Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Kepribadian

Bagas Adi Hidayat (2220302052), Raka Ardiansyah (2220302053),


Ali Zainal Abidin (2220302065)

Kepribadian merupakan ciri khas dan cara berperilaku individu yang diperlihatkan dalam
kehidupannya sehari-hari. Cara berperilaku dimaksud melingkupi cara individu berperasaan,
berfikir serta bertindak dalam lingkungan sosialnya. Secara lebih spesifik, kepribadian dapat
diartikan sebagai kombinasi dari perilaku, emosi, motivasi, dan pola pikir yang mendefinisikan
seseorang.

Berikut ini pengertian menurut para ahli


1. Koentjaraningrat, seorang ahli antropologi Indonesia menyatakan kepribadian sebagai
susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan
seorang individu.
2. Dalam buku berjudul ―Sociology an introduction,Roucek dan Warren menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis,
psikologi dan sosiologis yang mendasari prilaku seorang individu. Faktor-faktor biologis
itu meliputi keadaan fisik, sistem syaraf, proses pendewasaan individu, dan kelainan-
kelainan biologis lainnya. Adapun faktor psikologi meliputi unsur tempramen, perasaan,
ketrampilan, kemampuan belajar, keinginan dan lain sebagainya. Faktor sosiologis
merupakan faktor yang mempengaruhi kepribadian seorang individu yakni dapat berupa
proses sosialisasi yang di peroleh sejak kecil.
3. Theodore M. Newcomb menyatakan bahwa kepribadian merupakan kumpulan sikap
yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Hal ini berarti
kepribadian menunjuk pada kumpulan dari sikap-sikap seorang individu untuk berbuat,
mengetahui, berfikir, dan merasakan, ketika ia sedang berhubungan dengan orang lain
atau ketika menangangapi suatu masalah.
4. Allport (1937) mendefinisikan kepribadian sebagai: “personality is the dynamic
organization within the individual of those psychophysical systems that determine his
unique adjustments to his environment” yang berarti kepribadian adalah organisasi
dinamis yang ada dalam diri individu yang berasal dari sistem psiko-fisikis yang
menentukan keunikan seseorang beradaptasi dengan lingkungannya.
5. Dalam bukunya yang berjudul Personality: A Psychological Interpretation, Gordon
Allport (1937) menyatakan ada dua cara mempelajari kepribadian manusia cara yang
nomotetis dan idiografis. Psikologi nomotetis mencari hukum-hukum umum yang dapat
diterapkan untuk orang yang berbeda, seperti prinsip aktualisasi diri, atau sifat dari
extraversion. Psikologi idiografis merupakan upaya untuk memahami aspek unik dari
individu tertentu
6. Eysenk (1916- 1997) mendefinisikan kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku
aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan
lingkungan. Pola tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional
dari empat sektor utama yang mengorganisir tingkah laku: sektor kognitif (intelligence),
sektor konatif (character), sektor afektif (temperament), sektor somatik (fisiologis dan
fungsi otak)
7. Menurut Gibson (1996) definisi dari kepribadian adalah himpunan karakteristik dan
kecenderungan yang stabil serta menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku
seseorang.
8. Wood (2000) mendefinisikan kepribadian sebagai profil keseluruhan atau kombinasi sifat
yang memberi ciri khas sifat dasar seseorang.

Sebagai makhluk sosial, kepribadian individu sangat ditentukan oleh faktor lingkungan sosial
dan tempat individu dibesarkan. Kepribadian terbentuk melalui interaksi sosial yang terjadi
antara individu dengan orang-orang disekitarnya.
Proses terbentuknya kepribadian berjalan beriringan dengan proses sosialisasi yang dialami oleh
individu. Setiap individu sudah pasti memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing yang
membedakannya dirinya dengan individu lain karena setiap individu mengalami proses
sosialisasi yang berbeda-beda.
Kepribadian juga, menggambarkan ciri khas individu dalam memposisikan dirinya dalam
berinteraksi dengan masyarakat. Ketika mengamati kepribadian suatu individu, kita dapat
mengetahui kekhasan individu tersebut dalam menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang
berlaku disekitarnya.

Faktor Pembentuk Kepribadian


Kepribadian terbentuk oleh pengaruh faktor-faktor fisik dan sosial yang ada disekitar kita. Secara
lebih rinci, terdapat beberapa faktor pembentuk kepribadian individu, yaitu sebagai berikut:
a. Keturunan / Warisan biologis
Kepribadian seseorang dimaknai sebagai suatu hal yang diwariskan secara turun-temurun
dari satu generasi ke generasi lainnya. Sebagai contoh, Rudi terkenal sebagai anak yang
memiliki jiwa kewirausahaan, adapun sifat ketekunan dan kesabaran yang dimilikinya
merupakan turunan dari Ayah dan Kakeknya yang merupakan wirausahawan sukses.
b. Lingkungan Fisik
Proses terbentuknya kepribadian individu turut dipengaruhi oleh lingkungin fisik yang
berupa letak geografis, iklim, topografi dan sumber daya alam. Sebagai contoh, orang
dari etnis Batak terkenal memiliki logat berbicara yang lantang dan keras, hal ini
dikarenakan latar belakang lingkungan fisik tertentu. Dahulu, orang Batak tinggal di
wilayah pegunungan dan berciri khas pola permukiman menyebar. Permukiman yang
tersebar menyebabkan jarak satu rumah dengan rumah lainnya menjadi berjauhan, maka
untuk dapat berkomunikasi warga harus saling berteriak dan bersuara lantang.
c. Pengalaman Kelompok sosial
Kepribadian individu dipengaruhi oleh faktor kelompok teman sebaya, dikenal pula
dengan istilah peer group atau reference group. Kelompok teman sebaya merupakan
kelompok yang memiliki ciri karakteristik berupa persamaan usia dan status. Kelompok
pergaulan menjadi faktor yang berperan secara signifikan dalam membentuk karakter
kepribadian individu setelah keluarga. Dalam hal ini, kelompok pergaulan cenderung
menentukan baik buruknya kepribadian individu. Khususnya saat memasuki usia remaja
dimana individu cenderung memiliki rasa penasaran yang tinggi, kesalahan dalam
memilih teman sepergaulan dapat membawa pengaruh buruk terhadap kepribadian
individu tersebut.
d. Pengalaman Unik
Kepribadian individu terbentuk atas pengalaman pribadi individu dengan lingkungan
fisik, sosial dan budaya disekitarnya. Berbagai gabungan pengalaman pribadi individu
menjadikan masing-masing individu sebagai pribadi yang unik. Kepribadian individu
tidaklah sama, bahkan anak kembar yang dilahirkan secara bersamaan dari rahim yang
sama akan memiliki perbedaan sifat dan karakter kepribadian

e. Faktor lingkungan kultural


(Kebudayaan masyarakat), dapat berupa: a) Kebudayaan khusus kedaerahan atau etnis,
b) Cara hidup yang berbeda antara desa dengan kota, c) Kebudayaan khusus kelas
sosialyang terjadi di masyarakat, d) Kebudayaan khusus karena perbedaan agama, e)
Pekerjaan atau keahlian.
f. Faktor intelektual
Pengetahuan dapat memberikan individu kemampuan untuk menyelsaikan suatu masalah
yang terjadi, dengan pengetahuan seorang individu dapat mengambil keputusan dan
memecahkan masalah. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kepribadian seseorang karena faktor ini juga menetukan bagaimana
seseorang bersikap dan menanggapi keadaan sekitarnya maupun interaksi yang terjadi.
g. Faktor emosional
Perasaan yang terjadi akibat terjadinya respon terhadap suatu permasalahan atau keadaan
sering dianggap sebagai gambaran kepribadian seseorang/individu

Unsur Kepribadian.
Unsur-unsur kepribadian merupakan hal yang berkaitan dengan kepribadian, unsur-unsur
kepribadian biasanya di gunakan unruk menggambarkan kepribadian seseorang, mengingat
bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan sesamanya maka dari
itu peniliaian individu biasanya dilakukan oleh orang lain melalui unsur kepribadian. Terdapat
lima unsur kepribadian yang dimiliki oleh seorang individu, yaitu sebagai berikut:
1. Karakter/watak, merupakan tingkah laku yang ditunjukkan individu dalam kehidupannya
sehari-hari. Orang lain cenderung dapat menilai karakter/watak individu, ada
karakter/watak yang dianggap baik dan ada pula yang buruk.
2. Tempramen, merujuk pada sifat kepribadian yang terbentuk dengan melibatkan unsur
warisan biologis atau keturunan. Tempramen adalah suatu kondisi dimana seorang anak
memiliki sifat-sifat tertentu yang merupakan warisan dari orang tuanya.
3. Sifat, adalah tindakan berulang yang dilakukan oleh individu serta cenderung berlangsung
dalam kurun waktu lama. Sifat-sifat dalam diri individu sangat beragam, terbentuk oleh
karena pengaruh berbagai faktor sosial dan budaya.
4. Ciri, juga merupakan tindakan berulang yang telah berlangsung dalam kurun waktu lama.
Ciri menegaskan bahwa masing-masing individu adalah pribadi yang unik dan memiliki
cirinya masing-masing.
5. Kebiasaan, merupakan suatu pola perilaku yang dipraktekkan terus menerus oleh individu
ketika dihadapkan dalam kondisi (stimulus) tertentu. Pola perilaku atau kebiasaan
terbentuk dalam kurun waktu lama dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial
seorang individu. Kebiasaan dapat dihilangkan ataupun diubah tergantung motivasi
individu

Pembentukan Kepribadian Dipengaruhi Media Sosialisasi


Pembentukan kepribadian dalam tinjauan sosiologi dipengaruhi oleh media-media sosialisasi
yang ada dalam hidup individu. Secara umum, terdapat bebrapa media sosialisasi yang
berpengaruh dalam pembentukan kepribadian, yaitu (1) media sosialisasi keluarga; (2) media
sosialisasi teman sebaya; (3) media sosialisasi sekolah; (4) media sosialisasi lingkungan kerja;
dan (5) media sosialisasi media massa.
Dalam modul Sosialisasi (2017) yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dijelaskan masing-masing media sosialisasi sebagai berikut:
1. Media sosialisasi keluarga
Keluarga punya pengaruh signifikan dalam pembentukan kepribadian anak. Bagaimanapun juga,
sejak lahir pertama kali, seorang bayi berinteraksi dengan ibu atau ayahnya. Dari situ, ia belajar
dari pengamatannya, meniru, dan melakukan banyak hal melalui tuntunan dari pengasuh dan
keluarganya.
2. Media sosialisasi teman sepermainan
Teman sebaya dan sepermainan memiliki pengaruh penting dalam membentuk kepribadian
individu, terutama kepribadian remaja. Dari kelompok pertemanan, seseorang merasa aman dan
dianggap penting dalam kelompok tersebut.
Karena manusia adalah makhluk sosial, kelompok pertemanan merupakan tempat yang sesuai
untuk menyalurkan rasa kecewa, takut, khawatir, tertekan, gembira yang mungkin tidak
disalurkan di dalam keluarga.
3. Media sosialisasi sekolah
Sekolah merupakan institusi penting yang mempengaruhi kepribadian anak. Dari sekolah,
seorang siswa belajar menyerap nilai-nilai dan norma yang ada dalam masyarakat.
4. Media sosialisasi lingkungan kerja
Lingkungan kerja berpengaruh dalam pembentukan kepribadian individu. Di lingkungan kerja, ia
berinteraksi dengan rekan kerja, atasan, dan kolega kerja lainnya.
5. Media massa sebagai media sosialisasi
Media massa adalah instrumen lain yang berpengaruh membentuk kepribadian seseorang.Dari
media massa, diperoleh nilai-nilai dan norma yang diterima oleh masyarakat tersebut. Selain itu,
media massa juga lazimnya adalah representasi umum dari suatu kelompok masyarakat.
Melalui media sosialisasi itu, seseorang akan melalui beberapa tahapan sosialisasi yang perlahan-
lahan akan membentuk kepribadiannya.
Tahapan proses sosialisasi tersebut terdiri dari empat tahapan sebagai berikut:
a) Tahap persiapan (preparatory stage)
Tahap ini dialami sejak seseorang dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan dirinya untuk
memperoleh pemahaman tentang dunia sosialnya dan juga dirinya. Pada tahap ini anak-anak juga
mulai bisa menirukan kegiatan yang ada di sekitarnya meski tidak sempurna. Contoh: Kata
"makan" yang biasanya ditirukan seorang anak balita tetapi hanya bisa mengucapkan "mam".
Anak itu pun belum paham apa yang diucapkannya, tetapi seiring berjalannya waktu maka dia
akan memiliki pemahaman tentang apa yang diucapkan dan dilakukannya.
b) Tahap meniru (play stage)
Tahap ini ditandai dengan bertambah sempurnanya kemampuan seorang anak dalam menirukan
peran-peran yang dilakukan oleh orang disekitarnya. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran
tentang nama diri, nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak juga mulai memiliki
kesadaran tentang apa saja tugas seorang ibu dan sosok yang diharapkan dari seorang ibu oleh
anak. Pembentukan kesadaran tentang dunia sosial manusia yang berisikan banyak orang juga
mulai terjadi. Dari kesemua orang tersebut ada sebagian orang yang memiliki peranan penting
dalam pembentukan dan bertahannya diri, yaitu tempat anak untuk menyerap norma dan nilai
kehidupan. Orang-orang ini bagi seorang anak disebut sebagai orang yang berarti (Significant
other)
c) Tahap siap bertindak (game stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan
digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri
dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri
pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan
adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai
menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan
bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan
berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin
kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman
sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar
keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan
dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu
yang berlaku di luar keluarganya.
d) Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia
sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat
secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak
hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi
juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari
pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan
dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap.
Untuk menjadi sebuah watak dan kepribadian, harus terbentuk suatu kebiasaan yang terjadi
melalui pengulangan hingga beberapa kali.

Teori Kepribadian.
Dalam perkembangannya, teori kepribadian memiliki tiga pendekatan, yaitu: pendekatan sifat,
pendekatan psikodinamis dan pendekatan humanis.
1. Teori Kepribadian Sifat (Trait) didasarkan pada alasan predisposisi mengarahkan
perilaku individu dalam pola yang konsisten. Menurut Allport dalan Gibson (1996) sifat
(Trait) adalah merupakan batu bata ibarat pondasi dari suatu bangunan, alasan, tindakan,
sumber keunikan individu. Sifat adalah dugaan kecenderungan yang mengarahkan
perilaku secara konsisten dan ciri karakteristik tertentu. Sifat menghasilkan konsistensi
pada perilaku, karena sifat melanjutkan atribut dan cakupannya secara umum dan luas.

2. Teori Kepribadian Psikodinamis menurut Freud bahwa perbedaan kepribadian individu


itu karena setiap orang mempunyai dasar yang berbeda. Ia membagi kepribadian menjadi
tiga bagian, yaitu: id, ego dan superego. Id adalah system kepribadian yang paling dasar,
system yang di dalamnya terdapt naluri-naluri bawaan. Ego adalah sistem kepribadian
yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia obyek dari kenyataan dan
menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Berdasarkan fungsinya tersebut
maka ego bertindak sebagai penengah konflik, seringkali ego harus kompromi, untuk
mencoba dan memuaskan Id dan Superego. Superego adalah sistem kepribadian yang
berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik buruk),
dimana nilai-nilai termasuk di dalamnya sikap moral tersebut dibentuk oleh masyarakat.
Superoego sering bertentangan dengan Id, Id ingin melakukan apa yang dirasa baik
sementara Superego memaksa melakukan apa yang “benar”
3. Teori Kepribadian Humanistik menurut Roger dalam Gibson (1996) pendekatan untuk
memahami kepribadian menekankan pada perkembangan individu dan aktualisasi diri
seseorang. Pendekatan dalam memahami kepribadian adalah humanistik (berpusat pada
manusia) dan percaya bahwa yang paling dasar dari organisme manusia adalah untuk
aktualisasi diri.

Anda mungkin juga menyukai