Anda di halaman 1dari 4

Teori Behavioristik (Perilaku)

Teori behavioristik merupakan teori yang didasarkan pada perubahan perilaku yang bisa
diamati dan diukur. Teori ini memfokuskan diri pada sebuah pola perilaku baru yang diulangi
sampai perilaku tersebut menjadi otomatis dan membudaya. Dalam kegiatan pembelajaran,
apa saja yang diberikan guru (stimulus), dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon),
semuanya harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, karena
pengukuran merupakan indikator penting untuk melihat ada/tidaknya perubahan tingkah
laku.

Teori Behavioristik Watson (1878-1958)

Pada tanggal 9 Januari 1878, John Broadus Watson lahir di Travelers Rest, South Carolina.
Ayahnya bernama Pickens Butler dan ibunya, Emma K. (Roe) Watson. Ibunya adalah seorang
wanita yang taat beragama dan melarang Watson untuk minum, merokok, dan menari.

J.B. Watson adalah seorang tokoh aliran behavioristik yang datang sesudah Thorndike.
Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus
dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel)
dan dapat diukur. Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan
mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun ia menganggap hal-hal tersebut
sebagai faktor yang tak perlu diperhitungkan. la tetap mengakui bahwa perubahan-
perubahan mental dalam benak siswa itu penting, namun semua itu tidak dapat
menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamati.

Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan
dengan ilmu-ilmu lain seperti fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman
empirik semata, yaitu sejauh dapat diamati dan dapat diukur. Asumsinya bahwa, hanya
dengan cara demikianlah maka akan dapat diramalkan perubahan-perubahan apa yang
bakal terjadi setelah seseorang melakukan tindak belajar.

Pada tahun 1913 Watson memublikasikan artikel "Psychology as the Behaviorist Views It",
kadang-kadang disebut juga "The Behaviorist Manifesto". Dalam artikel ini dia menguraikan
ciri utama filsafat barunya tentang psikologi yang dinamakan "behaviorisme". Tujuan
teoretisnya adalah memprediksikan dan mengontrol tingkah laku.

Beberapa tema utama pandangan Watson:


1) Psikologi mempelajari stimulus dan respons. Stimulus adalah semua yang ada dalam
lingkungan, termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh. Respons adalah reaksi
organisme terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi, juga
termasuk pengeluaran kelenjar. Respons ada yang kelihatan dan tersembunyi, dipelajari dan
tidak dipelajari.
2) Tidak menerima adanya unsur herediter sebagai faktor yang menentukan tingkah laku.
Tingkah laku manusia adalah hasil belajar sehingga faktor lingkungan sangat penting.
Dengan demikian, pandangan Watson bersifat deterministik karena tingkah laku individu
ditentukan oleh faktor eksternal dan tidak berdasarkan kehendak bebas.
3) Dalam kerangka jiwa-tubuh, pandangan Watson sederhana. Bagi Watson, jiwa mungkin
saja ada tetapi bukan sesuatu yang dapat dipelajari atau dijelaskan melalui pendekatan
ilmiah. Ini bukan berarti bahwa Watson sama sekali menolak jiwa, melainkan dia hanya mau
mengatakan bahwa tubuh adalah objek studi ilmiah. Penolakan Watson terhadap kesadaran
(jiwa) ini adalah ciri utama behaviorisme dan kelak dipegang teguh oleh para tokoh aliran ini
walaupun dalam derajat yang berbeda-beda. (Pada titik ini sejarah Psikologi mencatat
pertama kalinya sejak zaman filsafat Yunani, terjadi penolakan total terhadap konsep jiwa.
Tidak heran pandangan ini pada mulanya mendapat banyak reaksi yang keras, namun
dengan berjalannya waktu behaviorisme justru menjadi populer).
4) Sejalan dengan pandangan behaviorisme yang terfokus pada ilmu pengetahuan yang
objektif maka Psikologi harus menggunakan metode empiris. Dalam hal ini, metode
Psikologi adalah observasi, pengondisian, pengujian (testing), dan laporan laporan verbal.
5) Secara bertahap Watson menolak konsep insting, mulai dari karakteristiknya sebagai
refleks yang tidak dipelajari, hanya milik anak-anak yang tergantikan oleh kebiasaan (habit),
dan pada akhirnya ditolak sama sekali, kecuali refleks sederhana seperti bersin, merangkak,
dan lain-lain.
6) Sebaliknya, menurut Watson (dan juga para tokoh behavioris lainnya), konsep belajar
(learning) adalah sesuatu yang sangat penting. Kebiasaan-kebiasaan (habits) yang
merupakan dasar tingkah laku adalah hasil belajar yang ditentukan oleh dua hukum utama,
yaitu recency (kebaruan) dan frequency (keseringan). Watson mendukung pengondisian
responden dari Pavlov dan menolak law of effect dari Thorndike. Dengan demikian,
kebiasaan-kebiasaan adalah proses pengondisian yang kompleks. Dia menerapkannya pada
percobaan fobia (subjek percobaan: Little Albert). Kelak terbukti bahwa teori belajar dari
Watson mengandung banyak kekurangan dan pandangannya yang menolak pandangan
Thorndike adalah salah.
7) Pandangannya tentang memori (ingatan) menempatkan dirinya pada pertentangan
dengan William James. Dalam pandangan Watson, semua yang diingat dan dilupakan
ditentukan oleh seringnya sesuatu digunakan/dilakukan. Dengan kata lain, faktor yang
menentukan untuk sesuatu dijadikan kebiasaan (habit) adalah kebutuhan.
8) Proses berpikir, erat hubungannya dengan berbicara. Berpikir adalah subvocal talking.
Artinya, proses berpikir didasarkan pada keterampilan berbicara, dan dapat disamakan
dengan proses berbicara yang "tidak terlihat"-masih dapat diidentifikasi melalui gerakan
halus seperti gerak bibir atau gerakan-gerakan lainnya.
9) Sumbangan utama Watson adalah pendapatnya yang tegas, yaitu bahwa tingkah laku
dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya. Jadi Psikologi adalah ilmu yang
bertujuan memprediksi tingkah laku. Pandangan ini dipegang terus oleh banyak ahli dan
diterapkan pada situasi praktis. Dengan menolak jiwa dan kesadaran, Watson juga
membangkitkan kembali semangat objektivitas dalam Psikologi yang membuka jalan bagi
penelitian-penelitian empiris pada eksperimen yang terkontrol.
Teori Robert Mills Gagne

Robert Mills Gagne adalah seorang ilmuwan psikologi yang menganut aliran yang lebih
moderat, bisa disebut behaviorisme juga kognitif. Hal ini karena dalam teorinya, Gagne
mengakomodasi pandangan behaviorisme dan kognitif. Meski sebenarnya ia lebih condong
ke kognitif, namun banyak sumber yang memasukkan namanya dalam aliran behaviorisme.
Gagne merupakan ilmuwan abad modern. Ia lahir pada tahun 1916 di North Andover, MA.
dan meninggal pada tahun 2002.

Menurut Gagne, pembelajaran adalah seperangkat proses yang bersifat internal bagi setiap
individu sebagai hasil transformasi rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal di
lingkungan individu yang bersangkutan (kondisi). Agar kondisi eksternal itu lebih bermakna,
sebaiknya diorganisasikan dalam urutan peristiwa pembelajaran (metode atau perlakuan).
Peristiwa belajar (instructional events) ialah peristiwa dengan urutan sebagai berikut:
 menimbulkan minat dan memusatkan perhatian agar peserta didik siap menerima
pelajaran,
 menyampaikan tujuan pembelajaran agar peserta didik mengetahui sesuatu yang
diharapkan dalam pembelajaran itu,
 mengingat kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari sebelumnya yang
merupakan prasyarat,
 menyampaikan materi pembelajaran,
 memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar,
 membangkitkan timbulnya unjuk kerja peserta didik,
 memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas,
 mengukur atau evaluasi belajar dan
 memperkuat referensi dan transfer belajar.

Menurutnya, ada lima kategori kemampuan belajar, yaitu sebagai berikut :


1) Keterampilan intelektual atau kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan
lingkungannya masing-masing dapat dilakukan dengan penggunaan lambang.
2) Strategi atau siasat kognitif, yaitu keterampilan peserta didik untuk mengatur proses
internal perhatian, belajar, ingatan, dan pikiran.
3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mengenal dan menyimpan nama atau istilah,
fakta, dan serangkaian fakta yang merupakan kumpulan pengetahuan.
4) Keterampilan motorik, yaitu keterampilan mengorganisasikan. gerakan sehingga
terbentuk keutuhan gerakan yang mulus, teratur, dan tepat waktu.
5) Sikap, yaitu keadaan dalam diri peserta didik yang memengaruhi (bertindak sebagai
moderator atas pilihan untuk bertindak).

Teori belajar pemrosesan informasi yang dikemukakan Gagne, melahirkan 4 fase belajar
utama, yaitu:
1. Fase pengenalan (apprehending phase).
2. Fase pemerolehan (acquisition phase).
3. Fase penyimpanan (storage phase).
4. Fase pemanggilan (retrieval phase).
Tips belajar menurut Gagne, yaitu :
1. Belajar Isyarat
2. Belajar Stimulus-Respon
3. Rantai atau Rangkaian hal
4. Asosiasi Verbal
5. Belajar Diskriminasi
6. Belajar Konsep
7. Belajar Aturan
8. Pemecahan Masalah

Anda mungkin juga menyukai