Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA, atas kekuatan
yang telah dilim[ahkan kepada penulis, sampai terselesaikannya makalah ini.

Psikologi kepribadian menduduki tempat yang terpenting, baik oleh karena fungsi
maupn karena kawasan yang seharusnya terjamah. Sebab masalah kepribadian
bukan hanya dibicarakan untuk alat pembentukan, melaikan juga dapat
dipergunakan untuk alatbpembentuk kembali. Terutama untuk mereka yang
bersemboyan: besok harus lebih baik dari pada kemarin.

Mengenal pribadi diri dan pribadi orang lain, kedua nya diperlukan untuk dapat
saling berinteraksi sosial sebagaimana mestinya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya

Palembang, 2017

penyusun
KONSEP DASAR KEPRIBADIAN

OLEH:

NAMA: 1. SAFITRI HANDAYANI (17.13201.10.26)

2. NURUL KHOLIMAH(17.13201.10.

DOSEN PENGAMPU: ILUSTRI, S,Psi, M.Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIK BINA HUSADA PALEMBANG

TAHUN 2017/2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang


Psikologi kepribadian merupakan salah satu cabang dari psikologi yang
menguraikan struktur-struktur kepribadian manusia sebagai suatu totalitas serta
mengenai pemahaman-pemahaman tingkah laku yang menjadi cirri-ciri
individual.
Oleh sebab itu, dalam mempelajari psikologi tidak lepas dari mempelajari
tentang jiwa, kepribadian seseorang dalam setiap perbuatan tingkah laku dalam
kesehariannya. Dalam mempelajari kepribadian seseorang tidak hanya dapat
dilihat dari tampak luarnya saja, namun bisa dilihat dari dalamnya, karena sering
kali apa yang terlihat dari luar tidak sama dengan kenyataan yang terjadi, yang
dialami seseorang, semua yang tampak dari luar hanyalah sebagai topeng saja.
Kepribadian juga merupakan ranah kajian psikologi dalam pemahaman tingkah
laku, pikiran, perasaan, kegiatan manusia, yang memakai rasional psikologi.
Di dalam makalah ini penulis mencoba untuk menelaah lebih dalam
mengenai Konsep Dasar Kepribadian, dengan membahas apa pengertian
kepribadian, konsep yang berhubungan dengan kepribadian serta usaha-usaha
mempelajari kepribadian.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa kedudukan psikhologi kepribadian didalam keseluruhan sistimatika
psikhologi, beserta tugasnya yang khusus?
B. Apa saja faktor-faktor yang mempenaruhi kepribadian manusia?
C. Apa manfaat pengetahuan tentang psikhologi kepribadian?
D. Apa saja hambatan-hambatan?
E. Mengapa Pendidikan keluarga sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian?
F. Apa pengertian kepribadian?
G. Apa fungsi batin terhadap pembentukan kepribadian?
H. Bagaimana konsep yang berhubungan dengan kepribadian?
I. Bagaimana komponen kepribadian?
J. Bagaimana usaha-usaha mempelajari kepribadian?
K. Apa saja macam-macam perkembangan kepribadian?
L. Bagaimana struktur kepribadian?
M. Apa saja tipe-tipe kepribadian?
N. Apa saja aspek-aspek kepribadian?

C. TUJUAN
A. Untuk mengetahui kedudukan psikhologi kepribadian didalam keseluruhan
sistematika psikhologi, beserta tugasnya yang khusus
B. Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian manusia
C. Untuk mengetahui manfaat pengetahuan tentang psikhologi kepribadian
D. Untuk memahami hambatan-hambatan dalam psikologi
E. Untuk mengetahui pendidikan keluarga sebagai peetak dasar penbentukan
kepribadian?
F. Untuk memahami pengertian kepribadi
G. Untuk memahami fungsi batin terhadap pembentukan kepribadian
H. Untuk mengetahui konsep yang berhubungan dengan kepribadian
I. Untuk memahami komponen kepribadian
J. Untuk mengetahui usaha-usaha mempelajari kepribadian
K. Untuk mengetahui macam-macam perkembangan kepribadian
L. Untuk memahami struktur kepriadian
M. Untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian
N. Untuk memahami aspek-aspek kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kedudukan psikhologi kepribadian didalam keseluruhan sistimatika


psikhologi, beserta tugasnya yang khusus
Sesuai dengan kedudukannya psikologi kepribadian dapat dirumuskan
sebagai: psikhologi yang khusus mebahas kepribadian.
utuh, artinya yang dipelajari adalah seluruh pribadinya, bukan hanya
pikirannya, perasaannya, dan sebagainya, melaikan secara keseluruhannya sebagai
panduan antara kehidupan jasmani dan rohani
kompleks, oleh karena didalamnya proses pertumbuhannya terpengaruh
oleh faktor dari dalam yang terdiri atas bermacam-macam disposisi yang dibawa
sejak lahir dengan faktor-faktor dari lingkungannya yang terdiri atas mermacam-
macam hal.
Unik, oleh karena merupakan kehidupan yang tiada duanya diseluruh
dunia ini

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pribadi manusia


Menurut Purwanto (2005) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
kepribadian antara lain:
1. Faktor biologis
Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani,
atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan,
pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan
sebagainya.
2. Faktor sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni manusia-
manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor
sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya
yang berlaku dimasyarakat itu.

3. Faktor kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang
tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan.

C. Manfaat pengetahuan tentang psikhologi kepribadian


Tentu saja yang paling dapat merasakan betapa manfaat mengetahui
mengetahui kepribadian seseorang, pertama dan terutama adalah orang atau
pribadi itu sendiri. Caranya dengan berintrospeksi dengan melihat kepada diri
sendiri. Dengan demikian ia akan dapat selalu mengoreksi kekeliruan-kekeliruan
yang diperbuatnya, sehingga ia sendiri segera dapat merubah sebelum orang lain
merubahnya.

D. Hambatan-hambatan
Yang dimaksud dengan hambatan dalam hal ini, terutama hambatan yang
bersumber pada pengetahuan tentang kepribadian itu sendiri . yaitu bahwa
psikhologi kepribadian belum mampu memberikan informasi selengkap-
lengkapnya tentang gambaran pribadi seseorang, sebab tidak cukup alat untuk
dapat mengetahui hal itu. Sebenarnya yang paling mengerti tentang pribadi
seseorang adalah orang itu sendiri. Salah satu alat untuk menebus wawancara
adalah hasil maksimal yang dapat diketahui dari pribadi orang lain.

E. Pendidikan keluarga sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian


Peranan ayah dan ibu, sangat menentukan mereka berdualah yang
memegang tanggung jawab seluruh keluaraga. Merekalah yang menentukan
kemana keluarga itu akan dibawa, warna apa yang harus diberikan kepada
keluarga itu.
Anak-anak, sebelum dapat bertanggung jawab sendiri masih sangat
menggantungkan diri, masih meminta isi bekal, cara bertindak terhadap sesuatu
itu, cara berfikir, dari orang tuanya. Kebanyakan mereka meniru apa yang
dilakukan oleh kedua orang tuanya. Perbedaan yang sedikit saja akan
menyebabkan anak itu selalu ragu-ragu, yang manakah yang harus dianut dari
kedua rang tua itu. Tetapi oleh karena ayah pada umumunya tidak lebih banyak
berkumpul dengan anak-anak, oleh karena penanggung jawab keluarga, maka
yang paling dekat dengan si anaka adalah ibu. Ibu yang mengandungnya, ibu yang
memberikan ASI, ibu yang mengasuh, hampir setiap detik setiap saat.
Sepatutnyalah bahwa sebagian besar hidup sia anak bergantung kepada ibu.
Inilah sebabnya mengapa dikatakan surga anak adalah dibawah telapak
kaki ibu, yang artinya sebagian dari perilaku anak adalah ditentukan oleh contoh
dan perilaku ibu. Telapak kaki ibu yang diikuti oleh anak besar sekali
pengaruhnya kepada perkembangan pribadi anak sejak anak itu baru dilahirkan,
sampai belajar berjalan dan sampai anak itu dapat berjalan sendiri.

F. Pengertian kepribadian
Secara Etimologi kepribadian berasal dari kata Personality atau Person
yang secara bahasa memiliki arti : (1) an individual human being (sosok manusia
sebagai individu), (2) a common individual (individu secara umum), (3) a living
human body (orang yang hidup), (4) self ( pribadi), (5) personal existence or
identity (eksistensi atau identitas pribadi), (6) distinctive personal karakter
(kekhususan karakter individu).1[1]
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri
seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,
misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.
Sedangkan definisi kepribadian menurut Allport merupakan definisi
kepribadian yang dapat dikatakan lengkap. Allport mendefinisikan kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psychophysis yang
menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap sekitar.

1
Dalam definisi tersebut terdapat penjelasan, yaitu :
1. Pernyataan “dynamic organization” menekankan kenyataan bahwa
kepribadian itu selalu berkembang dan berubah, walaupun dalam pada itu ada
organisasi atau sitim yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen
dari pada kepribadian
2. Istilah “psychophysical” menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah ekslusif
(semata-mata). Organisasi kepribadian melingkup kerja tubuh dan jiwa (tak
terpisah-pisah) dalam kesatuan kepribadian
3. Istilah “determine” menunjukkan kepribadian mengandung determinasi yang
memainkan peranan aktif didalam tingkah laku individu
Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian digunakan untuk
menggambarkan identitas diri, jati diri seseorang, seperti “Saya seorang yang
terbuka” atau “Saya seorang yang pendiam”, kesan umum sesorang tentang diri
anda atau orang lain, seperti “Dia agresif” atau “Dia jujur” dan fungsi-fungsi
kepribadian yang sehat atau bermasalah, seprti “Dia baik” atau “Dia pendendam”.

G. Fungsi batin terhadap pembentukan kepribadian


Batin atau hati nurani manusia didalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya
adalah berfungsi sebagai hakim yang adil. Apabila didalam kehidupan manusia itu
mengalami konflik, pertentangan atau keraguan-raguan didalam akan bertindak
tentang sesuatu. Batin, bertindak sebagai suatu pengontrol yang kritis, sehingga
sebenarnya manusia diperingatkan untuk selalu bertindk menurut batas-batas
tertentu, yang tidak boleh dilanggarnya. Batin ini lah yang memungkinkan dapat
atau tidak nya rasa tanggung jawab pada pribadi seseorang itu bertumbuh. Batin
ini lah yang mendorong manusia untuk segera meminta maaf apabila bertindak
tidak benar. Sambil menjanjikan kepada dirinya sendiri untuk tidak akan berbuat
semacam itu lagi kepada siapa pun,sekalipun hanya disaksiakan oleh dia sendiri,
dan akan menyebabkan timbulnya kepribadian apabila bila memang apa yang
diperbuat itu benar-benar dapat dibenarkan oleh lingkungannya.
Terlalu sering melakukan perbuatan yang bertentangan dengan suara batin
didalam kehidupan yang sadar, hanya akan menyebabkan pecahnya kepribadian
seseorang. Sehingga didalam nya akan selalu dirasakannya konflik- konflik jiwa
yang tiada berkesudahan.
Disamping alat pengontrol batin juga berfungsi pula sebagai alat
pembimbing untuk membawa pribadi dari keadaan yang biasa kearah pribadi yang
akan mudah sekali dikenal oleh masyarakat. Misalnya pribadi yang bertsnggng
jawab, berdisiplin dll. Dikenalnya seseorang memiliki pribadi yang semacam itu,
akan berarti tumbuhnya wibawa orang itu sendiri. Wibawa ini lah yang diperlukan
dalam kehidupan.

H. Konsep yang berhubungan dengan kepribadian


Ada beberapa konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan
kadangkadang disamakan dengan kepribadian, (Alwisol, 2005 : 8-9) :
1. Character (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai
yang benar atau salah dan yang baik atau buruk.
2. Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan erat biologis atau
fisiologis.
3. Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang sama terhadap sekelompok stimuli yang
mirip, berlangsung dalam kuun waktu relative lama.
4. Type atttibute (ciri), yaitu mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli
yang lebih terbatas.
5. Habit (kebiasaan), yaitu respon yang sama dan cenderung berulang untuk stimulus
yang sama pula.

I. Komponen Kepribadian
Komponen kepribadian terdiri dari konsep diri dan sifat (trait). Konsep diri
dibedakan menjadi : konsep diri yang riil (siapa dia yang sesungguhnya), yang
ada dalam kenyataan, dan konsep diri yang ideal (gambaran diri yang diinginkan
seseorang). Aspek diri tersebut mempunyai aspek psikologis dan aspek fisik.
Sedangkan sifat merupakan kualitas tingkah laku atau pola penyesuaian
diri yang bersifat spesifik seperti reaksi terhadap frustrasi, cara untuk
menyelesaikan masalah, tingkah laku menampilkan diri atau menarik diri dalam
pergaulan dengan orang lain. Trait menunjukkan dua karakteristik, yaitu :
1. Individualitas, terungkap dalam variasi kualitas sifat tertentu.
2. Konsisten, yang terungkap dalam tingkah laku yang serupa yang dilakukan
seseorang dalam situasi dan kondisi yang hampir sama.

J. Usaha-Usaha Mempelajari Kepribadian mempelajari kepribadian


Usaha-usaha untuk memahami kepribadian orang lain sudah lama dan
banyak dilakukan, Yaitu :
1. Grafalogi (ilmu tentang tulisan tangan)
Grafalogi merupakan ekspresi jiwanya, juga gerakan menulis itu merupakan
bentuk ekspresi.
Dalam menganalisa tulisan tangan tersebut hal hal yang diperhatikan antara lain :
a) Apakah tulisan tetap lurus, naik atau menurun
b) Condong atau tegaknya tulisan
c) Besar kecilnya huruf
d) Jarak tulisan dari garis yang satu kegaris yang lain
e) Tumpul runcingnya tulisan
f) Jarak tulisan dari tepi, dan sebagainya.
2. Physiogomi (ilmu tentang wajah)
a) Keadaan dahi dan kening adalah petunjuk untuk mengerti kecerdasan
seorang
b) Hidung dan pipi ialah bagian yang dapat memberikan tanda mengenai
halus atau kasarnya seseorang
c) Mulut dan dagu dapat memberikan petunjuk tentang nafsu makan, nafsu
minum dan sebagainya
d) mata adalah bagian yang mencerminkan seluruh kehidupan jiwa dan
sebagainya.
Hippocrates dan Galenus mengemukakan bahwa manusia bisa dibagi
menjadi empat golongan menurut keadaan Zat cair yang ada dalam tubuhnya,
yaitu:
a) Melancholicus, yaitu orang-orang yang banyak empedu hitamnya,
sehingga tipe orang seperti ini selalu bersikap murung atau muram,
pesimistis, dan selalu menaruh rasa curiga.
b) Sanguinicus, yakni orang-orang yang banyak darahnya, sehingga orang-
orang tipe ini selalu menunjukkan wajah yang berseri-seri, periang atau
selalu gembira, dan beresikap optimistis.
c) Flegmaticus, yaitu orang-orang yang banyak lendirnya. orang tipe ini
sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis,
pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.
d) Cholericus, yakni orang yang banyak empedu kuningnya. Orang tipe ini
bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar mengendalikan
diri, sifatnya garang dan agresif.

K. Fase-fase perkembangan kepribadian


Freud berpendapat bahwa anak sampai kira-kira umur lima tahun melewati
fase-fase yang terdeferensiasikan secara dinamis, kemudian sampai umur dua
belas – tiga belas tahun mengalami fase latent, yaitu dynamika menjadi lebih
stabil.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada beberapa tahap, yaitu:
1. fase oral: 0,0 sampai kira-kira 1:0
pada fase ini mulut merupakan daerah pokok dari pada aktivitas dynamis
2. fase anal: kira-kira 1:0 sampai kira-kira 3:0
pada fase ini cathexis dan anti cathexis berpusat pada fungsi eliminatif
(pembuamgan kotoran)
3. fase phallis: kira-kira 3:0 sampai 5:0
pada fase ini alat-alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting
4. fase latent: 5:0 sampai kira-kira 12:0 atau 13:0
pada fase ini implus-implus cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan
5. fase pubertas: kira-kira 12:0 atau 13:0 sampai 20:0
pada masa ini implus-implus menonjol kembali.
Apabila ini dapat dipindahkan dan disublimasikan oleh das ich dengan
berhasil maka sampailah orang kepada fase kematangan terakhir
1) fase genetal
Sedangkan Perkembangan kepribadian menurut Jean Jacques Rousseau
berlangsung dalam beberapa tahap yaitu:
1. Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir - 2 tahun)
Tahap ini didominasi oleh perasaan. Perasaan ini tidak tumbuh dengan
sendiri melainkan berkembang sebagai akibat adanya reaksi-reaksi bayi
terhadap stimulus lingkungan.
2. Tahap perkembangan masa kanak-kanak (umur 2-12 tahun)
Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan makin
berkembangnya fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan.
3. Tahap perkembangan pada masa preadolesen (umur 12- 15 tahun)
Pada tahap ini merupakan tahap perkembangan fungsi penalaran
intelektual. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain. anak juga
mulai belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat
membahagiakannya.
4. Tahap perkembangan masa adolesen (umur 15- 20 tahun)
Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh dorongan seksualitas
yang kuat, dan mulai memikirkan tingkah laku yang bernilai moral.
5. Tahap pematangan diri (umur 20 tahun ke atas)
Pada tahap ini perkembangan fungsi kehendak mulai dominan.Mulai dapat
membedakan tujuan hidup pribadi, yakni pemuasan keinginan pribadi,
pemuasan keinginan kelompok, serta pemuasan keinginan
masyarakat.Pada masa ini terjadi pula transisi peran social, seperti dalam
menindaklanjuti hubungan lawan jenis, pekerjaan, dan peranan dalam
keluarga, masyarakat maupun Negara. Merealisasi setiap keinginan.
L. Struktur kepribadian
Menurut freud kepribadian terdiri atas tiga sistem atau aspek yaitu:
1. Das es
Das es dalam bahasa inggris the id disebut juga oleh FREUD system der
unbewussten. Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang
orisinil didalam kepribadian, dari aspek ini lah aspek yang lain tumbuh.
Das es merupakan dunia batin atau dunia subyektif , das es berisikan hal-
hal yang dibawa sejak lahir (unsur-unsur biologis), es merupakan reservoir
enersi psykhis yang menggerakkan das ich dan das uber ich.energi psykhis
didalam das es dapat meningkat karena perangsang, baik perangsang dari
luar maupun peragsang dari dalam.
Untuk menghilangkan ketidakenakan dan mencapai kenikmatan itu das es
mempunyai dua cara (alat proses) yaitu:
a) Refleks dan reaksi-reaksi otomatis, seperti misalnya bensin,
berkedip dan sebagainya.
b) Prose primer, seperti misalnya orang lapar membayangkan
makanan
2. Das ich
Das ich dalam bahasa inggris the ego disebut juga system derbesussten
verbewussten. Aspek ini adalah aspek psichologis dari pada kepribadian dan
timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia
nyata(realita).
Letak perbedaan antara das es dan das ich, yaitu kalau das es hanya
mengenal dunia subyektif (dunia batin) maka das ich dapat membedakan sesuatu
yang hanya ada didalam batin dan sesuatu yang ada didunia luar batin (dunia
obyektif, dunia realita)
3. Aspek das ueber ich
Das ueber ich adalah aspek sosiologis dari pada kepribadian, merupakan
wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan
orang ta kepada anak-anaknya, yang dimasukkan (diajarkan) dengan berbagai
perintah dan larangan. Da ueber ich lebih merupakan kesempurnaan dari pada
kesenagan, karena itu das ueber ich dapat pula dianggap sebagai aspek moral dari
pada kepribadian.

G.    Struktur psyche atau kepribadian


Menurut C.G. Jung, tipe manusia bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:
1. Tipe ekstravert, yaitu orang-orang yang dipengaruhi oleh dunia obyektif, yaitu
dunia luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju keluar: pikiran, perasaan,
serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya baik
lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial. Bersikap positipterhadap
masyarakat: hatinya terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain
lancar. Bahaya bagi type ekstravert ini ialah apabila ikatan kepada dunia luar
itu terlampau kuat, sehingga ia tenggelam didalam dunia obektf kehilangan
diriny atau asing terhadap dunia subyektif nya sendiri
1. Tipe introvert, yaitu orang-orang yang dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu
dunia didalam dirinya sendiri. Orientasinya terutama tertuju kedalam pikiran,
perasaan, serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh faktor-faktor
subyektif. Penyesuaiannya dengan dunia luar kurang baik jiwanya tertutup,
sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik
hati orang lain. Penyesuaian dengan hatinya sendiri baik. Bahaya bagi type
introvert ini ialah kalau jarak dengan dunia obyektif terlalu jauh, sehingga
orang lepas dari dunia obyektifnya.
Antara ekstravert dan introvert terdapat hubungan yang kompensatoris
H. Aspek-aspek Kepribadian
Tingkah laku manusia dianalisi ke dalam tiga aspek atau fungsi, yaitu:
1. Aspek kognitif (pengenalan), yaitu pemikiran, ingatan hayalan, daya
bayang, kreativitas, pengamatan, dan pengindraan. fungsi apek kognitif
adalah menunjukkan jalan, mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.
2. Aspek afektif, yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan
alam perasaan atau emosi.
3. Aspek motorik, yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia
seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.
BAB III
PENUTUPAN

A.     Kesimpulan
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri
seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,
misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.
Struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego.
Sedangkan konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian: Character
(karakter), Temperament (temperamen), Traits (sifat-sifat), Type atttibute (ciri),
Habit (kebiasaan).
Kepribadian juga memiliki tipe-tipe, yaitu : Tipe extrovert, yaitu orang-
orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya. Dan Tipe introvert, yaitu
orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada beberapa tahap, yaitu:
tahap oral (0-2 tahun), tahap anal (2-4 tahun), tahap palus (4-6 tahun), tahap laten
(6-12 tahun), tahap genetal (12-18 tahun), tahap dewasa (dewasa awal, usia
setengah baya dan usia senja).

B.     Saran
Semoga pembahasan makalah di atas dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca, dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Penulis mengakui bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah
SWT. Demikian dari penulis apabila ada salah dan khilaf, Penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana anna, M sidharta, brouwer MAW, menuju kesejahteraan jiwa. PT.


Gramedia, Jakarta 1962
Kunkel, Fritz DR. Dan Ruth, pendidikan pribadi, balai pustaka, jakarta,1953
Agus sujanto, Drs. Paikologi Umum, Aksara baru, jakarta, 1979
Dahler Sj, Franz, dr. Menuju kesehatan psikis, yayasan kanisius, yogyakarta, 1975
Kartini kartono, Dra. Teori Kepribadian dan Mental Hygiene, alumni,
bandung,1971
E.  Koeswara, Teori-teori Kepribadian, cet 2, PT Eresco, Bandung, 1991.

http://aidazainuri.wordpress.co.id/2016/04/konsep-dasar-kepribadian.html

Anda mungkin juga menyukai