Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLOGI IBADAH

PSIKOLOGI SHALAWAT
Dosen Pengampu : Dr. Syahidah Rena, M.Ed.

Disusun Oleh:

Kelompok 10

Dyah Puspita Ratri 11180700000113

Nada Nabilah Anwar 11180700000177

Azra Ayu Anisa 11180700000198

Atikah Syakira 11190700000016

Kelas: 5 C

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih tak lupa
kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
khususnya, ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Syahidah Rena, M.Ed., selaku dosen mata
kuliah Psikologi Ibadah.

Makalah yang berjudul “Psikologi Shalawat” ini disusun untuk memenuhi nilai tugas
mata kuliah Psikologi Ibadah Fakultas Psikologi Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Harapan kami dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan pengetahuan untuk pembaca
tentang shalawat dan manfaat-manfaat yang akan didapatkan jika kita mengamalkannya.

Akhir kata, kami sebagai penyusun memohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca untuk penyusunan makalah yang lebih baik.

Tangerang Selatan, 29 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1


B. Rumusan Makalah............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Shalawat ............................................................................................. 2


B. Adab-Adab dalam Membaca Shalawat ............................................................ 3
C. Macam-Macam Shalawat ................................................................................ 3
D. Manfaat Shalawat dalam Perspektif Islam ....................................................... 3
E. Manfaat Shalawat dalam Perspektif Psikologis ............................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 7

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Shalawat Nabi merupakan satu kesatuan dalam ajaran Islam. Penggunaan shalawat
menjadi suatu keharusan dalam sebagian besar ritual Islam. Kewajiban tersebut terdapat
dalam ritual ibadah mahdlah seperti shalat, doa, kutbah jumat, dan lain-lain. Membaca
shalawat menjadi salah satu bukti cinta kita kepada Nabi SAW. Sebagai umat Islam kita
disarankan untuk senantiasa bershalawat kepada Nabi SAW, kapan pun dan di manapun
kita berada. Dalam bershalawat kita harus memperhatikan adab-adab dalam membaca
shalawat, membaca dengan baik dan benar, serta tidak berlebihan. Kita dapat memperoleh
khasiat dan manfaat dari membaca shalawat apabila kita membaca shalawat dengan baik
dan benar-benar mendalami serta menghayati makna dari shalawat yang kita lantunkan.
Khasiat dan manfaat tersebut dapat kita lihat dari segi psikologis maupun menurut Islam.
Makalah ini akan membahas tentang shalawat, mulai dari pengertian shalawat, macam-
macam shalawat, khasiat dan manfaat shalawat baik menurut Islam maupun menurut
psikologi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, diantaranya sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan shalawat?
2. Apa saja macam-macam sholawat?
3. Bagaimana khasiat dan manfaat shalawat menurut Islam?
4. Bagaimana khasiat dan manfaat shalawat secaraa psikologis?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, diantarnya sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan shalawat.
2. Untuk mengetahui macam-macam shalawat.
3. Untuk mengetahui khasiat dan manfaat shalawat menurut Islam.
4. Untuk mengetahui khasiat dan manfaat shalawat secara psikologis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Shalawat
Menurut Kamaluddin (2016) pengertian shalawat menurut bahasa adalah doa,
sedangkan menurut istilah, shalawat adalah shalawat Allah kepada Rasulullah, berupa
rahmat dan kemuliaan. Shalawat dari malaikat kepada Nabi berupa permohonan rahmat
dan kemuliaan kepada Allah untuk Nabi Muhammad. Shalawat orang-orang beriman
yakni manusia dan jin adalah permohonan rahmat dan kemuliaan kepada Allah untuk
Nabi. Kata “Shalawat” merupakan jamak dari kata shalat. Kata shalawat berasal dari
bahasa arab yang artinya doa, rahmat dari Tuhan atau memberi kebajikan. Shalawat
pada umumnya dilakukan oleh seorang hamba kepada Allah SWT, hal tersebut berarti
bahwa seorang hamba menunaikan ibadah kepada Allah dan berdoa memohon kepada
Allah. Namun apabila Allah bershalawat kepada hambanya, berarti Allah melimpahkan
kebaikan kepada hambanya. Makna shalawat kepada seorang hamba, terbagi menjadi
dua yakni khusus dan umum. Shalawat umum adalah shalawat Allah kepada seorang
hamba yang beriman dan beramal sholeh. Sedangkan shalawat khusus adalah shalawat
Allah kepada Rasul, para Nabi, dan teristimewa shalawat-Nya kepada Nabi Muhammad
SAW.
Sedangkan menurut Al Mubarrad dalam (Kamaluddin, 2016) berpendapat bahwa
shalawat berasal dari kata shalat yang memiliki arti merahmati. Selain itu, menurut
Suryani shalawat merupakan bentuk jamak dari kata Salla atau shalat yang artinya doa,
keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah. Shalawat juga berarti doa, baik
untuk diri sendiri, orang lain, maupun kepentingan bersama. Shalawat yang dinilai
sebagai ibadah adalah pernyataan seorang hamba kepada Allah atas ketundukannya
serta pengharapan pahala dari Allah SWT, sebagaimana yang dijanjikan oleh Nabi
Muhammad SAW. Shalawat juga sebagai sarana untuk menambah keimanan kita
kepada Allah Swt dan cinta kita kepada Nabi Muhammad Saw, serta mengetahui
tentang sunnah-sunnah Nabi Muhammad agar seseorang dapat mengamalkan apa yang
telah diajarkan oleh Nabi Muhammad kepada seorang hamba untuk menjadi pribadi
yang lebih baik.

2
B. Adab-Adab Membaca Shalawat
Hendaknya seorang muslim yang hendak beribadah dan berdoa kepada Allah
memperhatikan perilakunya dengan baik. Jangan menganggap remeh adab-adab yang
sudah disunahkan oleh Rasulullah. Berikut ini menurut Kamaluddin (2016) beberapa
adab-adab dalam membaca shalawat, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Niat ikhlas beribdah kepada Allah SWT tanpa pamrih.
b. Taqdhim dan memunculkan mahabbah kepada Rasulullah SAW.
c. Hatinya hudhlur (hadir) kepada Allah SWT dan merasa dirinya berada dihadapan
Allah SWT.
d. Senantiasa tawadlu (merendahkan diri), dan merasa membutuhkan atas
pertolongan Allah SWT, dan mengharapkan serta membutuhkan syafaat dari
rasulullah SAW.
C. Macam-Macam Shalawat
Shalawat merupakan doa keselamatan dan salam penghormatan kepada Nabi
Muhammad SAW. Shalawat ada dua macam, yaitu:
1. Shalawat Ma’tsurah
Shalawat Ma’tsurah yaitu shalawat yang dibuat oleh Rasulullah sendiri, baik
kalimahnya, cara membacanya, waktu-waktunya serta fadilahnya. Contohnya,
allahumma shalli ‘ala muhammadin nabiyi al-umiyi wa ‘ala alihi wa as-salim
atau allahumma shalli ‘alaa muhammadin ‘abdika warasuulika naibiyyil umiyyi.
2. Shalawat Ghairu Ma’tsurah
Shalawat Ghairu Ma’tsurah yaitu shalawat yang dibuat oleh selain Nabi
Muhammad (Sahabat, tabi’in, atau para ulama) seperti Shalawat Munjiyat yang
disusun oleh Syeikh Abdul Qadir Jailani, Shalawat Fatih oleh Syaikh Ahmad at-
Tijami, Shalawat Badar, Shalawat Nariyah dan yang lainnya (Mustaqim, 2013).
D. Manfaat Shalawat dalam Perspektif Islam
Shalawat merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan untuk selalu dilakukan oleh
seorang muslim. Anjuran ini tentunya bukan hanya sekadar anjuran karena dibalik itu
ada manfaat luar biasa yang akan dialami oleh orang yang mengamalkannya. Menurut
seorang Psikolog yang juga penggiat Sahabat Shalawat bernama Rima Olivia dalam
Olivia (2016) mengatakan bahwa shalawat dapat memberikan manfaat lahir, batin dan
rohani kita. Seseorang yang melakukan secara rutin ibadah shalawat akan merasakan
manfaatnya secara nyata dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Salah satu

3
manfaatnya adalah timbul perasaan semakin ingin melakukan kebaikan seperti suri
tauladan Nabi Muhammad Saw.
Di dalam QS Al-Ahzab ayat (56) yang berbunyi “Sesungguhnya Allah dan para
malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman!
Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan
kepadanya.” Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri bahwa ia bertanya, "Wahai
Rasulullah, adapun pemberian salam kepadamu kami telah mengetahuinya, bagaimana
kami harus membaca shalawat?" Nabi menjawab, ucapkanlah: Allahumma shalli 'ala
Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim
innaka hamid majid. Allahumma barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama
barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim innaka hamid majid. (Riwayat al-Bukhari,
Ahmad, an-Nasa'i, Ibnu Majah, dan lainnya). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh orang-orang yang selalu mengamalkan
shalawat adalah diampuni dosanya, dihapuskan kesedihan dan kesukaran dalam hidup
karena bershalawat dan salam merupakan perantara bertambahnya iman dan sebagai
penyucian jiwa. Sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan, kekurangan, dan
kesalahan tentunya manfaat-manfaat tersebut akan sangat membantu kita dalam
menjalani kehidupan yang baik selama di dunia dan menjadi penolong untuk kehidupan
di akhirat. Menurut (Nabil, 2007) ketika seseorang mengamalkan shalawat dengan
segala kesungguhan hati, kerendahan hati, dan dengan ketulusan hati maka para
malaikat akan berdoa untuk kita. Sehingga selain diampuninya dosa, derajat kita
sebagai manusia akan diangkat dan hal ini merupakan perantara agar Rasulullah saw.
mengenali kita semua sebagai umatnya saat di padang mahsyar (shalawat merupakan
sebab mendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad saw).
Menurut Muhyiddin (1989) dalam (Mawardi, 2009) dikatakan bahwa membaca
shalawat merupakan bagian dari ibadah yang akan mendekatkan manusia kepada Allah
karena sifatnya yang merupakan setengah dari keutamaan taat kepada Allah. Menurut
(Mawardi, 2009) kalangan Islam Tradisonalis sangat memetingkan kegiatan shalawat
dalam kehidupan keseharian mereka. Dalam hal itu, shalawat dinilai merupakan bagian
dari sikap beriman terhadap Allah, sehingga tanpa shalawat kualitas keimanan
seseorang menjadi kurang atau rusak. Selain itu, beberapa manfaat yang dikemukakan
oleh (Mawardi, 2009) adalah shalawat dapat menanamkan rasa cinta kepada Nabi
Muhammad SAW, sebab seringnya kita mengucapkan kalimat-kalimat yang
menyerukan nama rasulullah akan membuat kita selalu teringat dan rindu pada beliau
4
dan shalawat dapat menjadi pengingat untuk kita selalu meneladani Nabi Muhammad.
Perasaan cinta yang sudah timbul karena kita selalu mengingat rasululullah maka kita
akan senantiasa mengikuti sunnah yang beliau ajarkan kepada umatnya. Dengan
demikian, akan selalu terpancar sikap-sikap yang baik dalam diri manusia yang selalu
melakukan shalawat.
E. Manfaat Shalawat dalam Perspektif Psikologis
Sebetulnya, esensi dari shalawat adalah mengenang, mencintai, serta mencontoh Nabi
saw, mengidolakannya, serta meneladaninya dalam setiap perilaku Nabi saw, menerima
keputusannya dan menjauhi larangannya. Shalawat merupakan jembatan agar kita
mencintai Nabi saw, wujud cinta kita kepada Nabi adalah dengan shalawat dan
shalawat menyempurnakan jati diri sebagai seorang muslim. (Huda, 2008: 134-137).
Namun, shalawat juga mampu memberikan manfaat dari secara psikologis.
Shalawat dapat mengubah sudut pandang, cara berpikir, perilaku dan perasaan kita.
Salah satunya shalawat akan membawa efek dalam perubahan mood (Perasaan)
seseorang. Pengulangan yang dilakukan dapat membuat jeda dengan tekanan pikiran
yang kita alami, sehingga kita tidak terkuasai oleh perasaan itu sendiri. Dalam mood
yang lebih mampu dikendalikan, maka kesejahteraan emosi lebih mudah tercapai
dengan baik. (Olivia, 2016)
Selain itu, shalawat dapat memberikan efek ketenangan yaitu ketika seseorang
rutin dalam bershalawat akan mengalami kondisi medium trance, yaitu keadaan
seseorang yang ditandai dengan halusinasi positif. Shalawat juga termasuk latihan
meditasi yang akan memberikan pengaruh rasa nyaman sehingga ketenangan akan
dapat dirasakan. Sementara itu pengulangan dalam ucapan shalawat diperlukan karena
dapat melatih otak berfungsi lebih kuat dan lebih sehat. Sesuai dengan Donald Hebb
bapak keilmuan neuropsikologi, mengatakan bahwa neuron yang terpicu bersama akan
terikat bersama, maka pengulangan dalam pengucapan shalawat ini diperlukan dalam
pelepasan emosi, sehingga dengan bershalawat seseorang sedang melakukan
penyelarasan emosi negative (Olivia, 2016: 43).
Dalam suatu studi analisa kasus, beberapa orang (yang dipilih sebagai sample)
yang tergabung dalam suatu majelis Rasulullah mengakui bahwa adanya efek relaksasi
yang mereka rasakan ketika sedang membaca shalawat. Ketika membaca shalawat
denga khusyu’, suara-suara yang mengganggu menjadi lebih tidak terdengar, otot-otot
di tubuh pun rasanya akan menjadi lebih lemas (Khoir, 2007: 58 -59). Relaksasi itu
sendiri merupakan suatu usaha untuk mencapai keadaan rileks/tenang. Orang yang
5
sedang membaca shalawat mampu menjadi rileks akibat adanya rangsangan internal
(dari dalam tubuh) berupa hal hal yang dapat menambah keyakinannya terhadap
manfaat / keutamaan yang akan ia dapat dari shalawat. (Purnawan dalam Khoir, 2007:
60). Hal ini sesuai dengan pendapat dari Benson (2000) yang mengatakan bahwa peran
mental seseorang punya peran sangat besar dalam memperoleh keadaan rileks.
Selain keyakinannya, kondisi rileks juga dapat ditunjang dari sikap dan posisi
yang nyaman. Menurut Benson, dalam relaksasi, seseorang sebaiknya memiliki sifat
pasif atau membiarkan saja seluruh masalah mengalir dan digantikan dengan
kepasrahan. Di sini, kepasrahan bisa diartikan untuk tidak menuntut hasil relaksasi yang
baik tanpa menikmati prosesnya tersebut.
Saat membaca shalawat, seseorang bisa meyakinkan diri mereka bahwa shalawat
yang mereka baca mampu mengubah perilaku mereka. Shalawat yang dibaca akan terus
mengingatkan mereka agar bisa mencontoh perilaku Nabi dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Akan lebih baik lagi jika seseorang membayangkan atau
memvisualisasikan wujud Nabi Muhammad SAW di hadapannya sebagai sosok
manusia yang berselimutkan cahaya. Hal ini mampu memberikan efek rileks yang lebih
kepada diri mereka, karena merasa sosok yang mereka cintai ada di hadapan mereka.
(Khoir, 2007: 57)
Ketika membaca suatu shalawat dengan nada yang disukai, ternyata juga
memberikan efek kepdaa para pembaca shalawat. Hal ini sejalan dengan yang
dikatakan oleh Perriinii dalam Khoir, (2007: 64), terapi suara merupakan salah satu
stimulus auditorial yang dapat menciptakan gelombang alpha pada manusia. ketika
gelombang alpha sudah tercipta dan mensitumulus otak melalui indera
pendengaran, maka seseorang akan mulai fokus dalam kondisi alpha. Dalam kondisi
ini, seseorang menjadi rileks.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Shalawat merupakan bentuk jamak dari kata Salla atau shalat yang artinya
doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah. Shalawat juga berarti doa,
baik untuk diri sendiri, orang lain, maupun kepentingan bersama. Shalawat yang
dinilai sebagai ibadah adalah pernyataan seorang hamba kepada Allah atas
ketundukannya serta pengharapan pahala dari Allah SWT, sebagaimana yang
dijanjikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Ada macam-macam shalawat, yaitu matsurat dan ghairu ma tsurat. Dalam
melantunkan Shalawat, perlu diperhatikan adab-adabnya agar bisa mendapat manfaat
dari shalawat itu sendiri. Adapun, manfaat shalawat bisa dibedakan menjadi 2, yaitu
dalam perspektif islam dan psikologis.
Dalam perspektif islam, shalawat dinilai merupakan bagian dari sikap beriman
terhadap Allah, sehingga tanpa shalawat kualitas keimanan seseorang menjadi kurang
atau rusak. Selain itu, beberapa manfaat yang dikemukakan oleh (Mawardi, 2009)
adalah shalawat dapat menanamkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan dalam perspektif psikologis, shalawat ternyata mampu untuk
menimbulkan relaksasi, ketenangan, dan mengubah mood menjadi lebih baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hebert, Benson dan William Proctor. (2000). Dasar-dasar Respon Relaksasi. Jakarta:
Pustaka Amani.

Huda, Sokhi. (2008). Tasawuf Kultural: Fenomena Shalawat Wahidiyah. Yogyakarta: LkiS..

Khoir, Wisnu. (2007). Peranan Shalawat dalam Relaksasi pada Jama’ah Majelis Rasulullah
di Pancoran. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kamaluddin. (2016). Rahasia Dahsyat Shalawat Keajaiban Lafadz Rasulullah. Yogyakarta:


Pustaka Ilmu Semesta.

Mawardi, K. (2009). Shalawatan: Pembelajaran Akhlak Kalangan Tradisionalis. Jurnal


Pemikiran Alternatif Kependidikan, 14, 500-511.

Mustaqim, D. A. (2013). Hidup Berkah Matipun Indah: Manajemen Bejo Dunia Akhirat.
Jakarta: Komarona Semesta Pustaka.

Nabil, H. A.-M. (2007). Jalan ke Surga. Jakarta: Najla Press.

Olivia, Rima. (2016). Shalawat untuk Jiwa. Jakarta: Transmedia Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai