Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI BEHAVEORISME

(Disusun untuk memenuhi mata kuliah Sejarah Aliran Psikologi)

Dosen Pengampu :

Mustamira Sofa Salsabila, S.PSI, M.SI

Disusun oleh :

1. Alfi Lutfia Sidiq (2231060008)


2. Nitya Amanda(2231060113)
3. Sintianabela (2231060265)
4. Ziqri Abdilah (2231060183)
5. Shafa Febriliani Rahmah (2231060143)

PRODI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/1443 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Sholawat beserta salam
senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW kepada keluarga, sahabat,
serta pejuang islam yang senantiasa kita harapkan syafaatnya di hari kiamat nanti. Materi
pada bab ini berjudul “PSIKOLOGI BEHAVIORISME”

Kami menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini.Oleh karenanya kami sangat
mengharapkan kritik maupun saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Untuk itu kami mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan
tugas ini.

Bandar Lampung,12 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................3

BAB I ...............................................................................................................4

PENDAHULUAN ...........................................................................................4

A. Latar Belakang .......................................................................................4


B. Rumusan masalah....................................................................................4
C. Tujuan masalah .......................................................................................4

BAB II .............................................................................................................5

PEMBAHASAN ............................................................................................. 5

A. Pengertian Psikologi Behaviorisme................................................................5


B. Prinsip dasar Behavorisme ...........................................................................6
C. Psikologi Behavorisme Perkembangan............................................................7
D. Penerapan Teori Belajar Behavioristik di Kelas ..............................................8
E. Penerapan Teori Belajar Behavioristik di Kelas…………………………………….
F. Pandangan Islam tentang Teori Belajar Behavioristik………………………………..

BAB III ............................................................................................................14

PENUTUP .......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, perilaku dan, proses
mental, dalam Psikologi ada beberapa macam aliran salah satunya ialah aliran
behaviourisme dalam aliran ini penelitian difokuskan pada tingkah laku manusia,
dengan asumsi bahwa tingkah laku manusia merupakan wujud dari kejiwaan  manusia
maupun hewan lainnya.
Alasan kita mempelajari tentang Psikologi Behaviorisme adalah agar kita mengetahui
mengenai makna dari psikologi dan behavioristik itu sendiri. Kita juga akan  menjadi
tahu hal-hal yang mungkin belum kita ketahui dalam Psikolgi Behaviorisme tersebut,
karena dengan kita mempelajarinya bertambahlah wawasan kita mengenai ilmu
Psikologi Behaviorisme itu.Selain itu kita dapat mengetahui pendapat-pendapat
mengenai Psikologi Behaviorisme ini dari para tokoh-tokoh, dan lain-lain.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu Psikologi Behaviourisme?
2. Siapakah tokoh tokoh psikologi behaviorisme ?
3. Apa yang dimaksut teori behaviorisme dalam perkembangan?
4. Apa yang dimaksut teori behaviorisme dalam belajar ?

C. Tujuan masalah
- Untuk mengetahui makna dari Psikologi Behaviourisme
- Untuk mengetahui tokoh-tokoh Psikologi Behaviorisme
-untuk mengetahui teori teori psikologi behaviorisme dalam perkembangan dan
belajar
BAB II

PEMBAHASAN

A . Pengertian Psikologi Behavorisme

Psikologi perilaku adalah aliran pemikiran yang didirikan oleh John B. Watson
pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus menjadi satu - satunya urusan
pikiran .Moralisme adalah sekolah revolusioner , kuat dan kuat, dengan akar sejarah
yang dalam . Behaviorisme muncul sebagai reaksi terhadap introspeksi (yang meneliti
pikiran manusia berdasarkan akun subjektif ) dan psikoanalisis (yang berhubungan
dengan alam bawah sadar yang tak terlihat ).Behaviorisme secara efektif menolak
aspek abstrak dari kognisi seperti psikologi dan membatasi diri pada studi tentang
perilaku aktual. jadi Oleh karena itu , moralitas tidak sejalan dengan hancurnya ruh
dalam materi , seperti yang ditunjukkan oleh moralitas.Ini juga berarti bahwa di masa
lalu ia bekerja , masih percaya akan keberadaan jiwa dan masih berfokus pada proses
mental.Behaviorisme berusaha untuk memeriksa apa hanya perilaku konkret yang dapat
diukur dijelaskan dan diprediksi. Moralitas juga berarti bahwa orang dilahirkan tanpa
bakat . 1

Orang akan berkembang sesuai dengan pengaruh yang mereka terima dari
lingkungan.Orang jahat dilahirkan di tempat yang buruk , orang baik dilahirkan di
tempat yang baik.Ahli etika berfokus pada ilmu objektif Para etolog telah
menghilangkan dari kosakata ilmiah mereka semua kata- kata independen seperti
perasaan, visi, keinginan, tujuan, termasuk berpikir dan merasa, atau semua pernyataan
yang dibuat secara logis . Fungsionalisme membentuk dasar behaviorisme karena
pengaruhnya pada karakteristik utama perilaku , yang disebut Watson.Watson adalah
murid Angel dan Dia menulis tesisnya di Universitas Chicago.Teori Watson,yang
berfokus pada proses mental daripada proses mental,fokusnya pada perilaku actual,dan
perkembangan psikologi hewan dan psikologi anak , adalah karya yang sangat
menarik.Berpengaruh Namun Watson sangat kritis terhadap aspek ini . Sebelum
melangkah lebih jauh pada teori belajar Behavioristik, kita perlu menyamakan persepsi tentang
makna teori, belajar, dan behavior atau tingkah laku. Teori adalah serangkaian bagian atau
variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan
sistematis mengetahui fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud
menjelaskan fenomena alamiah. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta
yang satu dengan fakta yang lain. Pernyataan teori umumnya hanya diterima secara
“sementara” dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif.3 Oxford Advanced
Learner’s Dictionary mengungkap beberapa makna teori, antara lain suatu teori adalah suatu

1
Dra. Eveline Siregar, M.Pd dan Hartini Nara, M,Si (2010), Op. Cit., hlm 28 17
www.wikipedia.org/wiki/jbwatson, diakses pada tanggal 9 September pukul
himpunan gagasan yang masuk akal untuk menjelaskan fakta-fakta atau kejadian-kejadian. 2
akal dan bertujuan untuk menjelaskan fakta-fakta atau kejadian-kejadian 3.

B . Prinsip Dasar Behaviorisme 


1. Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari
jiwa atau mental yang abstrak.
2. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem
untuk sciene, harus dihindari. 
3. Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satusatunya
subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar. 
4. Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi
oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan
akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan
mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior
tetap terjadi. 
5. Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat
positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi. 
6. Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam
dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
Terhadap aliran behaviorisme ini, kritik umumnya diarahkan pada pengingkaran terhadap
potensi alami yang dimiliki manusia. Bahkan menurut pandangan ini, manusia tidak memiliki
jiwa, tidak memiliki kemauan dan kebebasan untuk menentukan tingkah lakunya sendiri. Di
bawah ini adalah dua orang tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan
psikologi behaviouristik.

 John B. Watson
Watson berpendapat bahwa introspeksi adalah proses yang tidak rasional .
Alasannya adalah bahwa jika psikologi dianggap sebagai ilmu , fakta - faktanya harus
diamati dan diukur . Watson berpendapat bahwa hanya studi tentang apa yang
dilakukan orang ( perilaku mereka ) yang memungkinkan psikologi untuk menjadi ilmu
yang objektif. Watson menolak pikiran sebagai objek pemikiran dan mendukung aktor
sebagai objek pemikiran. Secara khusus perilaku dapat atau dapat dilihat dengan cara
yang berbeda dalam urusan manusia dan hewan.

Tiga prinsip dalam aliran behaviorisme:

1. Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku. Kondisi


adalah lingkungan external yang hadir dikehidupan. Perilaku muncul sebagai respon
dari kondisi yang mengelilingi manusia dan hewan. 

2
2 Muhibbin Syah (2011), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
hlm.88
3
5 Dr. Mulyono, M.A.(2012), Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global, UIN-
Maliki Press, Malang, hlm. 12
2. Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka
sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiri dari
pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan sosial. Lingkungan
yang akan memberikan contoh dan individu akan belajar dari semua itu. 
3. Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi mempelajari
perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia.4

 Ivan Petrovich Pavlov


Ivan Petrovich Pavlov lahir di Ryazan, Rusia 26 September1849 dan wafat pada
27 Februari 1936. Dia adalah seorang dokter yang pernah meraih nobel dalam bidang
fisiologi pada tahun 1909.12 Pada tahun 1927, Pavlov mengadakan percobaan pada
anjing. Anjing akan mengeluarkan air liur jika melihat atau mencium bau makanan.
Terlebih dahulu Pavlov membunyikan bel sebelum anjing diberi makanan. Pada
percobaan berikutnya begitu mendengar bel, otomatis air liur anjing akan keluar walau
belum melihat makanan. Artinya, perilaku individu dapat dikondisikan. Belajar
merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau respon terhadap sesuatu.
makanan yang diberikan pada anjing disebut stimulan terkondisi (unconditioned
stimulus), buzzer disebut stimulus bersyarat ( conditional stimulus ). cocok untuk
stimulasi terkondisi atau tanpa syarat, anjing merespon dalam bentuk drainase Salivasi
( reaksi tak terhindarkan ). Dari percobaan ini kita dapat menyimpulkan bahwa
pembentukan tindakan tertentu harus dilakukan berulang kali pengkondisian tertentu .
Pengkondisian ini dilakukan sebagai berikut . Jenis umpan dengan sesuatu untuk
menumbuhkan perilaku Perilaku inilah yang menyebabkan teori Pavlov dikenal sebagai
pengkondisian respons atau Pavlov dikenal sebagai pengkondisian respons atau teori
pengkondisian klasik . Menurut pengkondisian Pavlov yang terjadi pada anjing bisa juga terjadi
pada manusia.
 Edward Lee Thorndike
Thorndike mengusulkan bahwa belajar adalah proses interaksi timbal balik .
rangsangan (pikiran, emosi, gerakan, dll.) dan Respons (yang mungkin berupa pikiran ,
perasaan , atau gerakan ). Dalam pengertian itu , kita dapat mengamati bentuk perilaku ini
atau tidak dapat diamati . Thornike melakukan percobaan kucing dalam kotak berisi
makanan Matzah disajikan di sisi lain.kemudian kucing dengan saya Bahkan jika ada bau,
ia akan mencoba untuk mencapai makanan . Percobaan dan kesalahan (trial and error).
Tetapi dengan mencoba Dalam banyak kasus kucing suatu hari akan bisa langsung
menuju ketempat makanan tanpa salah..

 B.F. Skinner
Sebagai seorang Behavorist,pemikiran skinner memiliki kemiripan dengan
Watson. Skinner (Hergenhanhn,2009 ) menolak adanya realitas kesadaran atau proses
mental. Yang selama ini disebutnya proses mental,katanya,tidak lebih dari lebeling
terhadap proses yang terjadi dalam tubuh (Hergenhanh,2009).Fokus pemikiran
skinner adalah pada bagaimana menggambarkan suatu prilaku yang dapat diamati
dengan melihat hubungan fungsional (Functional relationship ) antara stimulus yang
di kendalikan oleh peneliti dan respons yang ditunjukkan oleh subjek penelitian
( Schultz & Schultz,2011 ).Skinner ( Schultz & Schultz,2011;Greenwood, 2009 )
bahkan menyatakan bahwa spekulasi mengenai adanya proses mental yang tidak bisa
diamati merupakan penjelasan fiksi atau “explanatory fictions” ( hlm. 497 ).

4
Prof. DR. Suyono, M.Pd dan Drs. Hariyanto, M.S. (2011), Loc. Ci
Skinner tidak mengakui dan bahkan menentang adanya intervening variable,
suatu konsep yang di anggap penting para neo-behavorist. Dengan kata lain,Skinner
sebenarnya menentang Sebagian pemikiran neo-behavorist. Greenwood (2009)
bahkan mengatagorikan skinner sebagai Radical Behavorist,bukan Neo-
Behavorist,seperti hal nya Watson. Namun demikian, walaupun tidak sependapat
dengan ide intervening variable, skinner tidak serta merta bisa disimpilkan bukan
bagian dari neo-behavorist (Hergenhanh,2009 ). Menurut Hergenhanh (2009), skinner
masih dikategorikan sebagai penganut neo-behavorisme functional relationship.
Opetationism berarti konsep-konsep abstrak yang harus dioperasionalkan sehingga
bisa diukur dengan objektif berdasarkan indikator-indikatornya, sedang fungtional
relationship berarti respons manusia terhadap stimulus tidak bersifat pasif, tapi aktif
menurut tujuannya masing masing.5

C..Behavorisme Perkembangan
Menurut Schultz dan Schultz (2010) , behavorisme ini berkembang dalam tiga tahap,
dan periode Watson menurupakan tahapan awal dari tiga tahapan perkembangan aliran
behavioristik.Tahap pertama adalah behaviorisme Watson. Tahapan kemudian disebut
behaviorisme radikal adalah tahapan awal terbentuknya behaviorisme sampai dengan tahun
1930-an. Pada tahapan pertama ini, behaviorisme sangat radikal, yaitu hanya focus pada
prilaku yang dapat diamati, dan menghindari pembahasan mengenai kondisi mental
( Greenwood,2009). Menurut Mills (1998), behaviorisme pada tahapan awal umumnya
memiliki pandangan yang sama , yaitu mereka menolak bahasan dan kondisi mental,focus
psikologi pada prilaku (behavior) bukan pada pemikiran ( mind ).
Tahap kedua adalah neo-behaviorisme.Neo-behaviorisme ini bersumber dari gagasan
Tolman, Hull, dan Skinner pada tahun 1930-1960-an. Pada tahap kedua behaviorisme sudah
mengakui kontribusi faktor kognitif pada prilaku. Tolman, misalnya sudah menyebutkan
faktor tujuan adanya intervening variable yang berpengaruh terhadap prilaku, sedangkan
skinner menyebutkan adanya hubungan fungsional antara stimulus dan respons.

Tahap ketiga, tahap sosio-behaviorisme yang di gagas oleh Albert Bandura dan Rotter
pada tahun 1960-1990-an. Bamdura mengkritik behaviorisme radikal yang menganggap
hubungan antara prilaku dan lingkungan bersifat deterministic. Ia menawarkan Social
Learning Theory yang menyakini terjadinya interaksi antara prilaku,kognisi,dan lingkungan
serta prilaku manusia bisa di peroleh melalui modeling ( Bandura, 1966 ). Selain itu, Bandura
menyampaikan gagasan nya mengenai perlunya konsep efikasi diri dala mendorong muncul
suatu prilaku ; sedangkan Rotter menyampikan gagasan mengenai locus of control, yaitu
penting nya persepsi mengenai hubungan antara prilaku dan penguatan.6

5
Dr. Agus Abdul Rahman(2017), Sejarah psikologi, PT.Radjagrafindo Persada Depok,hlm.171
6
Dr. Agus Abdul Rahman(2017), Sejarah psikologi, PT.Radjagrafindo Persada Depok,hlm.171
D. Penerapan Teori Belajar Behavioristik di Kelas

Penerapan teori belajar ini dalam kegiatan pembelajaran di kelas tergantung


pada beberapa hal. Ini termasuk tujuan pembelajaran, sifat mata pelajaran ,
karakteristik peserta didik , media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Belajar
berkembang dan didasarkan pada teori behavioris Pandangan bahwa pengetahuan itu
objektif, pasti , padat , dan tidak berubah. Pengetahuan diatur dengan jelas dan
pembelajaran menjadi mungkin . Ini adalah perolehan pengetahuan . Selama kelas
memberikan pengetahuan kepada peserta didik. menjadi pembelajar yang saya
harapkan pengetahuan yang sama dari orang yang saya ajar . Pola pikir utama siswa
adalah menyalin dan menempelkan apa yang telah mereka pelajari guru.7

Metode ini sangat cocok untuk menguasai keterampilan tingkat lanjut. Perlu
latihan dan pembiasaan , termasuk unsur Kecepatan, spontanitas , fleksibilitas ,
refleks, daya tahan, dll. Misalnya, belajar percakapan bahasa asing ,keterampilan
komputer, pendidikan jasmani , keterampilan kursus , dll.

E. Pandangan Islam tentang Teori Belajar Behavioristik


Islam adalah agama dengan tatanan yang sangat sempurna dalam setiap aspek
kehidupan. Islam tidak hanya mengatur hubungan hierarkis Tidak hanya manusia
dengan Tuhan (hablum minallah) tetapi juga hubungan horizontal antara manusia
dengan manusia lainnya (hablum minan naas). Diantaranya adalah aturan dan
peraturan terkait untuk pendidikan dan pengasuhan peserta didik. Dalam Islam, teori
belajar behavioristik bukanlah hal baru. Mengenai pentingnya unsur lingkungan
dalam pembelajaran, sudah tersirat dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Yang
artinya :
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti pedagang
minyak kesturi dan peniup api tukang besi. Si pedagang minyak kesturi mungkin akan
memberinya kepadamu atau engkau membeli kepadanya atau setidaknya engkau
dapat memperoleh bau yang harum darinya, tapi si peniup api tukang besi mungkin
akan membuat badanmu atau pakaianmu terbakar atau mungkin engkau akan
mendapat bau yang tidak sedap darinya”.8

Dari hadis kita bisa melihat makna tersirat dari Lingkungan memiliki
pengaruh besar pada manusia .individu Itu dapat disesuaikan dan dibentuk oleh
lingkungan nya. Lingkungan yang baik membangun karakter yang baik begitupun
sebaliknya. Dalam psikologi dunia, ada yang dikenal dengan istilah teori konvergensi.
Aliran konvergensi, yang dipelopori oleh William Stern (1871-1929) menggabungkan
dua aliran di atas. Konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor
lingkungan dalam proses perkembangan tingkah laku. Hereditas tidak akan
berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan.
Sebaliknya lingkungan tidak akan membina perkembangan yang terbaik tanpa

7
21 Prof. DR. Suyono, M.Pd dan Drs. Hariyanto, M.S. (2011), Op. Cit. hlm. 70
8
Ibnu Hajar Al-‘Asqolãnî (1997), Fathul Bãrî Syarhu Shahih Al-Bukhãrî, Dar-al Kutub al Ilmiyah, Beirut, jilid. 4,
hlm. 406
didasari oleh faktor hereditas. Karenanya adalah seseorang yang ditentukan oleh kerja
fundamentalantara faktor internal (potensi bawaan) dan faktor eksternal (lingkungan
pendidikan). Akan tetapi di dalam Islam, ada yang lebih penting diatas semuanya.
Yaitu faktor kehendak atau iradah Allah, dan persetujuan atau taufiq dari Allah.
Biarpun seseorang sudah di lingkungan yang terbaik, berasal dari keturunan terbaik,
tetap saja berada di atas kehendak dan persetujuan Allah. Disinilah doa sangat
penting.
BAB III

PENUTUP
Belajar ialah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan
pengetahuan,keterampilan, memperbaiki tingkah laku dan mengkokohkan kepribadian.Dalam
belajar terdapat teori yaitu teori behaviorisme,teori kognitif serta teori humanistik.Alira
behaviorisme mengedepankan prilaku yang daoat di amati dengan ciri ciri mengutamakan
bagianbagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan
pembentukan respons, dan menekankan pentingnya Latihan.

Teori belajar behavioristik memiliki beberapa kritikan. Diantaranya dianggap tidak


mengadaptasi berbagai macam pembelajaran karena mengabaikan aktivitas pikiran.
Pandangan behavioristik yang tertuju mengarahkan siswa untuk berpikir linear, tidak kreatif,
dan kurang produktif. Terlepas dari berbagai kritikan terhadap teori ini, namun penerapannya
masih banyak dipraktikkan. Terutama untuk pembelajaran yang membutuhkan latihan,
kecepatan, spontanitas, dan sebagainy
DAFTAR PUSTAKA
Abdul,Agus Rahman,2017. Sejarah psikologi,Depok:Radjagrafindo persada

Andriyani, Fera.“Teori Belajar Behavioristik dan Pandangan Islamtentang Behaviorist“.Jurnal


Pendidikan dan Pranata Islam,(2015):165-180

Anjas Pratama,Yoga,’’Relevansi Teori Belajar Behaviorisme Terhadap Pendidikan Agama


Islam’’.Jurnal teori behaviorisme dan Pendidikan agama islam,(2019)
a.

Anda mungkin juga menyukai