Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Psikologi Islam

“ Kepribadian Dalam Perspektif Psikologi Islam “

Dosen Pembimbing

Vaesol Wahyu El, M. pd. I

Disusun Oleh :

Kiswatun Nabila

Bumi Cempoko Sari. Jln Jember No. 40 Cluring

Kec.Cluring Kab. Banyuwang


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Islam. Dalam makalah ini yang
berjudul ” Kepribadian Dalam Perspektif Psikologi Islam’
Adapun makalah ilmiah ini kami berusaha semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat melancarkan pembuatan
makalah ini, untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih
kepada :

1. Ketua Rektorat Sekolah Tinggi Islam Blambangan


2. Vaesol Wahyu El, M. pd. I
Namun tidak lepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan dari segi bahasa maupun dari segi lainya,
oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran maupun kritikan agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
tentang “Kepribadian Dalam Perspektif Psikologi Islam” ini dapat memberikan
manfaat terhadap pembaca.

Gresik, 15 Mei 2020

Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepribadian sering disebut juga dengan sifat bawaan sejak lahir yang dimiliki
seseorang, namun jika kepribadian dipandang dari perspektif islam, kepribadian
seseorang meliputi jismiyah, ruhaniyah, dan nafsiyah.
Dengan kerangka pengertian tersebut islam memiliki serangkaian prilaku
normatif manusia, Baik secara individu ataupun sosial, yang normanya diturunkan
dari ketiga sumber pokok ajaran islam tersebut. Rumusan kepribadian islam akan
bersifat lebih deduktif-normatif, yang menjadi acuan bagi manusia untuk
berprilaku. Dan karena sifatnya tersebut, kepribadian islam diyakini sebagai
konsep atau teori kepribadian yang ideal yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Dengan demikian psikologi islam memilki acuan normatif, yang berbeda
dengan psikologi barat dan sekuler. Prilaku manusia dalam sudut pandang
psikologi islam harus dilihat dalam frase islami. Prilaku yang sesuai dengan
perintah agama dinilai baik, dan yang dilarang agama dinilai buruk.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi kepribadian?
2. Apa faktor-faktor pembentuk kepribadian?
3. Apa struktur kepribadian dalam psikologi islam?
4. Bagaimana kepribadian manusia menurut perspektif Al-qur’an?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi kepribadian.
2. Mengetahui faktor-faktor pembentuk kepribadian
3. Mengetahui struktur kepribadian dalam psikologi islam
4. Mengetahui kepribadian manusia menurut perspektif Al-qur’an

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin persona yang berarti
topeng. Menurut Allport Hurlock (1978), kepribadian merupakan susunan sistem
psikofisik yang dinamakan dalam diri individu yang unik dan mempengaruhi
penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian juga merupakan kualitas
prilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian diri terhadap
lingkungannya.1

Beberapa definisi kepribadian dibawah ini menurut beberapa ahli;

1. Koentjaraningrat
Menurutnya kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal
dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku manusia.
2. Roucek dan Warren

Mereka mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi


faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari prilaku
seorang individu.

3. Robbins (1993)

Kepribadian adalah cara yang mana seseorang beraksi dan


berinteraksi dengan orang lain.2

Dalam kehidupan sehari hari kata kepribadian digunakan untuk


menggambarkan; (1) Identitas diri, jati diri seseorang. (2) Kesan umum seseorang
tentang diri anda atau orang lain.3

1
Yudrik Jahja,psikologi perkembangan,(Jakarta:Prenadamedia Group,2011) , hal 67.
2
Iraitha, “Kepribadian dan pengaruhnya” diakses dari http://Iraitha.bogspot.com, pada tanggal 2
Februari 2014.
3
Syamsu Yusuf dan A Juantika Nurihsan. Teori Kepribadian,( bandung:Remaja Rosdakarya, 2007),
hal 3.

2
2. Faktor Faktor Pembentuk Kepribadian

Ada beberapa faktor pembentuk kepribadian, yaitu

a. Faktor Biologis (Warisan)


Faktor ini diperoleh dari gen atau keturunan dari orang tua,
faktor ini memberi pengaruh besar terhadap sikap dasar pembentuk
kepribadian seseorang, karena orang tua menjadi contoh bagi anak
anaknya.
b. Faktor Kelompok

Lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap terbentuknya


kepribadian melalui pergaulan dengan masyarakat, kelompok sosial
bisa disebut teman hidup, entah itu kelompok masyarakat, kelompok
kerja, atau kelompok belajar. Ketika kita sudah bergaul dengan
kelompok maka secara tidak sadar atau tidak akan mempengaruhi
anggota yang lain.

c. Faktor Prenatal

Yaitu faktor yang berkaitan dengan pemberian rangsangan atau


stimulus ketika anak masih dalam kandungan. Oleh sebab itu, kondisi
dan kepribadian ibu juga akan berpengaruh terhadap fisik maupun
psikis anak yang akan dilahirkan.

d. Faktor Geografis

Yaitu faktor pembentuk kepribadian yang dipengaruhi oleh


lingkungan alam, dimana perbedaan iklim,topoghrafi, hingga sumber
daya alam yang tersedia akan menyebabkan manusia beradaptasi
dengan lingkungannya.

Maka kepribadian dengan sendirinya akan terbentuk, misalnya


orang yang tinggal di pesisir pantai akan berbeda dengan orang yang

3
tinggal di pegunungan. Misalnya orang orang pinggir pantai identik
berbicara dengan nada keras karena faktor suara ombak yang keras.

e. Faktor Kebudayaan
Yaitu faktor kepribadian yang dibentuk oleh kebudayan.
Perbedaan setiap kebudayaan membuat kebudayaan yang dimiliki
masing masing juga berbeda, sehingga perbedaan itu memberikan
ciri khas pada anggotanya. Karena manusia, alam, dan lingkungan
sosial termasuk kebudayaan yang saling mempengaruhi.
f. Faktor Pengalaman
Yaitu faktor yang berhubungan dengan pengalaman hidup.
Karena tiap jalan manusia berbeda-beda, maka pahit manisnya
kehidupan ini mempengaruhi kepribadian seseorang.4

3. Struktur Kepribadian Dalam Psikologi Islam


Struktur kepribadian adalah integrasi dari sifat-sifat dan sistem-
sistem yang menyusun kepribadian, yaitu aspek aspek kepribadian yang
bersifat relatif stabil, menetap dan abadi serta merupakan unsur unsur
pokok pembentukan tingkah laku individu. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa struktur kepribadian adalah aspek aspek yang terdapat pada diri
manusia yang membentuk kepribadian.5.
Berdasarkan pemahaman Abdul Mujib, aspek aspek diri manusia
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Aspek pisik yang disebut dengan struktur jismiyah atau jasadiyah
2. Aspek psikis yang disebut dengan struktur ruhaniyah, dan
3. Aspek psikopisik yang disebut dengan struktur nafsiyah.
a. Struktur jismiyah/ jasadiyah

4
Greatedu,”Faktor faktor pembentuk kepribadian”, diakses dari
http://greatedu.co.id/greatpedia/, pada tanggal 17 Desember 2018.
5
Abdul Mujib, Struktur kepribadian dalam psikologi islam,(Jakarta:Fakultas psikologi UIN Syarif
Hidayatullah,2006), hal 2

4
Jism adalah aspek diri manusia yang terdiri dari struktur organisme
pisik, organisme pisik manusia lebih sempurna disbanding dengan
organisme pisik lain. Pada aspek ini, proses penciptaan manusia memiliki
kesamaan dengan hewan ataupun tumbuhan, sebab semuanya termasuk dari
alam fisikal. Setiap alam biotik-lahiriyah memiliki unsur material yang
sama, yakni terbuat dari tanah, api, udara dan air. Sedangkan manusia
makhluk biotik yang unsur unsur pembentukan materialnya bersifat
porposional antara keempat unsur tersebut, sehingga manusia disebut
dengan makhluk yang terbaik penciptaanya.

b. Struktur Ruhaniyah
Keunikan esensial psikologi kepribadian islam dengan psikologi
kepribadian yang lain adalah masalah struktur ruh. Karena ruh adalah
seluruh bangunan kepribadian manusia dalam islam. Ruh merupakan
substansi psikologis manusia yang menjadi yang menjadi esensi
keberadaannya. Sebagai subtansi yang yang esensial ruh membutuhkan
jasad untuk aktualisasi diri.
Ruh merupakan sesuatu yang lembut dan halus yang dapat
mewujudkan kehidupan dan menggerakkan anggota tubuh.6, ruh memiliki
natur multi dimensi yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Ruh dapat keluar
masuk tubuh manusia. Dia hidup melalui zatnya sendiri tidak butuh
makan, minum serta kebutuhan jasmaninya.
c. Struktur Nafsaniyah

Nafs memiliki unsur psikopisik manusia yang merupakan buah dari


sinergi antara jasad dan ruh. Nafs memiliki natur gabungan anatar jasad dan
ruh. Apabila ia berorentasi pada jasad maka tingkah lakunya menjadi buruk
dan celaka, jika ia mengacu pada ruh maka kehidupannya akan baik dan
selamat.

6
Zakky Mubarak, Akal dan kalbu dalam pandangan Al-gazali,(Jakarta: PPS Uin syarif Hidayatullah,
2006), hal 88.

5
Nafs adalah potensi jasadi -ruhani manusia yang secara inhem telah
ada sejak manusia 4 bulan dalam kandungan. Semua potensi yang terdapat
pada daya ini bersifat potensial, tetapi dapat mengaktual jika manusia
mengupayakannya.

Struktur nafsaniyah dapat diuraikan menjadi tiga bagia, yaitu:

 Qolbu yang berhubungan dengan rasa atau emosi


 Aqal yang berhubungan dengan cipta atau kognisi
 Nafs yang berhubungan dengan karsa atau konasi7

4. Kepribadian Manusia Menurut Perspektif Al-qur’an


Allah SWT berfirman dalam Al-qur’an
‫وابتغ فيماءاتك اهلل ال ّدار االخرة وال تنس نصيبك من الدنيا‬

“Dan carilah dengan apa yang telah dianugerahkan Allah

kepadamu (kebahagiaan) negri akhirat dan janganlah kamu melupakan


bagianmu dari kenikmatan duniawi.

Dalam konteks ini rosulullah SAW bersabda;” yang terbaik


diantara kalian bukanlah orang yang beramal untuk dunianya tanpa
akhiratnya. Juga bukanlah orang yang beramal untuk akhiratnya dan
meninggalkan dunianya. Tetapi, yang terbaik diantara kalian adalah orang
yang beramal untuk keduanya”.

Apabila keseimbangan antara tubuh dan jiwa ini teralisasi, maka


akan teralisasilah kepribadian manusia dalam citranya yang hakiki dan
sempurna, seperti yang tercermin pada kepribadian rosulullah, dimana
pada dirinya terdapat keseimbangan antara kekuatan spiritual yang
mendalam dan vitalitas yang tinggi. Oleh karena itu, beliau adalah cermin
manusia sempurna dan kepribadian manusiawi yang ideal dimana
kekuatan psikis dan fisik seimbang.
7
Abdul Mujib, Struktur kepribadian,,,,,,hal 68.

6
Dalam Al-qur’an kepribadian manusia menjadi tiga, yaitu orang
orang yang beriman, orang orang yang kafir,dan orang orang yang
munafik. Pertama orang beriman disifati dengan sifat terpuji seperti;
Beraqidah, beribadah, menjaga hubungan baik dengan keluarga dan
masyarakat, memiliki sifat sifat moral ( sabar, lapang dada, adil, menepati
janji dan sebagainya). Kedua, orang kafir dengan berbagai sifat yang
merupakan kebalikan dari orang beriman. Ketiga , orang munafik
sebagaimana disebutkan dalam Al-qur’an :’ Sesungguhnya orang orang
munafik itu ditempatkan pada tingkatan paling bawah dari neraka, dan
kamu sekali kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi merek.
(QS. Ani nisa’;145).8

BAB III
8
Zaenal Arifin, psikologi dan kepribadian manusia, ( Trenggalek; jurnal STIT Sunan Giri, 2016)

7
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam psikologi yang bercorak islam kewenangan dan potensi


manusia mewujudkan cita dan kepribadiaanya, dalam psikologi islami
juga mengakomodasi betapa campur tangan Allah sangat dominan dalam
menentukan citra kepribadian seseorang . Disisi lain terdapat faktor
lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap terbentuknya kepribadian.
Dan paling berpengaruh adalah lingkungan sekitar yang menjadi objek
untuk bersosialisasi setiap hari, jika lingkungan baik maka baik pula
kepribadian dan sebaliknya.

Kepribadian manusia menurut perspektif islam tak terlepas dari


tiga hal yang meliputi akal, kalbu, dan nafsu. Qolbu akan senantiasa
menjadi pribadi yang baik atau disebut dengan muthmainnah, sedangkan
akal akan menjadi pribadi yang lawwamah atau menjadi pertimbangan
baik tidaknya pekerjaan, dan nafs akan selalu mengajak pada kemaksiatan
dan kerugian atau disebut dengan pribadi ammarah.

DAFTAR PUSTAKA

8
Jahja, Yudrik,. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Pranadamedia Group

Iraitha, 2014. Kepribadian dan pengaruhnya, diakses dari


http://Iraitha.blogspot.com, pada tanggal 2 Februari 2014.

Syamsu Yusuf dan A juantika nurihsan,2007, Teori Kepribadian.


Bandung:Rosdakarya

Greatedu, 201. Faktor Faktor Pembentuk Kepribadian,, diakses dari


http://greatedu.co.id/greatpedia/, pada tanggal 17 Desember 2018

Abdul Mujib, 2006. Struktur kepribadian dalam psikologi islam, Jakarta:Fakultas


psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Zakky Mubarak, 2006. Akal dan kalbu dalam pandangan Al-gazali, Jakarta: PPS
Uin syarif Hidayatullah

Zaenal Arifin,2016. psikologi dan kepribadian manusia, Trenggalek; jurnal STIT


Sunan Giri

9
           

10

Anda mungkin juga menyukai