Anda di halaman 1dari 10

Aliran Behaviorisme

Dosen Pengajar :
Mahrudin, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Cahya Aulia Adjarwati I1C115006
Rissa Yulianti Salwa I1C115025
Syifa Oktavia I1C115026
Sari Rifat Hayati I1C115052
Nur Asmi Khairunisa I1C115231
M. Aditya Ais Purnama I1C115051
Selvia Dwi Agustina I1C115240
Axel Daniel Maximillian I1C115206
Jinan Seff I1C115219
Annisa Aulia Noor I1C115205
Nurhayati I1C115021
Saidatul Magfirah I1C115239

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah Tugas Filsafat tentang Aliran Behaviorisme,
dan juga kami berterima kasih pada Bapak Mahrudin, S.Pd, M.Pd selaku
Dosen mata kuliah Filsafat.

Kami harap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah


wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian,tokoh yang
berpengaruh pada aliran Behaviorisme. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Dengan demikian, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu atau apapun hal yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Banjarbaru, Maret 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................


i

Daftar Isi................................................................................................................................
ii

Bab I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang............................................................................................................


1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................


1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................
1

Bab II : Pembahasan

2.1 Pengertian Aliran Behaviorisme..................................................................................


1

2.2 Sejarah Aliran Behaviorisme.......................................................................................


2

2.3 Tokoh-tokoh Aliran Behaviorisme..............................................................................


2

Bab III : Penutup

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................
7

3.2 Saran............................................................................................................................
7

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aliran Behaviorisme adalah salah satu ilmu psikologi yang mempelajari

tentang tingkah laku seseorang. Sistem AliranBehaviorisme ini merupakan

transisi dari sistem sebelumnya. Aliran behaviorismememaknai psikologi

sebagai studi tentang perilaku dan sistem ini mendapat dukungan kuat dalam

perkembangannya di abad 20 Amerika Serikat.Ruang lingkup yang akan

dibahas pada makalah ini adalah kita dapat mengetahui pendapat-pendapat

mengenai Aliran Behaviorisme ini dari para tokoh yang mendukung

mengenai Aliran Behaviorisme.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan aliran Behaviorime?

2. Bagaimana sejarah aliran Behaviorisme?

3. Siapa tokoh-tokoh dalam aliran Behaviorisme?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari aliran Behaviorisme

2. Untuk mengetahui bagaimana perjalanan sejarah dari aliran behaviorisme


3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam aliran Behaviorisme

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aliran Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang meyakini bahwa

untuk mengkaji perilaku individu harus dilakukan terhadap setiap aktivitas

individu yang dapat diamati, bukan pada peristiwa hipotetis yang terjadi

dalam diri individu. Oleh karena itu, penganut aliran behaviorisme menolak

keras adanya aspek-aspek kesadaran atau mentalitas dalam individu.

Pandangan ini sebetulnya sudah berlangsung lama sejak jaman Yunani Kuno,

ketika psikologi masih dianggap bagian dari kajian filsafat. Namun kelahiran

behaviorisme sebagai aliran psikologi formal diawali oleh J.B. Watson pada

tahun 1913 yang menganggap psikologi sebagai bagian dari ilmu kealaman

yang eksperimental dan obyektif, oleh sebab itu psikologi harus

menggunakan metode empiris, seperti : observasi, conditioning, testing, dan

verbal reports.

2.2 Sejarah Aliran Behaviorisme

Awal mula adanya Psikologi Behaviorisme yaitu pada abad ke-20 di

Amerika. Dan gerakan ini secara formal diawalioleh seorang psikologAmerika

bernama John Broadus Watson (1878-1958) dengan makalahnya berjudul

Psychology as the Behaviorist Views It dan dipublikasikan pada tahun

1913.Watson mengusulkan peralihan dari pemikiran radikal yang membahas

perkembangan psikologi bedasarkan kesadaran dan proses mental. Watson

mendukung perilaku tampak yang dapat diamati sebagai satu-satunya subjek


pembahasan yang masuk akal bagi ilmu pengetahuan psikologi. Sistem

Watson yang memfokuskan pada kemampuan adaptasi perilaku terhadap

stimuli lingkungan, menawarkan ilmu psikologi yang positif dan objektif dan

pada tahun 1930 behaviorisme menjadi sistem dominan dalam psikologi

Amerika.

2.3 Tokoh-tokoh Aliran Behaviorisme

Di bawah ini merupakan tokoh-tokoh yang mempunyai pandangan

terhadap Aliran Behaviorisme, antara lain :

a. John Watson

John Watson lahir pada tahun 1878 dan meninggal tahun 1958. Setelah

memperoleh gelar master dalam bidang bahasa (Latin dan Yunani),

matematika, dan filsafat di tahun 1900, dia menempuh pendidikan di

University of Chicago. Pada tahun 1912 ia menulis karya utamanya yang

dikenal sebagai behaviorists manifesto, yaitu Psychology as the

Behaviorists Views it. Dalam karyanya ini Watson menetapkan dasar

konsep utama dari aliran behaviorisme:

i. Psikologi adalah cabang eksperimental dari natural science.

Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi

tidak punya tempat di dalamnya.

ii. Sejauh ini psikologi gagal dalam usahanya membuktikan jati diri

sebagai natural science.

iii. Obyek studi psikologi yang sebenarnya adalah perilaku nyata.

Pandangan Utama Watson, antara lain :

i. Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology)


Yang dimaksud dengan stimulus adalah semua obyek di lingkungan,

termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun

yang dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat

sederhana hingga tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar.

Respon ada yang overt dan covert, learned dan unlearned.

ii. Tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu

perilaku. Perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur

lingkungan sangat penting (lihat pandangannya yang sangat ekstrim

menggambarkan hal ini pada Lundin, 1991 p. 173). Dengan demikian

pandangan Watson bersifat deterministik, perilaku manusia ditentukan

oleh faktor eksternal, bukan berdasarkan free will.

iii. Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa

perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya. Jadi

psikologi adalah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku. Pandangan

ini dipegang terus oleh banyak ahli dan diterapkan pada situasi praktis.

Dengan penolakannya pada mind dan kesadaran, Watson juga

membangkitkan kembali semangat obyektivitas dalam psikologi yang

membuka jalan bagi riset-riset empiris pada eksperimen terkontrol.

b. Burhuss Frederick Skinner

Skinner kebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behaviorisme

dengan pendekatan model intruksi langsung dan menyakini bahwa

perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Dimana operant

conditioning ini diartikan sebagai suatu proses perilaku operant (penguatan

positif dan negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat


berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Pernyataan

yang dikemukankan oleh Skinner setelah melakukan

percobaannya bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan,

dimana penguatan yang terbentuk melalui ikatan STIMULUS RESPON

akan semakin kuat bila diberi penguatan. penguatan ini yaitu penguatan

positif dan negatif.

c. Edward Lee Thorndike

Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-

asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan

respon (R). Dari eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar

diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respon

perlu adanya kemampuan untuk memilih respon yang tepat serta melalui

usaha (trials) dan kegagalan (error) terlebih dahulu. Oleh karena itu teori

belajar ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori

asosiasi. Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara

stimulus dan respon mengikuti hukum-hukum berikut:

i. Hukum kesiapan yaitu semakin siap organisme memperoleh

perubahan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu

sehingga asosiasi cenderung diperkuat.

ii. Hukum akibat yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat

bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika

akibatnya tidak memuaskan.

iii. Hukum latihan yaitu semakin sering tingkah laku diulang maka

asosiasi tersebut akan semakin kuat.


d. Ivan Petrovich Pavlov

Pavlov meraih penghargaan Nobel dalam bidang psikology or medicine

pada tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian sangat

mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika. Classic conditioning

(pengkondisian) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui

percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral

dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga

memunculkan reaksi yang diinginkan. Pavlov mengadakan operasi leher

pada seekor anjing sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar.

Apabila diperlihatkan sesuatu makanan maka akan keluarlah air liurnya.

Kini sebelum makanan diperlihatkan maka yang diperlihatkan adalah sinar

merah terlebih dahulu baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan

keluar juga. Dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat

dikendalikan melalui cara mengganti stimulus yang tepat untuk

mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu

tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari

luar dirinya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme

Wundt. Prinsip aliran behaviorisme diantaranya: Perilaku nyata dan terukur

memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental

yang abstrak. Banyak para tokoh yang mendukung aliran ini, antara lain: Ivan
Pavlov, Skinner, Thorndike, John Watson dan masih banyak tokoh yang

lainnya.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini mungkin banyak terdapat kekurangan

terutama dalam hal kurangnya rujukan atau referensi yang kami gunakan.

Diharapkan penulis makalah yang membaca makalah ini dapat mencari

referensi yang lebih dari yang kami tuliskan pada makalah ini.

Daftar Pustaka

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rineka Cipta.


Jakarta

Burhanuddin, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta An-Ruzz


Media

Barnadib, Imam, 1988, Kearah Prospektif baru Pendidikan, Jakarta,Dep Dik Bud.
Ditjen P.T. P2LPTK.

Jalaluddin Rahmat. Psikologi Komunikasi. Bandung : Rosda Karya

Diakses tanggal 5 Maret 2016


https://vevisunarti.wordpress.com/2011/07/05/filsafat-pendidikan-behaviorisme/

Anda mungkin juga menyukai