Anda di halaman 1dari 10

ETIKA SITUASI FAHRUDDIN FAIZ

Joseph Fletcher (1905-1991)

' THE MORALITY OF AN ACTION


DEPENDS ON THE SITUATION. '
Tidak ada satu hal pun yang selalu benar atau
selalu salah, sesuatu bisa benar dan bermoral
dalam sebuah situasi, namun bisa berubah
menjadi immoral dalam situasi yang lain.

Hanya ada satu parameter pasti yang selalu baik


dan bermoral untuk setiap orang, dimana pun,
dalam situasi apapun : CINTA
ASUMSI

 OTONOMI MORAL_(Apa yang wajib dilakukan seseorang dalam situasi kongkrit


tidak dapat disimpulkan dari suatu hukum moral umum, namun harus
diputuskan secara bebas oleh setiap individu).
 Tidak ada perbuatan yang baik/jahat dalam dirinya sendiri, semuanya
tergantung situasi
 Setiap Situasi itu unik dan individual
 Hukum moral harus diterjemahkan dalam situasi, tidak bisa ditaati begitu saja
 Pandangan umum, tradisi, budaya, agama, dll tetap diakui dan membantu
dalam pengambilan keputusan moral, tetapi tidak menentukan.
Kedudukannya hanya sebagai “penasehat namun tidak memiliki hak veto”
 Moralitas: Antara Legalisme dan Antinomisme
LATAR BELAKANG FILOSOFIS:
OTENTISITAS MANUSIA

 EKSISTENSIALISME__Tidak melihat manusia


sekedar sebagai unsur dalam sebuah sistem
secara menyeluruh, namun manusia harus
setia kepada dirinya sendiri, keasliannya.
 PERSONALISME__Melihat manusia sebagai
persona yang memberi penilaian dan
mengambil sikap.
PRINSIP-PRINSIP

 PRAGMATISME __ Keputusan yang benar adalah yang berguna,


memuaskan dan terpenuhi tujuan.
 RELATIVISME __ Semua hukum dan aturan moral tidak memiliki
nilai yang pasti, tergantung situasi.
 POSITIVISME __ Menolak kodrat/takdir/aturan yang tinggal
dilaksanakan. Penilaian moral adalah keputusan individual yang
diambil secara bebas dengan cinta sebagai hukum satu-satunya.
 PERSONALISME __ Yang bernilai pada dirinya sendiri adalah
manusia, eksistensinya, perkembangannya, situasi yang
dihadapinya.
Hanya ada Satu Hal Norma tertinggi keputusan adalah
yang Baik pada dirinya Cinta
sendiri: Cinta

Keputusan Cinta ENAM PERNYATAAN Cinta dan Keadilan itu


dibuat sesuai situasi, sama, karena
bukan berdasar ETIKA SITUASI keadilan adalah cinta
sistem/aturan yang dibagikan

Hanya tujuan membenarkan alat.


Cinta hanya menghendaki kebaikan
Cinta adalah alat untuk mencapai
untuk sesama, kita menyukainya atau
tujuan, dan tujuan akhir haruslah
tidak
perwujudan dari cinta
Komponen Cinta
Intimacy, Passion,
Commitment
 Infatuation (keterpesonaan) – passion saja
 Empty – commitment saja
 Companionate (kasihan) – intimacy & commitment
 Romantic – passion & intimacy
KARAKTERISTIK CINTA
 KNOWLEDGE
 RESPECT
 CARE
 RESPONSIBILITY
ETIKA KONTEMPORER

ANTI-NATURALISME ETIK (GEORGE EDWARD MOORE)


ETIKA NILAI (MAX SCHELER)
ETIKA EMOTIVISME (A.J. AYER)
ETIKA EKSISTENSIALISME (J.P. SARTRE)
FENOMENOLOGI ORANG LAIN (EMMANUEL LEVINAS)
BEHAVIORISME (B.F. SKINNER)
TAHAP PERKEMBANGAN MORAL (LAWRENCE KOHLBERG)
ETIKA MASA DEPAN (HANS JONAS)
KEMBALI KE KEUTAMAAN (ALASDAIR MACINTYRE)
ETIKA DISKURSUS (JURGEN HABERMAS)
ETIKA IRONIS LIBERAL (RICHARD RORTY)

Anda mungkin juga menyukai