Anda di halaman 1dari 27

HUMOR

Fahruddin Faiz
“You higher men, learn to laugh!”
Nietzsche
• Humor
(humour) adalah perilaku yang dilakukan untuk
membangkitkan rasa gembira dan memicu gelak tawa.
• Istilah
ini berasal dari istilah medis Latin kuno, humor,
"cairan tubuh“, yaitu cairan dalam tubuh manusia, yang
dikenal berhubungan dengan keseimbangan kesehatan
dan emosi manusia.
HOMO RIDENS
 Peter Berger: Manusia sebagai homo ridens itu ada di antara
murni binatang dan murni manusia. Saat kita tertawa kita
mengalami transformasi diri sungguh-sungguh menjadi
animalis. Artinya menjadi sejatinya manusia yang belum
tercemar sebagai mahluk kultural, dan juga karena dia
manusia, yang isi humor manusia itu sangat rumit dan
menyangkut tingkatan intelektualitas tinggi.
 Blaise Pascal: manusia itu adalah mahluk yang berada di
tengah jalan antara ‘ketiadaan’ dan ‘keabadian’. Ia berada
dalam keterombang-ambingan antara ke duanya serentak pula
merindukan keduanya untuk menjadi kenyataan. Gelak tawa
dalam hal ini menjadi momen dia berada dalam keabadian.
Meski sesaat, dia berada dalam khairos. Pengalaman mistis
yang mengkategorisasi kehidupan sehari-hari yang banal
melalui gelak tawa yang banal pula.
WIT MIRTH
Kejenakaan yang Keriangan dan
cerdas kegembiraan

Laughter
Gelak tawa
 The conformist sense, yaitu tingkat kesamaan
di antara individu satu dengan yang lain dalam
apresiasi terhadap materi-materi humor.
 The quantitative sense, yaitu yang
SENSE OF menunjukkan seberapa sering seseorang
tertawa dan tersenyum, serta seberapa mudah
HUMOR seseorang merasa gembira.
 The productive sense, yaitu menekankan
seberapa banyak seseorang menceritakan
cerita-cerita lucu dan membuat orang lain
gembira.
 Kemampuan memahami humor;
 Kemampuan menikmati dan menghargai
humor;
UNSUR
 Kemampuan membuat humor;
SENSE OF
 Menyukai humor dan orang-orang humoris;
HUMOR
 Kemampuan menggunakan humor untuk
meredakan ketegangan dan menggunakan
humor untuk mencapai tujuan sosial.
FUNGSI

 Kegembiraan, keceriaan
 Katarsis
 Defence Mechanism
 Kesadaran: Kritik dan Instrospeksi
PENGARUH FISIK TERTAWA
 Meningkatkan jumlah dan kemampuan sel-sel imun yang
bertugas memerangi sel virus yang menyerang tubuh;
 Meningkatkan jumlah antibodi
 Mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kualitas hidup
pada pasien-pasien yang mengidap penyakit mematikan
 Meningkatkan pengeluaran endorpin
 Memberikan latihan pada otot dan jantung,
 Menghasilkan relaksasi otot,
 Meningkatkan peredaran darah,
 Mengurangi produksi hormone-hormon penyebab stres dll.
KUNCI & KENDALA

 Bahasa & Istilah Khusus


 Performance
 Konteks
 Distansi atau represi psikologis
 Kesegaran (originalitas vs keberulangan)
TEORI 1:
SUPERIORITY THEORY

• Inti humor ialah rasa lebih baik, lebih tinggi, atau lebih sempurna pada seseorang
dalam menghadapi sesuatu keadaan yang mengandung kekurangan atau
kelemahan.
• Seseorang akan tertawa bilamana mendadak memperoleh perasaan unggul
karena dihadapkan pada pihak lain yang melakukan kekeliruan atau mengalami
hal tak menguntungkan.
• Teori ini dapat dipakai untuk menerangkan mengapa para penonton tertawa
terbahak-bahak melihat badut sirkus yang terbentur tiang, jatuh tersandung,
melakukan aneka kekeliruan, atau perilakunya menunjukkan berbagai ketololan.
TEORI 2:
INCONGRUITY THEORY

• Humor timbul karena perubahan yang sekonyong-konyong


dari sesuatu situasi yang sangat diharapkan mejadi suatu hal
yang sama sekali tidak diduga atau tidak pada tempatnya.
• Tertawa terjadi karena harapan yang dikacaukan (frustated
expectation) sehingga seseorang dari suatu sikap mental
dilontarkan ke dalam sikap mental yang sama sekali berlainan.
TEORI 3:
RELIEF THEORY

• Inti dari humor ialah pembebasan atau pelepasan dari kekangan yang
terdapat pada diri seseorang.
• Karena berbagai pembatasan dan larangan yang ditentukan oleh
masyarakat, dorongan-dorongan batin alamiah dalam diri seseorang
mendapat kekangan atau tekanan. Ketika kekangan/tekanan itu dapat
dilepaskan atau dikendorkan oleh misalnya lelucon sex, sindiran jenaka,
atau ucapan nonsense, maka meledaklah perasaan orang dalam bentuk
tawa.
PLATO
 Plato dalam Republik menyatakan objek dari humor ialah
sesuatu yang bodoh dan buruk. Orang yang berlebihan
dalam humor, akan kehilangan kontrol atas diri sendiri.
Maka ‘guardian’ dalam negara ideal, harus menghindarkan
diri dari humor berlebihan (to fond of laughter).
 Menurut Plato: karakter humor cenderung berupa
penolakan atas diri (self-ignorance). Penolakan tersebut
misalnya dalam imajinasi diri sebagai lebih baik dari
kenyataannya: kaya, tampan, bijaksana. Lalu Sosok
seperti itu—atau berlawanan dari itu-- menjadi bahan
tertawaan.
THOMAS HOBBES
• Thomas Hobbes dalam Human Nature: Manusia
memiliki kecenderungan menilai orang lain.
Manusia menilai dirinya dalam pengertiannya
sendiri, lalu bermula dari situ menilai kekurangan
orang lain. Oleh karena itu, humor dapat memiliki
arti ejekan yang ditujukan kepada kecacatan lian.
• Akar humor ialah rasa superior atas kelemahan
di luar dirinya.
 Kant beranggapan bahwa tertawa muncul ketika ada perubahan
mendadak dari ekspektasi yang kuat ke kekosongan.
 Menurut Kant, kelucuannya bukan dari rasa superior, namun dari
sesuatu yang keluar ekspektasi.
 Setelah Kant menegaskan poin utama dari “perubahan tiba-tiba”
tersebut. Kant memberi ilustrasi, sebuah anekdot orang Indian.
Seorang Indian melihat orang-orang di bar menuangkan sebotol bir.
Busa mengalir keluar melalui mulut botol. Ketika orang bertanya apa
yang mengherankan dari aksi tersebut, Si Indian menjelaskan bahwa
yang mengejutkan bukanlah busa yang mengalir keluar botol, tetapi
bagaimana orang-orang dapat memasukkan ke dalam dan
memulainya lagi.
SCHOPENHAUER

Gagasan manusia:
Serius: kesesuaiann antara konsepsi atau pikiran,
dengan realitas objektif
Humor: keganjilan atau ketidaksesuaian antara
konsep dalam pikiran dan objek nyata
 Humor: Keseriusan yang tersembunyi dibawah lelucon
 Ironi: Kelucuan yang tersembunyi dibawah keseriusan.
SARTRE:
HUMOR SEBAGAI JALAN MENGOBYEKKAN ORANG LAIN
 Ketika menertawai seseorang, kita memperlakukan mereka
seperti sebuah objek dan menghancurkan solidaritas dengan
mereka.
 Fungsi humor dan tertawa ialah untuk menaruh sosok yang
menggelikan di luar kelompok atau bagiannya, lalu mengakui
usaha itu sebagai jalan untuk menjadi manusia seutuhnya.
 Badut dan komedian adalah seorang yang berkhianat pada
diri sendiri.
HENRY BERGSON

• Manusia yang kurang kesadaran diselubungi oleh ketidakluesan


mekanistik yang menjadi unsur kelucuan.
• Apa yang kita tertawai ialah sebuah keganjilan sesuatu yang
‘seharusnya’ bertindak vital, atau sesuatu yang hidup menjadi
terselubungi mekanis, something mechanical encrusted on the living.
• Seseorang tertawa karena terdapat sesuatu yang tidak diduga-duga
atau tidak seharusnya demikian, hal ini bisa juga benar. Namun
sebenarnya seseorang tertawa terhadap otomatisme manusia lain
(human automata)
Ontologi Humor Bergson-1:
Hanya Manusia yang Lucu

 Hanya apa yang secara asali manusia mengandung kelucuan (whait


is properly human is comic). Artinya, manusia tidak hanya satu-
satunya hewan yang dapat tertawa, tapi satu-satunya hewan yang
dapat menjadi tertawaan (laughable).
 Bergson membandingkan dengan fenomen lain, pemandangan
misalnya: dapat begitu indah, anggun, sublim, atau jelek, tapi alam
tidak pernah menjadi lucu. Memang seseorang kadangkala tertawa
pada benda tidak hidup, hewan, binatang, tetapi seseorang
melakukan itu, karena adanya beberapa kemiripan dengan manusia
yang dapat ditemukan di dalam fenomena itu.
ONTOLOGI HUMOR BERGSON-2:
TERTAWA BUKANLAH EMOSI, NAMUN INTELEKTUAL

• Tertawa bukan muncul dari hati, tapi dari pikiran. Untuk


menampilkannya, perlu momen-momen insensibilitas, atau dapat
dikatakan mematirasakan hati sejenak, “a momentary anesthesia of
the heart”. Dalam melihat kelucuan seseorang, kita harus
menghindarkan diri dari perasaan menilai dan membayangkan
posisi seseorang itu di posisi kita.
• Melihat kelucuan seseorang membutuhkan emosi yang bebas dari
kepentingan tertentu dan sebuah ketertarikan intelektual. Tertawa
bukan pada keanehan subjek, namun sebuah penyimpangan dari
fenomena yang telah ada, termasuk norma sosial.
ONTOLOGI HUMOR BERGSON-3:
TERTAWA SELALU DALAM LINGKUP KELOMPOK

“our laughter is always laughter of a group”.


Artinya tertawa selalu dengan orang lain yang
sama-sama melihat dunia yang dialami, atau apa
yang secara umum disebut sense of humor.
Tertawa butuh gaung sampai di sekitarnya, “it
seems that laughter needs an echo”.
ِ ْْ ‫م‬ َ ْ
‫ال‬ ْ ْ ‫م‬ ِ ٍ ْ
ْ َ
َ ‫ب‬
ِ ُ ُ ْ
‫ِل‬ ِّ ‫ِل‬
ِ ‫ع‬
َ ‫و‬ َ ‫م‬
ُّ ‫ج‬
َ ُ ‫ي‬ ً ‫ة‬ ‫ح‬
َ ‫ا‬‫ر‬َ ‫د‬ِّ ِ ‫ج‬ ِ ْ
‫ال‬ ‫ب‬
ِ ‫د‬
َ ‫ُو‬‫د‬ ْ
‫ك‬ ‫م‬َ ْ
‫ال‬ ‫ك‬ َ ‫ع‬‫ب‬ْ َ
‫ط‬ ‫د‬
ِ ْ
‫ف‬ َ ‫أ‬
ِ
ِ ‫ح‬ ْ
‫ِل‬‫م‬ِ ْ
‫ال‬ ْ
ْ ‫م‬ ِ ‫ام‬
َ َ ‫ع‬ َّ
‫الط‬ ْ ‫ط‬
ِ ‫ع‬
ْ ُ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ ‫ر‬ ِ ‫ا‬ ‫د‬
َ ْ
‫ق‬ ‫م‬
ِ ‫ب‬
ِ ْ
ْ ُ
‫ك‬ َ ‫ي‬‫ِل‬ ْ َ ‫ف‬ ِ
َ ْ
ْ ‫م‬ َ ْ
‫ال‬ ُ ُ َ ‫ت‬ ‫ي‬
ْ َ
‫ط‬ ‫ع‬
ْ َ ‫َولَ ِك ْْ إذَا أ‬

Berikanlah istirahat pada tabiat kerasmu yang serius


dan hiasilah dengan sedikit canda
Tetapi jika engkau berikan canda kepadanya,
Berikan seperti kadar engkau memasukkan garam pada makanan
‫ﻋَﻦ ﺃَﺑِﻲ ﺃُﻣَﺎﻣَﺔ ﻗَﺎﻟَﻘَﺎﻝ ﺭَﺳُﻮﻝ اﻟﻠَّﻪ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪ ﻋَﻠَﻴْﻪ ﻭَﺳَﻠَّﻢ ﺃَﻧَﺎ ﺯَﻋِﻴﻢ ﺑِﺒَﻴْﺖ‬
‫ﻓِﻲ ﺭَﺑَﺾ اﻟْﺠَﻨَّﺔ ﻟِﻤَﻦ ﺗَﺮَﻙ اﻟْﻤِﺮَاء ﻭَﺇِﻥ ﻛَﺎﻥ ﻣُﺤِﻘًّﺎ ﻭَﺑِﺒَﻴْﺖ ﻓِﻲ ﻭَﺳَﻄ اﻟْﺠَﻨَّﺔ‬
‫ﻟِﻤَﻦ ﺗَﺮَﻙ اﻟْﻜَﺬِﺏ ﻭَﺇِﻥ ﻛَﺎﻥ ﻣَﺎﺯِﺣًﺎ ﻭَﺑِﺒَﻴْﺖ ﻓِﻲ ﺃَﻋْﻠَﻰ اﻟْﺠَﻨَّﺔ ﻟِﻤَﻦ ﺣَﺴَّﻦ ﺧُﻠُﻘَﻪ‬
"Aku menjamin sebuah istana di sekitar surga bagi siapa saja yang
meninggalkan perdebatan walaupun dia dalam keadaan benar. Dan di
pertengahan surga bagi seorang yang meninggalkan kedustaan walau
dalam bercanda dan di bagian surga tertinggi bagi yang terpuji
akhlaknya." (HR. Abu Dawud)
Keep me away from the wisdom which does not cry,
The philosophy which does not laugh
and The greatness which does not bow before children.
(Kahlil Gibran)

Anda mungkin juga menyukai