Anda di halaman 1dari 36

Pengaruh proses sosialisasi dan

komunikasi terhadap penyelesaian


konflik antar keluarga
“Tasyi Athasyia Buka Suara Soal Dugaan Konflik dengan Tasya Farasya”

Kelompok 5 :
1. Sri Sundari - 44321120003 Dosen Pengampu :
2. Tarma Vikram Habiyasa - 44321120006
3. Ambarwati - 44321120002 Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom
APA ITU PROSES
SOSIALISASI ???

"a process by which a child learns to be a


participant member of society“
proses melalul mana seorang anak belajar
menjadi seorang anggota yang berpartisipasi
dalam masyarakat (Berger, 1978:116).
Proses sosialisasi dilakukan setiap orang sejak lahir di muka bumi sampai meninggal.
Bahkan, seorang bayi yang baru lahir melakukan sosialisasi. Contohnya belajar
membuka mata untuk melihat dunia, belajar memegang sesuatu, dan belajar merasakan
sesuatu. Bersamaan dengan berjalannya waktu, pembelajaran bayi mengenai dunia
semakin kompleks. Misalnya belajar berjalan, berbicara, makan, dan mengenal
lingkungan sekitar.
Pendapat beberapa ahli sosial mengenai pengertian proses sosialisasi :
• Krathwohl
Proses sosialisasi adalah proses yang meng usahakan seseorang menjadi peka terhadap rangsangan
masyarakatnya dan menyesuaikan diri serta berperilaku seperti orang lain dalam masyarakatnya atau
kebudayaannya.
• Laurence
Proses sosialisasi adalah proses pendidikan atau latihan seseorang yang belum berpengalaman dalam
suatu kebudayaan dan berusaha menguasai kebudayaan sebagai aspek perilakunya.
• Guire
Proses sosialisasi adalah proses penyajian kemungkinan-kemungkinan perilaku perorangan dengan
sanksi positif atau negatif yang menyebabkan penerimaan atau penolakan oleh orang lain.
• Lawang, Robert M.Z
Proses sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang
diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.
Proses sosialisasi yang berlangsung di masyarakat umumnya melalui media tertentu

KELUARGA TAMAN BERMAIN SEKOLAH MEDIA MASSA


Bagan pembentuk kepribadian melalui sosialisasi

kepribadian seseorang terbentuk dari warisan biologis yang dipengaruhi oleh lingkungan (lingkungan keluarga,
lingkungan pendidikan, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat luas, dan media massa) melalui sosialisasi.
Keluarga merupakan kelompok
sosial pertama dalam kehidupan
manusia dimana ia belajar dan
menyatakan diri sebagai manusia
sosial, dalam interaksi dengan
kelompoknya. (Kurniadi, 2001: 271)

Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina, sehingga anggota keluarga
merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan. Menurut Rae Sedwig (1985), Komunikasi Keluarga
adalah suatu pengorganisasian yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh (gesture), intonasi suara, tindakan untuk
menciptakan harapan image, ungkapan perasaan serta saling membagi pengertian (Dikutip dari Achdiat, 1997: 30).
sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder.

Sosialisasi primer. Sosialisasi sekunder


Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan
lanjutan dari sosialisasi primer, memperkenalkan
sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama
individu ke dalam kelompok tertentu pada
individu semasa kecil dengan belajar menjadi
masyarakat dalam bentuk resosialisasi dan
keluarga atau anggota masyarakat . Sosialisasi
desosialisasi. Proses resosialisasi adalah pemberian
primer berlangsung saat anak mulai mengenal
suatu identitas diri yang baru kepada seseorang,
anggota keluarga dan lingkungan keluarga, secara
sedangkan dalam proses desosialisasi seseorang
bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya
mengalami pencabutan identitas diri yang lama.
dengan orang lain di sekitar keluarganya. Peran
Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung
orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi
dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat
sangat penting, sebab seorang anak melakukan pola
bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat
interaksi secara terbatas di dalamnya. Kepribadian
sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah
anak akan sangat ditentukan oleh interaksi yang
dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun
terjadi antara anak dengan anggota keluarga
tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang
terdekatnya.
terkukung, dan diatur secara formal.
Menurut George Herbert Mead sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibagi melalui beberapa tahap sebagai
berikut

Tahap persiapan (Preparatory Stage)


Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal
dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak
mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.

Tahap siap bertindak (Game Stage)


Dalam tahap siap bertindak, peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan peran
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuan menempatkan diri pada
posisi orang lain pun meningkat, sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara
bersama-sama. kesadaran adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-
temannya. Lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai
berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah.

Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage).


Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa, dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat
secara luas. Individu dapat bertenggang rasatidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi
dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan,
kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya, dengan perkembangan
diri pada tahap ini telah menjadikan individu sebagai warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Charles H. Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi.

Faktor eksternal Faktor Internal


Pada hakikatnya faktor internal yaitu faktor
pada dasarnya merupakan faktor-faktor yang
yang berasal dari dalam diri individu yang
berasal dari luar diri individu yang melakukan
melakukan proses sosialisasi. Wujud nyata
proses sosialisasi tersebut. Faktor eksternal
dari faktor internal antara lain dapat berupa
ini dapat berupa norma-norma, sistem sosial,
pembawaan ataupun warisan biologis
sistem budaya, sistem mata pencarian yang
termasuk kemampuan yang ada pada diri
ada di dalam masyarakat.
seseorang.
Tujuan Proses Sosialisasi Menurut Agustin
(2014)
Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
melangsungkan kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah masyarakat.

Menambah kemampuan berkomunikas secara efektif dan efisien serta


mengembangkan kemampuan membaca, menulis,dan bercerita.

Membantu pengendalianfungsi-fungsi organik melalui pelatihan mawas


diri yang tepat.

Membiasakan individu dengan nilai-nilai kepercayaan yang ada di


masyarakat.

Dengan berbekal kedewasaan pribadi itulah nantinya seseorang akan dapat memegang peranan di masyarakat. Oleh karena itu,
sosialisasi merupakan proses penanaman kecakapan dan sikap yang diperlukan untuk dapat memainkan peran sosial di
masyarakat
Menurut Ibeng (2020), fungsi sosialisasi dibagi dua macam yaitu dari segi kepentingan individu dan dari segi
kepentingan masyarakat.

• sosialisasi berfungsi supaya seorang individu


segi kepentingan dapat mengenal, mengakui serta menyesuaikan
individu dirinya dengan nilai, norma dan struktur sosial
yang terdapat dalam masyarakat.
• sosialisasi berfungsi sebagai alat dalam
pelestarian, penyebarluasan serta mewarisi nilai,
norma, maupun kepercayaan yang terdapat
segi kepentingan
didalam masyarakat. Menurut Guanawan
masyarakat
(2012:198), fungsi sosialisasi yaitu untuk
menginformasikan, mendidik, menghibur, dan
mempengaruhi.
Faktor Pendorong Sosialisasi

Terdapat empat media dalam proses sosialisasi tersebut, yaitu keluarga, sekolah, media massa dan teman sepermainan.
Keluarga merupakan media sosialisasi yang utama dan pertama bagi seorang individu dalam perkembangannya sebagai
makhluk sosial. Sistem interaksi yang intim dan berlangsung lama terjadi di dalam keluarga. Melalui keluarga anak
belajar dan melakukan interaksi sosial yang pertama serta mulai mengenal perilaku-perilaku yang dilakukan oleh orang
lain.

Keluarga sebagai media sosialisasi primer yang dialami anak memiliki peranan yang penting bagi perkembangan
kepribadian. Hal ini dikarenakan hubungan sosial dalam keluarga relatif tetap, di mana anggota-anggotanya berinteraksi
face to face secara tetap, sehingga perkembangan anak dapat diikuti secara seksama oleh orang tua dan penyesuaian
secara pribadi dalam hubungan sosialnya akan lebih mudah.
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI

1. Komunikasi Intrapersonal
 merupakan komunikasi intrapribadi yang artinya komunikasi yang dilakukan kepada diri sendiri.

2. Komunikasi Interpersonal
 adalah komunikasi antarpribadi. Komunikasi ini juga dapat diartikan sebagai proses pertukaran makna dari orang
yang saling berkomunikasi antara satu individu dengan individu lainnya.
3. Komunikasi Kelompok
 dapat diartikan sebagai tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang
dikehendaki. Seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah.
4. Komunikasi Organisasi
 adalah komunikasi antarmanusia yang terjadi dalam hubungan organisasi.

5. Komunikasi Massa Komunikasi massa


 merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan
TEORI KONFLIK

Teori konflik berpendapat bahwa masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai oleh
pertentangan yang terus-menerus diantara unsur-unsurnya (Ritzer, 2009: 26), begitupun dengan keluarga. Dahrendorf
(dalam Ritzer, 2009) mengatakan bahwa konflik menurutnya memimpin ke arah perubahan dan pembangunan.
Berghe dalam Ritzer (2009:29) mengemukakan empat fungsi dari konflik sebagai berikut:
 1.Sebagai alat untuk memelihara solidaritas
 2. Membantu menciptakan ikatan aliansi dengan kelompok lain,
 3.Mengaktifkan peranan individu yang semula terisolasi. (Protes terhadap perang Vietnam mendorong pemuda
AS untuk aktif berkampanye untuk Mc. Carthy dan Mc. Govern yang anti perang tersebut).
 4. Fungsi komunikasi. Sebelum konflik kelompok tertentu mungkin tidak mengakui posisi lawan. Tapi dengan
adanya. konflik, posisi dan batas antara kelompok menjadi lebih jelas. Individu dan kelompok tahu secara pasti di
mana mereka berdiri dan karena itu dapat mengambil keputusan lebih baik untuk bertindak dengan lebih tepat.
DEFINISI KELUARGA

Keluarga menurut Burgess (Soemanto, 2014: 7) mengatakan bahwa keluarga terdiri dari orangorang yang terikat
dalam perkawinan, hubungan darah atau adopsi; anggota keluarga tinggal dibawah satu atap (rumah); ada interaksi dan
komunikasi sesuai dengan peran masing-masing; serta menurunkan kebiasaan atau budaya secara umum dan
mempraktekan dengan cara tersendiri. Kedudukan ayah dan ibu dalam keluarga menentukan arah, bentuk, dan sifat
sosial, bentuk patrineal, matrineal dalam keluarga berbeda-beda sesuai dengan tipe masyarakat. Sosiologi Keluarga
menggunakan pendekatan norma, nilai, status peran sosial met pengaruhi unsur ayah, ibu dan anak-anak walaupun
berbeda beda tapi saling melengkapi dan bertujuan untuk mensejaterakan keluarga.
Keluarga adalah struktur terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang merupakan bagian dari
jaringan sosial yang lebih besar. Para ahli filsafat dan analis sosial telah melihat bahwa masyarakat adalah struktur yang
terdiri dari keluarga.
Pengertian sosiologi keluarga menurut para ahli adalah sebagai berikut (Sunaryo, 2014:53-54):
1.Salvicion G. Balion dan Aracelis Maglaya
 Definisi sosiologi keluarga adalah studi pengetahuan yang fokus pada kajian interaksi keluarga dalam perannya
masing-masing, sehingga menimbulkan konsekuensi untuk mempertahankan kebudayaan melalui lembaga terkecil
dalam masyarakat yaitu keluarga.
DEFINISI KELUARGA

Pengertian sosiologi keluarga menurut para ahli adalah sebagai berikut (Sunaryo, 2014:53-54):
2. E.M. Duval
 Arti sosiologi keluarga ialah ilmu pengethuan yang mengulas tentang aspek dan steep by steep dalam kehidupan
keluarga, yaitu dari fase pacaran (menjalin hubungan) dan pemilihan jodoh, pembentukan keluarga (menikah)
sampai memberikan fungsi keluarga secara menyeluruh dalam perubahan sosial di masyarakat.
3.Sigmund Freud
 Sosiologi keluarga dalam pandangan Freud adalah ilmu yang mempelajari tentang terbentuknya keluarga karena
adanya perkawinan pria dan wanita yang secara sah di mata hukum agama serta negara memlakukan peranannya
untuk pembentukan generasi dengan perkawainan.
4. Reisner
 Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai
hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek
RUANG LINGKUP KELUARGA DALAM SOSIOLOGI KELUARGA TERFOKUS PADA EMPAT ASPEK,
YAITU:

1. Pola hubungan dalam keluarga


 Setiap individu dalam keluarga tentu saling berinteraksi satu sama lain dengan anggota keluarga maupun
lingkungan sosialnya. Dengan interaksi sosial tersebut membentuk kerjasama (cooperation), persaingan
(competity), dan pertentangan (conflict).
2. Sistem Keluarga
 Seperti pada seluruh sistem, sistem keluarga mempunyai dua tujuan baik implisit maupun eksplisit, yang berbeda
berdasarkan tahapan dalam siklus hidup keluarga, nilai keluarga dan kepedulian individual anggota keluarga.
3. Pola-Pola Keluarga
 Pola keluarga ini bisa dilihat pada besar kecil nya keluarga, organisasi keluarga, aktifitas keluarga, serta kajian
pada penerapan nilai-nilai keluarga.
4. Faktor Eksternal Keluarga
 Adapun terakhir dalam ruang lingkup sosiologi keluarga ini meliputi tentang, kedudukan sosial ekonomi,
lingkungan sosial (pendidikan, tempak kerja, tetangga dan lainnya), dan lembaga sosial.
CIRI-CIRI UMUM KELUARGA ANTARA LAIN SEPERTI DIKEMUKAKAN OLEH MAC IVER DAN
PAGE ADALAH:

1. pertama, keluarga merupakan hubungan perkawinan


2. berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja
dibentuk dan dipelihara
3. suatu sistem tata-nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan
4. ketentuan- ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus
terhadap kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak
5. merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi
terpisah terhadap kelompok keluarga.
BEBERAPA FUNGSI YANG HARUS DIMILIKI DALAM SOSIALISASI KELUARGA , DIANTARA :

1. Mendekatkan Anggota Keluarga


 Pentingnya menjaga kehidupan keluarga yang nyaman memang sangat dibutuhkan bagi setiap orang. Di dalam
keluarga yang baik, maka dari situlah awal terciptanya anggota yang baik pula.
2. Membuat Hangat dan Harmonis Keluarga
 Pentingnya sosialisasi bersama keluarga yang harus terjalin berfungsi sebagai penyatu kerukunan hidup bersama.
dalam satu atap dan keluarga tentu pemikiran tidaklah sama dengan yang lain.
3. Menciptakan Keluarga Idaman
 Hasil dari sosialisasi keluarga yang bisa dirasakan adalah bagaimana mampu menciptakan sebuah keluarga yang
didambakan. Idaman memiliki keluarga yang bahagia dan akur tentu sangat diimpikan semua orang, karena itu
perlunya waktu berkumpul bersama sebagai penyatu dalam berbagai momen.
4. Meningkatkan Semangat Hidup
 Pentingnya sosialisasi bersama keluarga lainnya adalah meningkatkan semangat hidup anggota keluarga. Apabila
memiliki pasangan yang harmonis, perhatian dan penuh waktu, begitupun dengan anak Anda maka akan timbul
rasa antusias, bangga juga semangat untuk menata dan memperbaiki sikap menjadi yang lebih baik lagi.
BEBERAPA FUNGSI YANG HARUS DIMILIKI DALAM SOSIALISASI KELUARGA , DIANTARA :

5. Menjaga Ikatan Keluarga Solid


 Sosialisasi juga dapat menumbuhkan ikatan anggota keluarga satu sama lainnya semakin solid. Karena bagi
mereka berdampingan bersama keluarga adalah hal yang menyenangkan.
6. Saling Kasih dan Sayang Semakin Kuat
 Pentingnya waktu bersama keluarga juga mampu menumbuhkan sikap saling kasih dan sayang. Keluarga yang
kasih dan sayangnya begitu tulus dan besar akan membuat suasana rumah dan keluarga jauh lebih nyaman, tidak
ada pihak lain yang dirasakan senyaman keluarganya.
7. Sosialisasi keluarga akan memenuhi semua kebutuhan
 Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah rasa dihargai dan rasa dimiliki. Fungsi sosialisasi keluarga akan
memenuhi kebutuhan akan hal yang satu ini. Selain itu, kebutuhan kebutuhan yang lain pun akan senantiasa
diusahakan.
BEBERAPA FUNGSI YANG HARUS DIMILIKI DALAM SOSIALISASI KELUARGA , DIANTARA :

8. Hubungan yang Kuat Antara Orang tua Anak


 Kegiatan sekolah yang padat, bermain bersama teman dan perkembangan media social terkadang membuat anak
anak asik dengan dunianya sendiri. Dengan memiliki momen bersama fungsi sosialisasi keluarga,memberikan
kesempatan anak anak untuk lebih terbuka, terutama pada orangtua.
9. Saling Menghargai Satu Sama Lain
 Anggota fungsi sosialisasi keluarga yang memiliki momen bersama akan menghargai satu sama lain dan
cenderung tidak saling menyakiti. Luangkan waktu bersama untuk sekadar mengobrol sambil memakan kudapan,
tanpa harus bersaing dengan gadget, TV atau komputer.
10. Lebih Bahagia Lebih Sehat
 Berkumpul bersama fungsi sosialisasi keluarga dapat menjadi ajang pelepasan stres, terutama bagi orangtua yang
bekerja atau anak anak yang lelah belajar di sekolah. Melakukan permainan bersama sama atau menghabiskan
liburan bareng di tempat wisata dapat membuat stres menghilang dan suasana hati lebih enak dan siap menghadapi
hari yang baru.
BEBERAPA FUNGSI YANG HARUS DIMILIKI DALAM SOSIALISASI KELUARGA , DIANTARA :

11. Cinta
 Cinta itu merekatkan hubungan. Jika anggota fungsi sosialisasi keluarga tidak lagi saling mencintai, yang tumbuh
rasa saling acuh. Akibatnya bisa ditebak. Masing masing sibuk dengan diri sendiri. Rumah hanya menjadi tempat
untuk bermalam, bukan lagi berkumpul dan berbagi.
OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI KELUARGA

Objek kajian keluarga dalam sosiologi keluarga dititikberatkan pada empat aspek (Soemanto, 1:14), yaitu:
1. Pola hubungan dalam keluarga
 Setiap individu dalam keluarga saling berinteraksi satu sama lainnya dengan anggota keluarga maupun lingkungan
sosialnya. Dengan interaksi sosial, setiap individu tersebut dan antara individu dan lingkungan sosialnya
membentuk kerjasama (cooperation), persaingan (competity) dan pertentangan (conflict).
2. Hubungan suami-istri
 Hubungan masing-masing sebuah keluarga tentu memiliki perbedaan tersendiri yang sesuai dengan adat maupun
kebiasaan masyarakat setempat. Seperti yang diungkapkan oleh Duvall (1967) bahwa pola hubungan suami-istri
dalam keluarga yang institusional sebagai pola yang otoriter, sedangkan pola hubungan suami-istri dalam keluarga
yang companionshi sebagai pola yang demokratis.
OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI KELUARGA

Beberapa faktor yang mengikat pada hubungan suami dan istri, diantaranya:

 Ikatan perkawinan: Rasa kewajiban, kehormatan, dan ketertarikan seksual.


 Tekanan sosial: Masyarakat mengharapkan saling mengasihi, setia, mempertahankan perkawinannya.
 Alasan ekonomis: Suami adalah pencari nafkah dan istri pengatur rumah tangga.
Pembahasan
Keluarga adalah pihak yang pertama kali memperkenalkan sistem nilai, norma, status
sosial, dan kepercayaan kepada anak. Oleh karena itu, sebagai anak-anak yang masih
sangat bergantung kepada keluarga, peran keluarga ini sangat penting dalam proses
sosialisasi anak. Fungsi sosialisasi dalam keluarga bertujuan untuk mendidik anak mulai
dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personalitynya.

Setiap manusia pasti akan hidup berkeluarga dan dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari tentunya tidak terlepas dari kegiatan komunikasi kerena komunikasi itu merupakan
bagian yang pokok dalam kehidupan manusia. Memiliki keluarga yang utuh dan
harmonis tentu menjadi dambaan setiap orang. Pasangan dan anak yang saling berbagi,
menghargai dan suka melakukan kegiatan bersama demi terciptanya sebuah kehidupan
yang tentram, nyaman juga bahagia. Memang tidak semua keluarga memiliki kualitas
dan juga kehidupan yang sempurna. Namun, begitu pentingnya kita menata kehidupan
keluarga agar pondasi juga kelanggengan tetap terjaga dan terjalin.
Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa komunikasi yang terjalin antara Tasya dan
Tasyi sangatlah kurang, dimana saat ada masalah yang harusnya bisa
diselesaikan secara baik-baik bersama anggota keluarga lainya tetapi yang
dilakukan Tasya dan Tasyi malah saling sindir di media social. Melihat kedua
putrinya terlibat konflik, ibu Ala sebagai orang tua yang harusnya jadi penengah
ternyata hanya membela satu pihak (Tasya) dan malah menyudutkan pihak yang
lainnya (Tasyi). 

Saking ramainya diperbincangkan, nama Tasyi dan Tasya sampai jadi trending
Twitter. Bermula dari video kolab 2 tahun lalu, Tasyi dan
Tasya membuat video kolaborasi untuk konten YouTube. Keduanya berbincang 
panjang lebar yang lama-kelamaan berubah menjadi perdebatan. 
Tasya menyebut Tasyi sering memotong ucapannya dan
selalu cari ribut. Ketika Tasya meminta pembelaan dari sang
ibu, terdengar suara Bu Ala yang justru mengomentari bentuk
tubuh Tasyi. Dalam cuplikan video lain, Tasya mengatakan
Tasyi selalu mendapat apa yang dia mau sementara dirinya
harus selalu mengalah. Dari sinilah tergiring opini bahwa
Tasyi punya watak dominan dan tak mau mengalah, hal ini
yang menyebabkan Tasyi mendapatkan banyak ujaran
kebencian di media social. Namun masalah tidak selesai
sampai disitu saja, masih banyak kejadian yang memicu
konflik diantara kedianya semakin memanas.
• Berawal dari video kolaborasi antara Tasya dan Tasyi di Youtube
mereka. Dalam video tersebut mereka mengungkapkan isi hati
masing-masing dan Tasya merasa seringkali mendapat perlakuan yang
tidak adil sejak kecil. Tasya mengatakan bahwa Tasyi cukup egois
dikarenakan suka memotong pembicaraan orang lain.

KRONOLOGI • Suami Tasyi tidak setuju atas statement yang Tasya ucapkan, maka
suami Tasyi (Syech Zaki) membuat video klarifikasi terkait video
PERISTIWA kolaborasi tersebut. Karena video klarifikasi tersebutlah Tasyi
mendapat banyak komentar pedas dari warganet. Dari sanalah Syech
AWAL KONFLIK merasa kecewa terhadap Tasya yang membuat Tasyi dipandang buruk
oleh banyak orang dan mendapatkan hujatan.
ANTARA TASYA • Tasyi yang tidak hadir dalam perayaan ulang tahun anak Tasya yang
DAN TASYI membuat konflik semakin memanas dikarenakan Tasyi yang tidak
mendapatkan izin dari sang suami dengan alasan bahwa disana
terdapat takhbib atau seseorang yang akan menghancurkan rumah
tangga orang. Namun saat Tasyi meminta maaf secara personal
kepada Tasya, Tasyi merasa mendapat respon buruk dari Tasya. 
• Ibunda Tasya dan Tasyi melakukan klarifikasi. Menanggapi video sang anak, ibunda Tasya Farasya dan
Tasyi Athasyia turut angkat bicara. Ia mengaku bahwa perangai Tasyi memang tidak begitu baik. Sang
ibunda juga mengatakan bahwa lebih banyak perkataan Tasyi Athasyia yang menyakiti hatinya dalam
video kolaborasi tersebut. Hanya saja, perkataan yang dimaksud dipotong dan tidak ditayangkan dalam
video Tasya Farasya. 

• Tasyi Athasyia unggah screenshot chat dengan Tasya Farasya. Karena warganet seolah tak berhenti
menghujatnya, Tasyi Athasyia mengunggah tangkapan layar percakapannya dengan Tasya Farasya.
Tujuannya adalah ingin membuktikan bahwa dirinya sudah meminta izin secara baik-baik kepada saudara
kembarnya untuk absen di acara ulang tahun sang keponakan. Alih-alih mendapat simpati, Tasyi Athasyia
justru kembali panen hujatan karena dianggap berlebihan. Di sisi lain, Tasya Farasya yang diam dengan
segala pemberitaan tentangnya banyak dieluh-eluhkan warganet karena dianggap tidak terlalu mengumbar
masalah keluarganya. 
Dari pembahasan diatas dapat dilihat bahwa kurangnya komunikasi yang efektif diantara
keluarga, dimana masalah yang seharusnya bisa ditangani dengan cara berkomunikasi dalam
suatu hubungan keluarga malah mencuat ke media social dan menjadi perdebatan yang berlarut-
larut. Peran orang tua juga sangat penting dalam komunikasi yang terjadin dalam hubungan
keluarga, dimana orang tua menjadi penengah ketika terjadi pertengkaran di antara anak-
anaknya.
KESIMPULAN

Keluarga adalah pihak yang pertama kali memperkenalkan sistem nilai, norma, status sosial, dan
kepercayaan kepada anak . Oleh karena itu, sebagai anak-anak yang masih sangat bergantung kepada
keluarga, peran keluarga ini sangat penting dalam proses sosialisasi anak. Fungsi sosialisasi dalam keluarga
bertujuan untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk
personalitynya. Dalam kasus yang terjadi antara keluarga Tasya dan juga Tasyi sangat dibutuhkan terjalinya
komunikasi yang efektif dimana hal tersebut dapat membantu menyelesaikan segala masalah yang terjadi
dalam suatu hubungan keluarga dan juga dapat membantu menemukan cara penyelesaian masalah dengan
melakukan komunikasi. Karena dalam hubungan keluarga, masalah sekecil apapun jika tidak ada proses
komunikasi di dalamnya akan mengakibatkan masalah menjadi lebih besar dan tidak terkontrol
Dalam penyelesaian konflik yang terjadi antara Tasyi dan
Tasya. Peran keluarga sangatlah penting dalam proses
sosialisasi dan komunikasi antara keduanya. Dimana dalam
kasus tersebut hal yang seharusnya bisa diselesaikan secara
kekeluargaan melalui proses komunikasi antar keluarga, malah
semakin membesar karena kurangnya peran orang tua dalam
komunikasi yang berlangsung. Dengan terjalinya komunikasi
yang efektif antara Tasyi dan Tasya melalui proses sosialisasi
diharapkan akan membantu dalam menyelesaikan
permasalahan yang terjadi tanpa harus melibatkan orang luar.
Karena dalam hubungan keluarga jika terjadi perselisihan
(konflik) akan lebih baik jika diselesaikan melalui proses
komunikasi yang baik juga.
SARAN

Dari kasus yang terjadi antara keluarga Tasya dan Tasyi dapat
dilihat bahwa kurangnya komunikasi yang efektif diantara
keluarga, dimana masalah yang seharusnya bisa ditangani dengan
cara berkomunikasi dalam suatu hubungan keluarga malah
mencuat ke media social dan menjadi perdebatan yang berlarut-
larut.

Dalam hal ini dibutuhkan peran orang tua sebagai penengah agar
proses komunikasi berjalan dengan baik dan masalah yang terjadi
dapat diselesaikan melalui proses komunikasi. Alangkah baiknya
jika timbul suatu masalah atau konflik dalam hubungan keluarga
bicarakan terlebih dahulu apa kira-kira yang jadi
permasalahannya, sehingga kesalahpahaman antar keluarga dapat
dengan mudah diselesaikan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai