SESUATU SECARA TEPAT C.F. apatis, apologis, dogmatis, kritis JENISNYA Dogmatic skepticism: Tidak ada yang bisa diketahui. Tidak ada kebenaran sejati. Semua klaim pengetahuan manusia itu keliru. Pyrrhonian skepticism: Kepastian itu tidak mungkin, orang yang bijaksana harus menunda penilaian terhadap hal-hal yang bersifat teoritis. Empiricist foundationalism: Hanya pengalaman inderawi/realitas yang bisa menjadi dasar penilaian. Rationalist foundationalism: Panca indera memberikan pemahaman yang subyektif atau bahkan manipulatif, hanya akal yang bisa menemukan kebenaran yang universal. Authoritarianism: Hanya orang-orang tertentu yang memiliki daya/kekuatan untuk mengetahui dan memahami sesuatu secara benar KONOTASI SKEPTISISME ANTI-EPISTEMOLOGI ANTI METAFISIKA ANTI ETIKA BUDDHA & 6 ORANG BUTA BUDDHA: “HOW CAN YOU BE SURE OF WHAT YOU CANNOT SEE? WE ARE ALL LIKE BLIND PEOPLE IN THIS WORLD. WE CANNOT SEE GOD. EACH OF YOU MAY BE PARTLY RIGHT, YET NONE COMPLETELY SO” PARA SALAF AL-SALIH Ra’yi Shawab wa Yahtamil al-Khata’ Ra’yuka Khata’ wa Yahtamil al-Shawab ARGUMEN SKEPTISISME: SEJARAH Sepanjang sejarah manusia selalu terjadi perselisihan pandangan dalam berbagai bidang pengetahuan. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan yang “pasti” itu berada di luar jangkauan manusia ARGUMEN SKEPTISISME: FISIKA KITA TIDAK MUNGKIN MENDAPATKAN PENGETAHUAN TENTANG DUNIA NYATA/FISIK, KARENA: PENGETAHUAN ADALAH TANGGAPAN AKAL MANUSIA, BUKAN SESUATU YANG SESUNGGUHNYA (DAS DING AN-SICH) PENGETAHUAN TIDAK LANGSUNG DIPEROLEH DARI OBYEK, TETAPI DARI SUBYEK INDERA MEMBERI INFORMASI SEJAUH YANG DITANGKAPNYA, BUKAN SESUAI KENYATAANNYA ARGUMEN SKEPTISISME: PSIKOLOGI KITA HIDUP SAAT INI, BERDASARKAN MASA LALU, UNTUK MASA DEPAN TERNYATA MASA LALU ITU BAGI KITA HANYALAH “INGATAN”, DAN INGATAN ADALAH DASAR PENGETAHUAN YANG PALING TIDAK PASTI TERNYATA MASA DEPAN JUGA ADALAH SESUATU YANG TIDAK JELAS DAN PENGETAHUAN TENTANGNYA SIFATNYA “SPEKULATIF” Model Skeptisisme Meragukan kemampuan manusia mengetahui sesuatu secara mutlak_relativisme Meragukan pengetahuan yang dimiliki untuk memperolah wawasan/pengetahuan baru yang lebih tepat (ragu terhadap obyek pengetahuan)_sebagai metode RELATIVISME MODERAT: Segala Sesuatu sifatnya “tergantung”_misalnya teori “jaringan makna” Derrida NIHILISME: “life is without objective meaning, purpose, or intrinsic value”. SKEPTISISME KAUM SOPHIS "Tiada yang mewujud. Kalaupun ada maujud, ia tidak bisa diketahui. Dan kalaupun bisa diketahui, ia tidak bisa dikomunikasikan." (Georgias) “Manusia adalah ukuran dari segala sesuatu” (Protagoras) Apakah sesuatu itu benar atau salah, baik atau buruk, harus selalu dipertimbangkan dalam kaitannya dengan kebutuhan/kepentingan seseorang. SKEPTISISME SOCRATES Filosof adalah seseorang yang mengakui bahwa ada banyak hal yang tidak dipahaminya, dan dia merasa terganggu dan tertantang karenanya. ‘Orang yang paling bijaksana adalah yang mengetahui bahwa dia tidak tahu’. ‘Hanya satu yang aku tahu, yaitu bahwa aku tidak tahu apa-apa.’ Metode dialogis untuk menemukan kebenaran Skeptis dan menguji common-sense METODE DIALOG SOCRATES Tidak membekukan pemahaman, melainkan justru mencairkannya. Dengan dialog, masing-masing pihak dapat menyadari kekurangannya. Masing-masing pihak bisa saling membantu menyem-purnakan pemahamannya. 14 SKEPTISISME DESCARTES Kita tidak dapat mempercayai indera kita, misalnya saat mimpi Segala sesuatu layak diragukan Meskipun demikian ada satu hal yang tidak meragukan/pasti, yakni fakta bahwa saya sedang meragukan. Meragukan = berpikir Berpikir = ada orang yang berpikir AKU BERPIKIR=AKU ADA SKEPTISISME DAVID HUME Dunia penuh dengan konsep “tidak jelas” Kembali kepada Pengetahuan dari PENGALAMAN SPONTAN Seluruh realitas adalah kumpulan persepsi (a bundle of perceptions) manusia semata. Semua pemikiran/ide yang tidak dapat dilacak kaitannya dengan dunia nyata/empiris harus ditolak. Semua pengetahuan dan teori berasal dari realitas, baik dalam bentuk ide tunggal atau ide komplek KRITIK HUME TERHADAP KAUSALITAS & INDUKSI Konsep kausalitas mengandaikan bahwa jika peristiwa B terjadi tepat setelah peristiwa A, maka A pasti yang menyebabkan terjadinya B. Bagi Hume konsep sebab akibat di dalam kasus itu sama sekali tidak bisa dipastikan. Yang bisa dilihat oleh manusia adalah urutan dari peristiwa, dan bukan kausalitas itu sendiri. Kausalitas adalah kepercayaan naif (animal faith). Induksi tidak memadai untuk membuktikan kebenaran, karena orang tidak mungkin mengakses seluruh fakta yang ada KRITIK HUME KEPADA AGAMA/MUKJIZAT Pengetahuan Agama semuanya ‘omong-kosong’ sppekulasi metafisik Mukjizat tidak pernah disaksikan oleh sekelompok orang-orang cerdas. Orang memang suka pada peristiwa-peristiwa yang sensasional. Mukjizat adalah salah satunya. Mayoritas mukjizat terjadi, ketika ilmu pengetahuan belum berkembang. Mukjizat terdapat di setiap agama, dan setiap agama mengklaim bahwa mukjizat merekalah yang paling benar. Banyak sejarahwan yang meragukan peristiwa-peristiwa di dalam sejarah yang dianggap mukjizat. Mukjizat lebih merupakan tafsiran subyektif dari orang-orang yang ingin memperkenalkan ajaran agama baru. SKEPTISISME DALAM AGAMA: AGNOSTISISME
Manusia tidak akan mampu memahami realitas yang
ultimate Bagi Kant Agnotisisme ada pada tiga hal: Tuhan, Kebebasan dan Keabadian TANPA MERAGUKAN, ORANG TIDAK BERPIKIR SETIAP PENEMUAN DIMULAI DENGAN TANDA TANYA SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA ADALAH SEJARAH KESANGSIAN MANUSIA DALAM USAHANYA MENCARI KEBENARAN SKEPTISISME BISA + / - MERAGUKAN KEMAMPUAN MANUSIA MEMPEROLEH PENGETAHUAN PASTI: BISA MENJADI RENDAH HATI, TIDAK SOMBONG, MENYADARI KETERBATASAN; BISA PULA MENJADI SELALU MENYALAHKAN ORANG LAIN MERAGUKAN KETEPATAN PENGETAHUAN YANG DIMILIKI: MEMBUAT ORANG KRITIS, BERKEMBANG MAJU LEBIH BAIK; NAMUN JUGA MELAHIRKAN UNCERTANITY YANG TIDAK KONDUSIF UNTUK PRAKSIS Gnoti’s afton