Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab terjadinya mutasi kromosom antara lain adanya gangguan fisik dan
kimia sehingga terjadi kesalahan di dalam pembelahan sel yang mengakibatkan
struktur kromosom rusak dan jumlah kromosom berubah
Variasi genetik adalah variasi yang terjadi pada genom suatu organisme baik pada
basa nukleotida, gen ataupun kromosom. Variasi genetik pada tingkat dasar
ditunjukkan oleh adanya perbedaan pada urutan basa nukleotida yang membentuk
DNA di dalam sel (Harrison, Laverty and Sterling, 2004). Variasi yang sering terjadi
pada manusia adalah single nucleotide polymorphism (SNPs) yaitu variasi atau
perubahan satu basa nukleotida yang terjadi pada individu (Dudley and Karczewski,
2013).
Analisis variasi nukleotida dapat dilakukan dengan menggunakan penanda
molekuler. Salah satu penanda molekuler yang sering digunakan dalam analisis
variasi nukleotida pada manusia adalah DNA mitokondria. DNA mitokondria telah
banyak digunakan dalam berbagai studi yaitu variasi genetik dan filogenetik. DNA
mitokondria memiliki beberapa karakter unik dibandingkan dengan DNA inti. DNA
mitokondria hanya diwariskan oleh Ibu tanpa adanya proses rekombinasi (Crispim et
al. 2006) dan setiap sel mengandung ratusan bahkan ribuan kopi DNA mitokondria.
Tingkat mutasi pada DNA mitokondria dibandingkan DNA intin lebih tinggi sekitar
5-10 kali lebih cepat (Giles et al. 1980). Keunikan sistem penurunan DNA
mitokondria telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang ilmu seperti filogenetik, studi
evolusi dan migrasi global manusia, bidang forensik dan identifikasi penyakit genetik
(Wallace, 1997).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Fuzzy Logic dan Sejarahnya
2. Alasan Penggunaan Fuzzy Logic
3. Cara Penggunaan Fuzzy Logic
4. Tipe – Tipe Fuzzy Logic

C. Tujuan

1
Adapun Tujuan dari makalah ini untuk mengetahui :
1. Pengertian Fuzzy Logic dan Sejarahnya
2. Alasan Penggunaan Fuzzy Logic
3. Cara Penggunaan Fuzzy Logic
4. Tipe – Tipe Fuzzy Logic

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Poliploidi
Poliploidi adalah keadaan pada sebuah organisme yang memiliki
set kromosom (genom) bertambah dari sepasang. Organisme yang memiliki keadaan
demikian dinamakan sebagai organisme poliploid. Usaha-usaha yang diperagakan
orang untuk menghasilkan organisme poliploid dinamakan sebagai poliploidisasi.
Organisme hidup pada umumnya memiliki sepasang set kromosom pada sebagian
luhur tahap hidupnya. Organisme ini dinamakan diploid (disingkat 2n). Namun,
sejumlah organisme pada tahap yang sama memiliki bertambah dari sepasang set.
Gejala semacam ini dinamakan poliploidi (dari bahasa Yunani πολλαπλόν, berganda).
Organisme dengan keadaan demikian dinamakan poliploid. Tipe poliploid dinamakan
tergantung jumlahnya set kromosom.
Jadi, triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), heksaploid (6n), oktoploid,
dst. Dalam kenyataan, organisme dengan satu set kromosom (haploid, n) juga
ditemukan hidup normal di dunia. Poliploidi umum terjadi pada tumbuhan. Dia
ditemukan pula pada hewan tingkat rendah (seperti cacing pipih, lintah, atau beberapa
jenis udang), dan juga fungi.
a. Pembentukan Poliploid
Di dunia, poliploid bisa terjadi karena kejutan listrik (petir), keadaan
lingkungan ekstrem, atau persilangan yang diikuti dengan gangguan pembelahan
sel. Perilaku reproduksi tertentu mendukung poliploidi terjadi,
misalnya perbanyakan vegetatif atau partenogenesis, dan menyebar lapang.
Poliploidi buatan bisa diperagakan dengan meniru yang terjadi di dunia, atau
dengan menggunakan mutagen. Kolkisin adalah mutagen yang umum digunakan
untuk kebutuhan ini. Efeknya cepat dikenali dan aplikasinya mudah.
Penggunaannya beresiko tinggi karena kolkisin sangat karsinogenik.
Autopoliploid terjadi apabila sebuah spesies, karena salah satu sebab di atas,
menggandakan set kromosomnya dan kesudahan saling kawin dengan
autopoliploid lain. Pola pembelahan sel autopoliploid berbelit karena melibatkan
perpasangan empat, enam, atau delapan set kromosom. Triploid karena
autopoliploid bisa bersifat fertil. Allopoliploid terjadi karena persilangan
antarspesies dengan genom yang berbeda tanpa diikuti reduksi jumlah sel
dalam meiosis. Amfidiploid adalah allotetraploid yang perilaku pembelahan
3
selnya serupa dengan diploid. Allopoliploidi segmental terjadi apabila sebagian
kromosom berasal dari genom yang berbeda (tidak semuanya berasal dari set
kromosom yang lengkap). Sebuah spesies bisa bersifat diploid, meskipun dalam
sejarah perkembangan evolusinya berasal dari poliploid. Spesies demikian dikenal
sebagai paleopoliploid. Contoh spesies ini misalnya padi. Dengan n=10, padi
berasal dari moyang poliploid dengan n=5.
b. Efek poliploidi pada organisme
Poliploidi seringkali memberikan efek dramatis dalam penampilan atau
pewarisan sifat yang mampu positif atau negatif. Tumbuhan secara umum
bereaksi positif terhadap poliploidi. Tetraploid (misalnya kentang) dan heksaploid
(misalnya gandum) berukuran bertambah luhur (reaksi "gigas", atau "raksasa")
daripada leluhurnya yang diploid. Karena hasil panen dijadikan bertambah tinggi,
poliploidi dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman. Berbagai kultivar tanaman
hias (misalnya anggrek) diciptakan dengan mengeksploitasi poliploidi.
Reaksi negatif terjadi terhadap kemampuan reproduksi, khususnya pada
poliploidi berbilangan jarang benar, meskipun ukurannya membesar. Karena
terjadi ketidakseimbangan pasangan kromosom dalam meiosis, organisme dengan
ploidi jarang benar biasanya mandul (steril). Pemuliaan tanaman, sekali lagi,
mengeksploitasi gejala ini. Karena mandul, semangka triploid tidak memiliki biji
yang normal (bijinya tidak menjadi bertambah sempurna normal atau
terdegenerasi) dan dijual sebagai "semangka tanpa biji". Penangkar tanaman hias
menyukai tanaman triploid karena biji tanaman ini tidak mampu ditumbuhkan
sehingga konsumen harus melakukan pembelian tanaman dari si penangkar.
Hewan bertulang balik (vertebrata) bereaksi negatif terhadap poliploidi. Biasanya
yang terjadi adalah kematian pralahir.
Contoh
Poliploidi pada mamalia biasanya hasilnya dengan kematian
pralahir. Vertebrata tertentu, seperti salamander dan kadal, juga memiliki "versi"
poliploid. Cacing pipih, lintah, dan udang, dibantu dengan perilaku
partenogenesis, juga memiliki anggota yang poliploid. Pada tumbuhan,
khususnya tumbuhan berbunga, poliploid mudah ditemukan sama berat terjadi
secara alami atau campur tangan manusia (baik sengaja maupun tidak) dalam
anggota pemuliaannya. Misalnya panjang:

4
Gandum, dengan berbagai versi tetraploid (gandum durum, 4n) dan heksaploid
(gandum roti, 6n),
Raps dan kerabatnya, yang keterkaitannya ditunjukkan secara sederhana dalam
segitiga U,
Kentang (4n),
Kapas (4n)
Tebu (multiploid, bisa mencapai bertambah dari 8n),
Pisang ambon, pisang raja (3n, sehingga tidak berbiji normal),
Triticale (4n),
Berbagai anggrek hias,
Stroberi (8n),
Semangka tanpa biji.

B. Aneuploidi
Aneuploidi adalah suatu ketidaknormalan yang terdapat dalam jumlah satu set
kromosom atau lebih yang disebabkan karena adanya kesalahan pemisahan satu
pasang kromosom saat pembelahan meiosis (pembelahan sel yang hasilnya berupa sel
anak). Apabila dalam sebuah sel terdapat tambahan jumlah kromosom menjadi tiga,
kondisi ini dinamakan dengan istilah trisomi.

Penyebab Aneuploidi Kromosom Seks


Penyebab pasti mengenai terjadinya ketidaknormalan atau kelainan pada kromosom
belum diketahui secara pasti. Kelainan ini biasa terjadi saat sel membelah dua.
Umumnya, setiap sel hasil pembelahan tetap memiliki jumlah kromosom yang benar.
Namun ada kemungkinan bisa terjadi abnormalitas saat salah satu sel mengalami
kekurangan atau kelebihan kromosom.

Beberapa faktor pendukung yang bisa menyebabkan adanya kelainan kromosom atau
kromosom abnormal seringkali dikaitkan dengan usia ibu saat di atas umur 35 tahun.
Usia yang lebih tua saat mengandung dapat memperbesar peluang terjadinya kelainan
kromosom selama masa kehamilan.

Tidak hanya usia yang lebih tua, faktor lain yang seringkali dikaitkan dengan kelainan
kromosom adalah faktor lingkungan dan gaya hidup.

Ciri-ciri Aneuploidi Kromosom Seks

5
Ada beragam jenis kelainan genetik yang dapat terjadi dengan ciri-ciri yang juga
beragam. Beberapa yang paling umum, yaitu:

Kondisi Down Syndrome

 Wajah dan hidung datar


 Kepala, telinga, dan mulut berukuran kecil
 Leher pendek dengan ciri-ciri kulit berlebih pada bagian belakang
 Kondisi tonus (tegangan) otot buruk atau tidak berfungsi baik
 Mata condong ke arah atas yang disertai dengan adanya lipatan kulit dari kelopak
mata atas dan menutupi sudut mata bagian dalam

Kondisi Edwards Syndrome

 Bibir sumbing
 Kelainan bentuk dada dan kaki
 Kelainan pada paru-paru, ginjal, lambung, dan usus
 Kelainan jantung
 Bentul tangan yang terkepal dengan jari tumpang tindih dan sulit untuk diluruskan
 Bentuk kepala yang cenderung lebih kecil dari ukuran normal

Kondisi Patau Syndrome

 Gangguan perkembangan saluran hidung


 Rahang bagian bawah berukuran lebih kecil dari umumnya
 Jarak antara kedua mata terlalu dekat
 Salah satu atau kedua bola mata tidak ada
 Salah satu atau kedua mata berukuran lebih kecil daripada biasanya

Pencegahan Terjadinya Kelainan Kromosom


Menurut informasi yang dihimpun dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menurunkan risiko terjadinya aneuploidi kromosom seks.

Penurunan risiko dapat dilakukan dengan menjalankan pola atau gaya hidup sehat,
seperti:

1. Mengonsumsi makanan bergizi


2. Memenuhi kebutuhan asam folat
3. Makan sayur dan buah-buahan
4. Berhenti merokok
5. Berhenti mengonsumsi alkohol
6. Melakukan olahraga secara teratur

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi pada makalah ini, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Logika fuzzy adalah logika yang mengandung unsur ketidakpastian.
2. Keanggotaan dalam himpunan fuzzy dinyatakan dengan derajat keanggotaan.
Suatu nilai dapat menjadi anggota dua himpunan sekaligus dengan derajat
yang berbeda.
3. Kendali logika fuzzy dilakukan dengan proses fuzzyfikasi, penalaran sesuai
dengan aturan, dan defuzzyfikasi.
4. Sistem kendali logika fuzzy cukup praktis diaplikasikan dalam berbagai
bidang.
5. Program fuzzy yang telah diimplementasikan dalam bahasa pemrograman
Java dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menentukan jumlah produk
yang dihasilkan berdasarkan
6. ondisi Suhu, Kebisingan dan Pencahayaan tertentu.
B. Saran
Dapat Menerapkan Himpunan Fuzzy Dan Proses Fuzzyfikasi dan Defuzzyfikasi
dalam berbagai aplikasi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Afan Galih Salman ST. M.Si ( https://socs.binus.ac.id/2012/03/02/pemodelan-dasar-


sistem-fuzzy/ ).
Fikri, Muhammad Azizul, Danang Erwanto, and Dian Efytra Yuliana. "Rancang
Bangun Alat Prediksi Kondisi Tubuh Ideal Menggunakan Metode Fuzzy Logic.
Munir, Rinaldi. 2012. Sistem Inferensi Fuzzy. Bandung. Informatika ITB (
Setiawan, Arif Budi, and Riky Dwi Puriyanto. "Pengatur Intensitas Cahaya Ruangan
dengan Metode Fuzzy Logic Menggunakan PLC." Buletin Ilmiah Sarjana Teknik

8
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Logika
Fuzzy”. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai
penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun
ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

i
9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Fuzzy Logic dan Sejarahnya........................................................3
B. Alasan Penggunaan Fuzzy Logic...................................................................5
C. Cara Penggunaan Fuzzy Logic......................................................................6
D. Tipe – Tipe Fuzzy Logic................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................10

B. Saran ..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................11

ii
10
Makalah
Logika Fuzzy

Disusun Oleh:
Kelompok : 3
1. Mardiana Harahap
2. Pajar Habibi Siregar
3. Primadoni Harahap
4. Rahmadani Hasibuan
5. Riska Armida Dewi Harahap

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS
(ITS) PALUTA
2023

11

Anda mungkin juga menyukai