Anda di halaman 1dari 3

MODUL 2 KELAS X IPS

BAB II

INDIVIDU, KELOMPOK DAN HUBUNGAN SOSIAL

Salah satu bukti bahwa individu membutuhkan individu lain dalam kehidupan sehari-hari adalah kerja sama. Kerja sama
merupakan bentuk hubungan social dalam masyarakatyang bertujuan menciptakan harmoni social dan keteraturan
social. Contohnya kerja sama apat diamati pada gambar

A. Pembentukan identitas individu dan kelompok


Masyarakat terdiri dari individu dan kelompok. Kelompok-kelompok dalam masyarakt sengaja dibentuk oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kelompok tersebut terjadi proses sosialisasi. Sosialisasi
adalah proses individu belajar menghayati dan melaksanakan sisten nilai dan norma yang berlaku pada
masyarakat. Menurut Bruce J. Chen, sosialisasi aialah prose-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan
dalam masyarakat, membentuk kepribadian, dan membangun kapasitas diri agar berfungsi, baik sebagai individu
maupun anggota kelompok. Dalam proses belajar tersebut terjalin hubungan social antar individu dan antar
kelompok dalam masyarakat. Dengan demikian identitas individu dan kelompok akan terbentuk melalui
sosialisasi.
1. Pembentukan identitas individu
Setiap manusia memiliki kepribadian yang unik dan berbeda. Kepribadian tersebut menjadi identitas dan
karakter yang melekat dalam diri individu. Pembentukan kepribadian sebagai identitas diri diperoleh melalui
proses sosialisasi. Sosialisasi pertama diperoleh seorang individu dari keluarga. Selanjutnya, sosialisasi
diperoleh melalui lingkungan sekitar, sekolah, masyarakat, dan lingkungan kerja.
a. Factor Pembentukan Kepribadian dan Identitas Individu
Pembentukan identitas seseorang dapat dipengaruhi oleh factor dari dalam dan luar individu. Adapun
bebrapa factor pembentukan kepribadian individusebagai berikut.
1) Factor biologis
Factor biologis dapat memengaruhi perilaku komplusif (perilaku dari dalam), pengendalian diri,
komunikasi, dan minat seseorang. Warisan biologis menunjukan adanya perbedaan intelegensi
(tingkat kemampuan) dan kematangan biologis. Warisan biologis membawa pengaruh pada
kepribadian seseorang, misalnya orang yang memiliki kekurangan fisik biasaya merasa rendah diri jika
berhadapan dengan orang yang mereka angap lebih sempurna. Sebagai contoh, adanya perilaku
negative terhadap orang-orang yang secara fisik memiliki kekurangan. Orang-orang yang memiliki
kekurangan fisik terkadang juga mengalami diskriminasi, misalnya sulit mendapatkan pekerjaan di
suatu instansu atau lembaga.
2) Factor kelompok
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Jika individu bergabung dalam kelompok
tertentu, berarti individu mulai percaya kepada lingkungan kelompok tersebut untuk memberikan
pengaruh posititif atau negative dalam dirinya.setiap kelompok mewariskan pengalaman khas kepada
anggotanya. Pengalaman anggota kelompok juga diperoleh mealui interaksi dengan kelompok lain.
3) Factor geografis
Factor geografis atau alam dapat memengaruhi kepribadian seseorang. Iklim,dan sumberdaya alam
menyebabkan seseorang harus menyesuaikan diri terhadap kondisi alam. Sebagai contoh,
masyarakat yang hidup di daerah empat musim (musim dingin, semi, panas, gugur, kemarau, hujan)
cenderung memiliki etos kerja tinggi terutama pada saat musim panas karena mereka harus
memperiapkan diri sabaik mungkin saat mengadapi musim dingin.
4) Factor kebudayaan
Kebudayaan merupakan pengetahuan yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Pengetahuan tersebut berkaitan dengan nilai dan norma social masyarakat.
Selanjutnya, kebdayan berkembang menjadi cara/jalan hidup masyarakat. Mata pencaharian, hasil
kesenian, ilmu pengetahuan, dan bahasa masyarakat. Oleh karena itu, budaya dapat berkembang
menjadi identitas individu karena dipelajari dan diterapkan melalui proses belajar dilingkungan social.
5) Factor Pengalaman
Setiap orang mempunyai kepribadian berbeda dengan orang lain meskipun orang itu berasal dari
keluarga yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik yang sama. Oleh karena itu, pengalaman
memiliki pengaruh besar untuk membentuk keppribadian individau. Maeurut Paul B. Horton,
pengalaman tidak sekedar bertambah, tetapi menyatu dengan kepribadian individu. Seeorang yang
merasa nyaman dengan pengalaman akan mengenang atau mengembangkanya secara lebih lanjut.
b. Teori Pembentukan Diri Menurut George Herbert Mead
Dalam ilmu sosiologi. Teori pembentukan kepribadiandapat dijelaskan melalui pemikiran George
Herbert Mead. Adapun teori pembentukan kepribadian dapat anda simak dalam penjelasan berikut
1) Teori Peran
Menurut George Herbert Mead dalam Richard T. Schaefer (2012;92-93), pembentukan diri pada setiap
orang dilakukan melalui sosialisasi. Adapun sosialisasi yang dilakukan manusia hingga terbentuk ‘‘diri’’
sebagai berikut.
a) Tahap Persiapan ( Preparatory Stage)
Tahap persiapan dialami individu individu sejak lahir kedunia. Tahap persiapan merupakan tahap
pemahaman tentang diri sendiri. Pada tahap ini anak mulai melakukan tindakan meniru dari proses
sosialisasi secara berlahan.
b) Tahap Meniru (Play Stage)
Pada tahap ini anak mulai meniru perilaku orang dewasa. Anak mulai mengenal lingkungan keluarga
dan masyarakat sekitar. Pada tahap ini anak sudah mampu menyebutkan namanya, nama orang
tuanya, keberadaanya, dan mengenali lingkungan masyarakat sekitar. Anak mulai menyadari bahwa
lingkungan menurut dirinya agar memahami nilai dan norma seperti yang diajarkan orang tuanya.
c) Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
Pada tahap ini anak mulai meninggalkan imitasi. Anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya untuk
saling bersosialisasi. Pada tahap ini anak sudah mencapai proses sosialisasi ekualitas (sosialisasi
sederajat) meskipun dilakukan secara tidak sadar. Anak juga sudah mampu membentuk peraturan-
peraturan yang dibuat untuk mencapai keteraturan system dalam interaksi dengan teman sebaya
melalui permainan. Dengan kemampuan tersebut, anak mulai memahami norma yang berlaku diluar
lingkungan keluaraganya.
d) Tahap enerimaan Norma Kolektif (Generalized Other)
Pada tahap ini anak sudah mencapai proses kedewasaan. Anak mampu memahami peran yang
seharusnya dilakukan dalam masyarakat. Secara sadar individu memahami penting arti suatu
peraturan yang dibentuk oleh masyarakat. Individu juga mulai menjalin hubungan social yang lebih
kompleks dan intim dengan orang lain.
2) Teori Cermin Diri
Charles Horton Cooley menjelaskan bahwa setiap ondividu belajar menjadi diri sendiri melalui interaksi
dengan orang lain. Charles Horton Cooley menggunakan istilah teori cermin diri (looking glass-self) untuk
menekan bahwa diri (self) merupakan produk interaksi social. Dengan demikian, pembentukan identitas
diri/individu dipengaruhi oleh persepsi yang dikemukakan orang lain. Pandangan orang lain yang melekat
pada diri seseorang akan memengaruhinya dalam bersikap dan berperilaku.
Menurut Charles Horton Cooley, proses perkembangan identitas diri terjadi melalui tiga tahap berikut.
a. Sesorang membayangkan pandangan orang lain terhadap dirinya.
b. Seseorang membayangkan cara orang lain meniali penampilan dan kepribadian yang ditampilkannya.
c. Seseorag melakukan penilaian dan mengambil keputusan atas perasaan serta penialaian orang lain
terhadapnya.
Berdasarkan teori pembentukan individu diatas, dapat disimpulkan bahwa identitas individu terbentuk
dari sosialisasi. Menurut Bruce J. Cohen, sosialisasi ialah proses-proses manusia mempelajari tata cara
kehidupan dalam masyarakat, membentuk kepribadian, dan membangun kelompok. Dengan
demikian, terbentuk identitas idividu dipengaruh oleh proses hubungan social. Melalui hubungan
social itu pula identitas seseorang mendapat pengakuan diri orang lain.
2. Pembentukan Identitas Kelompok.
Keberadaan kelompok social tidak dapat dipisahkan dari kehidupan social dalam masyarakat. Menurut paul
B.Horton dan Chester L. Hunt, kelompok merupakan kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama
akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Salah satu ikatan yang membentuk kelompok adalah identitas
kolektif yang disepakati menjadi penanda duatu kelompok. Identitas kolektif terbentuk karena adanya
kesamaan antar anggota kelompok, seperti kesamaan pemikiran, kepentingan, tujuan, ciri, fisik dan
keturunan berdasarkan identitas kolektif sebuah kelompok.
Dalam pembentukan identitas kelompok terdapat proses pembentukan yang disadari oleh identitas social
anggotanya. Menurut Tjafel dan Turner, proses pembentukan yang disadari oleh identitas melalui tiga
tahapan yaitu sebagai berikut
a. Ktegorisasi (categorization)
Pada tahapan kategorisasi, individu mengenali dan mengelompokan identitas-identitas berdasarkan
kategori social seperti etnik, ras, religi, pekerjaan, dan status social. Kategori tersebut akan memberikan
pemahaman mengenai latar belakang setiap anggota kelompok.
b. Identifikasi (Identifikation) (menelaah/menetilti)
Pada tahap idenidentifikasi, individu mulai mengidentifikasi dirinya sebagai anggota suatu kelompok.
Dalam tahap identifikasi, individu memiliki dua posisi. Pertamam individu dibangun berdasarkan
keanggotaan dalam suatu kelompok (social identity). Kedua, individu memandang dirinya sebagai
indvidu yang unik (personality identity)
c. Perbandingan Sosial
Pada tahapan perbandingan social, individu membuat perbandingan atara dirinya dan anggota lain
dalam rangka mengevaluasi dirinya. Individu dapat mengetahui identitas dirinya dengan melakukan
perbandingan social.
Melalui tahapan tersebut dapat disimpulkan bahwa identitas social kelompok yang dibentuk melalui
beberapa tahap. Dengan demikian, identitas sebuah kelompok terbentuk melalui sebuah perilaku yang
membedakan kelompok tersebut dengan kelompok lain.

Anda mungkin juga menyukai