Anda di halaman 1dari 8

Behaviorisme

 Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap


introspeksionisme dan psikoanalisis, behaviorisme
ingin menganalisis hanya perilaku yang nampak
saja.
 Obyek penelitian behaviorisme adalah perilaku
yang tampak yang dapat diukur, dilukiskan, dan
diramalkan.
 Behaviorisme juga memandang, ketika dilahirkan
manusia tidak membawa bakat apapun. Manusia
John B. Watson adalah pendiri aliran akan berkembang berdasarkan stimulus yang
behaviorisme di Amerika Serikat.
diterima dari lingkungan nya.
Tokoh-tokoh aliran Behaviorisme
Ivan P. Pavlov (1849-1936)
• Melakukan eksperimen nya mengenai refleks berkondisi dengan
menggunakan hewan anjing.
• Kesimpulan dari eksperimen nya adalah (tingkah laku=refleks berkondisi), jadi
tingkah laku dapat dikendalikan dengan memberikan rangsangan melalui
proses pembiasaan (conditioning).

William McDougall (1871-1938)


• Berpendapat bahwa psikologi hendaknya hanya mempelajari tingkah laku
yang nyata saja kalau psikologi ingin dikatakan sebagai ilmu yang obyektif.
• Salah satu karyanya yang terkemuka adalah mengenai Psikologi Hormik,
yaitu tingkah laku selalu bertujuan dan tidak hanya proses mekanisnya saja.
John B. Watson (1878 - 1958)
• Pendiri aliran Behaviorisme di Amerika.
• Karyanya yang paling penting adalah Psychology as the Behaviorist
Views it. Watson berargumen bahwa perilaku manusia seperti perilaku
binatang dan mesin, yang dapat dipelajari secara objektif.

Edwin B. Holt (1873 - 1946)


• Holt mengatakan tingkah laku mempunyai tujuan, bukan sekedar refleks
belaka.
• Dengan demikian, manusia adalah mahluk yang dinamis karena tujuan
tingkah laku manusia berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Edward C. Tolman (1886 – 1959)
• Tingkah laku manusia secara keseluruhan disebut molar. Tingkah laku
molar terdiri dari tingkah laku yang lebih kecil yang disebut molekular.
• Perbuatan makan misalnya adalah tingkah laku molar, namun gerakan
mengangkat sendok dan menyuapkan nya ke mulut adalah tingkah laku
molekular.
• Tujuan dari tingkah laku terletak pada tingkah laku molar, bukan molekular.

B.F Skinner (1904-1990)


• Dalam sebuah karyanya Skinner membuat 3 asumsi dasar, yaitu:
1. Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu.
2. Tingkah laku dapat diramalkan.
3. Tingkah laku dapat dikontrol.
Keutamaan teori Behaviorisme
Teori behaviorisme memberikan peluang bagi terbentuknya psikologi yang benar-benar ilmiah
berdasarkan pendekatan empiris, seperti dalam ilmu pengetahuan fisik dan kehidupan.
1) Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan
Dengan bimbingan yang diberikan secara terus menerus akan membuat peserta didik paham
sehingga mereka bisa menerapkannya dengan baik.
2) Materi yang diberikan sangat detail
Hal ini adalah proses memasukkan stimulus yang yang dianggap tepat. Dengan banyaknya
pengetahuan yang diberikan, diharapkan peserta didik memahami dan mampu mengikuti setiap
pembelajarannya.
3) Membangun konsentrasi pikiran
Dalam teori ini adanya penguatan dan hukuman dirasa perlu. Penguatan ini akan membantu
mengaktifkan siswa untuk memperkuat munculnya respon. Hukuman yang diberikan adalah
yang sifatnya membangun sehingga peserta didik mampu berkonsentrai dengan baik.
Kelemahan teori Behaviorisme
Behaviorisme banyak dikritik karena tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dalam hubungan stimulus respons. Pandangan behaviorisme hanya mengakui adanya
stimulus dan respon yang bisa diamati. Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau
perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang diamati tersebut.
1) Pembelajaran peserta didik hanya perpusat pada guru
Peserta didik hanya mendapatkan pembelajaran berdasarkan apa yang diberikan guru. Mereka tidak
diajarkan untuk berkreasi sesuai dengan perkembangannya. Peserta didik cenderung pasif dan bosan.
2) Peserta didik hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru
Pembelajaran seperti bisa dikatakan pembelajaran model kuno karena menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman biasanya sebagai
salah satu cara untuk mendisiplinkan.
3) Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi
Karena menurut teori ini belajar merupakan proses pembentukan yang membawa peserta didik untuk
mencapai target tertentu. Apabila teori ini diterapkan terus menerus tanpa ada cara belajar lain, maka
bisa dipastikan mereka akan tertekan, tidak menyukai guru dan bahkan malas belajar
Solusi dari kelemahan Behavior

1. peserta didik harus bisa mengembangkan kreatifitas sendiri bukan hanya terpaku dengan materi yang
diberikan guru di kelas
2. siswa harus bisa memahami pembelajaran bukan hanya menghapal, dan siswa harus bisa menerapkan
hal tersebut dengan cara berdiskusi
3. mengubah cara pembelajarannya dengan metode yang lebih menarik agar siswa tidak bosan dan monoton.

Anda mungkin juga menyukai