Kelompok 5 :
1. Sri Sundari - 44321120003 Dosen Pengampu :
2. Tarma Vikram Habiyasa - 44321120006
3. Ambarwati - 44321120002 Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom
APA ITU PROSES
SOSIALISASI ???
kepribadian seseorang terbentuk dari warisan biologis yang dipengaruhi oleh lingkungan (lingkungan keluarga,
lingkungan pendidikan, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat luas, dan media massa) melalui sosialisasi.
Keluarga merupakan kelompok
sosial pertama dalam kehidupan
manusia dimana ia belajar dan
menyatakan diri sebagai manusia
sosial, dalam interaksi dengan
kelompoknya. (Kurniadi, 2001: 271)
Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina, sehingga anggota keluarga
merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan. Menurut Rae Sedwig (1985), Komunikasi Keluarga
adalah suatu pengorganisasian yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh (gesture), intonasi suara, tindakan untuk
menciptakan harapan image, ungkapan perasaan serta saling membagi pengertian (Dikutip dari Achdiat, 1997: 30).
sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder.
Dengan berbekal kedewasaan pribadi itulah nantinya seseorang akan dapat memegang peranan di masyarakat. Oleh karena itu,
sosialisasi merupakan proses penanaman kecakapan dan sikap yang diperlukan untuk dapat memainkan peran sosial di
masyarakat
Menurut Ibeng (2020), fungsi sosialisasi dibagi dua macam yaitu dari segi kepentingan individu dan dari segi
kepentingan masyarakat.
Terdapat empat media dalam proses sosialisasi tersebut, yaitu keluarga, sekolah, media massa dan teman sepermainan.
Keluarga merupakan media sosialisasi yang utama dan pertama bagi seorang individu dalam perkembangannya sebagai
makhluk sosial. Sistem interaksi yang intim dan berlangsung lama terjadi di dalam keluarga. Melalui keluarga anak
belajar dan melakukan interaksi sosial yang pertama serta mulai mengenal perilaku-perilaku yang dilakukan oleh orang
lain.
Keluarga sebagai media sosialisasi primer yang dialami anak memiliki peranan yang penting bagi perkembangan
kepribadian. Hal ini dikarenakan hubungan sosial dalam keluarga relatif tetap, di mana anggota-anggotanya berinteraksi
face to face secara tetap, sehingga perkembangan anak dapat diikuti secara seksama oleh orang tua dan penyesuaian
secara pribadi dalam hubungan sosialnya akan lebih mudah.
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
1. Komunikasi Intrapersonal
merupakan komunikasi intrapribadi yang artinya komunikasi yang dilakukan kepada diri sendiri.
2. Komunikasi Interpersonal
adalah komunikasi antarpribadi. Komunikasi ini juga dapat diartikan sebagai proses pertukaran makna dari orang
yang saling berkomunikasi antara satu individu dengan individu lainnya.
3. Komunikasi Kelompok
dapat diartikan sebagai tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang
dikehendaki. Seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah.
4. Komunikasi Organisasi
adalah komunikasi antarmanusia yang terjadi dalam hubungan organisasi.
Teori konflik berpendapat bahwa masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai oleh
pertentangan yang terus-menerus diantara unsur-unsurnya (Ritzer, 2009: 26), begitupun dengan keluarga. Dahrendorf
(dalam Ritzer, 2009) mengatakan bahwa konflik menurutnya memimpin ke arah perubahan dan pembangunan.
Berghe dalam Ritzer (2009:29) mengemukakan empat fungsi dari konflik sebagai berikut:
1.Sebagai alat untuk memelihara solidaritas
2. Membantu menciptakan ikatan aliansi dengan kelompok lain,
3.Mengaktifkan peranan individu yang semula terisolasi. (Protes terhadap perang Vietnam mendorong pemuda
AS untuk aktif berkampanye untuk Mc. Carthy dan Mc. Govern yang anti perang tersebut).
4. Fungsi komunikasi. Sebelum konflik kelompok tertentu mungkin tidak mengakui posisi lawan. Tapi dengan
adanya. konflik, posisi dan batas antara kelompok menjadi lebih jelas. Individu dan kelompok tahu secara pasti di
mana mereka berdiri dan karena itu dapat mengambil keputusan lebih baik untuk bertindak dengan lebih tepat.
DEFINISI KELUARGA
Keluarga menurut Burgess (Soemanto, 2014: 7) mengatakan bahwa keluarga terdiri dari orangorang yang terikat
dalam perkawinan, hubungan darah atau adopsi; anggota keluarga tinggal dibawah satu atap (rumah); ada interaksi dan
komunikasi sesuai dengan peran masing-masing; serta menurunkan kebiasaan atau budaya secara umum dan
mempraktekan dengan cara tersendiri. Kedudukan ayah dan ibu dalam keluarga menentukan arah, bentuk, dan sifat
sosial, bentuk patrineal, matrineal dalam keluarga berbeda-beda sesuai dengan tipe masyarakat. Sosiologi Keluarga
menggunakan pendekatan norma, nilai, status peran sosial met pengaruhi unsur ayah, ibu dan anak-anak walaupun
berbeda beda tapi saling melengkapi dan bertujuan untuk mensejaterakan keluarga.
Keluarga adalah struktur terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang merupakan bagian dari
jaringan sosial yang lebih besar. Para ahli filsafat dan analis sosial telah melihat bahwa masyarakat adalah struktur yang
terdiri dari keluarga.
Pengertian sosiologi keluarga menurut para ahli adalah sebagai berikut (Sunaryo, 2014:53-54):
1.Salvicion G. Balion dan Aracelis Maglaya
Definisi sosiologi keluarga adalah studi pengetahuan yang fokus pada kajian interaksi keluarga dalam perannya
masing-masing, sehingga menimbulkan konsekuensi untuk mempertahankan kebudayaan melalui lembaga terkecil
dalam masyarakat yaitu keluarga.
DEFINISI KELUARGA
Pengertian sosiologi keluarga menurut para ahli adalah sebagai berikut (Sunaryo, 2014:53-54):
2. E.M. Duval
Arti sosiologi keluarga ialah ilmu pengethuan yang mengulas tentang aspek dan steep by steep dalam kehidupan
keluarga, yaitu dari fase pacaran (menjalin hubungan) dan pemilihan jodoh, pembentukan keluarga (menikah)
sampai memberikan fungsi keluarga secara menyeluruh dalam perubahan sosial di masyarakat.
3.Sigmund Freud
Sosiologi keluarga dalam pandangan Freud adalah ilmu yang mempelajari tentang terbentuknya keluarga karena
adanya perkawinan pria dan wanita yang secara sah di mata hukum agama serta negara memlakukan peranannya
untuk pembentukan generasi dengan perkawainan.
4. Reisner
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai
hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek
RUANG LINGKUP KELUARGA DALAM SOSIOLOGI KELUARGA TERFOKUS PADA EMPAT ASPEK,
YAITU:
11. Cinta
Cinta itu merekatkan hubungan. Jika anggota fungsi sosialisasi keluarga tidak lagi saling mencintai, yang tumbuh
rasa saling acuh. Akibatnya bisa ditebak. Masing masing sibuk dengan diri sendiri. Rumah hanya menjadi tempat
untuk bermalam, bukan lagi berkumpul dan berbagi.
OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI KELUARGA
Objek kajian keluarga dalam sosiologi keluarga dititikberatkan pada empat aspek (Soemanto, 1:14), yaitu:
1. Pola hubungan dalam keluarga
Setiap individu dalam keluarga saling berinteraksi satu sama lainnya dengan anggota keluarga maupun lingkungan
sosialnya. Dengan interaksi sosial, setiap individu tersebut dan antara individu dan lingkungan sosialnya
membentuk kerjasama (cooperation), persaingan (competity) dan pertentangan (conflict).
2. Hubungan suami-istri
Hubungan masing-masing sebuah keluarga tentu memiliki perbedaan tersendiri yang sesuai dengan adat maupun
kebiasaan masyarakat setempat. Seperti yang diungkapkan oleh Duvall (1967) bahwa pola hubungan suami-istri
dalam keluarga yang institusional sebagai pola yang otoriter, sedangkan pola hubungan suami-istri dalam keluarga
yang companionshi sebagai pola yang demokratis.
OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI KELUARGA
Beberapa faktor yang mengikat pada hubungan suami dan istri, diantaranya:
Setiap manusia pasti akan hidup berkeluarga dan dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari tentunya tidak terlepas dari kegiatan komunikasi kerena komunikasi itu merupakan
bagian yang pokok dalam kehidupan manusia. Memiliki keluarga yang utuh dan
harmonis tentu menjadi dambaan setiap orang. Pasangan dan anak yang saling berbagi,
menghargai dan suka melakukan kegiatan bersama demi terciptanya sebuah kehidupan
yang tentram, nyaman juga bahagia. Memang tidak semua keluarga memiliki kualitas
dan juga kehidupan yang sempurna. Namun, begitu pentingnya kita menata kehidupan
keluarga agar pondasi juga kelanggengan tetap terjaga dan terjalin.
Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa komunikasi yang terjalin antara Tasya dan
Tasyi sangatlah kurang, dimana saat ada masalah yang harusnya bisa
diselesaikan secara baik-baik bersama anggota keluarga lainya tetapi yang
dilakukan Tasya dan Tasyi malah saling sindir di media social. Melihat kedua
putrinya terlibat konflik, ibu Ala sebagai orang tua yang harusnya jadi penengah
ternyata hanya membela satu pihak (Tasya) dan malah menyudutkan pihak yang
lainnya (Tasyi).
Saking ramainya diperbincangkan, nama Tasyi dan Tasya sampai jadi trending
Twitter. Bermula dari video kolab 2 tahun lalu, Tasyi dan
Tasya membuat video kolaborasi untuk konten YouTube. Keduanya berbincang
panjang lebar yang lama-kelamaan berubah menjadi perdebatan.
Tasya menyebut Tasyi sering memotong ucapannya dan
selalu cari ribut. Ketika Tasya meminta pembelaan dari sang
ibu, terdengar suara Bu Ala yang justru mengomentari bentuk
tubuh Tasyi. Dalam cuplikan video lain, Tasya mengatakan
Tasyi selalu mendapat apa yang dia mau sementara dirinya
harus selalu mengalah. Dari sinilah tergiring opini bahwa
Tasyi punya watak dominan dan tak mau mengalah, hal ini
yang menyebabkan Tasyi mendapatkan banyak ujaran
kebencian di media social. Namun masalah tidak selesai
sampai disitu saja, masih banyak kejadian yang memicu
konflik diantara kedianya semakin memanas.
• Berawal dari video kolaborasi antara Tasya dan Tasyi di Youtube
mereka. Dalam video tersebut mereka mengungkapkan isi hati
masing-masing dan Tasya merasa seringkali mendapat perlakuan yang
tidak adil sejak kecil. Tasya mengatakan bahwa Tasyi cukup egois
dikarenakan suka memotong pembicaraan orang lain.
KRONOLOGI • Suami Tasyi tidak setuju atas statement yang Tasya ucapkan, maka
suami Tasyi (Syech Zaki) membuat video klarifikasi terkait video
PERISTIWA kolaborasi tersebut. Karena video klarifikasi tersebutlah Tasyi
mendapat banyak komentar pedas dari warganet. Dari sanalah Syech
AWAL KONFLIK merasa kecewa terhadap Tasya yang membuat Tasyi dipandang buruk
oleh banyak orang dan mendapatkan hujatan.
ANTARA TASYA • Tasyi yang tidak hadir dalam perayaan ulang tahun anak Tasya yang
DAN TASYI membuat konflik semakin memanas dikarenakan Tasyi yang tidak
mendapatkan izin dari sang suami dengan alasan bahwa disana
terdapat takhbib atau seseorang yang akan menghancurkan rumah
tangga orang. Namun saat Tasyi meminta maaf secara personal
kepada Tasya, Tasyi merasa mendapat respon buruk dari Tasya.
• Ibunda Tasya dan Tasyi melakukan klarifikasi. Menanggapi video sang anak, ibunda Tasya Farasya dan
Tasyi Athasyia turut angkat bicara. Ia mengaku bahwa perangai Tasyi memang tidak begitu baik. Sang
ibunda juga mengatakan bahwa lebih banyak perkataan Tasyi Athasyia yang menyakiti hatinya dalam
video kolaborasi tersebut. Hanya saja, perkataan yang dimaksud dipotong dan tidak ditayangkan dalam
video Tasya Farasya.
• Tasyi Athasyia unggah screenshot chat dengan Tasya Farasya. Karena warganet seolah tak berhenti
menghujatnya, Tasyi Athasyia mengunggah tangkapan layar percakapannya dengan Tasya Farasya.
Tujuannya adalah ingin membuktikan bahwa dirinya sudah meminta izin secara baik-baik kepada saudara
kembarnya untuk absen di acara ulang tahun sang keponakan. Alih-alih mendapat simpati, Tasyi Athasyia
justru kembali panen hujatan karena dianggap berlebihan. Di sisi lain, Tasya Farasya yang diam dengan
segala pemberitaan tentangnya banyak dieluh-eluhkan warganet karena dianggap tidak terlalu mengumbar
masalah keluarganya.
Dari pembahasan diatas dapat dilihat bahwa kurangnya komunikasi yang efektif diantara
keluarga, dimana masalah yang seharusnya bisa ditangani dengan cara berkomunikasi dalam
suatu hubungan keluarga malah mencuat ke media social dan menjadi perdebatan yang berlarut-
larut. Peran orang tua juga sangat penting dalam komunikasi yang terjadin dalam hubungan
keluarga, dimana orang tua menjadi penengah ketika terjadi pertengkaran di antara anak-
anaknya.
KESIMPULAN
Keluarga adalah pihak yang pertama kali memperkenalkan sistem nilai, norma, status sosial, dan
kepercayaan kepada anak . Oleh karena itu, sebagai anak-anak yang masih sangat bergantung kepada
keluarga, peran keluarga ini sangat penting dalam proses sosialisasi anak. Fungsi sosialisasi dalam keluarga
bertujuan untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk
personalitynya. Dalam kasus yang terjadi antara keluarga Tasya dan juga Tasyi sangat dibutuhkan terjalinya
komunikasi yang efektif dimana hal tersebut dapat membantu menyelesaikan segala masalah yang terjadi
dalam suatu hubungan keluarga dan juga dapat membantu menemukan cara penyelesaian masalah dengan
melakukan komunikasi. Karena dalam hubungan keluarga, masalah sekecil apapun jika tidak ada proses
komunikasi di dalamnya akan mengakibatkan masalah menjadi lebih besar dan tidak terkontrol
Dalam penyelesaian konflik yang terjadi antara Tasyi dan
Tasya. Peran keluarga sangatlah penting dalam proses
sosialisasi dan komunikasi antara keduanya. Dimana dalam
kasus tersebut hal yang seharusnya bisa diselesaikan secara
kekeluargaan melalui proses komunikasi antar keluarga, malah
semakin membesar karena kurangnya peran orang tua dalam
komunikasi yang berlangsung. Dengan terjalinya komunikasi
yang efektif antara Tasyi dan Tasya melalui proses sosialisasi
diharapkan akan membantu dalam menyelesaikan
permasalahan yang terjadi tanpa harus melibatkan orang luar.
Karena dalam hubungan keluarga jika terjadi perselisihan
(konflik) akan lebih baik jika diselesaikan melalui proses
komunikasi yang baik juga.
SARAN
Dari kasus yang terjadi antara keluarga Tasya dan Tasyi dapat
dilihat bahwa kurangnya komunikasi yang efektif diantara
keluarga, dimana masalah yang seharusnya bisa ditangani dengan
cara berkomunikasi dalam suatu hubungan keluarga malah
mencuat ke media social dan menjadi perdebatan yang berlarut-
larut.
Dalam hal ini dibutuhkan peran orang tua sebagai penengah agar
proses komunikasi berjalan dengan baik dan masalah yang terjadi
dapat diselesaikan melalui proses komunikasi. Alangkah baiknya
jika timbul suatu masalah atau konflik dalam hubungan keluarga
bicarakan terlebih dahulu apa kira-kira yang jadi
permasalahannya, sehingga kesalahpahaman antar keluarga dapat
dengan mudah diselesaikan.
TERIMAKASIH