Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH “PSIKOLOGI PENDIDIKAN”

“KEPRIBADIAN”

Dosen Pengampu :

Dr. Drs. I Ketut Tanu, M, Si

Oleh:

Gusti Ayu Sinta Santika Putri (2311031408/41)


Ni Kadek Yamaika (2311031237/19)
Ni Luh Putu Eka Dian Anggreni (2311031211/16)
Ni Putu Nia Arisna Dewi (2311031433/47)
I Gusti Putu Adityawan (2311031383/33)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS DHARMA ACARYA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS
SUGRIWA DENPASAR
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Kepribadian merupakan salah satu aspek yang kompleks dan menarik


dalam studi psikologi manusia. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
pemahaman tentang kepribadian terus berkembang, mengungkapkan keragaman
dan kompleksitas individu dalam berbagai konteks kehidupan. Dalam makalah
ini, kami berusaha untuk menjelajahi konsep kepribadian dari berbagai sudut
pandang, memperkenalkan pembaca pada konsep dasar, teori-teori dan aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif
mengenai konsep dan pentingnya pengembangan kepribadian. Pada bagian
pendahuluan, kami akan membahas latar belakang dari pembahasan mengenai
kepribadian, termasuk pentingnya pengenalan diri dan proses pembentukan
kepribadian sejak usia dini. Selanjutnya, kami akan merumuskan masalah-
masalah mengenai kepribadian yang akan dijelaskan dalam makalah ini.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam mengenai pentingnya pengembangan kepribadian, serta memberikan
wawasan yang berguna bagi pembaca dalam mengenali dan mengembangkan diri
mereka sendiri. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di
masa mendatang.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
dan dapat menjadi kontribusi yang berarti dalam pembahasan mengenai
pengembangan kepribadian.

Denpasar, 27 Maret 2024

(Penulis)
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kepribadian adalah gambaran cara seseorang bertingkah laku terhadap
lingkungan sekitanya, yang terlihat dari kebiasaan berfikir, sikap dan minat, serta
pandangan hidupnya yang khas untuk mempunyai keajegan.
Karena dalam kehidupan manusia sebagai individu ataupun makhluk sosial,
kepribadian senantiasa mengalami warna-warni kehidupan. Ada kalanya senang,
tentram, dan gembira. Akan tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa
manusia juga kadang-kadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan
sebagainya.Ini menunjukan bahwa manusia mengalami dinamika kehidupan.
Kepribadian sangat mmencerminkan perilaku seseorang. Kita bisa tahu
apa yang sedang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan
dpengalamn diri kita sendiri. Kita harus memahami definisi kepribadian serta
bagaiman kepribadian itu terbentuk.Untuk itu kita membutuhkan teori-teori
tingkah laku, teori kepribadian agar gangguan-gangguan yang biasa muncul pada
kepribadian setiap individu dapat dihindari.
Mempelajari kepribadian merupakan hal yang menarik karena dinamika
pengetahuan mengenai diri kita sendiri secara otomatis akan bertambah. Hal ini
karena hakikatnya manusia adalah yang ada dan tumbuh berkembang dengan
kepribadian yang menyertai setiap langkah dalam hidupnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian perkembangan kepribadian ?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian ?
3. Apa saja karakteristik kepribadian yang sehat (healthy personality) dan
karakteristik kepribadian yang tidak sehat ?
4. Apa saja permasalah kepribadian dan factor penyebabnya?
5. Apa peranan sekolah dan keluarga dalam optimalisasi perkembangan
kepribadian menuju termilikinya kepribadian yang sehat dan kuat (utuh) di usia
anak dan remaja ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. ARTI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang
lebih baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perkembangan adalah suatu
perkembangan menjadi lebih sempurna dalam hal akal, pengetahuan, dan lain-lain
Dalam dictionary of psycology (1972) dan The Penguin Dictinary of
psycology (1998), arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan
perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan
organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri
organisme-organisme tersebut.
Kepribadian dalam bahasa Inggris adalah personality.Istilah itu berasal
dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan personare, yang
artinya menembus.Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai
oleh para pemain sandiwara pada zaman Yunani Kuno.Dengan topeng yang
dikenakan diperkuat dengan gerak-gerik ucapannya, karekter tokoh yang
diperankan tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para
penonton.
Kemudian, kata persona yang semula berarti topeng, diartikan sebagai pemainnya,
yang memainkan peranan seperti digambarkan dalam topeng tersebut. Saat ini,
istilah personality oleh para ahli dipakai untuk menunjukan atribut tentang
individu, atau menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku
manusia.
Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan
paradigama yang mereka yakini dn focus analisis dari teori yang mereka
berkembang. Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli yang definisinya dapat
dipakai acuan dalam mempelajari kepribadian.
a. Gordon W. W. Allport
Pada mulanya, Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a man
really is”, tetapi definisi tersebut dipandang tidak memadai lalu dia merevisinya.
Definisi yang kemudian dirumuskan oleh Alport adalah “kepribadian adalah
organisasi dinamis dalam individu sebagai system psikofisis yang menentukan
cara yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan”
b. Krech dan Crutchfield
David Krech dan Richard S. Crutchfield (1969) dalam bukunya Elements
of Psychology merumuskan kepribadian, adalah integrasi dari semua karakteristik
individu ke dalam suatu kesatuan unik yang menentukan dan dimodifikasi oleh
usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah
terus-menerus.
c. Adolf Heuken S.J
Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta
kebiasaan seseorang, baik jasmani, mental, rohani, emosional maupun
social.Semua ini telah ditata dalam caranya yang khas di bawah berbagai
pengaruh dari luar.Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usaha menjadi
manusia sebagaimana yang dikhendakinya.
Berdasarkan semua definisi tersebut, dapat disimpulkan pokok-pokok
pengertian kepribadian sebagai berikut.
a. Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri ats psikis,
seperti inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita dan sebagainya, serta aspek
fisik, seperti bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dan sebagainya.
b. Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya
yang mengalami perubahan secara terus menerus dan terwujudlah pola
tingkah laku yang khas atau unik
c. Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi
dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap
d. Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


KEPRIBADIAN
Kepribadian itu berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, tetapi
di dalam perkembangan makin terbentuklah pola-pola yang tetap, sehingga
merupakan ciri-ciri yang khas dan unik bagi setiap individu. Menurut Singgih D.
Gunarsa, factor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang adalah:
a. Factor Biologis, yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani yang
meliputi keadaan pencernaan, pernafsan, peresaran darah. Kelenjar –
kelenjar urat syaraf, dan lain-lain.
b. Factor social, yaitu masyarakat yakni manusia-manusia lain disekitar
individu, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahas, dan sebagainya yang
berlaku dalam masyarakat itu
c. Factor kebudayaan, yaitu kebudayaan itu tumbuh dan berkembang didalam
masyarakat dan tentunya kebudayaan dari tiap-tiap tempat yang berbeda
akan berbeda pula kebudayaannya. Perkembangan dan pembentukan
kepribadian dari masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan masyarakat dimana anak itu dibesarkan
Sedang menurut Husain Mazhari, factor-faktor yang membentuk kepribadian anak
ada empat, yaitu :

 Peranan cinta kasih dalam pembinaan kepribadian


 Tidak menghina dan mengurangi hak anak
 Perhatian pada perkembangan kepribadian
 Menghindari penggunaan kata kotor

Masa kanak-kanak adalah masa yang paling peka bagi proses


pembentukan kepribadian seorang yang akan mewarnai sikap, perilaku, dan
pandangan hidupnya kelak dikemudian hari. Sedangkan, perkembangan
kepribadian anak itu sendiri, dopengaruhi oleh lingkungan tempat anak itu hidup
dna berkembang. Diantara factor lingkungan yang paling berpengaruh bagi
perkembangan kepribadian anak adalah orang tua yang mengasuh dan
membimbingnya beserta suasana kehidupan yang dibina. Dalam konteks
lingkungan keluarga inilah, maka kehadiran orang tua akan mempengaruhi dan
mewarnai proses pembentukan kepribadian anak selanjutnya.
Menurut Ngalim Purwanto (1990:162) ada beberapa alasan pentingnya
orang tua, terutama ibu dan ayah bagi pembentukan kepribadian anak, yakni:
 Pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama-tama.
 Pengaruh yang diterima anak itu batas dan jumlahnya.
 Intensitas pengaruh itu tinggi karena berlangsung terus menerus siang dan
malam.
 Umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana aman serta bersifat intim
dan bernada emosional.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepribadian anak dipengaruhi
oleh banyak factor, dan salah satunya ialah peranan orang tua dalam rangka
membimbing, mengarahkan, dan memberikan jalan keluar terhadap permasalahan
yang sedang dihadapi oleh anak, karena orang tua merupakan orang yang paling
dekat dengan anak-anak sehingga akan mudah untuk memahami kepribadiannya.

C. KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN YANG SEHAT (HEALTHY


PERSONALITY) DAN KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN YANG
TIDAK SEHAT
Menurut E. B. Hurlock (1986) karakteristik kepribadian yang sehat
ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mampu menilai diri secara realistic. Individu yang kepribadiannya sehat
mampu menilai diri apa adanya, baik kelebihan maupun kelemahannya,
menyangkut fisik (postur tubuh, wajah, keutuhan dan kesehatan) dan
kemampuan (kecerdasan dan keterampilan).
b. Mampu menilai situasi realistic. Individu dapat menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistic dan mau menerima
secara wajar. Dia tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai suatu
yang harus sempurna.
c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistic. Individu dapat
menilai prestasinya (keberhasilan yang diperolehnya) secara realistic dan
mereaksinya secara rasional. Dia tidak menjadi sombong, angkuh atu
mengalami “Superiority complex”, apabila memperoleh prestasi yang
tinggi, atau kesuksesan dalam hidupnya. Apabila mengalami kegagalan, dia
tiak mereaksinya dengan frustasi, tetapi dengan sikap optimistic (penuh
harapan).
d. Menerima tanggung jawab. Individu yang sehat adalah individu yang
bertanggung jawab. Dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
e. Kemandirian (autonomy). Individu memiliki sifat mandiri dalam cara
berfikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan
mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di
lingkungannya.
f. Dapat mengontrol emosi. Individu merasa nyaman dengan emosinya. Dia
dapat menghadapi situasi frustasi, depresi atau stress secara positif atau
konstruktif, tidak deskruptif (merusak)
g. Berorientasi tujuan. Setiap orang mempunyai tujuan yang ingin dicapainya.
Namun, merumuskan tujuan itu ada yang realistic dan ada yang tidak
realistic. Individu yang sehat kepribadiannya dapat merumuskan tujuannya
berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar
paksaan dari luar. Dia berupaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara
mengembangkan kepribadian (wawasan) dan keterampilan.
h. Berorientasi keluar. Individu yang sehat memiliki orientasi keluar
(ekstrovert). Dia bersifat respek (hormat), empati terhadap orang lain
mempunyai kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah
lingkungannya dengan sifat-sifat individu yang berorientasi keluar, yaitu :
1. Menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya sendiri
2. Merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain
3. Tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain
dan tidak mengorbankan orang lain karena kekecewaan dirinya.
4. Penerimaan social. Individu dinilai positif oleh orang lain, mau
berpartisipasi aktif dalam kegiatan social, dan memiliki sikap bersahabat
dalam berhubungan dengan orang lain.
5. Memiliki filsafat hidup. Dia mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat
hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
6. Berbahagia. Individu yang sehat, situasi kehidupannya diwarnai
kebahagiaan. Kebahagiaan ini didukung oleh factor-faktor achievement
(pencapaian prestasi), acceptance (penerimaan dari orang lain), dan
affection (perasaan dicintai atau disayangi orang lain).
Adapun karakteristik kepribadian yang tidak sehat, ditandai dengan:
a. Mudah marah (tersinggung)
b. Menunjukan kekhawatiran dan kecemasan
c. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
d. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih
muda atau terhadap binatang
e. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun
sudah diperingati atau dihukum
f. Mempunyai kebiasaan berbohong
g. Hiperaktif
h. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
i. Senang mengkritik/mencemooh orang lain
j. Sulit tidur
k. Kurang memiliki tanggung jawab
l. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan bersifat
organis)
m. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
n. Bersikap psimis dalam menghadapi kehidupan
o. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan.

D. PERMASALAHAN KEPRIBADIAN DAN FAKTOR PENYEBABNYA


Gangguan kepribadian merupakan ciri kepribadian yang menetap, kronis,
dapat terjadi pada hamper semua keadaan, menyimpang secara jelas dari norma-
norma budaya dan maladaptive serta menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk,
tidak fleksibel, dan biasanya terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa
dewasa. Hal ini karena pada usia ini masalah-masalah kepribadaian sering
bermunculan begitu luas dan kompleks.
1. Gangguan Kepribadian Paranoid
Gangguan kepribadian paranoid ini ditandai oleh ketidak percayaan
terhadap orang lain dn kecurigaan yang terus-menerus bahwa orang disekitar anda
memiliki motif jahat. Orang dengan gangguan ini cenderung memiliki
kepercayaan yang berlebihan pada pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri
dan biasanya menghindari hubungan dekat. Mereka mencari maksud tersembunyi
dalam segala hal dan membaca niat bermusuhan pada tindakan orang lain. Mereka
mudah mempertanyakan kesetiaan teman dan orang yang dicintai dan sering
bersikap dingin dan menjaga jarak dengan orang lain. Mereka biasanya
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain dan cenderung menyimpan
dendam dalam waktu yang lama.
Gangguan kepribadian paranoid sulit diobati, karena seringkali sangat
mencurigai para personal medis.Kombinasi obat-obatan dan terapi bicara dapat
efektif untuk memerangi gejala yang lebig merusak akibat gangguan ini.
2. Gangguan Kepribadian Skizoid
Menurut David & Neale dalam Nida UI Hasanat, orange dengan ganguan
kepribadian skixoid tidak memiliki keinginman dan tidak dapat menikmati
hubungan social, serta tidak memiliki teman dekat. Oranng dengan gangguan ini
tampak tidak menarik karena tidak memiliki kehangatan terhadap orang lain dan
cenderung untuk menjauhkan diri. Jarang sekali memiliki emosi yang kuat, tidak
tertarik pada seks dan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan. Mereka mungkin
menjalani kehidupan sendiri dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan dengan
orang lain yang sangat kecil. Riwayat kehidupannya mencerminkan minat
sendirian pada keberhasilan pekerjaan yang tidak kompetitif dan sepi yang sukar
ditoleransi oleh orang lain.
Kehidupan seksual mereka semata-mata fantasi, dan mereka mungkin
menunda kematangan seksualitas tanpa batas waktu tertentu.Mampu menanamkan
sejumlah besar energy afektif dalam minat yang bukan manusia, seperti
matematika dan astronomi, dan mungkin mereka sangat tertarik pada
binatang.Walaupun terlihat mengucilkan diri, pada suatu waktu ada kemungkinan
orang tersebut mampu menyusun, mengembangkan dan memberikan gagasan
yang asli dan kreatif.
3. Gangguan Kepribadian Scizotypal
Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili
skizofrenia ringan. Kelainan ini ditandai oleh cara berpikir dan memahami yang
aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari isolasi dari orang lain.
Mereka kadang-kadang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan indra
keenam atau bahwa mereka terhubung melalui cara-cara tertentu dengan berbagai
kejadian yang (sebenarnya) tidak terhubung sama sekali dengan mereka. Mereka
umumnya berperilaku eksentrik dan mengalami kesulitan berkonsentrasi untuk
jangka waktu yang lama.Perkataan mereka biasanya rumit dan sulit untuk diikuti.
4. Gangguan Kepribadian Antisosial
Kesalah pahaman yang umum adalah gangguan kepribadian antisosial
mengacu kepada orang yang memiliki keterampilan social yang buruk.Namun
seringkali yang terjadi adalah hal sebaliknya.Alih-alih karena kurangnya
keterampilan social, gangguan ini ditandai oleh kurangnya hati nurani.Orang
dengan gangguan ini rentan terhadap perilaku criminal, percaya bahwa korban-
korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan.Antisosial cenderung untuk
berbohong dan mencuri.Seringkali, mereka ceroboh dengan uang dan mengambil
tindakan tanpa berpikir tentang konsekuensinya. Mereka sering agresif dan jauh
lebih peduli dengan kebutuhan mereka sendiri dari pada kebutuhan orang lain.
Sebagian besar penjahat dipenjara memiliki gangguan ini hingga derajat
tertentu. Pengobatan gangguan ini sangat sulit, meskipun gejala gannguan ini
sering berkurang seiring dengan bertambahnya usia.
5. Gangguan Kepribadian Borderline
Gangguan kepribadian borderline ditandai oleh ketidakstabilan suasana hati
dan perasaan rendah diri.Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perubahan
mood yang terus-menerus dan kemunculan rasa marah. Sering kali, mereka kan
marah pada diri Mereka sendiri, menyebabkan luka pada tubuh mereka sendiri.
Ancaman dan tindakan bunuh diri biasa ditemui pada penderita borderline.
Borderline berfikir dengan cara yang sangat hitam-putih dan sering kali sarat
konflik dan ketegangan dalam berhubungan. Mereka juga cepat marah ketika
harapan mereka tidak terpenuhi.
Gangguan kepribadian borderline dinamakan denikian karena pada awalnya
dianggap berada di “perbatasn” gangguan jiwa.Kelainan ini relative umum,
mempengaruhi 2% dari seluruh orang dewasa.Perempuan lebih mungkin untuk
menderita borderline dari pada pria. Hamper 20% pasien rawat inap psikiatri
adalah penderita borderline. Dengan pengobatan, pasien sering mendapati gejala
mereka membaik.
Pengobatan borderline melibatkan terapi dimana saja pasien belajar untuk
mengekspresikan perasaannya alih-alih melampiaskan perasaan mereka dengan
cara yang merusak merugikan diri sendiri. Obat dapat membanntu, dan perlu
disertai dengan penanganan masalah penyalahgunaan alcohol atau obat
terlarang.Rawat inap singkat kadang-kadang diperlukan, terutama dalam kasus
yang melibatkan episode psikitik atau ancaman/upaya bunuh diri.
6. Gangguan Kepribadian Histrionik
Gangguan ini ditandai oleh perilaku yang bermacam-macam, yaitu
dramatic, ekstovert pada orang yang meluap-luap dan emosional, menyertai
penampilan Mereka yang falmboyan, pasien sering terdapat tidak mampu
mempertahankan hubungan yang mendalam dan berlangsung lama.Mereka
menunjukan perilaku mencari perhatian yang tinggi.
Mereka cenderung memperbesar pikiran dan perasaan, membuat segalanya
terdengar lebih penting dibandingkan kenyataan.Perilaku menggoda sering
ditemukan, baik pria maupun wanita.Pada kenyataannya, pasien historic mungkin
memiliki disfungsi psikoseksual.Wanita mungkin anorgasmik dan pria cenderung
mengalami impotensi. Mereka mungkin melakukan impuls seksual untuk
menentramkan bahwa mereka menarik bagi jenis kelamin yang lain. Kebutuhan
terhadap ketentraman ini tidak ada habisnya.Akan tetapi, hubungan mereka
cenderung dangkal dan pasien dapat gagal, tetapi asyik dengan diri sendiri dan
berubah-ubah.
Ditinjau dari teori psikonalisis, gangguan ini dapat muncul karena adanya
parental seductiveness, khususnya ayah terhadap anak perempuan.Orang tua yang
mengatakan bahwa seks adalah sesuatu yang kotor, tetapi tidak sesuai dengan
perilaku yang menunjukan bahwa seks adalah hal yang menyenangkan dan
diinginkan.
7. Gangguan Kepribadian Narsistik
Gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi mental yang ditandai oleh
pola perilaku yang berlebihan dalam kebutuhan akan pujian dan pengakuan,
kurangnya empati terhadap orang lain, serta kecenderungan untuk merasa superior
atau unggul. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari gangguan kepribadian
narsistik:
 Narsisme yang Muncul Secara Berlebihan: Orang dengan gangguan
kepribadian narsistik sering kali memiliki rasa percaya diri yang
berlebihan dan menganggap diri mereka sebagai yang paling penting atau
istimewa.
 Kurangnya Empati: Mereka cenderung kurang empati terhadap perasaan
dan kebutuhan orang lain. Mereka mungkin tidak peduli atau tidak
memperhatikan perasaan orang lain, dan seringkali melihat orang lain
hanya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
 Kekurangan Hubungan yang Sehat: Individu dengan gangguan
kepribadian narsistik sering kesulitan dalam menjaga hubungan yang sehat
dan mempertahankan hubungan yang dekat dengan orang lain. Mereka
cenderung manipulatif, memanfaatkan orang lain, dan sulit untuk bekerja
sama.
 Keharusan untuk Mendapat Pujian dan Pengakuan: Orang dengan
gangguan kepribadian narsistik sangat membutuhkan pujian dan
pengakuan dari orang lain. Mereka merasa tidak puas tanpa pujian atau
perhatian yang terus-menerus, dan mungkin merasa marah atau terluka
jika tidak mendapatkannya.
 Sikap yang Dominan atau Superior: Mereka sering menunjukkan sikap
yang dominan atau superior terhadap orang lain, merasa bahwa mereka
lebih unggul atau berhak mendapat perlakuan istimewa.
 Kehilangan Kontrol atas Emosi: Meskipun mereka mungkin terlihat
percaya diri di luar, mereka sering kali memiliki kecenderungan untuk
merasa terluka atau marah dengan mudah, dan sulit mengendalikan emosi
negatif mereka.
 Keterlibatan dalam perilaku berisiko: Beberapa individu dengan gangguan
kepribadian narsistik mungkin terlibat dalam perilaku berisiko atau
impulsif, seperti penggunaan narkoba atau seks berlebihan.
Penting untuk dicatat bahwa gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi
yang kompleks dan memerlukan perawatan yang tepat dari profesional kesehatan
mental. Terapi psikologis, seperti terapi kognitif perilaku atau terapi dialektikal
perilaku, sering digunakan untuk membantu individu mengelola gejala dan
meningkatkan hubungan interpersonal.
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Perkembangan kepribadian”adalah suatu proses yang mengasah sifat-sifat
baik pada diri seseorang dan mengurangi sifat-sifat yang buruk”.Hal ini lebih
ditekankan pada pengembangan karna pada dasarnya pengembangan diri
adalah”Mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki seseorang”,agar bisa
terwujud lebih efektif dan efisien Setiap individu adalah makhluk ciptaannya yang
unik dan spesifik,sebagai manusia kita tumbuh dan berkembang bersama orang
lain,oleh karenanya dibutuhkan manusia lain.”Tidak mungkin ia berkembang
seorang diri.Ia butuh orang lain untuk menyampaikan idenya,hasil
karyanya,aspirasinya.Dalam mencapai cita-citanya atau tujuan hidupnya.Karena
itu manusia berkembang bersama orang lain dan lingkungannya”.

2.SARAN
Melihat pentingnya kepibadian seseorang itu sendiri sangat penting bahwa
seseorang harus mengerti benar apa dan bagaimana kepribadian itu
sendiri,seseorang harus dapat menerima dirinya dahulu sebelum berusaha dalam
mengembangkan kepribadiannya,karena sebenarnya lah kepribadian dasar itu
sudah terbentuk sejak kecil dan tidak dapat diubah.Tapi cara mempersepsikan
sesuatu,bisa terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.Dunia terus
berputar,perubahan-perubahan merupakan hakekat hidup.Tak ada yang benar-
benar penting selain kepribadian baik yang objektif.Setiap orang menyukai tipe
kepribadian orang lain yang berbeda beda.Kuncinya adalah membangun
kepribadian yang membuat kita merasa bangga dan percaya diri.Kita tentu
menginginkan kepribadian yang akan menarik perhatian tipe orang yang kita
sukai.
DAFTAR PUSTAKA

AA. Anwar Prabu Mangkunegara. 2013. Manajemen Sumber Daya


Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

A.M, Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


Rajawali Pers

Ardani. 2007, Psikologi Klinis. Yogyakarta: Graha Ilmu

Euis Winarti, 2012, Pengembangan Kepribadian, Jakarta: Graha Ilmu

Htpps://www.wikihow.com

Htpps://www.dosenpsikologi.com

Htpps://www.pendidikan karakter.com
Laudia Tysara, 12 Mei 2023,Pengertian kepribadian,
https://www.liputan6.com/hot/read/5284740/pengertian-kepribadian-adalah-konsistensi-perasaan-
pemikiran-dan-perilaku-seseorang

Gramedia Blog, - ,
https://www.gramedia.com/literasi/lucid-dream/#google_vignette

Serafica Gischa, 28/02/2023 "Pengertian Kepribadian Menurut Ahli


https://www.kompas.com/skola/read/2023/02/28/230000769/pengertian-kepribadian-
menurut-ahli-.

Anda mungkin juga menyukai