Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Filsafat Pendidikan (Behaviorisme)

Dosen pengampu : Dr.Febri Yulika, S.Ag., M.Hum

Disusun Oleh :

NADILLA EKA FITRA

300000822

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI

2022/2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
dipengaruhi satu jenis prinsip dan satu jenis keyakinan saja. Para psikolog
dapat menggunakan banyak ragam pendekatan alternatif, yang masing-masing
cara pandangnya terhadap orang dan kajian tentang orang berlainan.
Dalam mengkaji, psikologi memiliki enam pendekatan teoritis, akan tetapi
dalam makalah ini kami hanya akan salah satu dari enam pendekatan psikologi
tersebut, yakni pendekatan behavioristik yang lebih menekankan pada bagaimana
belajar berperilaku dengan cara tertentu.1
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000).2 Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori
ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa,
sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut.
Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat
diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru
(stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan
diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu
hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Alasan kita mempelajari tentang Psikologi Behaviorisme adalah agar kita
mengetahui mengenai makna dari psikologi dan behavioristik itu sendiri. Kita
juga akan menjadi tahu hal-hal yang mungkin belum kita ketahui dalam Psikolgi
Behaviorisme tersebut, karena dengan kita mempelajarinya bertambahlah
wawasan kita mengenai ilmu Psikologi Behaviorisme itu.

2
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Aliran Behaviorisme?
2. Siapa saja tokoh yang mengemukakan aliran behaviorisme?

C. Tujuan
Dalam bab selanjutnya di makalah ini akan dibahas tentang jawaban dari
rumusan masalah diatas yakni untuk mengetahui:
1. Pengertian aliran behaviorisme
2. Tokoh yang mengemukakan aliran behaviorisme

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aliran Behaviorisme


Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh
John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus
merupakan unsur subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran
revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup
dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang
menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga
psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata
sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku
yang nyata.
Aliran ini berpendapat bahwa perilaku manusia sangat ditentukan oleh
kondisi lingkungan luar dan rekayasa atau kondisioning terhadap manusia
tersebut. Aliran ini mengangap bahwa manusia adalah netral, baik atau buruk dari
perilakunya ditentukan oleh situasi dan perlakuan yang dialami oleh manusia
tersebut. Pendapat ini merupakan hasil dari eksperimen yang dilakukan oleh
sejumlah penelitian tentang perilaku binatang yang sebelumnya dikondisikan.

B. Tokoh-tokoh Aliran Behaviorisme


Di bawah ini merupakan tokoh-tokoh yang mempunyai pandangan
terhadap Psikologi Behaviorisme, antara lain :
1. JOHN WATSON
John Watson lahir pada tahun 1878 dan meninggal tahun 1958. Setelah
memperoleh gelar master dalam bidang bahasa (Latin dan Yunani),
matematika, dan filsafat di tahun 1900, ia menempuh pendidikan diUniversity
of Chicago. Minat awalnya adalah pada filsafat, sebelum beralih ke psikologi
karena pengaruh Angell. Akhirnya ia memutuskan menulis disertasi dalam
bidang psikologi eksperimen dan melakukan studi-studi dengan tikus
percobaan. Tahun 1903 ia menyelesaikan disertasinya. Tahun 1908 ia pindah
ke John Hopkins University dan menjadi direktur lab psi di sana. Pada tahun

4
1912 ia menulis karya utamanya yang dikenal sebagai ‘behaviorist’s
manifesto’, yaitu “Psychology as the Behaviorists Views it”.
Dalam karyanya ini Watson menetapkan dasar konsep utama dari aliran
behaviorisme:
a. Psikologi adalah cabang eksperimental dari natural science.
Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak
punya tempat di dalamnya.
b. Sejauh ini psikologi gagal dalam usahanya membuktikan jati diri sebagai
natural science.
Salah satu halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang
kesadaran sebagai obyek psikologi. Oleh karenanya kesadaran atau mind
harus dihapus dari ruang lingkup psikologi.
c. Obyek studi psikologi yang sebenarnya adalah perilaku nyata.
Pandangan Utama Watson
1) Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology)
Yang dimaksud dengan stimulus adalah semua obyek di lingkungan,
termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun yang
dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana
hingga tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar. Respon ada
yang overt dan covert, learneddan unlearned.
2) Tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu
perilaku
Perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat
penting (lihat pandangannya yang sangat ekstrim menggambarkan hal ini
pada Lundin, 1991 p. 173). Dengan demikian pandangan Watson bersifat
deterministik, perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal, bukan
berdasarkan free will.
3) Dalam kerangka mind-body, pandangan Watson sederhana saja
Baginya, mind mungkin saja ada, tetapi bukan sesuatu yang dipelajari
ataupun akan dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. Jadi, bukan berarti b
ahwa Watson menolak mind secara total. Ia hanya mengakui body
sebagai obyek studi ilmiah. Penolakan dari consciousness, soul atau mind

5
ini adalah ciri utama behaviorisme dan kelak dipegang kuat oleh para tokoh
aliran ini, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. [Pada titik ini sejarah
psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi
penolakan total terhadap konsep soul dan mind. Tidak heran bila pandangan
ini di awal mendapat banyak reaksi keras, namun dengan berjalannya waktu
behaviorisme justru menjadi populer.
4) Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang obyektif, makapsikologi
harus menggunakan metode empiris
Dalam hal ini metode psikologi adalah observation, conditioning, testing,
dan verbal reports.
5) Secara bertahap Watson menolak konsep insting
Mulai dari karakteristiknya sebagai refleks yang unlearned, hanya milik
anak-anak yang tergantikan oleh habits, dan akhirnya ditolak sama sekali
kecuali simple reflex seperti bersin, merangkak, dan lain-lain.
6) Konsep learning adalah sesuatu yang vital dalam pandangan Watson,
juga bagi tokoh behaviorisme lainnya.
Habits yang merupakan dasar perilaku adalah hasil belajar yang ditentukan
oleh dua hukum utama, recency dan frequency. Watson mendukung
conditioning respon Pavlov dan menolak law of effect dari Thorndike.
Maka habits adalah proses conditioning yang kompleks. Ia menerapkannya
pada percobaan phobia (subyek Albert). Kelak terbukti bahwa teori belajar
dari Watson punya banyak kekurangan dan pandangannya yang menolak
Thorndike salah.
7) Pandangannya tentang memory membawanya pada pertentangan dengan
William James
Menurut Watson apa yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seringnya
sesuatu digunakan atau dilakukan. Dengan kata lain, sejauhmana sesuatu
dijadikan habits. Faktor yang menentukan adalah kebutuhan.
8) Proses thinking and speech terkait erat.
Thinking adalah subvocal talking. Artinya proses berpikir didasarkan pada
keterampilan berbicara dan dapat disamakan dengan proses bicara yang

6
‘tidak terlihat’, masih dapat diidentifikasi melalui gerakan halus seperti
gerak bibir atau gesture lainnya.
9) Perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya.
Jadi, psikologi adalah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku.
Pandangan ini dipegang terus oleh banyak ahli dan diterapkan pada situasi
praktis. Dengan penolakannya pada mind dan kesadaran, Watson juga
membangkitkan kembali semangat obyektivitas dalam psikologi yang
membuka jalan bagi riset-riset empiris pada eksperimen terkontrol.
2. BURHUSS FREDERICK SKINNER
B.F. SKINNER kebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh
behaviorisme dengan pendekatan model intruksi langsung dan menyakini
bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Dimana operant
conditioning ini diartikan sebagai suatu proses perilaku operant (penguatan
positif dan negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang
kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Pertama kita perlu mengetahui apa arti dari Behaviorisme.
Behaviorisme adalah aliran psikologi yang menekankan pada tingkah laku atau
perilaku manusia (individu) sebagai makhluk reatif yang
memberikan RESPON terhadap lingkungan disekitarnya, pengalaman dan
pemeliharaan akan membentuk perilaku orang tersebut.
Pernyataan yang dikemukankan oleh Skinner setelah melakukan
percobaannya bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan, dimana
penguatan yang terbentuk melalui ikatan STIMULUS RESPON akan semakin
kuat bila diberi penguatan. penguatan ini yaitu penguatan POSITIF dan
NEGATIF.
Behaviorisme ingin menganalisis bahwa prilaku yang tampak saja yang
dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. behaviorisme memandang pula
bahwa ketika dilahirkan pada dasarnya manusia tidak membawa apa-apa.
Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimannya dari
lingkungan sekitarnya. “LINGKUNGAN YANG BURUK AKAN
MENGHASILKAN MANUSIA BURUK, LINGKUNGAN YANG BAIK AKAN
MENGHASILKAN MANUSIA BAIK”.

7
3. EDWARD LEE THOMDIKE (1874-1949 )
Menurut Thomdike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-
asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon
(R). Dari eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar diketahui
bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respon perlu adanya
kemampuan untuk memilih respon yang tepat serta melalui usaha (trials) dan
kegagalan (error) terlebih dahulu.Oleh karena itu teori belajar ini sering
disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi.
Thomdike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus
dan respon mengikuti hukum-hukum betikut:
a. Hukum kesiapan yaitu semakin siap organisme memperoleh perubahan
tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi
cenderung diperkuat.
b. Hukum akibat yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila
akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak
memuaskan.
c. Hukum latihan yaitu semakin sering tingkah laku diulang maka asosiasi
tersebut akan semakin kuat.
4. IVAN PETROVICH PAVLOV (1849-1936)
Pavlov meraih penghargaan Nobel dalam bidang psikology or
medicinepada tahun 1904.Karyanya mengenai pengkondisian sangat
mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika.Classic
conditioning (pengkondisian ) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui
percobaannya terhadap anjing , dimana perangsang asli dan netral dipasangkan
dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan
reaksi yang diinginkan.
Pavlov mengadakan operasi leher pada seekor anjing sehingga
kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan
maka akan keluarlah air liurnya. Kini sebelum makanan diperlihatkan maka
yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih dahulu baru makanan. Dengan
sendirinya air liurpun akan keluar juga. Dengan menerapkan strategi Pavlov
ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus yang

8
tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan , sementara
individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal
dari luar dirinya.
5. ROBERT GAGNE (1916-2002)
Menurut Gagne, belajar dimulai dari paling sederhana (belajar signal)
dilanjutkan pada yang lebih kompleks sampai pada tipe belajar yang lebih
tinggi dan prakteknya tetap mengacu pada asosiasi stimulus-respon.
6. ALBERT BANDURA (1925-SEKARANG)
Teori belajar social Bandura menunjukkan pentingnya proses
mengamati dan meniru perilaku, sikap, dan reaksi emosi orang lain. Teori
Bandura menjadi dasar dari perilaku pemodelan yang digunakan dalam
berbagai pendidikkan secara masal.

berfokus pada inti dari behaviorisme itu sendiri yaitu bagaimana orang-
orang belajar dan kondisi-kondisi apa saja yang menentukan tingkah laku
mereka.
Pendekatan tingkah laku memiliki ciri yang unik yang membedakannya
dengan pendekatan yang lain, yaitu:
a) Perhatian lebih berpusat pada tingkah laku yang tampak
b) Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment
c) Perumusan prosedur treatment yang spesifik yang sesuai dengan masalah
d) Penaksiran objektif atas hasil-hasil terapi
Jadi pada dasarnya, tujuan terapi ini adalah memperoleh tingkah laku
baru, penghapusan tingkah laku yang mal adaptif, serta memperkuat dan
mempertahankan tingkah laku yang diinginkan.

C. Prinsip-Prinsip Belajar Behaviorisme


Teknik Behaviorisme telah digunakan dalam pendidikan untuk waktu yang
lama untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan untuk mencegah perilaku
yang tidak diinginkan.
1. Stimulus dan Respons

9
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya alat
peraga, gambar atau charta tertentu dalam rangka membantu belajarnya.
Sedangkan respons adalah reaksi siswa terhadap stimulus yang telah diberikan
oleh guru tersebut, reaksi ini haruslah dapat diamati dan diukur.

2. Reinforcement (penguatan)
Konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku disebut
penguatan (reinforcement) sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan
akan memperlemah perilaku disebut dengan hukuman ( punishment).
a. Penguatan positif dan negative
Pemberian stimulus positif yang diikuti respon disebut penguatan
positif. Sedangkan mengganti peristiwa yang dinilai negatif untuk
memperkuat perilaku disebut penguatan negative
b. Penguatan primer dan sekunder
Penguat primer adalah penguatan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan fisik. Sedangkan penguatan sekunder adalah penguatan yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan non fisik.
c. Kesegeraan memberi penguatan (immediacy)
Penguatan hendaknya diberikan segera setelah perilaku muncul karena
akan menimbulkan perubahan perilaku yang jauh lebih baik dari pada
pemberian penguatan yang diulur-ulur waktunya.
3. Pembentukan perilaku (Shapping)
Menurut skinner untuk membentuk perilaku seseorang diperlukan langkah-
langkah berikut :
a. Mengurai perilaku yang akan dibentuk menjadi tahapan-tahapan yang lebih
rinci
b. menentukan penguatan yang akan digunakan;
c. Penguatan terus diberikan apabila muncul perilaku yang semakin dekat
dengan perilaku yang akan dibentuk.
4. Kepunahan (Extinction)

10
Kepunahan akan terjadi apabila respon yang telah terbentuk tidak
mendapatkan penguatan lagi dalam waktu tertentu.
D.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dalam bab sebelumnya pemakalah dapat menarik
kesimpulan bahwa:
1. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang
menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga
psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata
sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang
perilaku yang nyata.
2. Ada banyak tokoh yang memiliki pandangan behaviorisme, antara lain John
Watson, B.F Skinner dan yang lainnya. Dalam masing tokoh memiliki
pandangan yang berbeda-beda akan tetapi satu sama lain memiliki keterkaitan
atau tujuan yang sama.

B. Saran
Dengan penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kita tentang salah aliran dalam psikologi yang nantinya dapat
digunakan dalam menyimpulkan permasalahan kepribadian klien, atau paling
tidak bisa dipraktikkan pada lingkungan sekitar, misalnya pada adik, anak atau
lingkup keluarga lainnya.

12

Anda mungkin juga menyukai