Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam penelitian yang cukup pararel pada tahun-tahun pertama
abad ke-20, sekelompok fisiolog Rusia meneliti dasar fisiologis proses-
proses Behavioral. Sistem yang memaknai psikologi sebagai studi tentang
perilaku mendapat dukungan kuat dalam perkembangannya. Gerakan ini
secara formal diawali oleh seorang psikolog Amerika dalam sebuah
makalah terkenal “Psychology as the Behaviorist views it” yang
dipublikasikan pada tahun 1913.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aliran Behaviorisme
2. Bagaimana perkembangan aliran Behaviorisme
3. Bagaimana penerapan prinsip Behavioristik dalam psikologi
kontemporer
C. Tujuan
1. Mengetahui beberapa aliran Behaviorisme
2. Mengetahui perkembangan aliran Behaviorisme
3. Mengetahui penerapan prinsip Behavioristik dalam psikologi
kontemporer

[1]
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aliran Behaviorisme

Behaviorisme merupakan aliran pemikiran psikologi yang fokus pada


perilaku dan menekankan pada bagaimana peran stimulus-stimulus yang ada di
luar diri manusia membentuk perilaku melalui proses belajar ( gelassman dan
hadad, 2009). Behaviorisme mengambil jalan yang berbeda dengan apa yang
berkembang saat itu yang lebih fokus pada kesadaran aliran strukturalisme dan
fungsionalisme. Fokus pada perilaku yang sifatnya empiris tersebut dianggapnya
dapat mengantarkan psikologi pada ilmu pengetahuan yang objektif dan dapat
diakui sebagai sains.

Gelassman dan Hadad menjelaskan bahwa kemunculan behaviorisme tidak


lepas dari keterbatasan teknologi dalam melakukan penelitian terhadap proses
fisiolofis dan subjektifitas yang tak terhindar dari metode instropeksi.
Behaviorisme mengikuti jejak fungsionalisme yang lebih pragmatis dan fokus
pada perilaku yang tampak, maka salah satu prinsip dasar dari behaviorisme
adalah parsimony. Kemunculan behaviorisme sendiri sebenarnay tidak lepas dari
pengaruh fungsionalisme McCattel dan Wiliam James yang bukan hanya
mempelajari fungsi kesadaran tetapi juga sudah mulai mempelajari perilaku.

Fungsionalisme sendiri terpengaruhi oleh teori evolusinya Darwin . Darwin


beranggapan bahwa evolusi terjadi bukan hanya pada fisik tetapi juga pada aspek
psikologis. Aspek psikologis manusia dan binatang karenanya dianggap terdapat
beberapa kemiripan. Dalam hal ini tokoh fungsionalis yang lain sepeti john.B
Watson dan Edward lee melakukan penelitian terhadap binatang,yang kemudian
mendorong munculnya psikologi binatang. Walaupun kurang mendapatkan
apresiasi luas dari para pemikir psikologi ,menurut Schultz dan Schultz
perkembangan psikologi binatang tersebut berhubungan dan memiliki kaitan erat
dengan munculnya aliran behaviorisme. Tokoh fungsionalisme yang kemudian
dianggap sebagai pendiri behaviorisme adalah JB.Watson. Watson

[2]
mendeklarasikan berdirinya behaviorisme pada tahun 1913 yaitu aliran yang
menentang strukturalisme dan fungsionalisme. Bagi Watson,kalau mau
ilmiah,psikologi harus focus pada sesuatu yang dapat diamati yaitu perilaku.1

B. Perkembangan alisan behavioristik

Menurut Schultz dan Schultz (2010), behaviorisme ini berkembang dalam


tiga tahapan dan periode Watson merupakan tahapan awal dari tiga tahapan
perkembangan tersebut.

a. Tahap pertama adalah behaviorisme Watson .tahapan yang kemudian


disebut behaviorisme radikal adalah tahapan awal behaviorisme sampai
tahun 1930-an. Pada tahap ini, behaviorsme sangat radikal karena hanya
focus pada perilaku yang dapat diamati dan menghindari pembahasan
tentang kondisi mental. Menurut mills (1998) behaviorisme pada tahapan
awal umumnya memiliki pandangan yang sama yaitu mereka menolak
bahasan mengenai kondisi mental, focus psikologi pada perilaku
(behavior) bukan pada pikiran (mind), menilai bahwa penggunaan metode
introspeksi dalam psikologi sebagai langkah yang keliru. Merekapun
meyakini bahwa hukum-hukum perilaku yang diperoleh bisa langsung
digeneralisir unruk semua manusia dan metode eksperimen merupakan
langkah yang tepat dalam memperoleh pengetahuan mengenai perilaku.
b. Tahap kedua adalah neo-behavioisme yang bersumber dari gagasan
tolman, hull, dan skinner tahun 1930-1960an. Pada tahap ini sudah ada
pengaruh logical positivism ,pandangan yang sudah mengakui adanya dua
jenis sains yaitu sains empiris dan sains rasio. Kemudian behaviorisme
sudah mengakui kontribusi fakto kognitif pada perilaku. Tolman, misalnya
sudah menyebutkan factor tujuan adanya intervening variable yang
berpengaruh terhadap perilaku. Sedangkan skinner menyebutkan adanya
hubungan fungsional antara stimulus dan respons.

1
Agus abdul rahman;sejarah psikologi ,PT.rajagrafindo persada,2017,hal 153

[3]
c. Tahap ketiga,tahap sosio-behaviorisme yang digagas oleh albert bandua
dan rotter pada tahun 1960-1990an. Bandua mengkitik behavirisme radikal
yang menganggap hubungan antara perilaku dan lingkungan bersifat
deterministic. Ia mawarkan social learning theory yang meyakini
terjadinya interaksi antara perilaku,kognisi dan lingkungan. Selain itu
bandura menyampaikan gagasannya mengenai perlunya konsep efikasi diri
dalam mendorong muncul suatu perilaku.
1. Behaviorisme Radikal
Seperti yang sudah disampaikan diatas bahwa behaviorisme radikal
lebih focus pada perilaku yang bisa diamati. Bagi mereka penelitian
terhadap aspek mental tidak mendatangkan kepastian dan justru
menjauhkan psikologi dari statusnya sebagai ilmu.
 Ivan Petrovitch Pavlov (1849-1936)
Pavlov lahir pada 14 september 1849 dikota kecil di rusia tengah.
Anak seorang pendeta ortodoks pedesaan. Pada awalnya ia berniat
mengikuti jejak ayahnya namun mengurungkannya dan pergi ke
universitas di st.petersburg tahun 1870. Pavlov adalah seorang
yang kaku dan intelek dengan disiplin diri yang keras. Ia
menerapkan disiplin dan pengharapannya yang kakupada banyak
mahasiswa yang belajar dibawah bimbingannya.ia seorang
metodolog sistematis,baginya pengumpulan data adalah bidang
yang serius. Ia melakukan terhadap seekor anjing. Dalam
penelitiannya,ia melakukan operasi kecil terhadap seekor
anjing,sehingga setiap anjing tersebut mengeluarkan air liur, air
liur tersebut dapat dikumpulkan diluar tubuhnya dan bisa
diamati.awalnya, anjing hanya akan mengeluarkan air liur
(unconditioned response atau UR) jika diperlihatkan daging
(unconditioned stimulus atau US). Jadi secara alamiah US dapat
menimbulkan UR. UR merupakan sesuatu yang sifatnya innate,dan
UR muncul karena adanya US. Namun demikian menurut Pavlov
air liur anjing (conditioned response atau CR) pun bisa keluar jika

[4]
diperlihatkan benda lain selain daging (conditioned stimulus atau
CS). Pengamatan pavov menunjukan bahwa stimulus-stimulus
yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga berhubungan dengan
daging yang merupakan makanan utama anjing. Seperti suara juga
dapat menstimulasi keluarnya air liur pada anjing. Respon anjing
yang mengeluarkan air liur ketika mendengar suara tersebut
disebut dengan conditioned reflex. Pavlov berkeyakinan bahwa
semua perilaku adalah refleks yang diebabkan oleh stimulus
tertentu. Akan tetapi karena adanya hambatan yang dipelajari
refleks tersebut ahirna terhambat.,maka kemudian ada stimulus
yang menstimulasi munculnya suatu perilaku dan ada stimulus
yang justru menghambatsuatu perilaku.
Pavlov juga menyampaikan bahwa ada axcitatory conditioning
yang menunjukan kehadiran CS akan menstimulsi CR sedangkan
inhibitory conditioning justru CS akan menghambat munculnya
CR.
 JB .Watson (1878-1958)
Inti pemikiran Watson antara lain bahwa psikologi harus focus
pada perilaku yang bisa diamati,dan meninggalkan
kesadaran,pikiran ataupun keadaan mental lainnya sebagai subject
matter psikologi. Psikologi harus menggunakan observasi untuk
mempelajari perilaku. Pertama, mempelajari kesadaran dan
keadaan mental pada psikologi binatang tidak memiliki manfaat
praktis dan teoretis. Kedua, terdapat beberapa kesulitan dalam
mempelajari kesadaran. Ketiga, psikologi dianggapnya harus
memberikan kontribusi praktis pada berbagai konteks kehidupan.2
Watson sendiri sebenarrnya mengakui keberadaan pikiran ataupun
kognisi pada manusia. Namun pikiran diyakini hanyalah hasil dari
proses sensori motorik yang umumnya terjadi secara tidak disadari
sehingga sulit diprediksi dan dikendalikan padahal yang

2
Agus abdul rahman;sejarah psikologi ,PT.rajagrafindo persada,2017,hal 158

[5]
diperjuangkannya adalah psikologi yang mampu memprediksi dan
mengontrol perilaku manusia.
2. Neo-Behavioristik
 Edward Chace Tolman (1886-1959)
Tolman lahir di Massachusetts pada tanggal 14 April 1886 dan
meninggal pada tahun 1959. Pemikiran Edward diantaranya yaitu:
1. Purposive Behaviorism
Tolman terkenal dengan pemikirannya mengenai Purposive
Behaviorism, Tolman mengangap penting tujuan yang mendorong
munculnya suatu perilaku. Bagi Tolman, semua perilaku bertujuan,
dan perilaku merupakan instrumen untuk mencapai tujuan
(Greenwood, 2009).
2. Intervening Variable
Pikiran penting lainya dari Tolman adalah mengenai variable
intervening, yang menjadi salah satu ciri dari Neo-Behaviorisme
(Greenwood, 2009). Variable intervening adalah faktor-faktor yang
tidak dapat diamati yang disimpulkan ada dalam diri seseorang
yang berpengaruh terhadap perilakunya ( Schultz dan schultz
2011), atau dengan kata lain variable yang mengantarai faktor
lingkungan dan perilaku. Pandangan Tolman pun menunjukkan
perbedaannya dengan kebanyakan para bahavioris yang menggap
manusia sebagai makhluk yang pasif. Walaupun tetepa mengklaim
dirinya sebagai pengamat behaviorisme, bagi Tolman manusia
merupakan makhluk yang aktif melakukan pemrosesan informasi.
 Chark Leonard Hull (1884-1952)
Hull dilahirkan pada 24 mei 1884 di New York dan meninggal pada tahun
1952 karena seranagn jantung. Kontribusi hull terhadap psikologi
termasuk luar biasa, sebagai penganut behaviorisme Hull mempunyai
pandanagn mekanistik mengenai manusia, dan menganggap perilaku
manusia bersifat otomatis serta bisa dijelaskan secara fisik (Schultz dan
schultz 2011). Konsep-konsep Hull yang terkenal adalah Hipothetico-

[6]
deductive theory, drive dan motivasi. Menurut Hull motivasi bersumber
dari belum terpenuhinya kebutuhan biologis secara optimum yang
kemudian diistilahkan dengan dorongan atau drive. Tinggi rendahnya
drive dipengaruhi oleh lamanya deprivasi yang dialami. Hull membagi
drive menjadi 2 yaitu drive primer dan drive sekunder.
3. Sosio-Behaviorisme
a) Albert Bandura (1925-sekarang)
Lahir pada tahun 1925 di Alberta, Kanada. Bandura merupakan
tokoh yang berpengaruh dalam menjembatani transisi dari
behaviorisme ke psikologi kognitif walaupun tertarik dengan
behaviorisme dan sepakat bahwa perilaku terbentuk melalui proses
belajar. Penjelasan bahwa perilaku manusia dikendalikan oleh
stimuus dan penguatan merupakan penjelasan yang lemah dan
bertentangan dengan kenyataan bahwa manusia memiliki
kepribadian yang memengaruhi perilaku manusia secara konsisten
dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Bandura menyebutkan tiga kapasitas manusia yang memengaruhi
proses perolehan perilaku yaitu : kemampuan untuk mengamati
perilaku orang lain, kemampuan untuk melakukan pemprosesan
kognitif terhadap hasil pengamatan dan kemampuan melakukan
pengaturan diri. Penelitian eksperimen bandura yang cukup
terkenal adalah Bobo doll eksperiment. Dilakukan pada tahun
1950, dengan tujuan untuk menguji hipotesis bahwa perilaku agresi
bisa diperoleh melalui belajar sosial atau modeling.

C.Penerapan prinsip behavioristik pada psikologi kontemporer

Kebijakan pendidikan,pelatihan kemiliteran dan tehnik-tehnik periklanan


hanyalah beberapa bidang yang menggunakan prinsip behavioral.meskipun
demikian alas an untuk memberikan perhatian lebih bagi gerakan ini disbanding
gerakan lain adalah relefansinya terhadap penanganan penyakit mental, Sebuah
isu sentral perkembangan psikologi. Modifikasi perilaku telah menimbulkan

[7]
kontroversi besar dan banyak dikritik, terutama kritik yang ditujukan pada basis
pendekatan ini yang dianggap tidak manusiawi dan tidak mekanis.

Behaviorisme sebagai suatu model atau suatu filsafat psikologi,saat ini merupakan
system yang menyebar yang menjadi subjek beragam interpretasi. Para behavioris
juga dapat berfungsi sebagai peneliti yang meneliti proses behavioral. Secara
ekslusif pada tingkat infra manusia atau mereka dapat berfungsi sebagai ahli klinis
yang mencurahkan perhatian pada penerapan pada terapi.3

3
James F.brennan,sejarah dan system psikologi,Jakarta;PT rajagrafindo persada,2006,hal 386-388

[8]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Behaviorisme merupakan aliran psikolog yang lebih focus pada perilaku


sebagai subjek matter penelitiannya. Perilaku dipilih karena dianggap mudah
diamati dan diukur sehingga akan menjamin kepastian dan objektifitas
pengamatan. Tokoh penting yang kemudian dianggap sebagai pendiri
behaviorisme adalah JB.Watson. Namun demikian,dalam perjalanannya
behaviorisme mengalami perkembangan dan terpolarisasi menjadi tiga yaitu
behaviorisme radikal,neo behaviorisme dan sosio behaviorisme. Dalam
behaviorisme radikal mereka lebih focus pada perilaku yang diamati, menghindari
pembahasan mengenai kondisi mental dan menggunakan metode eksperimen
sebagai cara untuk melakukan penelitan perilaku.

[9]
DAFTAR PUSTAKA

James F.brennan,sejarah dan system psikologi,Jakarta;PT rajagrafindo


persada,2006

Agus abdul rahman;sejarah psikologi ,Jakarta,PT.rajagrafindo persada,2017

[10]

Anda mungkin juga menyukai