Kelompok 2
1. Asriana 2040606033
2. Andri Kristianus 2040606093
3. Dewi Nurul Fatimah 2040606097
4. Nurul Azimah 2040606048
1. Teori Behaviorisme
Aliran Psikologi Behaviorisme memandang bahwa ketika dilahirkan, pada
dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan
stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan
menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik.
Behaviorisme adalah teori yang mempelajari perilaku manusia. Perspektif
Behaviorisme berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia
dan terjadi melalui rangsangan berdasarkan (stimulus) yang menimbulkan hubungan
perilaku reaktif (respons) hukum-hukum mekanistik. Asumsi dasar mengenai tingkah
laku menurut teori ini adalah bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan, bisa
diramalkan, dan bisa ditentukan.
Beberapa Tokoh-tokoh yang terkenal dalam teori ini meliputi :
a. Thorndike
Menurut Thorndike (1911), salah seorang pendiri aliran tingkah laku, teori
Behavioristik dikaitkan dengan belajar ada;ah proses interaksi antara stimulus (yang
berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respon (yang juga berupa pikiran,
perasaan, dan gerakan). Jelasnya Menurut Thorndike, perubahan tingkah laku boleh
berwujud sesuatu yang kongkrit (dapat diamati), atau yang non-konkrit (tidak bisa
diamati). Dalam implementasinya, siswa SD mengalami peningkatan kemampuan
membaca dengan adanya interkasi siswa dengan media belajar, dalam hal ini berupa
media cerita gambar. Belajar dengan menggunakan media pembelajaran akan
terbentuk proses penguasaan karea adanya interkasi dalam belajar (Fahyuni,2011).
1. Teori Kognitif
Psikologi kognitif lahir pada awal tahun 70-an ketika psikologi sosial
berkembang ke arah paradigma baru manusia tidak lagi dipandanng sebagai makhluk
pasif yang digerakkan oleh lingkungannya tetap makhluk yang paham dan berfikir
tentang lingkungannya (Homo Sapiens). Aliran ini memunculkan teori rasionalitas
dan mengendalikan unsur jiwa ke dalam kesatuan dalam diri manusia asumsi yang
digunakan adalah manusia bersifat aktif yang menafsirkan stimulus secara tidak
otomatis bahkan mendistorsi lingkungan. Jadi, manusialah yang menetukan
stimulusnya sendiri. Salah satu nama yang muncul dari aliran ini yaitu Kurt Lewin
dan dikenal dengan teori B = f (P.E). Behavior adalah hasil interaksi antara Persons
dengan Enviroment.
Menurut Chaplin dalam Dictionary of Psycologhy karyanya, kognisi adalah
konsep umum yang mencakup seluruh bentuk pengenalan, termasuk didalamnya
mengamati, menilai, memerhatikan, menyangka, membayangkan, menduga, dan
menilai. Sedangkan menurut Mayers menjelaskan bahwa kognisi merupakan
kemampuan membayangkan dan menggambarkan benda atau peristiwa dalam ingatan
dan bertindakberdasarkan penggambaran ini. 9 Dari pengertian diatas dapat dipahami
bahwa kognisi adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan
semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan
pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh
pengetahuan.
Dalam artian luas, kognitif diartikan sebagai pemrolehan, dan penerapan dari
pada pengetahuan (Muhibbin, 2011). Sederhananya dapat diartikan kemampuan yang
ada pada siswa untuk digunakan berpikir dan untuk menyelesaikan pemecehan dari
suatu peermasalahan. Perkembangannya populer dalam ranah Psikologi terhadap
manusia dengan perilaku mental dengan berhubungan baik dalam pemahaman dan
informasi. Kognitif merupakan suatu konsep yang cakupannya dari pengenalan yang
di dalamnya ada 5 M (mengamati, menilai,meperhatikan, menyangka dan menilai.
Kognitif juga bisa diartikan sebagai suatu kemampuan dalam menjelaskan gambaran
benda atau suatu peristiwa dalam ingatan yang didasarkan tindakannya pada
penggambaran (Desmita, 2011).