaitu terkait dengan system produksi instrumental,
transformasi input menjadi output.
Kedua
Kekuatan sosial budaya sebagai lingkungan institusi yang berkembang di tahun 1970-an.
Karena itu institusi dapat dilihat sebagai suatu system produksi dan sebagai system social
budaya. Itu karena pengaruh aspek lingkungan yang semakin komplek, maka teori instuisi
juga berkembang sesuai dengan perkembangan kompleksitas lingkungan. Pandangan
beberapa teoritis menurut Scott menunjukkan bahwa teori institusi dapat berkembang
dalam berbagai disiplin ilmu, karena itu tidak ada teori tunggal tengtang institusi melainkan
teori institusi yang ditinjau dari disiplin ilmu tertentu.
d. Leon Festinger (Disonansi Kognitif)
Dalam bukunya, A Theory of Cognitive Dissonance (1957), Festinger (1919-1989)
mengemukakan teorinya yang banyak dipengaruhi oleh K. Lewin. Dalam teori Festinger,
sektor-sektor dalam lapangan kesadaran dinamakan elemen-elemen kognisi. Elemenelemen kognisi itu saling berhubungan satu sama lain dan jenis hubungan itu ada tiga
macam, yaitu: (1) hubungan tidak relevan, (2) hubungan disonan, dan (3) hubungan
konsonan.
Menurut Festinger, hubungan yang disonan juga dapat disebabkan oleh nilai-nilai
budaya dan pendapat umum. Untuk mengurangi disonansi kognitif ada tiga cara yang bisa
ditempuh, yaitu:
13

1. Mengubah elemen tingkah laku, misalnya: seorang gadis membeli baju mahal, tetapi
teman-temannya mencela baju itu karena menurut mereka baju itu jelek. Gadis
tersebut merasa disonan karena baju mahal ternyata tidak bagus (elemen I ditolak oleh
elemen II). Reaksi gadis itu mungkin akan menjual lagi baju itu atau memberikannya
kepada orang lain.
2. Mengubah elemen kognisi dan lingkungannya, misalnya: Gadis diatas meyakinkan
teman-temannya bahwa baju tersebut sedang mode dijaman ini, disukai oleh bintangbintang film dan sangat cantik.
3. Mengubah elemen kognisi baru, misalnya: mencari pendapat teman-teman lainnya
yang mendukung pendapat bahwa baju itu sangat cantik sehingga penyangkalan oleh
elemen kedua bisa dinetralkan.
Teori disonansi kognitif ini adalah sebuah teori dalam psikologi sosial yang membahas
mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran, dan perilaku
yang saling bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi
mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Istilah disonansi kognitif pertama kali dipopulerkan
oleh Leon Fetinger pada tahun 1950-an. Banyak hal yang dikritik di dalam teori ini, yaitu:

Teori ini dinilai kurang memiliki kegunaan karena teori ini tidak menjelaskan secara
menyeluruh kapan dan bagaimana seseorang akan mencoba untuk mengurangi
disonansi.

Kemungkinan pengujian tidak sepenuhnya terdapat dalam teori ini. Kemungkinan


pengujian berarti kemampuan untuk membuktikan apakah teori tersebut benar atau
salah.

e. Heider (Teori P-O-X)


Dalam tulisannya yang telah disebutkan di atas, Heider mengemukakan teori yang
berpangkal pada perasaan-perasaan yang ada pada seseorang terhadap seseorang lain
dan sesuatu hal yang lain (pihak ketiga) yang menyangkut orang pertama dan orang
kedua. Orang pertama yang mengalami perasaan itu diberi lambang P (Person atau
pribadi). Orang kedua yag berhubungan dengan P diberi lambang O (Others atau orang
lain), dan orang ketiga yang bisa berupa orang lain, benda, situasi dan sebagainya diberi
lambang X. Dengan demikian hubungan tiga pihak itu disebut hubungan P-O-X.
f.

Jerome Bruner (Discovely Learning)


14

Yang menjadikan dasar ide J.Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan
bahwa anak harus berperan secara aktif didalam belajar di kelas. Untuk itu Bruner
memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery learning yaitu dimana murid
mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Banyak pendapat yang
mendukung discovery learning itu, diantaranya J.Dewey (1933) dengan complete art of
reflective activity. Atau terkenal dengan problem solving. Didalamnya buku itu ia
melaporkan hasil dari suatu konferensi diantara para ahli science. Dalam hal ini ia
mengemukakan pendapatnya, bahwa mata pelajaran dapat diajarkan secara efektif dalam
intelektual yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
The act of discovery dari Bruner:
1. Adanya suatu kenaikan di dalam potensi intelektual.
2. Ganjaran intristik lebih ditekankan dari pada ekstrinsik.
3. Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berate murid itu menguasai

metode discovery learning.


4. Murid lebih senang mengingat-ingat informasi.
g. Jean Piaget (Cognitive Develop Mental)

Dalam teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual
dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Piaget adalah seorang psikologi
develop mental karena penelitiannya mengenai tahap tahap perkembangan pribadi serta
perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar individu. Dia adalah salah
seorang psikologi suatu teori komperhensif tentang perkembangan inteligensi. Piaget
memakai istilah scheme secara interchangeablngy, Piaget memakaiistilah scheme secara
interchangeably dengan istilah struktur. Scheme adalah pola tingkah laku yang dapat
diulang. Scheme berhubungan dengan dengan:
- Refleksi- refleksi pembawaan: misalnya bernapas, makan minum.
- Scheme mental: misalnya scheme of class fication, scheme of operation (pola tingkah
laku yang masih suka diamati seperti sikap), dan scheme of operation (pola tingkah laku
yang dapat diamati). Menurut Piaget, inteligensi itu sendiri terdiri dari tiga aspek,
a) Struktur, disebutjuga scheme seperti yang dikemukakan di atas.
b) Isi, disebut juga content yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individual menghadapi
sesuatu masalah.

15

c) Fungsi, disebut juga function yang berhubungan dengan cara seseorang mencapai
kemajuan intelektual. Fungsi itu sendiri. Fungsi itu sendiri terdiri dari dua macam fungsi
invariant yaitu organisasi dana daptasi.

Organisasi: berupa kecakapan seseoraang/organism dalam menyusun


proses-proses fisik dan psikis dalam bentuk sitem-sistem yang koheren.

Adaptasi: adaptasi individu terhadap lingkungannya.Adaptasi ini terdiri dari


dua macam proses komplementer yaitu: asimilasi dana komondasi.

Asimilasi: proses penggunaan struktur atau kemampuan individu untuk


menghadapi masalah dalam lingkungannya

Akomodasi: proses peruahan respon individu terhadap stimuli lingkungan

Tahap-tahap perkembangan:
1. Tahap Sensorimotor (dari lahir 2 tahun)
Ciri : tidak ada bahasa, anak bersifat egocentris, pada akhir tahap ini anak
mengembangkan object permanence, anak tahu benda itu ada meskipun tidak tampak.
2. Pemikiran preoperational (sekitar 2 tahun 7 tahun)

Pemikiran prakonseptual (sekitar 2 tahun - 4 tahun)

Ciri : Pembentukan konsep sederhana, mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok


berdasarkan kemiripan, logika mereka tidak induktif atau deduktif, namun transduktif ( sapi
adalah hewan besar dan berkaki empat, hewan itu juga berkaki empat dan besar jadi
hewan itu adalah sapi)

Pemikiran intuitif (sekitar 4 tahun - 7 tahun)

Anak memecahkan masalah secara intuitif, bukan berdasarkan kaidah-kaidah logika.


Ciri : anak tidak mampu untuk conservation (kemampuan untuk menyadari bahwa jumlah,
panjang, substansi atau luas akan tetap sama meski mungkin hal-hal itu direpresentasikan
kepada anak dalam bentuk yang berbeda-beda). Anak secara mental tidak mampu
membalikkan operasi kognitif.
3. Operasi konkret (sekitar 7 tahun - 11/12 tahun)
Ciri : anak memiliki kemampuan konservasi, kemampuan mengelompokkan secara
memadai, mampu melakukan pengurutan (dari yang besar ke yang kecil dan sebaliknya),
dan mampu menangani konsep angka. Akan tetapi, proses pemikiran masih didasarkan
hal-hal yang konkret.
16

4. Operasi formal (sekitar 11/12 tahun 14/15 tahun)


Anak mampu menangani situasi hipotetis dan proses berpikir mereka tidak lagi tergantung
hanya pada hal-hal yang langsung. Pemikiran anak semakin logis dimana pemikiran ini
dapat membantunya untuk mencari solusi atas problem kehidupan yang tidak kunjung
selesai.
A. Teori Intelegensi
Inteligensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual manusia.
Inteligensi merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi
(higher order cognition). Secara umum inteligensi sering disebut kecerdasan, sehingga
orang yang memiliki inteligensi yang tinggi sering disebut orang cerdas atau jenius.
Para ahli belum ada kesatuan pendapat tentang definisi inteligensi. Menurut Solso
(1988), Inteligensi adalah kemampuan memperoleh dan menggali pengetahuan;
menggunakan pengetahuan untuk memahami konsep-konsep konkret dan abstrak, dan
menghubungkan

di

antara

objek-objek

dan

gagasan-gagasan;

menggunakan

pengetahuan dengan cara-cara yang lebih berguna (in a meaningful way) atau efektif.
Inteligensi sebagai Kemampuan
Nickerson, Perkins, dan Smith (dalam Solso, 1988) membuat daftar kemampuan yang
mereka percayai sebagai representasi dari inteligensi manusia. Sebagai berikut:

Kemampuan Mengklasifikasikan Pola-pola Objek

Orang dengan inteligensi normal mampu mengenali dan mengklasifikasikan stimulusstimulus yang tidak identik ke dalam satu kelas atau rumpun.

Kemampuan Beradaptasi (Kemampuan Belajar)

Kemampuan belajar dan memodifikasi perilaku agar dapat beradaptasi dengan lingkungan
merupakan hal yang penting bagi inteligensi manusia.

Kemampuan Menalar secara Deduktif

Orang yang inteligen mampu menarik kesimpulan tertentu berdasarkan premis-premis


yang mendahului.

Kemampuan Menalar secara Induktif

Penalaran Induktif meminta seseorang menarik kesimpulan di balik informasi yang


diberikan atau terbatas. Penalaran ini meminta seseorang untuk menemukan aturanaturan atau prinsip-prinsip tertentu berdasarkan contoh-contoh khusus.

Kemampuan Mengembangkan dan Menggunakan Konsep


17

Meliputi bagaimana seseorang membentuk suatu kesan-pemahaman mengenai cara-cara


suatu objek bekerja atau berfungsi, dan bagaimana menggunakan model itu untuk
memahami dan menginterpretasi kejadian-kejadian.

Kemampuan Memahami

Berkaitan dengan kemampuan melihat adanya hubungan atau relasi dalam suatu
permasalahan, dan kegunaan-kegunaan hubungan ini bagi pemecahan masalah itu.
Keabsahan kemampuan memahami ini merupakan bagian yang menonjol di dalam tugastugas pada tes inteligensi.
B. Terapi Kognitif
Seringkali istilah terapi kognitif biasa digunakan, namun sebenarnya istilah ini salah
karena mengandung pengertian bahwa seolah-olah pendekatan kognitif merupakan
bentuk terapi tersendiri. Padahal tidak demikian, beberapa teknik sudah biasa digunakan
oleh terapis perilakuan (missal: pelatihan asertif, pelatihan mengatasi masalah). Dalam
terapi kognitif teknik-teknik yang sudah biasa digunakan terapis tersebut diperkenalkan
kepada pasien.
Keterlibatan klien menunjukkan bahwa terapi kognitif merupakan terapi yang aktif. Terapis
secara bebas mencari bentuk-bentuk kerjasama dengan klien, dengan terapi yang
dipusatkan pada keadaan disini dan sekarang. Pengalaman dan kejadian di masa lalu
hanya dipertimbangkan sejauh kenyataan itu dapat membantu menerangkan pola pikir
dan perilaku yang sudah menjadi kebiasaan saat ini.
Dalam terapi kognitif dipahami bahwa faktor kognitif juga berperan pada timbulnya
gangguan. Para psikolog dalam menangani kasus-kasus depresi dan kecemasan
mengambil pikiran dan dialog internal atau bicara diri sebagai bahan masukan sendiri
dalam proses terapi.
Asumsi dasar dalam terapi kognitif yaitu bahwa gangguan emosional berasal dari
penyimpangan atau distorsi dalam berpikir. Perbaikan akan dicapai dengan mengubah
pola pikir yang menyimpang tersebut. Tanpa perubahan pola pikir maka kesembuhan akan
bersifat sementara, dan masih rentan kalau klien menghadapi situasi yang menyesakkan
atau menimbulkan akibat negatif.
Tujuan dalam teknik kognitif yaitu:
1. Membangkitkan pikiran-pikiran pasien, dialog internal atau bicara diri dan
interpretasi terhadap kejadian-kejadian yang dialami.
18

2. Terapis bersama pasien mengumpulkan bukti yang mendukung atau menyanggah


interpretasi-interpretasi yang diambil.
3. Menyusun desain eksperimen untuk menguji validitas interpretasi dan menjaring
data tambahan untuk diskusi di dalam proses perlakuan teurapetik.
Terapi kognitif diarahkan untuk memunculkan kesalahan atau kesesatan dalam berpikir,
sebagai contoh
1. Berpikir dikotomik, yaitu berpikir serba ekstrem tanpa penilaian atau pendapat
relativistik ditengah-tengah (hitam vs putih, semuanya atau tidak sama sekali)
2. Abstraksi selektif, pemisahan sebagian kecil dari situasi keseluruhan dengan
mengabaikan sisa bagian yang jauh lebih besar atau penting. Misalnya yaitu secara
keseluruhan orang itu bertampang menarik tetapi karena hidungnya saja yang
pesek orang tersebut jadi minder.
3. Inferensi arbitrer (sembarangan atau semena-mena) yaitu menarik kesimpulan
yang merupakan inferensi dari bukti-bukti yang tidak relevan. Misalnya yaitu
menelpon pacar tatapi tidak ada jawaban kemudian dia menyimpulkan bahwa
pacarnya sedang berpacaran dengan orang lain.
4. Overgeneralisasi, menyimpulkan suatu kejadian negatif yang khusus, sebagai
kejadian negatif secara keseluruhan. Misalnya tidak bisa statistik, kemudian
menyimpulkan bodoh dalam semua hal.
5. Catastrophising, berpikir hal yang paling buruk dalam suatu situasi.
Strategi Perencanaan Terapi
Normalnya terapi kognitif dibatasi antara 15-20 pertemuan, masing-masing
membutuhkan waktu 50 menit, sekali seminggu. Meskipun demikian, untuk kasus-kasus
depresi yang lebih parah perlu dua kali pertemuan setiap minggunya untuk 4-5 minggu
pertama. Pendekatan yang digunakan biasanya yaitu behavioral kemudian kognitif.
Semakin berat depresi semakin ditekankan pada teknik behavioral. Dalam komponen
kognitif, proses terapi dimulai dari diskusi tentang pikiran-pikiran yang sedehana dan jelas
kesalahan interpretasinya kearah asumsi-asumsi yang lebih komplek.
Karakteristik pertemuan-pertemuan terapi:
1. Terapis menyusun agenda.
2. Terapis mengatur waktu terapi.
3. Terapis membuat ringkasan secara periodik selama wawancara, kemudian minta
tanggapan klien terhadap ringkasan yang dibuat.
19

4. Dominasi pendekatan dengan terapis banyak bertanya.


5. Langkah akhir, ada 2 tugas terapis:

Memberikan tugas rumah yang didasarkan pada topik atau masalah yang nampak
muncul sebagai masalah pokok selama session yang baru dijalani.

Meminta pasien untuk membuat ringkasan tentang apa yang telah dikerjakan di
dalam session yang baru dijalani, dan merincikan apa yang harus dikerjakan dalam
pekerjaan rumah. Pasien didorong untuk menunjuk pokok-pokok topik diskusi yang
kurang tepat, yang dirasa menyakitkan , yang membantu mencapai kemajuan
dalam pengentasan masalah.

E. Ruang Lingkup Psikologi Kognitif


Solso (2001, h.7-12) dalam (T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.3-4) memberi uraian
mengenai dua belas bidang penelitian yang mempengaruhi teori-teori dan teknik teknik
psikologi kognitif yakni:
a) Neurosains kognitif
Pakar psikologi kognitif dan pakar ilmu yang berkaitan dengan otak bekerjasama untuk
mempelajari proses-proses elektrokimiawi apa yang berlangsung dalam neuron kita.
b) Persepsi
Persepsi adalah cabang psikologi yang secara langsung berhubungan dengan
pendeteksian dan penginterpretasian stimulus sensoris. Misalnya, ketika kita sedang
mendengarkan pertanyaan, gelombang suara ditangkap oleh kita, kemudian kita
memberikan makna terhadap apa yang kita tangkap oleh telinga kita tersebut.
c) Rekognisi pola
Rekognisi pola menunjukkan bahwa stimulus lingkungan yang kita persepsi tidaklah
berbentuk satu kejadian sensoris tunggal, akan tetapi merupakan satu bagian dari
sebuah pola yang lebih bermakna. Segala sesuatu yang didengar, dilihat, diraba dan
dikecap merupakan suatu pola stimulus sensoris yang kompleks. Rekognisi pola
diartikan sebagai kemampuan manusia untuk mengabstrasikan dan mengintegrasikan
unsur-unsur stimulus menjadi satu skema yang terorganisir.
d) Perhatian
Manusia adalah mahkluk yang mempunyai keinginan untuk mengumpulkan informasi.
Namun demikian manusia juga selektif dalam memilih informasi mana yang perlu
diperhatikan dan mana yang diabaikan. Perhatian merupakan pemusatan usaha
mental kita pada peristiwa sensoris atau mental.
e) Kesadaran
20

Manusia mampu menyadari adanya stimulus dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Disamping itu seseorang juga mampu menyadari bahwa dirinya sedang berpikir,
mengingat dan merasakan sensai dalam tubuhnya.
f) Memori
Informasi yang telah dipersepsi akan disimpan dalam system memori dalam watu yang
singkat maupun dalam waktu yang lama.
g) Representasi pengetahuan
Representasi pengetahuan mempelajari bagaimana informasi akan disimbolisasikan
dan dikombinasikan dengan hal-hal lain di dalam otak.
h) Pembayangan/Imajeri
Imajeri menunjukkan representasi mental seseorang terhadap benda dan peristiwa
yang tidak berada di depan orang tersebut.
i) Bahasa
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang memancarkan pikiran lewat suara
dan symbol.
j) Psikologi perkembangan
Bidang ini akan mempelajari bagaimana struktur kognitif berkembang sepanjang
rentang kehidupan.
k) Berpikir dan pembentukan konsep
Berpikir akan menggambarkan proses umum dalam mempertimbangkan suatu isu
dalam pikiran sehingga terbentuk representasi mental yang baru. Sedangkan
pembentukan konsep menunjukkan ketajaman menentukan sifat umum dari suatu
kelompok stimulus tertentu dan menemukan prinsip yang menghubungkan masingmasing sifat tersebut.
l) Inteligensi manusia dan inteligensi artificial
Intelegensi manusia menggambarkan kemampuan manusia untuk memperoleh,
mengambil kembali dan menggunakana pengetahuan secara bermakna; kemampuan
untuk memahami konsep konkret dan abstrak; serta kemampuan untuk memahami
hubungan antara benda-benda dan konsep-konsep. Sedangkan inteligensi artfisial
merupakan kecerdasan yang diberikan kepada mesin atau computer yang hasil
kerjanya menyamai hasil kecerdasan manusia.
F. Model Dalam Psikologi Kognitif

21

Sekurang-kurangnya ada tiga model yang digunakan untuk menjelaskan kognisi


manusia,

yaitu

model

pemrosesan-informasi,

model

koneksionisme

dan

model

berdasarkan teori evolusi (Solso, 2001) dalam (T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.6).
1. Model Pemrosesan Informasi
Model pemrosesan informasi mempunyai tiga asumsi, yaitu:
a) Kognisi dapat dipahami dengan menganalisa kognisi ke dalam serangkaian tahapan
yang pada umumnya bersifat berurutan.
b) Pada masing-masing tahapan akan terjadi pemrosesan terhadap informasi yang
datang. Respons yang pada akhirnya kemudian dilakukan akan dinilai sebagai hasil
dari serangkaian tahap dan operasi.
c) Masing-masing tahapan akan menerima informasi dari tahapan sebelumnya dan
kemudian melakukan fungsi khasnya.
2. Model Koneksionisme
Model Parallel Distributed Processing/PDP. Model PDP menggunakan otak manusia
sebagai metafora dalam menggambarkan pikiran manusia (Rummelhart&McClelland,
1986, h.75) dalam (T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.6). Seperti halnya otak manusia terdiri
dari sejumlah jaringan neuron, maka menurut model PDP kognisi manusia
digambarkan sebagai jaringan unit yang menyerupai neuron. Setiap unit-unit kognisi
akan saling berhubungan dan teorganisir kedalam satu modul. Setiap modul akan
menerima input dari modul lain atau mengirimkan output ke modul lain. Satu modul
dapat membuat modul lain menjadi aktif namun sebuah modul juga dapat menghambat
kerja modul lain (hubungan inhibitoris). Ciri khas yang kedua adalah bahwa otak
manusia dinilai bisa melakukan kegiatan parallel, oleh karena itu menurut PDP kognisi
manusia juga mampu mengerjakan dua kegiatan dalam waktu yang bersamaan.
Misalnya, seseorang tidak mengalami kesulitan besar untuk mengemudi sambil
mendengarkan radio. Model PDP juga menyatakan bahwa pengetahuan tidak dismpan
dalam bentuk pola tertentu di sistem memori, melainkan disimpan dalam bentuk
kekuatan-kekuatan hubungan antar unit-unit tadi (Rummelhart&McClelland, 1986,
h.31) dalam (T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.6)
3. Model Teori Evolusi
Solso (2001, h.30-31) dalam (T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.6) menggambarkan psikologi
kognitif evalusioner sebagai psikologi yang berdasarkan pada pemikiran evolusi
biologis dan kekuatan lingkungan universal dalam menerangkan seluruh kognisi
termasuk struktur otak. Hal itu berarti bahwa sensasi, persepsi, rekognisi pola, bahasa,
pemecahan masalah, dan semua topic dalam psikologi kognitif ditafsirkan dari segi
22

biologis dan sejarah evolusi spesies. Premise dasar psikologi kognitif evolusioner
adalah bahwa ada sifat-sifat kognisi manusia yang bersifat universal dan sifat-sifat
kognisi universal ini merupakan hasil dari mekanisme psikologis yang berevolusi.
G. Alasan Kognisi Perlu Dipelajari
Terdapat tiga alasan mengapa psikologi kognitif perlu dipelajari menurut Matlin (1998, h.2)
dalam (T.Dicky Hastjarjo, 2004, h.2) yakni;
1. Kognisi merupakan satu bagian utama dalam studi mengenai psikologi manusia.
Misalnya apa yang kita lakukan beberapa jam lalu akan membutuhkan persepsi,
memori, bahasa dan berpikir
2. Pendekatan psikologi kognitif telah berpengaruh secara secara luas pada bidang
psikologi lain seperti psikologi social, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan
dan psikologi kesehatan. Psikologi kognitif juga mempengaruhi disiplin ilmu lain,
misalnya terdapat jurnal psikologi politik yang mengkaji sumbangan fakta kognitif
terhadap situasi politik. Apresiasi kita terhadap psikologi kognitif akan membantu kita
untuk memahami bidang psikologi lain
3. Bersifat lebih pribadi. Kita mempunyai alat yang impresif yakni pikiran kita dan kita
menggunakan alat itu setiap menit. Buku psikologi kognitif akan berfungsi seperti buku
petunjuk

mengenai

bagaimana

cara

bekerjanya

pikiran

kita

serta

kiat-kiat

meningkatkan kinerja kita.


Aplikasi psikologi kognitif dalam kehidupan sehari-hari:
1. Lahir pengganti dari behavioris karena behavioris dianggap gagal karena memandang
manusia sebagi robot dan sekarang lebih menggunakan kognisinya
2. Ilmu komputer
Kecerdasan komputer untuk menandingi kecerdasan manusia
3. Bidang komunikasi
Karena dalam komunikasi terdapat perhatian/atensi
4. Bidang bahasa modern
Psikolinguistik: kemampuan bahasa, perkembangan bahasa
5. Perkembangan kognisi menurut Piaget
a. Adaptasi yaitu adanya penyesuaian diri individu dengan lingkungan
b. Asimilasi yaitu merubah lingkungan agar diri sesuai
c. Akomodasi yaitu merubah diri agar sesuai dengan lingkungan
d. Organisasi
23

6. Bidang seni
7. Bidang politik
8. Bidang ekonomi
9. Bidang kedokteran

24

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mempelajari psikologi, berarti kita berusaha untuk mengenal manusia,
mengetahui aspek-aspek kepribadian manusia dan memahami agar dapat menguraikan
dan menggambarkan tingkah laku manusia. Salah satu aspek kepribadian itu misalnya
keterbukaan, yaitu sikap terbuka terhadap dunia luar, sikap mau memahami perasaan
orang lain, sikap mudah menerima pendapat orang lain dan sikap ini bersifat menetap dan
menjadi ciri bagi orang yang bersangkutan, yang individual dari orang tersebut.
Jadi, kehidupan mental atau psikis mencakup gejala-gejala kognitif, efektif, konatif
sampai pada taraf psikomotis, baik dalam berhadapan dengan diri sendiri maupun dengan
orang lain. Gejala-gejala mental-psikis ini dapat dibedakan dengan yang lain dan dijadikan
objek studi ilmiah sendiri-sendiri, tetapi tidak pernah dapat dipisahkan secara total yang
satu dari yang lainnya. Oleh karena itu, psikologi kognitif tidak hanya menggali dasardasar dari gejala yang khas kognitif, tetapi juga meninjau aspek kognitif dalam gejala
mental yang lain, seperti apa penafsiran dan pertimbangan yang menyertai reaksi
perasaan (afektif) dan keputusan kehendak (konatif)
Psikologi kognitif dirumuskan sebagai studi mengenai kognisi atau aktivitasaktivitas mental

yang

mencakup

pemerolehan, penyimpanan, pengambilan dan

penggunaan pengetahuan. Informasi mengenai ruang lingkup yang cukup luas yakni dari
persepsi, rekognisi pola, perhatian, memori, imajeri, bahasa sampai kecerdasasan artfisial
diharapkan memberikan gambaran sekilas mengenai betapa pentingnya psikologi kognitif.
Psikologi kognitif menggunakan tiga model untuk menerangkan bekerjanya kognisi
manusia, yaitu model pemrosesan informasi, model PDP dan juga dari teori evolusi.
B. Saran
Demikian penulisan makalah yang disusun tentang bahasan Perkembangan Psikologi
Kognitif. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi pembaca.
Kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

25

C. Daftar Pustaka
Sudi Lestari, 2015, Psikologi Perkembangan Kognitif, Pustaka Mandiri
Purwanto, M Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Uheng, Theodorus dan Yohanes Baptista. 2011. Psikologi Umum. Jakarta Pusat: Dirjen
Bimas Katolik
Desmita., 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Santrock. J. W. , 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta:
Erlangga
Sumanto, Wasty., 2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibin, Syah. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Yusuf,Syamsu., 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Gunadarsa, Singgih D., 2008. Psikologi Perkambangan Anak dan Remaja. Jakarta:
Gunung Mulia
Muh Said dan Junimar Affan. 1990. Psikologi dari zaman ke zaman. Jermars Bandung
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/M.ARIES/Draft_Psikologi_Kognitif_Perte
muan_1-14.pdf (diakses tanggal 15 desember 2015 jam 9:08 WIB)
http://iraps.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33445/PENGANTAR+PSIKOLOGI+KOG
NITIF2012.pdf (diakses tanggal 15 desember 2015 jam 9:21 WIB)
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121BAGJA_WALUYA/PIS/Konsep_Dasar_Psikologi.pdf (diakses tanggal 16 Desember 2015
jam 2:01 pm)

26

Anda mungkin juga menyukai