Anda di halaman 1dari 16

RELIGIOUS ETHICS & FAHRUDDIN FAIZ

FILSAFAT AKHLAQ GHAZALI


PROBLEMA ETIKA & AGAMA

 RELIGIOUS ETHICS VS RATIONAL ETHICS


 TAHU BAIK/BURUK VS PERINTAH UNTUK MELAKUKAN YANG
BAIK/MENGHINDARI YANG BURUK (DIBUTUHKAN “KEWIBAWAAN” YANG
TIDAK TERLAWAN UNTUK “MEMAKSA” ORANG MELAKUKAN KEBAIKAN)
 AGAMA TANPA ETIKA = MENJADI BUDAK DOGMATIKA (NIETZSCHE:
MORALITAS BUDAK)
 ETIKA TANPA AGAMA = KEHILANGAN “MAKNA”, “PENDORONG”,
“PRACTICAL-ORIENTATION”
 AGAMA MEMBUTUHKAN ETIKA UNTUK SECARA KRITIS MELIHAT TINDAKAN
MORAL YANG MUNGKIN TIDAK RASIONAL. SEDANGKAN ETIKA SENDIRI
MEMBUTUHKAN AGAMA AGAR MANUSIA TIDAK MENGABAIKAN
KEPEKAAN SPIRITUAL DALAM DIRINYA. ETIKA TANPA AGAMA ADALAH
KERING, SEBALIKNYA AGAMA TANPA ETIKA HAMBAR.
FILSAFAT AKHLAQ GHAZALI

Kimiatus Sa’adah
Ihya’ Ulumiddin
Mizanul A’mal
ETIKA/AKHLAQ
• AKHLAQ, KATA DASARNYA KHALAQA.
• KHALQ= CIPTAAN_SIFATNYA EKSTERNAL_IJBARI
• KHULUQ= AKHLAK_SIFATNYA INTERNAL_IKHTIYARI
• TARGETNYA: HUSNUL-KHULUQ
• FOKUS GARAPANNYA= DIMENSI BATIN, RUH MANUSIA DALAM EMPAT VARIABELNYA:
A) DAYA INTELEKTUALITAS, B) DAYA EMOSI, C) DAYA NAFSU, D) DAYA PENYEIMBANG
• HUSNUL-KHULUQ= MENDAYAGUNAKAN INTELEK- EMOSI- NAFSU- SECUKUPNYA SAJA
DAN MENYIBUKKAN DIRI DENGAN IDEAL AKHLAQ AL-KARIMAH
• JALAN MENUJU HUSNUL-KHULUQ : MENDAPAT ANUGERAH DARI ALLAH ATAU
DIUPAYAKAN SENDIRI SECARA SUNGGUH-SUNGGUH ATAU KEDUANYA
MANIFESTASI HUSN AL-KHULUQ
HASAN AL-BASRI= Selalu bermuka Ramah dan tersenyum
AL-WASITHI= Selalu Menggembirakan Makhluk baik dalam suka
maupun duka
ABU USMAN= Ridha, ikhlas dan rela terhadap apapun ketentuan
Allah_ Tidak pernah mengeluh
AL-THURTAN= Sanggup menahan diri, tidak membalas, bahkan
bersikap sayang dan memohonkan ampun terhadap orang yang
menzalimi
ABU SAID AL-KHUDRI= Tidak mendambakan apapun selain Allah
Suatu perangai (watak, tabiat) yang
menetap kuat dalam jiwa seseorang dan
merupakan sumber timbulnya perbuatan-
perbuatan tertentu dari dirinya, secara
mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan
atau atau direncanakan sebelumnya
(Ihya’ Ulumiddin)

DEFINISI AKHLAK
Hakikat akhlak
 Akhlaq bukanlah pengetahuan (ma'rifah) tentang baik
dan buruk maupun kodrat (qudrah) baik dan buruk,
bukan pula pengamalan (fi'il) yang baik dan buruk,
melainkan suatu keadaan jiwa yang mantap (hay'a
rasikha fi-n-nafs).
 Akhlaq menurut al-Ghazali adalah "suatu kemantapan
jiwa yang menghasilkan perbuatan atau pengamalan
dengan mudah, tanpa harus direnungkan dan
disengaja. Jika kemantapan itu sudah melekat kuat,
sehingga menghasilkan amal-amal yang baik, maka ini
disebut akhlaq yang baik. Jika amal-amal yang
tercelalah yang muncul dari keadaan itu, maka itu
dinamakan akhlaq yang buruk"
Dua syarat Akhlak

• Stabilitas: perbuatan-perbuatan yang dilakukan


seseorang tersebut bersifat permanen dan
berkelanjutan.
• Spontanitas: perbuatan itu muncul dengan mudah
dan tanpa paksaaan.
Ontologi akhlak
 Sumber:
 Pembawaan sejak lahir,
 Lingkungan
 Perjalanan hidupnya.
 Jenis Akhlak:
 Al-Khayr: Nilai-nilai akhlak Islam yang universal bersumber dari
wahyu
 Al-Ma’ruf: nilai akhlak yang bersumber dari budaya setempat
atau sesuatu yang secara umum diketahui masyarakat sebagai
kebaikan dan kepatutan.
 Adab: akhlak yang bersifat lahir, tatakrama, sopan santun
EMPAT KEKUATAN AKHLAK
Nafsu__jika terkontrol dan sehat (sesuai akal dan syari’ah)__melahirkan iffah
(sifat menahan diri)
Amarah __jika terkontrol dan sehat (sesuai akal dan syari’ah)__melahirkan
syaja’ah (keberanian)
‘Ilm (dapat membedakan antara pernyataan yang benar dengan yang salah,
antara kepercayaan yang benar dengan yang keliru, dan antara perbuatan yang
baik dengan yang buruk)__melahirkan hikmah (kebijaksanaan)
‘Adalah__jika terkontrol dan sehat (sesuai akal dan syari’ah)__melahirkan ‘adl
RUKUN JIWA
• Arkan al-Nafs: quwwah al-ghadaab, quwwah as-syahwah,
quwwah al-hikmah dan quwwah al-adl.
• quwwah al-ghadaab + quwwah al-adl = syaja’ah.
• quwwah al-ghadaab - quwwah al-adl = Tahawwara
(ceroboh/terburu nafsu)
• quwwah as-syahwah + quwwah al-adl (kekuatan adil) = al-’afwah
• quwwah as-syahwah - quwwah al-adl = tama’
• quwwah al-hikmah – akhlak = khabisah (tercela)
• Ushul al-Akhlaq:
• al-hikmah + as-sajaah + al-`afwah + al-adl = Akhlak al-Karimah
 Nafsu Mutmainnah.
 Tiada keinginan untuk membuat perkara mungkar dan
terpelihara daripada penyakit hati.
 Nafsu Lawwamah.
 Levelpertarungan antara membuat perkara yang baik
dan keji, namun kemudian kebaikan kalah.
 Nafsu Amarah.
 Nafsu yang berkehendak melakukan perbuatan keji.

3 KATEGORI NAFSU
MEMBERSIHKAN JIWA/TAZKIYAT AL-NAFS

 Tadribat(latihan).
 Jihadun Nafs dan pengorbanan.
 Yakin dengan pertolongan Allah
 Pendampingan oleh orang soleh
 Menghadiri majlis ilmu
PERAN AKAL

 Akal adalah “mudabbir” (pengelola) yang dapat mengendalikan


nafsu- nafsu, sehingga nafsu tersebut bisa membantu (bukannya
menghalangi) pertumbuhan spiritualitas seseorang.
 Dalam bukunya Kimia Kebahagiaan, al-Ghazali menganalogikan
akal dengan wazir yang perintah-perintahnya harus diikuti oleh
nafsu.
 Tetapi kemudian si akal ini masih terperangkap dalam lembah
subjektivitas. Selain itu, kemampuan akal terbatas sehingga
kebenaran yang ditangkap pun masih bersifat semu.
PRACTICAL DIMENSION: SUFISM ETHICS

• Murah Hati Sebagaimana Ibrahim;


• Ridha atas Takdirnya, Sebagaimana Ismail;
• Sabar Sebagaimana Ya’kub;
• Komunikatif/mampu berkomunikasi dengan simbol, Sebagaimana Zakaria;
• Uzlah (mengambil jarak) dari dunia ramai, sebagaimana Yahya;
• Menggunakan baju wol (sederhana) Sebagaimana Musa;
• Pengembara,Sebagaimana Yesus;
• Rendah Hati, Sebagaimana Muhammad.

SOURCE: JUNAYD AL-BAGHDADI


TUJUAN AKHIR ETIKA

 "Dan tujuan akhir dari akhlak yaitu


memutuskan diri kita dari cinta
kepada dunia, dan menancapkan
dalam diri kita cinta kepada Allah
SWT. "

Anda mungkin juga menyukai