Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Atas terselesaikannya makalah ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Terutama penulis haturkan kepada Bapak Ir. Ledis Heru
Saryono Putro, M. Si, selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekologi dan teman-
teman seperjuangan semester dua yang penulis tidak mampu menyebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekeliruan dan
kekurangan yang menyebabkan makalah ini masih jaug dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Harapan penyusun atas terbentuknya makalah ini, semoga
makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa atau mahasiswi dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Palembang, 09 April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................................2

D. Manfaat......................................................................................................................3

BAB II...........................................................................................................................4

PEMBAHASAN...........................................................................................................4

A. Pengertian Adaptasi..................................................................................................4

B. Jenis Adaptasi pada hewan......................................................................................4

C. Sejarah Seleksi Alam................................................................................................8

D. Hukum-Hukum Yang Melatar Belakangi Seleksi Alam.......................................9

E. Pengertian Seleksi Alam........................................................................................12

F. Macam-macam Seleksi Alam................................................................................12

G. Contoh Seleksi Alam.............................................................................................15

H. Teori Pertentangan Antara Para Ahli....................................................................19

BAB III.......................................................................................................................21

PENUTUP..................................................................................................................21

A. Kesimpulan..............................................................................................................21

B. Saran.........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita tak pernah terlepas dari orang lain, yang mana kita
membutuhkan mereka sebagai pelengkap dalam hidup kita, akan tetapi sebelum
kita mengenal siapa mereka dan bagaimana mereka kita harus bisa beradaptasi
dengan mereka terlebih dahulu. Individu merupakan organisme tunggal, tanpa
bantuan dari orang lain kita tidak bisa hidup sempurna. Jika diperhatikan hewan-
hewan yang ada di sekitar kita, kita akan melihat bahwa setiap hewan diciptakan
Tuhan dengan unik. Makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) selalu
berkembang selama berjuta-juta tahun. Menunjukkan bahwa, perkembangan
makhluk hidup dari nenek moyang terdahulu terus berkesinambungan hingga
sekarang dengan berbagai proses yang dilewati. Bisa jadi makhluk hidup tersebut
merupakan perkembangan menuju bentuk yang kompleks atau sebaliknya. Baik
mamalia besar seperti gajah, kerbau, kuda, hingga serangga kecil seperti lebah,
kupu-kupu dan belalang diberi tuhan kemampuan dan bentuk tubuh yang paling
sesuai dengan tempat dan cara hidupnya. Adaptasi merupakan bentuk penyuasaian
yang dilakukan makhluk hidup agar bisa betahan hidup dalam lingkungannya,
terlebih lingkungan yang baru, bukan hanya pada manusia saja tetapi juga pada
hewan dan juga tumbuhan, mereka harus bisa beradaptasi dengan lingkungan
dimana mereka berada, demi mempertahankan kelangsungan hidup atau dalam
mempertahankan hidupnya. Salah satu penyebab kepunahan makhluk hidup adalah
ketidakmampuan makhluk hidup untuk beradaptasi dengan lingkungan. Misalnya,
ketika memindahkan seekor ikan yang diambil dari habitat aslinya ke dalam kolam
ikan buatan sendiri. Beberapa hari kemudian ikan yang dipelihara mati. Kematian
ikan ini disebabkan ikan tersebut tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan
barunya. Maka jelaslah bahwa makhluk hidup yang tidak beradaptasi dengan
lingkungannya akan mengalami kepunahan.
Selama kehidupan masih tetap berlangsung, kejadian-kejadian alam akan
terus menyertai aktifitas kehidupan setiap organisme yang ada didunia. Setiap saat

1
berlangsung peristiwa-peristiwa alam yang erat hubungannya dengan
kelangsungan hidup organisme yang ada di dalam nya, seperti banjir,
gunungmeletus, wabah penyakit, tanah longsor, badai, angin topan, gempa bumi
dan sebagainya. Keadaan ini dapat diartikan bahwa alam telah melakukan seleksi
terhadap organisme yang ada di dalamnya. Apabila organisme tersebut mampu
beradaptasi, maka organisme tersebut akan dapat bertahan hidup, tetapi bagi
organisme yang tidak mampu beradaptasi akan mati dan akhirnya punah. Peristiwa
inilah yang disebutdengan seleksi alam yang erat kaitannya dengan jenis (spesies),
macam (varian),rantai makanan, perkembangbiakan secara kawin, genetika dan
adaptasi. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis berinisiatif untuk membuat
makalah mengenai adaptasi dan seleksi alam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari adaptasi?
2. Jelaskan jenis- jenis adaptasi?

3. Bagaimana sejarah seleksi alam?

4. Bagaimana hukum-hukum yang melatar belakangi seleksi alam?

5. Apa pengertian dari seleksi alam?

6. Apa saja macam-macam seleksi alam?

7. Apa saja contoh dari seleksi alam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian adaptasi.
2. Untuk mengetahui jenis- jenis adaptasi.

3. Untuk mengetahui sejarah seleksi alam.

4. Untuk mengetahui hukum-hukum yang melatar belakangi seleksi alam.

5. Untuk mengetahui pengertian dari seleksi alam.

2
6. Untuk mengetahui macam-macam seleksi alam.

7. Untuk mengetahui contoh dari seleksi alam.

D. Manfaat
1. Mengetahui pengertian adaptasi
2. Mengetahui jenis-jenis adaptasi
3. Mengetahui sejarah seleksi alam
4. Mengetahui hukum-hukum yang melatar belakangi seleksi alam
5. Mengetahui pengertian dari seleksi alam
6. Mengetahui macam-macam seleksi alam
7. Mengetahui contoh dari seleksi alam

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Adaptasi
Salah satu ciri makhluk hidup adalah mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya disebut adaptasi. Adaptasi ini bertujuan untuk mempertahankan
hidupnya. Tiap jenis makhluk hidup memiliki cara-cara adaptasi yang berbeda
terhadap lingkungannya (Endah, 2011).
Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk :
1. Memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
2. Mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
3. Mempertahankan hidup dari musuh alaminya. bereproduksi.
4. Merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya (Sutantri, 2014).

B. Jenis Adaptasi pada hewan


1. Adaptasi Morfologi
Penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh, struktur
tubuh atau alat-alat tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya (Sutantri,
2014).
Contoh dari adaptasi morfologi :
a. Bentuk paruh
1) Burung pipit mempunyai paruh pendek dan kuat. Bentuk paruh ini
sesuai untuk memakan jenis biji-bijian. Paruh ini berfungsi untuk
menghancurkan biji tersebut.
2) Burung elang mempunyai paruh yang kuat, tajam dan melengkung
bagia ujungnya. Paruh seperti ini sesuai untuk mencabik mangsanya.
3) Bebek mempunyai paruh yang berbentuk seperti sudu. Bentuk paruh ini
sesuai untuk mencari makanan di tempat becek, berlupur atau di air.
4) Burung pelatuk mempunyai paruh yang panjang kuat dan runcing. Paruh
burung pelatuk untuk mencari serangga yang bersembunyi di kulit
pohon. Dalam lubang pohon, atau pada batang pohon yang lapuk.
5) Burung kolibri mempunyai paruh berbentuk panjang dan runcing.
Bentuk paruh seperti ini memudahkan untuk menghisap nektar.

4
6) Burung pelikan mempunyai paruh berkantong. Paruh yang demikian
memudahkannya untuk menangkap ikan dalam air (Sutantri, 2014).
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa ada kesesuaian antara bentuk
paruh burung dengan jenis makanannya (Sutantri, 2014).
b. Bentuk kaki
1) Bentuk kaki burung kakatua untuk memanjat, selain itu juga untuk
memegang makanan.
2) Kaki ayam untuk mengais tanah saat mencari makanan.
3) Burung elang mempunyai kaki kuat dan kuku yang tajam, kaki ini untuk
mencengkeram mangsanya.
4) Burung pipit mempunyai kaki yang langsing yaitu untuk bertengger.
5) Kaki itik dan pelikan berselaput sehingga cocok untuk berenang di air.
6) Burung pelatuk pandai memanjat karena bentuk kakinya sesuai untuk
memanjat (Endah, 2011).
c. Jenis mulut
1) Mulut penghisap, serangga mempunyai cara khusus untuk memperoleh
makanan.
2) Mulut penusuk, nyamuk mempunyai bentuk mulut penusuk dan
penghisap. Mulutnya dapat menghisap makanan berupa darah manusia
atau hewan.
3) Mulut penggigit dan pengunyah, jangkrik mempunyai bentuk mulut
penggigit dan pengunyah. Mulut ini mempunyai gigi-gigi kecil untuk
menguyah makanan yang berupa daun.
Mulut penyerap, lalat rumah mempunyai alat penyerap pada mulutnya.
Alat penyerap ini seperti spons (gabus), alat ini untuk menyerap
makanan terutama yang berupa cairan (Endah, 2011).
d. Bentuk gigi pada hewan
Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, yang runcing dan tajam
untuk makan daging, sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri,
domba tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk
memotong rumput atau daun dan untuk mengunyah makanan (Ariyantini,
2008).
2. Adaptasi Fisiologi
Adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang
menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan
hidup dengan baik.

5
Contoh adaptasi fisiologi pada hewan :
a. Unta
Unta hidup di daerah padang pasir yang kering, gersang, dan panas.
Bentuk dan susunan tubuh unta sesuai dengan keadaan alam di padang pasir.
Pada saat minum unta mampu meneguk air dalam jumlah yang banyak. Air
tersebut disimpan sebagai cairan tubuh.
b. Beruang kutub dan anjing laut
Beruang kutub dan anjing laut mempunyai lapisan lemak yang tebal
untuk bertahan hidup di daerah yang dingin. Beruang kutub hidup di daerah
kutub yang dingin. Hewan yang hidup di daerah dingin mempunyai bentuk
kaki yang besar dan lebar untuk berjalan di salju. Bulunya tebal dan
telinganya kecil untuk mengurangi kehilangan panas.
c. Pinguin
Pinguin merupakan hewan yang hidup di daerah kutub yang bersuhu
dingin. Sejak lahir pinguin memiliki bulu yang tebal. Bulu yang tebal ini
membuatnya merasa hangat walaupun berada di daerah yang dingin. Hal ini
merupakan bentuk penyesuaian diri pinguin terhadap lingkungannya
(Ariyantini, 2008).
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian tigkah laku makhluk hidup
terhadap lingkungan tempat hidupnya. Contoh dari adaptasi tingkah lau pada
hewan adalah sebagai berikut :
a. Cumi-cumi, dan gurita
Cumi-cumi, dan gurita hidup di laut, ketika diserang musuh hewan-
hewan ini mengeluarkan cairan hitam seperti tinta. Akibatnya air menjadi
keruh. Saat itulah hewan-hewan ini melarikan diri. Cumi-cumi dapat
berenang dengan cepat untuk menghindari musuhnya tersebut.
b. Cicak dan kadal
Cicak dan kadal memutuskan ekornya jika diserang oleh musuh,
tindakan hewan memutuskan bagian tubuhnya disebut dengan autotomi. Hal
ini dilakukan untuk mengelabuhi musuhnya.
c. Paus
Paus merupakan hewan mamalia yang hidup di air. Mereka bernapas
dengan paru-paru. Untuk menghirup udara yang mengandung oksigen, hewan
tersebut muncul ke permukaan air. Setiap paus muncul ke permukaan air

6
untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya sampai paru-parunya penuh
sekali, yaitu sekitar 3.350 liter. Setelah itu, paus akan menyelam kembali ke
dalam air. Dengan udara sebanyak itu, paus mampu bertahan selama kira-kira
setengah jam di dalam air. Pada saat muncul kembali di permukaan air, hasil
oksidasi biologi dihembuskan melalui lubang hidung, seperti pancaran air
mancur. Sisa oksidasi ini berupa karbon dioksida yang jenuh dengan uap air
yang telah mengalami pengembunan (kondensasi).
d. Kura-kura
Beberapa hewan melewati musim dingin dengan tetap giat mencari
makan. Sementara itu hewan yang lain bertahan hidup dengan terlelap dalam
suatu tidur khusus yang dinamakan hibernasi. Ciri-ciri hewan yang
melakukan hibernasi, yaitu suhu tubuh rendah serta detak jantung dan
pernapasan sangat lambat. Tujuannya untuk menghindari cuaca yang sangat
dingin, kekurangan makanan, dan menghemat energi.
e. Bunglon
Bunglon dapat megubah warna kulit sesuai dengan warna
lingkungannya. Misalnya di daun yang berwarna hijau bunglon berwarna
hijau. Tindakan hewan mengubah warna kulitnya saat melindungi diri
dinamakan mimikri.
f. Belalang daun
Belalang daun biasanya hinggap di dedaunan untuk mencari makanan.
Tubuh belalang daun berwarna hijau mirip warna daun sehingga tersamarkan.
Hal ini menyulitkan musuhnya untuk mengetahui keberadaan belalang
tersebut (Ariyantini, 2008).

C. Sejarah Seleksi Alam


Charles Darwin (1809-1882) memiliki nama panjang Charles Robert Darwin
adalah ilmuwan asal negara Inggris yang menemukan hasil penelitian di pulau
galapagos untuk menunjang teori evolusi. Charles Darwin disebut sebgai bapak
evolusi karena memiliki data yang lebih lengkap untuk menguatkan teori evolusi.
Charles Darwin mengeluarkan dua buah buku yang memberikan andil yang cukup
penting bagi perkembangan teori evolusi, yakni :

7
1. On the origin of species by means of natural selections - tahun 1859. Darwin
menelusuri asal-usul manusia berdasarkan bukti sisa-sisa kehidupan masa lalu.
Sayangnya, ia tidak menemukan jawabannya, karena saat itu belum ditemukan
fosil hominid yang menunjukkan evolusi ke arah manusia. Ia hanya
menyimpulkan makhluk hidup saat ini merupakan hasil proses evolusi yang
sangat panjang, dari makhluk bersel satu yang membelah menjadi makhluk
bersel banyak. Ia pun yakin bahwa umur bumi sangat tua dan manusia sudah
sangat panjang riwayatnya. Namun, baginya, asal-usul manusia tetap masih
menjadi tanda Tanya (Aziz, 2013).
2. The descent of man - tahun 1857
Dua inti pokok dari teori darwin :
a. Spesies yang hidup di masa sekarang berasal dari makhluk hidup yang
berasal dari masa lampau.
b. Evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam (natural selections)
Persamaan teori lamack dengan tori darwin adalah evolisi sama-sama
terjadi karena pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah
pada yang menyebabkan perubahan makhluk hidup, di mana lamarck
disebabkan oleh kuantitas penggunaan organ tubuh, sedangkan darwin pada
seleksi alam (Nusantari, 2013).

D. Hukum-Hukum Yang Melatar Belakangi Seleksi Alam


Pemikiran Darwin menyatakan bahwa bentuk mahluk hidup dengan struktur
baru yang disebutnya sebagai bentuk modern, adalah diperoleh dari makhluk
hidup dari warisan makhluk hidup yang telah ada sebelumnya tetapi dengan suatu
modifikasi. Modifikasi makhluk individu merupakan adaptasi terhadap
lingkungannya. Individu yang mempunyai kecocokan yang lebih besar dengan
lingkungannyalah yang mampu bertahan, karena itu lingkungannya berperan
sebagai penyeleksi terhadap kelestarian makhluk hidup dari generasi kegenerasi,
sehingga kemudian disebut dengan istilah seleksi alam. Seleksi alam menyatakan
bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan
kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang
mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan punah.

8
Sebagai contoh, dalam sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman hewan
pemangsa, secara alamiah rusa-rusa yang mampu berlari lebih kencang akan
bertahan hidup. Itu memang benar. Akan tetapi, hingga kapan pun proses ini
berlangsung, tidak akan membuat rusa-rusa tersebut menjadi spesies lain. Rusa
akan tetap menjadi rusa.
Maka pengertian seleksi alam menurut Darwin dapat dideskripsikan sebagai
barikut :

1. Di alam, individu-individu berbeda dengan sesamanya


2. Perbedaan ini meskipun hanya sebagian kecil saja, ditentukan oleh faktor
yang diteruskan melalui pewarisan sifat
3. Kapanpun perbedaan-perbedaan ini menyangkut ketahanan, yaitu
keberhasilan bertahan sampai usia reproduksi, sehingga makhluk hidup
mampu memberikan keturunan (Vitasari, 2013).
Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di
inggris. Kupu-kupu biston betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang
cerah dengan yang bersapap gelap. Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih
sangat baik untuk adaptasi kupukupu yang bersayap cerah. Namun karena limbah
jelaga industri di inggris yang semakin banyak dan mengotori pepohonan sehingga
pohon menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih adaptif untuk kupu-kupu yang
bersapap gelap daripada yang terang. Hasilnya perkembangan kupu2 bersayap
gelap meningkat tajam dan sayap cerah berkurang drastis.

9
Seleksi alam berperan sebagai mekanisme pengeliminasi individu-individu
lemah dalam suatu spesies. Ini adalah kekuatan konservasi yang menjaga spesies
yang ada dari kepunahan. Namun mekanisme ini tidak memiliki kemampuan
mengubah satu spesies ke spesies lain. Seleksi alam hanya mengeliminir individu-
individu suatu spesies yang cacat, lemah atau tidak mampu beradaptasi dengan
habitatnya. Mekanisme ini tidak dapat menghasilkan spesies baru, informasi
genetis baru, atau organ-organ baru. Dengan demikian, seleksi alam tidak mampu
menyebabkan apa pun berevolusi. Darwin menerima kenyataan ini dengan
mengatakan: "Seleksi alam tidak dapat melakukan apa pun sampai variasi-
variasi menguntungkan berkebetulan terjadi". Karena itulah neo-Darwinisme
harus mengangkat mutasi sejajar dengan seleksi alam sebagai "penyebab
perubahan-perubahan menguntungkan". Akan tetapi, seperti yang akan kita lihat,
mutasi hanya dapat men-jadi "penyebab perubahan-perubahan merugikan".

10
Teori Darwin tentang evolusi melalui seleksi alam didasarkan pada dua fakta
sederhana yaitu:
a. Adanya variabilitas
b. Kesamaan antara induk dan keturunannya, dan satu kesimpulan bahwa
variasi-variasi yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kemungkinan makhluk hidup untuk tertahan dan berproduksi.darwin percaya
bahwa perubahan kondisi akan menghasilkan variasi baru. Ini merupakan
hasil yang segera tampak sebagai akibat adanya seleksi dan akhirnya
menghasilkan perubahan evolutif yang tetap (Swara, 2013).
Tidak dipungkiri lagi ide Darwin tentang seleksi alam merupakan konsep
biologi yang sangat penting. Ide seleksi alam sebagai mekanisme evolusi
didasarkan pada beberapa ide yaitu: Mahluk hidup yang dilahirkan jauh lebih
banyak daripada mahluk hidup yang dapat bertahan pada keadaan lingkungan
dengan makanan terbatas. Ketersediaan kebutuhan hidup yang terbatas
mengakibatkan terjadinya kompetisi di antara mahluk hidup. Kompetisi terjadi
sangat hebat di antara individu-individu yang sama jenisnya, karena mereka
memiliki keperluan atau kebutuhan hidup yang sama.

E. Pengertian Seleksi Alam


Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk
hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan
punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk
mempertahankan hidupnya.
Teori seleksi alam bersandar pada tiga prinsip utama :
1. Pada setiap generasi dihasilkan keturunan yang jumlahnya banyak, lebih
banyak daripada yang dapat didukung oleh sumber-sumber terbatas (makanan,
air, tempat teduh dan pasangan kawin)
2. Terdapat variasi yang dapat diwariskan dalam populasi keturunan yang terlalu
besar.

11
3. Terjadi kompetisi demi kesintasan, yang menyebabkan varian-varian yang
teradaptasi dengan lebih baik terhadap lingkungan tertentulah yang akan
berhasil dan menghasilkan keturunan yang mewarisi sifat-sifat adaptif
tersebut (Vitasari, 2013).

F. Macam-macam Seleksi Alam


Di alam ini terjadi 3 macam seleksi, yaitu seleksi terarah, seleksi stabilisasi,
dan seleksi disruktif.
1. Seleksi terarah
Jika kondisi lingkungan berubah, terjadi tekanan seleksi terhadap suatu
jenis yang menyebabkan spesies tersebut beradaptasi pada kondisi baru.
Didalam populasi, akan ada range atau rentang individu yang berdasarkan
dengan salah satu karakter.
Suatu populasi mungkin dapat berada dalam keadaan dimana individu-
individu yang menempati satu ekstrim dari kisaran fenotip lebih disukai
daripada yang lain-lain. Hal ini terjadi akibat perubahan pada lingkungan
fisiknya. Polusi udara yang disebabkan oleh revolusi industri di Britania Raya
berakibat evolusi populasi berwarna lebih gelap pada banyak sekali spesies
ngengat-melanisme industri. Pergeseran fenotip ini biasa disebut penggantian
ciri. Ini adalah akibat dari seleksi berarah. Jadi seleksi berarah adalah kekuatan
dinamis yang menyebabkan perubahan progressif dalm genotip dan oleh karena
itu perubahan evolusioner (Swara, 2013).

Gambar diatas menunjukkan bahwa ada tiga cara seleksi alamiah yang
dapat mengubah distribusi fenotipe populasi. Pada setiap kasus, sumbu X

12
merupakan kisaran variasi sifat yang dipertimbangkan sedangkan sumbu Y
merupakan kisaran jumlah individu dalam populasi di tempat tersebut.
Grafik sebelah kiri menunjukkan seleksi penstabilan bekerja melawan
individu yang ekstrim dari sifat yang terseleksi. Polimorfisme berimbang
merupakan salah satu contoh seleksi penstabilan. Grafik tengah menunjukkan
seleksi berarah menguntungkan fenotipe pada satu ujung kisaran tersebut,
sehingga menimbulkan pergeseran bertahap dalam distribusi fenotipe pada
populasi tadi. Grafik kanan menunjukkan seleksi distruptif menguntungkan
tipe ekstrim di ats tipe intermediate. Hal ini dapat menyebabkan pemisahan
populasi itu menjadi dua subpopulasi.
b. Seleksi Stabilisasi
Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan cenderung memperkecil
keekstriman atau penonjolan didalam kelompok. Dalam hal ini, hal tersebut
mengurangi kemampuan menghasilkan variasi dalam suatu populasi, dengan
demikian mengurangi pula kesempatan mengalami perubahan evolusi.
Seleksi alamiah sering bekerja untuk menyingkirkan individu dari
kedua fenotip ekstrim tersebut,di samping meningkatkan keberhasilan
reproduksi fenotip yang mendekati nilai rata-rata. Dalam hal yang demikian,
seleksi alamiah merupakan kekuatan yang bekerja untuk memelihara suatu
keadaan tetap pada saat tertentu. Misalnya, ekor panjang dan ekor pendek itu
keduanya tidak menguntungkan bagi tikus. Faktor-faktor yang mungkin
melibatkan seperti halnya daya tarik pada lawan jenis, kemudahan gerak,
kerugian karena pemangsa. Pada manusia misalnya, insiden mortalitas bayi itu
lebih tinggi baik pada bayi dengan bobot sangat berat maupun dengan bobot
yang sangat ringan. Jadi bayi dengan bobot rata-rata pada waktu lahir
terseleksi,dan yang bobotnya pada kedua ekstrim itu tersingkir. Polimorfisme
berimbang yang terjadi karena kemampuan superior heterozigot merupakan
contoh yang lain (Swara, 2013).
c. . Seleksi disruktif

13
Meskipun jenis seleksi ini kurang umum, namun bentuk seleksi ini
penting dalam mencapai perubahan evolusi. Seleksi distruktif dapat terjadi
jika factor – factor lingkungan mengambil sejumlah bentuk yang terpisah.
Tampaknya ada keadaan tertentu dimana individu pada kedua ekstrim dar
kisaran fenotipnya lebih sesuai dari pada yang terdapat di tengah-tengah. Hal
ini dinamakan seleksi disruptif atau seleksi terganggu. Arti penting
evulisionermya terdapat pada kenyataan bahwa seleksi disruptif itu dapat
menimbulkan terpecahnya lungkang (pool) gen tungal menjadi dua lungkang
gen yang berbeda. Hal ini dapat merupakan suatu cara pembentukan spesies
baru.
Residu dari operasi pertambahan sering kali mengandung ion metal
toksik dalam konsentrasi sangat tinggi, sehingga sebagian besar tumbuhan tak
dapat tumbuhan ditempat tersebut. Akan tetapi, beberapa spesies yang kuat,
misalnya rumput tertentu, mampu mentebar dari tanah sekitarnya yang tak
terkontaminasi sampai diatas timbunan limbah tersebut. Pemeriksaan pada
tumbuhan ini memperlihatkan bahwa mereka telah mengembangkan daya
tahan yang tinggi terhadap ion-ion toksik, disamping itu pada saat yang sama
mengembangkan pula kekurangmampuan tumbuh pada tanah yang tak
terkontaminasi. Karena penyerbukan pada rumput terjadi oleh angin, maka
terjadi persilangan antara populasi yang resisten dan tak resisten, namun
akhirnya terjadi seleksi disruptif. Laju kematian yang lebih tinggi pada
tumbuhan yang kurang resisten yang tumbuh pada tanah yang terkontaminasi,
dibandingkan dengan laju kematian yang lebih tinggi pada tumbuhan yang
lebih resisten yang tumbuh pada tanah yang tak terkontaminasi, menyebabkan
divergensi meningkat dan populasinya terbagi menjadi dua sub populasi
dengan perwujudan ekstrim sifat ini (Swara, 2013).

G. Contoh Seleksi Alam


Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di
inggris. Kupu-kupu biston betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang
cerah dengan yang bersapap gelap. Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih
sangat baik untuk adaptasi kupukupu yang bersayap cerah. Namun karena limbah

14
jelaga industri di inggris yang semakin banyak dan mengotori pepohonan sehingga
pohon menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih adaptif untuk kupu-kupu yang
bersapap gelap daripada yang terang. Hasilnya perkembangan kupu2 bersayap
gelap meningkat tajam dan sayap cerah berkurang drastis.
Seleksi alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan
reproduksi menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke genarasi
yang lain pada sebuah populasi. Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar
organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme
dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih berkemungkinan
mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak akan
diwariskan ke generasi selanjutnya (Vitasari, 2013).
Konsep pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran
evolusi mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya.
Namun, ini tidaklah sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran
mengukur proporsi generasi tersebut untuk membawa gen sebuah organisme.
Karena itu, jika sebuah alel meningkatkan kebugaran lebih daripada alel-alel
lainnya, maka pada tiap generasi alel tersebut menjadi lebih umum dalam
popualasi. Contoh-contoh sifat yang dapat meningkatkan kebugaran adalah
peningkatan keberlangsungan dan fekunditas. Sebaliknya, kebugaran yang lebih
rendah yang disebabkan oleh alel yang kurang menguntungkan atau merugikan
mengakibatkan alel ini menjadi lebih langka. Adalah penting untuk diperhatikan
bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik yang tetap. Jika lingkungan
berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan bisa menjadi
menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi merugikan.
Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi
untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan
meningkatkan daya tarik suatu organisme. Sifat-sifat yang berevolusi melalui
seleksi seksual utamanya terdapat pada pejantan beberapa spesies hewan.
Walaupun sifat ini dapat menurunkan keberlangsungan hidup individu jantan
tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang besar dan warna yang cerah dapat

15
menarik predator). Ketidakuntungan keberlangsungan hidup ini diseimbangkan
oleh keberhasilan reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan.
Bidang riset yang aktif pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi
alam diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok
organisme, dan bahkan spesies. Dari model-model ini, tiada yang eksklusif, dan
seleksi dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara serentak. Di bawah tingkat
individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di seluruh genom.
Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi kelompok, dapat mengijinkan
evolusi ko-operasi.
Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi,
khususnya genetika maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam
tidak lagi menjadi satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada
tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift.
Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita seirng disebut Neo-Darwinian
atau Modern Systhesis. Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo
Darwinian) terjadi karena adanya:
1. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
2. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
3. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan
(DNA/RNA).
4. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber
daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
5. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile
(dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi (Vitasari,
2013).
Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama
penyebab terjadinya evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari
prinsip yang dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cendrung
bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat
akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya
bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian kecil,
dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.

16
Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul
Neo Darwinian. Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses
yang menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype;
atau allele gen dan kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior)
berpeluang lebih besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah
individu keturunan yang superior akan bertambah sementara jumlah individu
inferior akan berkurang dari satu generasi ke generasi lainnya. Seleksi alampun
juga masih bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat bertahan hidup dalam
beberapa generasi. Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki beberapa
generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas
selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada
kematian di antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena
anggota populasi dengan genotype yang berbeda memproduksi keturunan dalam
jumlah yang berbeda atau berkembang mencapai matang seksual pada kecepatan
yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan mengurangi jumlah individu secara
drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan seleksi kemungkinan
akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas, sesungguhnya
juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan jumlah
individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang
ditunjukkan dalam angka kematian (Vitasari, 2013).
Darwin telah menerima, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert
Spencer “survival of the fittest in the struggle for life” sebagai altenatif untuk
menerangkan proses seleksi alam, namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang
tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka
yang lumayan pas dengan lingkungan dapat bertahan hidup dan bereproduksi.
Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu atau jenis pembawa
genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi berkurang.
Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi
dengan lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau

17
paling bertenaga, melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan
keturunan dengan jumlah terbanyak yang viable dan fertile (Vitasari, 2013).
Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic
yang baru yang di masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru
menyebabkan hilangnya suatu varian genetic atau berkurang frekuensi gen
tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila populasi berisi dua atau lebih
genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan atau ada yang
tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan
memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk
untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana
sumber materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic
pada varian-varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu
terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah
Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan
mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana
nantinya seleksi alam bekerja (Vitasari, 2013).

H. Teori Pertentangan Antara Para Ahli


1. Lamarck versus Darwin
Menurut teori Lamarck, jika leher jerapa terus-menerus digunakan
untuk menjangkau dahan yang tinggi, maka leher itu akan memanjang.
Keturunan berikutnya memiliki leher yang lebih panjang, demikian
seterusnya. Menurut teori ini baik jerapah berleher pendek maupun berleher
panjang memiliki jumlah ruas tulang leher yang sama. Perbedaannya terletak
pada panjang pendeknya tulang leher. Sedangkan menurut teori Darwin, ada
berbagai variasi jerapah yakni jerapah berleher pendek dan jerapah berleher
panjang yang dapat menggapai daun di tempat yang tinggi. Jerapah yang
berleher pendek tidak mendapat makanan dan akhirnya akan mati. Dengan
demikian jerapah yang berleher pendek terkena seleksi alam, sedangkan
jerapah yang berleher panjang tetap lestari (Hidayat, 2010).
2. Lamarck Versus Weismann

18
Menurut Lamarck, lingkungan berpengaruh terhadap makhluk hidup.
Secara alami, kondisi lingkungan senantiasa berubah. Agar tetap lestari,
makhluk hidup harus beradaptasi. Artinya makhluk hidup juga mengalami
perubahan. Perubahan tersebut diwariskan kepada keturunannya dari generasi
ke generasi. Sedangkan menurut August Weismann, perubahan jaringan tubuh
karena faktor lingkungan tidak diwariskankepada keturunannya. Perubahan
yang diwariskan kepada keturunannya adalah perubahan tingkat gen pada sel-
sel germinal dan sel-sel gamet. Jadi makhluk hidup dapat berubah jika gen
sel-sel germinal dan sel gamet yang dikandungnya mengalami perubahan.
Perubahan gen akan diwariskan kepada keturunannya. Perubahan lingkungan
yang tidak mempengaruhi gen, tidak akan berpengaruh kepada keturunannya
(Hidayat, 2010).
3. Darwin Versus Weismann
Dari uraian diatas tampak bahwa Weismann lebih cenderung
kepandangan Darwin tentang seleksi alam. Evolusi menyangkut cara
pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin, dengan kata lain, evolusi adalah
gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetik (Hidayat, 2010).

BAB III
PENUTUP

19
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa:
1. Adaptasi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, adaptasi ini bertujuan untuk mempertahankan hidupnya.
2. Jenis-jenis adaptasi antara lain: Adaptasi Morfologi, adaptasi fisiologi, adaptasi
tingkah laku
3. Sejarah seleksi alam berasal dari teori Darwin dan teori Lamarck. persamaan
dari keduanya yakni evolusi sama-sama terjadi karena pengaruh faktor
lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah pada yang menyebabkan
perubahan makhluk hidup, di mana lamarck disebabkan oleh kuantitas
penggunaan organ tubuh, sedangkan darwin pada seleksi alam.
4. Hukum seleksi alam menyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih
mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi
dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang
tidak mampu akan punah.
5. Pengertian seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa
makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama
kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu
beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling
bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
6. Jenis-jenis dari seleksi alam antara lain: Seleksi terarah, Seleksi stabilisasi, Dan
Seleksi disruktif
7. Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di
inggris. Jerapah yang berleher panjang dengan jerapah yang berleher pendek

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
secara penulisan maupun secara materi. Oleh karena itu, kami sangat
mebgharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun agar
makalah ini bisa berguna bagi mereka yang memerlukan dan untuk masa depan.

20
DAFTAR PUSTAKA
Ariyantini. 2008. Adaptasi Dalam Anthropologi.
http://etnobudaya.net/2008/01/28/adaptasi-dalam-anthropologi/. (DIakses
tanggal 19 Maret 2015).

21
Aziz, Fachroel. 2013. GEOMAGZ “Pencaharian Mata Rantai Yang Hilang”. Jurnal
Badan Geologi-Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. ISSN: 2088-
7906. Vol.3 No.3. Juni.
Endah, Faqiyah. 2011. Pengertian Adaptasi. http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2090615-pengertian-adaptasi/. (DIakses tanggal 19 Maret
2015).
Hidayat, dayat. 2010. Seleksi Alam. http:\\evolusi\Seleksi alam - Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas.htm (DIakses tanggal 24 Maret 2015).
Nusantari, Elya. 2013. Kesalahan Memahami Mutasi Terhadap Penolakan Teori
Evolusi dan Mempersiapkan Pembelajaran Evolusi Masa Depan. Jurnal
Penelitian Kependidikan. No.1. April.
Shafwan, Ahmad. 2014. Perkembangan Organisme Ditinjau dari Evolusi Sel. Jurnal
Biosains Unimed. ISSN: 2338-2562. Vol.2 No.3. November
Sutantri. 2014. Adaptasi. http://id.scribd.com/doc/76111234/ADAPTASI, (DIakses
tanggal 19 Maret 2015).
Swara, anjar. 2013. Seleksi Alam.
http://www.academia.edu/6274831/SELEKSI_ALAM_FIX (DIakses tanggal
20 Maret 2015).
Vitasari. 2013. Evolusi. http:\\evolusi\Teori Evolusi Charles Darwin Tentang Seleksi
Alam Dari Inggris Dgn Buku On the Origin of Species by Means of Natural
Selections Organisasi_Org.htm (DIakses tanggal 24 Maret 2015)

22

Anda mungkin juga menyukai