AL-FARABI:
KEBAHAGIAAN
Fahruddin Faiz
Al-TANBIH ALA-SABIL AL-SA’ADAH
Bahagia = puas, merasa tuntas sempurna, tidak lagi melirik hal lain.
Maka bahagia tidak bisa ditemukan dalam kekayaan atau
kenikmatan materi, namun terletak dalam pengetahuan kita dalam
menyikapi materi yang ada.
Kebahagiaan tergantung kesempurnaan jiwa, dan kesempurnaan
jiwa tergantung pengetahuan; semakin bertambah pengetahuan,
semakin bertambah kesempurnaan jiwa, dan semakin bertambah
kebahagiaan.
Pengetahuan akan membuat manusia tenang (sukun al-nafs) dengan
apa yang dimiliki.
KEUTAMAAN BERPIKIR
Berpikir utama: Kemampuan seseorang untuk
menemukan apa yang paling penting untuk mencapai
hasil yang baik.
Berpikir utama: hanya berpikir tentang hal-hal yang baik
dan utama, kemudian mempertahankan pemikiran itu
dalam jangka waktu yang lama, demi manfaatnya,
baik secara personal maupun social.
Apabila memang utama, boleh saja pemikiran utama
ini dijadikan undang-undang
Harus bertaut dengan keutamaan moral/akhlak.
BERPIKIR SEBAGAI SOLUSI
Sumber perpecahan umat: bayani & irfani, solusinya:
burhan, logika demonstratif.
Argumentasi yang dibangun melalui premis-premis dalam
ilmu logika akan menghasilkan konklusi yang benar tanpa
memerlukan pihak lain (teks atau entitas transendental).
‘Irfan dalam pemikiran Al-farabi peting, namun „irfan
menurut al-farabi berada pada tataran hasil penalaran.
Seorang filosof hanya akan mendapatkan ilham dari Tuhan
sesudah melakukan penalaran secara matang, jadi
pelakunya tidak pasif seperti dalam logika laduniyah.
KEUTAMAAN MORAL