Anda di halaman 1dari 22

SYAIKH ABDUL QADIR AL-JAILANI:

IBADAH LAHIR-IBADAH BATIN


C

FAHRUDDIN FAIZ
MACAM-MACAM ILMU

 Ilmu Lahir (Syari’ah)_Perintah, Larangan dan Semua jenis Hukum


 Ilmu Batin (Batin Syari’ah)_Ilmu Tariqah
 Ilmu Batin (Batin Tariqah)_Ilmu Ma’rifah
 Ilmu Batin (Batin segala yang Batin/batin al-bawatin)_Ilmu Hakekat
DARI SYAR’AT MENUJU HAKIKAT
• Pada tingkat awal seseorang memerlukan pengetahuan syariat, melalui pendidikan
yang mengenalkan dalil-dalil tentang Zat Allah yang menyata di dalam alam sifat-
sifat dan nama-nama.
• Apabila bidang ini telah sempurna dilanjutkan pendidikan kerohanian tentang
rahasia-rahasia, di mana seseorang itu masuk ke dalam bidang makrifat yang murni
untuk mengetahui yang sebenarnya (hakikat).
• “Perbuatan yang baik mestilah dilakukan dengan cara yang benar”.
• “Berhati-hatilah di dalam beramal agar amalan itu dilakukan bukan untuk
dipertontonkan atau diperdengarkan kepada orang lain. Semuanya mestilah
dilakukan semata-mata kerana Allah, demi mencari keredaan-Nya”.
MENETAPI TAFAKKUR
• Nilai sesuatu amalan itu tersembunyi di dalam hakikatnya. Untuk menemukannya
diperlukan tafakkur.
• Barang siapa merenungi sesuatu perkara dan mencari penyebabnya dia akan
mendapati segala sesuatu mempunyai bagian-bagian dan menjadi penyebab bagi
hal-hal yang lain. Tafakkur begini bernilai satu tahun ibadah.
• Barang siapa merenungi pengabdiannya/ibadahnya, lalu mencari sebab dan
alasannya, dan dia dapat menemukannya, tafakkur ini bernilai lebih dari tujuh
puluh tahun ibadah.
• Barang siapa merenungi hikmah kebijaksanaan Ilahi dengan segala
kesungguhannya untuk mengenal Allah Yang Maha Tinggi, tafakkur ini bernilai
lebih dari seribu tahun ibadah karena inilah ilmu pengetahuan yang sebenarnya.
MERAIH CINTA ILAHI
• Agar cinta Ilahi dapat menempati hatimu, pertama-tama kau harus
menyucikan dirimu dari hawa nafsu.
• Perangilah lebih dahulu nafsu hewanimu (rakus, tidur berlebihan,
lalai/malas) dan sifat hewan buas (amarah, keras, suka menyakiti,
kejam), lalu jauhkan dirimu dari kebiasaan jahat (angkuh, sombong,
iri, dendam, tamak, dan semua penyakit lahir maupun batin).
• Setelah itu kau akan memiliki kesadaran meskipun tidak sepenuhnya
bersih dari dosa. Kau akan memiliki rasa bersalah.
• Namun, perasaan itu tidak cukup. Kau harus melewati tangga itu
menuju maqam penyingkapan hakikat. Setelah itu, kau akan berhenti
melakukan maksiat untuk hanya melakukan kebaikan.
MEWUJUDKAN TASAWWUF

▪ Huruf pertama, t, adalah singkatan dari tawbah, tobat.


▪ Huruf kedua adalah s, dari kata shafa, suci, tenteram dan bahagia.
Ketenteraman datang dari hati yang bebas dari kecemasan.
Kecemasan disebabkan oleh kesenangan kepada dunia.
▪ Huruf ketiga adalah w, singkatan dari wilayah, yakni tingkatan
kewalian para pencinta dan kekasih Allah (tidak ada ketakutan dan
kesedihan, sepenuhnya mencintai dan terhubung dengan Allah).
▪ Huruf keempat, f, merupakan singkatan dari kata Fana, penidadaan
diri. Diri yang batil dan keakuan luruh musnah ketika sifat-sifat Ilahi
memasuki jiwa. Keakuan digantikan oleh keesaan.
MENYINGKAP KEGELAPAN,
MENEMUKAN CAHAYA
• Ibadah sejati hanya dapat dilakukan jika tabir yang menutupi hati
telah diangkat sehingga cahaya ilahi dapat meneranginya. Hanya
setelah itulah jiwa akan melihat melalui pelita ruhani.
• Hati menjadi gelap terhijab disebabkan oleh kelalaian, yang membuat
seseorang lupa kepada Allah dan lupa kepada kewajiban, tujuan, dan
ikrar mereka dengan Allah. Sebab utama kelalaian adalah kejahilan
terhadap hakikat (kebenaran) ajaran Tuhan.
• Untuk bebas dari kegelapan ini perlu menyucikan cermin hati.
Penyucian ini dilakukan dengan mendapatkan pengetahuan, dengan
beramal menurut pengetahuan itu, dengan usaha dan keberanian,
melawan ego diri.
GODAAN PARA PEJALAN
• Alam materi ini adalah godaan bagi orang berilmu. Alam malakut
adalah godaan bagi kaum bijak, dan alam sifat-sifat Ilahi adalah
godaan bagi ahli hakikat.
• Siapa saja yang merasa puas pada salah satunya, ia tertolak dari
karunia Allah yang akan membuatnya lebih dekat kepada-Nya.
• Jika seseorang terperdaya oleh semua godaan ini, ia akan
berhenti, tak bisa meneruskan langkah, dan tak kuasa bergerak
ke tempat yang lebih tinggi lagi. Meskipun bertujuan untuk
mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, ia takkan pernah bisa
mencapainya. Ia terhalang; ia hanya memiliki sebelah sayap.
JANGAN BERLINDUNG DIBALIK ‘TAKDIR’

• Seseorang tidak boleh berlindung pada rahasia takdir untuk


meninggalkan amal saleh. Seperti alasan, “Kalaupun aku di zaman azali
sudah ditakdirkan menderita maka tidaklah ada manfaatnya beramal
saleh. Dan, jika aku memang ditakdirkan bahagia maka tidaklah
membahayakan bagiku untuk melakukan amal buruk.”
• Seperti Iblis, ketika ia mengelak untuk tidak menghormati Adam, ia
berkelit pada hakikat takdir. (Ketika ia ditanya mengapa engkau tidak
menghormati Adam. Ia menjawab, “Ini kan takdir-Mu Ya Allah?”).
Dengan begitu ia kufur dan diusir dari surga. Sebaliknya, Nabi Adam AS
selalu menimpakan kesalahan pada dirinya, maka mereka bahagia dan
diberi rahmat (tidak mempermasalahkan takdir Allah SWT).
SYAHADAT
• LA ILAHA • HAYY • WAHID
ILLALLAH • QAYYUM • AHAD
• ALLAH • QAHHAR • SHAMAD
• HU • FATTAH
• HAQQ • WAHHAB

Semua nama ini harus dilafalkan bukan hanya oleh lisan,


melainkan juga oleh hati. Hanya setelah itulah mata hati akan
melihat cahaya hakikat.
Dua jenis penyucian:
1. penyucian zahir, ditentukan oleh peraturan agama dan
dilakukan dengan membasuh tubuh badan dengan air yang
bersih.
2. penyucian batin, dilakukan dengan menyadari kekotoran di
dalam diri, menyadari dosanya dan bertaubat dengan ikhlas.
Penyucian batin memerlukan perjalanan kerohanian dan
dibimbing oleh guru kerohanian.

12
ZAKAT
 Zakat, ‘sedekah yang indah' adalah perbuatan yang baik. Sebagian
dari rezeki yang kita terima, baik kebendaan dan kerohanian,
belanjakanlah kerana Allah, kepada Allah.
 Walaupun balasan berlipat dijanjikan, jangan melakukannya
karena balasan tersebut. Jangan meminta dan mengharapkan
faedah keduniaan bagi perbuatan baik kamu. Lakukanlah karena
Allah semata.
 Faedah lain daripada sedekah ialah kesan penyuciannya. Ia
menyucikan harta dan diri seseorang. Jika diri dibersihkan
daripada sifat-sifat ego maka tujuan sedekah atau zakat batin
(kerohanian) tercapai.
ZAKAT
 Segala sesuatu yang diberikan sebagai zakat akan melalui tangan Allah
sebelum sampai kepada orang miskin. Karena itu, tujuan zakat tidak
semata-mata untuk membantu kaum fakir, karena Allah Maha Memenuhi
semua kebutuhan, termasuk kebutuhan kaum fakir. Tujuan sejati zakat
adalah agar niat orang yang berzakat diterima oleh Allah.
 Mukmin sejati: pasti dermawan. Mereka tak pernah mementingkan diri
sendiri; tidak pernah mengharapkan pujian maupun ketenaran, apalagi
sebutan sebagai orang yang baik; bahkan mereka tidak mengharapkan
pahala di akhirat bagi kesalehan dan ketaatan mereka. Mereka menjadi
sangat dermawan karena mereka sama sekali tidak membutuhkan dan
tidak memiliki apa-apa lagi.
PUASA
• Selain puasa lahir, ada puasa batin. Puasa batin adalah menjaga semua
indera dan pikiran dari segala yang diharamkan. Sedikit saja niat buruk
hinggap di hatimu, puasamu rusak. Jika puasa lahir dibatasi oleh waktu,
puasa batin dijaani selama-lamanya, selama hidup di dunia hingga
kehidupan di akhirat. Itulah puasa sejati.
• Puasa paling baik adalah puasa hakikat, yaitu mencegah hati dari
menyembah selain Allah. Caranya adalah dengan membutakan mata hati
dari segala yang ada, sehingga yang tersisa hanyalah cinta kepada Allah.
Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk manusia, dan Dia
menciptakan manusia untuk diri-Nya sendiri.
• Puasa ruhani batal jika cinta kepada selain Allah, meski sebesar atom
memasuki hatinya. Jika itu terjadi, harus dimulai lagi dari awal.
HAJI
SELALU HATI-HATI DARI SIFAT BURUK
YANG MENYUSUP

Walaupun perbuatan seseorang itu tampak baik, dan kesehariannya tampak solih,
namun bila sifat-sifat buruk yang merusak menyusupinya, orang itu termasuk
kelompok mufsidin. Misalnya sabda Nabi:

• Marah itu merusak keimanan sebagaimana cuka merusak madu


• Hasad itu membakar kebaikan, sebagaimana api membakar kayu
• Ghibah itu jauh lebih buruk dari pada zina
• Fitnah itu sesuatu yang tertidur, Allah melaknat siapa yang membangunkannya
• Orang Bakhil itu tidak akan masuk surge meskipun ‘abid atau Zahid
• Riya’ itu syirik khafy
• Para pemfitnah itu tidak akan masuk surga

Anda mungkin juga menyukai