Anda di halaman 1dari 19

ABU NASR MUHAMMAD IBN MUHAMMAD IBN TARKHAN IBN UZALAH AL- FARABI

AL-FARABI:
KEBAHAGIAAN
Fahruddin Faiz
Al-TANBIH ALA-SABIL AL-SA’ADAH

• KEBAHAGIAAN (SA’ADAH) BAGI AWAM: KESEJAHTERAAN


• SA’ADAH SEMACAM INI SELEVEL DENGAN AL-LADZDZAH
(KENIKMATAN)
• KENIKMATAN HANYA SALAH SATU JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN
• KENIKMATAN SIFATNYA TEMPORER DAN BERUBAH-UBAH,
KEBAHAGIAAN SIFATYA LEBIH ABADI
TAHSIL AL-SA’ADAH
• Kebahagiaan adalah “Absolute Good”, kebaikan yang diinginkan untuk kebaikan
itu sendiri, tidak ada ang lebih lagi untuk diraih.
• Kebahagiaan: Tujuan Hidup. Tuhan menciptakan kita untuk bahagia.
• Segala yang membuat seseorang bahagia itu baik, dan demikian pula sebaliknya.
• Orang tidak cukup hanya paham dan sadar tentang kebahagiaan, tetapi ia juga
harus menginginkan dan menjadikan kebahagiaan tujuan hidupnya.
• Saat orang tidak ingin bahagia, atau tidak terlalu ingin bahagia, maka yang ia
temukan/lakukan adalah kejahatan/keburukan.
• Kebahagiaan diraih saat jiwa mencapai „kesempurnaan‟-nya (optimalisasi
potensi)
DAYA JIWA
• DAYA GERAK: seperti gerak untuk makan, gerak untuk memelihara sesuatu,
dan gerak untuk berkembang biak.
• DAYA MENGETAHUI: seperti mengetahui dalam merasa dan mengetahui
dalam berimajinasi.
• DAYA BERPIKIR yang dipilah kepada akal praktis dan akal teoritis.
• Akal praktis berfungsi untuk menyimpulkan apa yang mesti dikerjakan oleh
seseorang.
• Akal teoritis berfungsi untuk membantu dalam menyempurnakan jiwa.
• Akal potensial atau akal fisik (material). Akal ini dapat menangkap bentuk-bentuk dari barang-
barang yang dapat ditangkap dengan panca indra.
• Akal aktual, akal biasa (habitual). Akal ini dapat menangkap makna-makna dan konsep-konsep
belaka.
• Akal mustafad, akal yang diperoleh (acquired). Akal ini mampu mengadakan komunikasi dengan
Akal Fa’al.
KEBAHAGIAAN SOSIAL
◦Al-Ijtima’ al-fadil__Kelompok Masyarakat
◦Al-Madinah al-fadilah__Kota
◦Al-Ma’murah al-fadilah__Negara

“Saling Bekerja Sama demi Kebahagiaan Bersama”


KEBAHAGIAAN SOSIAL
◦Fadilah
◦Jahilah
◦Fasiqah
◦Mutabaddilah
◦Dalalah
MENCAPAI KEBAHAGIAAN PUNCAK
• KEUTAMAAN TEORITIS
• KEUTAMAAN BERPIKIR
• KEUTAMAAN MORAL
• KEUTAMAAN PRAKSIS
KEUTAMAAN TEORITIS
 Pemahaman terhadap segala yang ada (being)
 Isinya adalah “ilmu”
 Being---Physics---Metaphysics---Intellect---intelligibles
 Thing---Cause/thing--- Cause/thing--- Cause/thing---
ultimate cause
 Proses:
 Otomatis, dari pengalaman
 Otodidak, belajar mandiri
 Dari orang lain yang dipercaya
PENGETAHUAN DAN KEBAHAGIAAN

 Bahagia = puas, merasa tuntas sempurna, tidak lagi melirik hal lain.
 Maka bahagia tidak bisa ditemukan dalam kekayaan atau
kenikmatan materi, namun terletak dalam pengetahuan kita dalam
menyikapi materi yang ada.
 Kebahagiaan tergantung kesempurnaan jiwa, dan kesempurnaan
jiwa tergantung pengetahuan; semakin bertambah pengetahuan,
semakin bertambah kesempurnaan jiwa, dan semakin bertambah
kebahagiaan.
 Pengetahuan akan membuat manusia tenang (sukun al-nafs) dengan
apa yang dimiliki.
KEUTAMAAN BERPIKIR
 Berpikir utama: Kemampuan seseorang untuk
menemukan apa yang paling penting untuk mencapai
hasil yang baik.
 Berpikir utama: hanya berpikir tentang hal-hal yang baik
dan utama, kemudian mempertahankan pemikiran itu
dalam jangka waktu yang lama, demi manfaatnya,
baik secara personal maupun social.
 Apabila memang utama, boleh saja pemikiran utama
ini dijadikan undang-undang
 Harus bertaut dengan keutamaan moral/akhlak.
BERPIKIR SEBAGAI SOLUSI
 Sumber perpecahan umat: bayani & irfani, solusinya:
burhan, logika demonstratif.
 Argumentasi yang dibangun melalui premis-premis dalam
ilmu logika akan menghasilkan konklusi yang benar tanpa
memerlukan pihak lain (teks atau entitas transendental).
 ‘Irfan dalam pemikiran Al-farabi peting, namun „irfan
menurut al-farabi berada pada tataran hasil penalaran.
Seorang filosof hanya akan mendapatkan ilham dari Tuhan
sesudah melakukan penalaran secara matang, jadi
pelakunya tidak pasif seperti dalam logika laduniyah.
KEUTAMAAN MORAL

 Ilmal-akhlaq: a science that studies the state


of human soul
 Ada dua jenis: Akhlak teoritis (mirip dengan
keutamaan berpikir) & Akhlak Praktis
 Dicapai lewat dua jalur:
 nasehat/perintah/himbauan/anjuran
 pembentukan karakter (habituasi)
KEUTAMAAN PRAKSIS-KREATIF

 Praksis/karya akan jadi utama di tangan oran-orang


yang utama
 Praksis/Karya yang utama pasti menghasilkan sesuatu
yang juga utama
 Praksis akan menjadi utama kalau tiga keutamaan
sebelumnya terpenuhi (teori, proses berpikir dan
moralitas)
 Hasil dari praksis keutamaan ini adalah kebahagiaan
tertinggi.
KEBAJIKAN SEPERTI MENULIS

 Menurut Al-farabi, perilaku utama itu seperti seni


menulis, semakin orang berlatih mempraktekkan
cara menulis, maua tulisannya akan semakin
baik.
 Semakin orang membiasakan diri menjalankan
kebajikan, semakin ia akan menjadi bijak, dan
pada akhirnya secara otomatis ia akan
mengenyam kebahagiaan.
KEBAHAGIAAN MANUSIA: ANTARA
KEMAMPUAN DAN KEMAUAN
 Setiap orang dapat memahami kebahagiaan dan memiliki semua
pra-syarat yang diperlukan untuk mencapai kebahagiaan.
 Tidak semua orang mau mendayagunakan „kapasitas‟ yang
dimilikinya.
 Tidak semua yang mendayagunakan „kapasitas‟-nya otomatis
mencapai kebahagiaan, karena kadang kebahagiaan bukan
tujuannya.
 Tidak semua yang mendayagunakan „kapasitas‟-nya dan
kebahagiaan sebagai tujuannya mencapai kebahagiaan yang
menjadi tujuannya, karena kadang metode yang digunakannya
keliru, baik dalam level teoritis, pemikiran, moral maupun praksis.
 Setiap orang memerlukan guru atau pembimbing yang bias
menuntunnya menemukan kebahagiaan; demikian pula satu
kota atau Negara memerlukan seorang “penuntun” yang dapat
membawanya kepada kebahagiaan.
 „Penuntun‟ kota atau Negara ini bisa Raja, Imam (Ulama) atau
Filosof.
 Raja, Imam (Ulama) atau Filosof hakikatnya memiliki kualitas
kebenaran dan kebajikan yang sama di level idealnya; dan
mereka dapat memandu masyarakat dan Negara menuju
kebahagiaannya.
PENGARUH FILSAFAT YUNANI
– FILSAFAT KEBAHAGIAAN PLATO DAN ARISTOTELES
– KESAMAAN: Kebahagiaan adalah puncak kebajikan dan tujuan
hidup.
– PERBEDAAN:
– Plato & Aristoteles: Kebahagiaan sifatnya ekslusif, individual
melalui kontemplasi rasional
– Al-Farabi: Dapat dicapai bersama-sama oleh masyarakat.
Seorang ‘Penyendiri’ tak akan mampu mencapai kebahagiaan.
PENGARUH ISLAM
■ Kebahagiaan Dunia:
– KEBAHAGIAAN DUNIAWI – Sa’adah al-Dunya
– KEBAHAGIAAN PUNCAK/TERTINGGI– Sa’adah al-Quswa
■ Sa’adat al-dunya itu terbatas, nilainya rendah dibandingkan
Sa’adat al-Quswa
■ Modenya teleologis: Allah menciptakan manusia sebagai karya
terbaik-Nya---Allah menginginkan manusia bahagia---Jalan untuk
bahagia adalah dengan cara jihad al-nafs---hasil dari jihad al-
nafs adalah perilaku yang utama---Perilaku Utama
meniscayakan kebahagiaan.
MENGAJARKAN KEBAHAGIAAN

 AWAM: Dipahamkan melalui metaphor-metaphor yang menyentuh


imajinasi mereka sehingga secara otomatis mereka membayangkan ideal
kehidupan bahagia yang hakiki, baik secara individual maupun social.
 ELIT: semua pernyataan dan kenyataan yang berhubungan dengan
kebahagiaan dibukukan dalam tulisan-tulisan sehingga dapat dipahami,
dikaji lalu disetujui dan diterapkan. Bahkan tidak menutup kemungkinan
menginspirasi lahirnya hal-hal baru.
 Karakter Pembaca buku: 1) Mampu menyimpulkan sendiri secara benar, 2)
mampu menyimpulkan dengan bantuan pembimbing, 3) Tidak mampu
menyimpulkan, dan cenderung apriori dengan kebenaran baru. (Tugas
pemimpin umat untuk membuka wawasannya)

Anda mungkin juga menyukai