Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Sholawat beserta salam
senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW kepada keluarga, sahabat,
serta pejuang islam yang senantiasa kita harapkan syafaatnya di hari kiamat nanti. Materi
pada bab ini berjudul “PSIKOLOGI BEHAVIORISME”
Kami menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini.Oleh karenanya kami sangat
mengharapkan kritik maupun saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Untuk itu kami mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan
tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
BAB I ...............................................................................................................4
PENDAHULUAN ...........................................................................................4
BAB II .............................................................................................................5
PEMBAHASAN ............................................................................................. 5
PENUTUP .......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, perilaku dan, proses
mental, dalam Psikologi ada beberapa macam aliran salah satunya ialah aliran
behaviourisme dalam aliran ini penelitian difokuskan pada tingkah laku manusia,
dengan asumsi bahwa tingkah laku manusia merupakan wujud dari kejiwaan manusia
maupun hewan lainnya.
Alasan kita mempelajari tentang Psikologi Behaviorisme adalah agar kita mengetahui
mengenai makna dari psikologi dan behavioristik itu sendiri. Kita juga akan menjadi
tahu hal-hal yang mungkin belum kita ketahui dalam Psikolgi Behaviorisme tersebut,
karena dengan kita mempelajarinya bertambahlah wawasan kita mengenai ilmu
Psikologi Behaviorisme itu.Selain itu kita dapat mengetahui pendapat-pendapat
mengenai Psikologi Behaviorisme ini dari para tokoh-tokoh, dan lain-lain.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu Psikologi Behaviourisme?
2. Siapakah tokoh tokoh psikologi behaviorisme ?
3. Apa yang dimaksut teori behaviorisme dalam perkembangan?
4. Apa yang dimaksut teori behaviorisme dalam belajar ?
C. Tujuan masalah
- Untuk mengetahui makna dari Psikologi Behaviourisme
- Untuk mengetahui tokoh-tokoh Psikologi Behaviorisme
-untuk mengetahui teori teori psikologi behaviorisme dalam perkembangan dan
belajar
BAB II
PEMBAHASAN
Psikologi perilaku adalah aliran pemikiran yang didirikan oleh John B. Watson
pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus menjadi satu - satunya urusan
pikiran .Moralisme adalah sekolah revolusioner , kuat dan kuat, dengan akar sejarah
yang dalam . Behaviorisme muncul sebagai reaksi terhadap introspeksi (yang meneliti
pikiran manusia berdasarkan akun subjektif ) dan psikoanalisis (yang berhubungan
dengan alam bawah sadar yang tak terlihat ).Behaviorisme secara efektif menolak
aspek abstrak dari kognisi seperti psikologi dan membatasi diri pada studi tentang
perilaku aktual. jadi Oleh karena itu , moralitas tidak sejalan dengan hancurnya ruh
dalam materi , seperti yang ditunjukkan oleh moralitas.Ini juga berarti bahwa di masa
lalu ia bekerja , masih percaya akan keberadaan jiwa dan masih berfokus pada proses
mental.Behaviorisme berusaha untuk memeriksa apa hanya perilaku konkret yang dapat
diukur dijelaskan dan diprediksi. Moralitas juga berarti bahwa orang dilahirkan tanpa
bakat . 1
Orang akan berkembang sesuai dengan pengaruh yang mereka terima dari
lingkungan.Orang jahat dilahirkan di tempat yang buruk , orang baik dilahirkan di
tempat yang baik.Ahli etika berfokus pada ilmu objektif Para etolog telah
menghilangkan dari kosakata ilmiah mereka semua kata- kata independen seperti
perasaan, visi, keinginan, tujuan, termasuk berpikir dan merasa, atau semua pernyataan
yang dibuat secara logis . Fungsionalisme membentuk dasar behaviorisme karena
pengaruhnya pada karakteristik utama perilaku , yang disebut Watson.Watson adalah
murid Angel dan Dia menulis tesisnya di Universitas Chicago.Teori Watson,yang
berfokus pada proses mental daripada proses mental,fokusnya pada perilaku actual,dan
perkembangan psikologi hewan dan psikologi anak , adalah karya yang sangat
menarik.Berpengaruh Namun Watson sangat kritis terhadap aspek ini . Sebelum
melangkah lebih jauh pada teori belajar Behavioristik, kita perlu menyamakan persepsi tentang
makna teori, belajar, dan behavior atau tingkah laku. Teori adalah serangkaian bagian atau
variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan
sistematis mengetahui fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud
menjelaskan fenomena alamiah. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta
yang satu dengan fakta yang lain. Pernyataan teori umumnya hanya diterima secara
“sementara” dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif.3 Oxford Advanced
Learner’s Dictionary mengungkap beberapa makna teori, antara lain suatu teori adalah suatu
1
Dra. Eveline Siregar, M.Pd dan Hartini Nara, M,Si (2010), Op. Cit., hlm 28 17
www.wikipedia.org/wiki/jbwatson, diakses pada tanggal 9 September pukul
himpunan gagasan yang masuk akal untuk menjelaskan fakta-fakta atau kejadian-kejadian. 2
akal dan bertujuan untuk menjelaskan fakta-fakta atau kejadian-kejadian 3.
John B. Watson
Watson berpendapat bahwa introspeksi adalah proses yang tidak rasional .
Alasannya adalah bahwa jika psikologi dianggap sebagai ilmu , fakta - faktanya harus
diamati dan diukur . Watson berpendapat bahwa hanya studi tentang apa yang
dilakukan orang ( perilaku mereka ) yang memungkinkan psikologi untuk menjadi ilmu
yang objektif. Watson menolak pikiran sebagai objek pemikiran dan mendukung aktor
sebagai objek pemikiran. Secara khusus perilaku dapat atau dapat dilihat dengan cara
yang berbeda dalam urusan manusia dan hewan.
2
2 Muhibbin Syah (2011), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
hlm.88
3
5 Dr. Mulyono, M.A.(2012), Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global, UIN-
Maliki Press, Malang, hlm. 12
2. Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka
sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiri dari
pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan sosial. Lingkungan
yang akan memberikan contoh dan individu akan belajar dari semua itu.
3. Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi mempelajari
perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia.4
B.F. Skinner
Sebagai seorang Behavorist,pemikiran skinner memiliki kemiripan dengan
Watson. Skinner (Hergenhanhn,2009 ) menolak adanya realitas kesadaran atau proses
mental. Yang selama ini disebutnya proses mental,katanya,tidak lebih dari lebeling
terhadap proses yang terjadi dalam tubuh (Hergenhanh,2009).Fokus pemikiran
skinner adalah pada bagaimana menggambarkan suatu prilaku yang dapat diamati
dengan melihat hubungan fungsional (Functional relationship ) antara stimulus yang
di kendalikan oleh peneliti dan respons yang ditunjukkan oleh subjek penelitian
( Schultz & Schultz,2011 ).Skinner ( Schultz & Schultz,2011;Greenwood, 2009 )
bahkan menyatakan bahwa spekulasi mengenai adanya proses mental yang tidak bisa
diamati merupakan penjelasan fiksi atau “explanatory fictions” ( hlm. 497 ).
4
Prof. DR. Suyono, M.Pd dan Drs. Hariyanto, M.S. (2011), Loc. Ci
Skinner tidak mengakui dan bahkan menentang adanya intervening variable,
suatu konsep yang di anggap penting para neo-behavorist. Dengan kata lain,Skinner
sebenarnya menentang Sebagian pemikiran neo-behavorist. Greenwood (2009)
bahkan mengatagorikan skinner sebagai Radical Behavorist,bukan Neo-
Behavorist,seperti hal nya Watson. Namun demikian, walaupun tidak sependapat
dengan ide intervening variable, skinner tidak serta merta bisa disimpilkan bukan
bagian dari neo-behavorist (Hergenhanh,2009 ). Menurut Hergenhanh (2009), skinner
masih dikategorikan sebagai penganut neo-behavorisme functional relationship.
Opetationism berarti konsep-konsep abstrak yang harus dioperasionalkan sehingga
bisa diukur dengan objektif berdasarkan indikator-indikatornya, sedang fungtional
relationship berarti respons manusia terhadap stimulus tidak bersifat pasif, tapi aktif
menurut tujuannya masing masing.5
C..Behavorisme Perkembangan
Menurut Schultz dan Schultz (2010) , behavorisme ini berkembang dalam tiga tahap,
dan periode Watson menurupakan tahapan awal dari tiga tahapan perkembangan aliran
behavioristik.Tahap pertama adalah behaviorisme Watson. Tahapan kemudian disebut
behaviorisme radikal adalah tahapan awal terbentuknya behaviorisme sampai dengan tahun
1930-an. Pada tahapan pertama ini, behaviorisme sangat radikal, yaitu hanya focus pada
prilaku yang dapat diamati, dan menghindari pembahasan mengenai kondisi mental
( Greenwood,2009). Menurut Mills (1998), behaviorisme pada tahapan awal umumnya
memiliki pandangan yang sama , yaitu mereka menolak bahasan dan kondisi mental,focus
psikologi pada prilaku (behavior) bukan pada pemikiran ( mind ).
Tahap kedua adalah neo-behaviorisme.Neo-behaviorisme ini bersumber dari gagasan
Tolman, Hull, dan Skinner pada tahun 1930-1960-an. Pada tahap kedua behaviorisme sudah
mengakui kontribusi faktor kognitif pada prilaku. Tolman, misalnya sudah menyebutkan
faktor tujuan adanya intervening variable yang berpengaruh terhadap prilaku, sedangkan
skinner menyebutkan adanya hubungan fungsional antara stimulus dan respons.
Tahap ketiga, tahap sosio-behaviorisme yang di gagas oleh Albert Bandura dan Rotter
pada tahun 1960-1990-an. Bamdura mengkritik behaviorisme radikal yang menganggap
hubungan antara prilaku dan lingkungan bersifat deterministic. Ia menawarkan Social
Learning Theory yang menyakini terjadinya interaksi antara prilaku,kognisi,dan lingkungan
serta prilaku manusia bisa di peroleh melalui modeling ( Bandura, 1966 ). Selain itu, Bandura
menyampaikan gagasan nya mengenai perlunya konsep efikasi diri dala mendorong muncul
suatu prilaku ; sedangkan Rotter menyampikan gagasan mengenai locus of control, yaitu
penting nya persepsi mengenai hubungan antara prilaku dan penguatan.6
5
Dr. Agus Abdul Rahman(2017), Sejarah psikologi, PT.Radjagrafindo Persada Depok,hlm.171
6
Dr. Agus Abdul Rahman(2017), Sejarah psikologi, PT.Radjagrafindo Persada Depok,hlm.171
D. Penerapan Teori Belajar Behavioristik di Kelas
Metode ini sangat cocok untuk menguasai keterampilan tingkat lanjut. Perlu
latihan dan pembiasaan , termasuk unsur Kecepatan, spontanitas , fleksibilitas ,
refleks, daya tahan, dll. Misalnya, belajar percakapan bahasa asing ,keterampilan
komputer, pendidikan jasmani , keterampilan kursus , dll.
Dari hadis kita bisa melihat makna tersirat dari Lingkungan memiliki
pengaruh besar pada manusia .individu Itu dapat disesuaikan dan dibentuk oleh
lingkungan nya. Lingkungan yang baik membangun karakter yang baik begitupun
sebaliknya. Dalam psikologi dunia, ada yang dikenal dengan istilah teori konvergensi.
Aliran konvergensi, yang dipelopori oleh William Stern (1871-1929) menggabungkan
dua aliran di atas. Konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor
lingkungan dalam proses perkembangan tingkah laku. Hereditas tidak akan
berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan.
Sebaliknya lingkungan tidak akan membina perkembangan yang terbaik tanpa
7
21 Prof. DR. Suyono, M.Pd dan Drs. Hariyanto, M.S. (2011), Op. Cit. hlm. 70
8
Ibnu Hajar Al-‘Asqolãnî (1997), Fathul Bãrî Syarhu Shahih Al-Bukhãrî, Dar-al Kutub al Ilmiyah, Beirut, jilid. 4,
hlm. 406
didasari oleh faktor hereditas. Karenanya adalah seseorang yang ditentukan oleh kerja
fundamentalantara faktor internal (potensi bawaan) dan faktor eksternal (lingkungan
pendidikan). Akan tetapi di dalam Islam, ada yang lebih penting diatas semuanya.
Yaitu faktor kehendak atau iradah Allah, dan persetujuan atau taufiq dari Allah.
Biarpun seseorang sudah di lingkungan yang terbaik, berasal dari keturunan terbaik,
tetap saja berada di atas kehendak dan persetujuan Allah. Disinilah doa sangat
penting.
BAB III
PENUTUP
Belajar ialah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan
pengetahuan,keterampilan, memperbaiki tingkah laku dan mengkokohkan kepribadian.Dalam
belajar terdapat teori yaitu teori behaviorisme,teori kognitif serta teori humanistik.Alira
behaviorisme mengedepankan prilaku yang daoat di amati dengan ciri ciri mengutamakan
bagianbagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan
pembentukan respons, dan menekankan pentingnya Latihan.