FAHRUDDIN FAIZ
MACAM-MACAM ILMU
12
ZAKAT
Zakat, ‘sedekah yang indah' adalah perbuatan yang baik. Sebagian
dari rezeki yang kita terima, baik kebendaan dan kerohanian,
belanjakanlah kerana Allah, kepada Allah.
Walaupun balasan berlipat dijanjikan, jangan melakukannya
karena balasan tersebut. Jangan meminta dan mengharapkan
faedah keduniaan bagi perbuatan baik kamu. Lakukanlah karena
Allah semata.
Faedah lain daripada sedekah ialah kesan penyuciannya. Ia
menyucikan harta dan diri seseorang. Jika diri dibersihkan
daripada sifat-sifat ego maka tujuan sedekah atau zakat batin
(kerohanian) tercapai.
ZAKAT
Segala sesuatu yang diberikan sebagai zakat akan melalui tangan Allah
sebelum sampai kepada orang miskin. Karena itu, tujuan zakat tidak
semata-mata untuk membantu kaum fakir, karena Allah Maha Memenuhi
semua kebutuhan, termasuk kebutuhan kaum fakir. Tujuan sejati zakat
adalah agar niat orang yang berzakat diterima oleh Allah.
Mukmin sejati: pasti dermawan. Mereka tak pernah mementingkan diri
sendiri; tidak pernah mengharapkan pujian maupun ketenaran, apalagi
sebutan sebagai orang yang baik; bahkan mereka tidak mengharapkan
pahala di akhirat bagi kesalehan dan ketaatan mereka. Mereka menjadi
sangat dermawan karena mereka sama sekali tidak membutuhkan dan
tidak memiliki apa-apa lagi.
PUASA
• Selain puasa lahir, ada puasa batin. Puasa batin adalah menjaga semua
indera dan pikiran dari segala yang diharamkan. Sedikit saja niat buruk
hinggap di hatimu, puasamu rusak. Jika puasa lahir dibatasi oleh waktu,
puasa batin dijaani selama-lamanya, selama hidup di dunia hingga
kehidupan di akhirat. Itulah puasa sejati.
• Puasa paling baik adalah puasa hakikat, yaitu mencegah hati dari
menyembah selain Allah. Caranya adalah dengan membutakan mata hati
dari segala yang ada, sehingga yang tersisa hanyalah cinta kepada Allah.
Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk manusia, dan Dia
menciptakan manusia untuk diri-Nya sendiri.
• Puasa ruhani batal jika cinta kepada selain Allah, meski sebesar atom
memasuki hatinya. Jika itu terjadi, harus dimulai lagi dari awal.
HAJI
SELALU HATI-HATI DARI SIFAT BURUK
YANG MENYUSUP
Walaupun perbuatan seseorang itu tampak baik, dan kesehariannya tampak solih,
namun bila sifat-sifat buruk yang merusak menyusupinya, orang itu termasuk
kelompok mufsidin. Misalnya sabda Nabi: