Anda di halaman 1dari 31

Hakikat, Fungsi dan Perwujudan Nilai, Moral dan

Hukum
Hakikat Nilai Nilai masuk dalam kawasan Etika dan
Estetika

Ada 3 jenis makna Etika (K. Bertens)


1. Etika Nilai atau norma yang menjadi pegangan
individu/masyarakat dalam mengatur
tingkahlaku/sikap
2. Etika Kumpulan Azas, Nilai moral (Kode Etik)
3. Etika Ilmu tentang baik dan buruk (Filsafat Moral)

Nilai (KUBI) Harga, angka/skor, kadar, mutu,


kualitas, sifat yang penting, keadaan
yang bermanfaat
Sesuatu dianggap bernilai karena:
Menyenangkan (pleasant)

Berguna (useful)

Memuaskan (Satisfying)

Menguntungkan (Profitable)

Menarik (interseting)

Keyakinan (Belief)
Nilai Sesuatu yang diharapkan
Realitas Abstrak Normatif/Idealis Motivator

Keadilan, Keindahan, Keadilan, Kemanusiaan, Kesejahteraan,


Keselamatan, Keanggunan, Kebersihan, Kerapian, Kearifan,
Kerapian, Kebijakan

Ada 3 macam nilai (Notonegoro)


Nilai Materiil Kebenaran rasional,Akal
budi

EstetikaRasa
Nilai Vital
MoralNurani
Nilai Kerohanian
Nilai ReligiusKeyakinan
Nilai sesuatu yang obyektif atau subyektif?
Pandangan Idealis Pandangan Subyektif
Menyatakan nilai itu Menyatakan nilai sesuatu
obyektif, melekat pada tergantung pada subyek yang
setiap sesuatu menilainya
Apakah obyek bernilai karena kita menginginkannya atau sebaliknya
kita menginginkannya karena obyek bernilai?
Apakah nilai menarik perhatian subyek atau subyek memberikan
nilai pada obyek?
Apakah keinginan menentukan nilai suatu obyek atau obyek
diinginkan karena secara otonom bernilai?
Apakah manusia pemilik nilai (subyektif) atau hanya pengguna nilai
(obyektif)
Nilai ; Antara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder

Segala sesuatu di alam semesta ini memiliki kualitas yang


menentukan eksistensinya.

Kualitas primer Bagian dari eksistensi obyek, sifat dan ciri dasar
obyek. Obyek tidak ada tanpa kulitas primer ini

Kualitas sekunder Bagian dari eksistensi obyek tapi dipengaruhi


oleh interpretasi subyek dan relatif

Nilai adalah milik semua obyek dan tidak memilki eksistensi yang riil
karena nilai merupakan sifat dan kualitas, sebelum termanifestasikan
nilai hanyalah kemungkinan belaka.
NORMA
NORMA DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI
HARAPAN SPESIFIK MENGENAI PERILAKU
NYATA.
NORMA BERFUNGSI SEBAGAI SEBAGAI
KRITERIA DALAM MENILAI KUALITAS
PERILAKU MANUSIA.

7
NORMA
Norma moral memiliki karakteristik yang berbeda
terhadap berbagai norma lain
1. Memberi dampak yang besar bagi kehidupan
manusia pribadi maupun kelompok. Mengatur
perilaku manusia (pribadi/kelompok) agar berguna
bagi orang lain/tidak merugikan orang lain
2. Harus didahulukan dari nilai-nilai lain (termasuk
kepentingan pribadi)
3. Diharapkan dipatuhi oleh setiap pribadi/kelompok,
apabila dilanggar ada sangsi/hukumannya
4. Tidak ditetapkan dan atau diubah oleh keputusan
suatu badan/penguasa tertentu.
5. Selalu melibatkan perasaan pribadi/kelompok,
yaitu perasaan moral (moral sense)

8
Norma Sebagai Perwujudan Nilai
Nilai bersifat Abstrak

Norma (Manifestasi Nilai agar


berfungsi praktis)

Buanglah Sampah pada Tempatnya!


Nilai Kebersiahan

Wujud Riil Norma


Norma dan Sanksi
Norma panduan. tolak ukur atau pedoman dalam
bertingkah laku pada masyarakat
Sanksi Keadaan yang dikenakan pada pelanggar
norma baik fisik maupun pshikis

Macam Norma di Masyarakat:


1.Norma Agama
2.Norma Moral/Kesusilaan Individu/Pribadi
3.Norma Kesopanan
4.Norma Hukum Antar Pribadi
Moralitas
Mores mos, moris, manner Morals
Moral bagian dari Nilai Akhlak,
Kesusilaan,
Tata Tertib
Nilai Moral adalah Perilaku Nurani/Batin,
Baik dan Buruk Ethos/ Etika

3 jenis nilai dalam filsafat nilai


Nilai Logika Benar-Salah

Nilai Etika Baik-Buruk

Nilai Estetika Indah-Jelek


MORAL
Moral merupakan perilaku individu yang baik
berdasarkan adat kebiasaan yang berlaku
dalam suatu masyarakat. Maka yang sudah
dijelaskan pada slide no.6 adalah Etika
Normatif Moral.
Moral juga dikaitkan dengan kepercayaan kita
kepada Tuhan Yang MahaEsa, maka disebut
Teologi Moral yang merupakan kesepakatan
dari suatu kelompok masyarakat berdasarkan
spiritual dan apa yang dikatakan dalam Kitab
Suci untuk pengambilan keputusan.

12
ETIKA
Merupakan :
1. Nilai-nilai dan norma-norma moral dalam suatu
masyarakat. Jadi etika = moralitas, yaitu apa yang
harus dilakukan, yang tidak boleh/tidak pantas
dilakukan dan lain-lain
2. Pemikiran moral yaitu f ilsafat/tradisi yang
mempelajari tentang baik-buruk, benar-salahnya
perilaku dan tindakan manusia.
3. Suatu usaha yang sistematik untuk memahami
pengalaman moral individu dan masyarakat. *)

13
Hukum Sebagai norma
Norma Hukum
1. Datang dari Luar Diri Individu (Heteronom) yaitu
dari kekuasaan/lembaga yang berwenang
2. Dilekati Sanksi yang Memaksa seperti sanksi
pidana
3. Dilaksanakan oleh Negara dengan Aparaturnya
Hukum menurut Sumbernya
(Thomas Aquinas)
1. Hukum Abadi (Lex Ecterna)Berakar dari JiwaTuhan

2. Hukum Alam Ditafsir secara subyektif oleh manusia dari


alam (Hukum-hukum Fisika, Matematika dan
Ilmu Alam lainnya berdasar keteraturan Alam
3. Hukum Positif Pelaksanaan atas tafsir hukum alam oleh
manusia, mengatur soal duniawi dalam
negara
Subyek Hukum, Obyek Hukum,Badan Hukum, Hukum Meteriil,
Hukum Formal (UU, Yurisprudensi, Traktat)

4. Hukum TuhanBersumber dari wahyu/kitab suci


Perkembangan Hukum Seiring
Perkembangan Masyarakat
Max Weber

Tradisional Legal Rasional

Hukum bersifat Hukum bersifat


Represif(Pidana) Restitutif(Perdata)

Solidaritas Mekanik Solidaritas Organik

E. durkheim
Fungsi dan Tujuan Hukum
Aristoteles Mewujudkan Keadilan
Van Apeldorm Mengatur tata tertib secara adil
untukmembangun masyarakat.

Fungsi dan Tujuan Hukum dalam Masyarakat


1. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan bermasyarakat
2.Sebagai sarana mewujudkan keadilan sosial
3. Sebagai penggerak pembangunan
4. Fungsi kritis hukum
Hukum Tidak Identik
dengan Keadilan
Karena Peraturan Peraturan Hukum Tidak Selalu untuk
mewujudkan Keadilan
Teori Etis Tujuan Hukum semata mencari keadilan
Teori Utilities Tujuan Hukum untuk memberi manfaat
bagi sebanyak-banyaknya orang dalam
masyarakat
Kaidah Dasar Hukum (Gustav Radbuch)

1.Azas Keadilan 2.Azas Kemanfaatan 3.Azas Kepastian


Makna Keadilan
Frans Magnis SusenoSuatu keadaan dimana semua
orang dalam situasi yang sama diperlakukan secara
sama
Macam Keadilan (Plato)
1. Keadilan Komutatif Sama Banyak
2.Keadilan Distributif Pembagian Menurut hak masing-
masing, Berdasar rasio,
perbadingan
3. Keadilan Legal Hak sesuai dengan kemampuan
Faktor-faktor Masyarakat Mematuhi Hukum
(Sosiologi Hukum)Suryono Sukanto
1. Kepentingan masyarakat terjaga oleh hukum
2. Pemenuhan Keinginan (Complience)
Ada Harapan akan suatu imbalan terhindar dari sanksi
3. Identifikasi, Seseorang mematuhi hukum karena
identifikasi
Menjaga Hubungan dalam masyarakat
4. Internalisasi,Nilai Hukum tertanam dalam hati
Karena kaidah hukum yang ada sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut masyarakat jadi dari penjiwaan dan kesadaran dalam diri
masing-masing
Problematika Nilai Moral dan Hukum dalam
Masyarakat dan Negara
Perbedaan Norma Moral dan Norma Hukum
Norma Moral Norma Hukum
Dasar Hukum Alam Konsensus/Yuridis
Sifat Otonom Heteronom
Pelaksanaan Tidak Memaksa Coercive
Sanksi Batin Fisik
Obyek Perilaku Manusia Tertib Hidup
sebagai Manusia Masyarakat
Eksistensi Tidak tergantung Tergantung tempat
tempat dan waktu dan waktu
Hukum Harus Merupakan
Perwujudan dari Moralitas
Suatu Hukum yang bertentangan dengan Norma Moral
kehilangan kekuatannya (T.Aquinas)
Pelanggar EtikaTanpa etika profesi, profesi yang
terhormat jatuh sebagai okupasi belaka
Pelanggar HukumMasyarakat secara formal(negara)
berwenang memberi sanksi
Hukum dapat digunakan sebagai alat kekuasaan,
dibuat justru untuk melayani
kekuasaan dalam negara
Problematika Nilai Moral Pada Masyarakat
Kontemporer

Prinsip Moral tidak dapat lagi menafsir nilai-nilai gaya


hidup yang tengah melanda
Hakikat Moralitas Garis Pembatas, Demarkasi antara
benar/salah, baik/jahat,
bagus/buruk dll
Wacana Moralitas pada masyarakat kontemporer adalah ruang
tanpa pembatas (borderless) tanpa garis pemisah, tidak ada
kepastian, pegangan, tidak ada referensi, tidak ada kategori-
kategori yang pasti, Demarkasi didekonstruksi,cair. Batas antara
baik dan buruk diambangkan. Benar dan salah kini direlatifkan
Sejarah Moralitas
1 Era ketika wacana moralitas berdiri sangat kukuh diatas
fondasi agama
Nilai moral secara konsisten dikembalikan pada aturan-aturan
yang bersifat illahiyah

2 Era ketika wacana moralitas dilandasi kepentingan


politik, militer dan kekuasaan
Nilai moral mengacu pada konvensi/kode-kode hukum yang
dibuat berdasar akal budi manusia
Era ketika wacana moralitas sangat dipengaruhi oleh
3 wacana ekonomipolitik
Nilai-nilai moral menjadi bagian integral dari nilai-nilai
komoditi
Moralitas Estetik Moralitas Politik
Moralitas Indah Jelek Demokratis Anarkis
Estetis Kitsch Bijak Lalim
Sebagai
Demarkasi
Moralitas Media Moralitas Hukum
(garis Asli Palsu
Benar Salah
batas dan Kenyataan Citra
Yang Adil Curang
rambu- Fakta Rekayasa
rambu
Moralitas Seksual Moralitas Pendidikan
etika)
Boleh Tidak pantas Kecerdasan Kelicikan
Halal Haram Proses Hasil
Wacana Sosial dan Ekonomi dalam
Masyarakat Kontemporer

Logika Kebutuhan Logika Hasrat


(logic of need) (logic of desire)

Nilai-nilai Moralitas tidak lagi menjadi Obsesi


Nilai-nilai Fascination, ektasi, Citra(Image)
mengganti eksistensi moral
Prediksi Alvin Toffler, Bahwa dalam milenium
ketiga ini peran agama akan semakin menonjol
sebagai pengendali moralitas masyarakat?
Gambaran Moralitas Masyarakat Kontemporer
Eksis bila masuk jagad
Society of the spectacle
raya tontonan
Jaringan yang siapapun
yang ada didalamnya bebas
dan dapat berhubungan
Promiscuity of networks dengan siapapun tanpa
batas-batas moral
(Promiskuitas Informasi,
Promiskuitas Ekonomi, dll)
Hubungan Etika
1. Etika dan Etiket: Etiket merupakan aturan yang bersifat
lahiriah atau aturan yang dilatih dalam keluarga ketika
seseorang masih dibawah usia/sebelum ia terjun ke
masyarakat. Etiket menyangkut tatakrama/sopansantun,
contohnya: seorang klien bertanya tentang bertanya tentang
kesehatannya, namun keluarga melarang perawat untuk
menceritakan kondisinya dengan alasan kasihan. Kepatuhan
pada etiket tidak menandakan/membuat seorang Akuntan
Independen disebut bermoral.
2. Etika dan Hukum: norma hukum merupakan peraturan yang
secara eksplisit/tertulis, resmi berlaku bagi masyarakat,
diterapkan dengan tegas/pasti; dan menjadi pedoman bagi
seseorang agar berperilaku dan bertindak, serta ada suatu
badan yang bertugas memberikan sangsi bagi pelanggarnya.
Hukum sesungguhnya adalah usaha mewujudkan norma
moral secara praktis. Contohnya: Norma hukum memiliki
kekuatan yang dapat memaksa klien untuk mematuhinya
tanpa pertimbangan pemikiran atau perasaan klien tersebut,
pada prakteknya sesuai dengan Surat Perikatan (yang sudah
ditanda-tangani diatas meterai secukupnya mempunyai
kekuatan hukum) maka klien harus membayar honorarium
perawatan yang telah disepakati.
28
Hubungan Etika
3. Etika dan Agama : setiap agama memberikan kesadaran
kepada pemeluknya mengenai pandangan tentang dunia
sekelilingnya termasuk instruksi moral, nilai dan komitmen.
Agama tidak ada pertentangan dengan norma sosial.
Contohnya: dalam memberikan jasa kepada klien yang
berbeda agamanya, seorang perawat dilarang untuk
melakukan sesuatu yang bertitik tolak pada kepentingan
p r i b a d i nya ( c o n f l i c o f i n te re s t ) m i s a l ny a d e n g a n
membocorkan data klien yang satu kepada klien yang lain
yang mempunyai agama yang sama.
4. Etika dan Kode Etik Profesi. Pengertian Profesi adalah
merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk nafkah hidup
sese orang dengan: (1 ) mengg unak an keahl ian dan
ketrampilan yang dimiliki, (2) melibatkan komitmen pribadi
untuk melakukan pekerjaan tersebut. Profesi menekankan
suatu pekerjaan yang bersifat pengabdian/pelayanan kepada
masyarakat. Ada profesi yang bukan semata-mata seseorang
mencari nafkah, tetapi karena orang tersebut semata-mata
ingin menjadi abdi masyarakat, hingga ia memperoleh
Hadiah Nobel, contohnya lihat slide berikut
29
Hubungan Etika
dokter, hakim atau seseorang yang tidak berlatar belakang
pendidikan tinggi tetapi sangat menekankan faktor (1) dan (2)
tersebut Mother Teresa. Jadi orang yang profesional adalah
orang yang dapat dipercaya oleh masyarakat untuk komitmen
melakukan pekerjaan yang menjadi profesinya. Pada Kode
Etik Profesi, norma moral merupakan acuan, maka kode etik
didukung/dilengkapi dengan suatu sangsi/hukuman apabila
seseorang melanggar acuan tersebut. Kode Etik Profesi
merupakan standar profesi yang terorganisir: artinya
mempunyai badan pengurus, ada anggota-anggotanya, ada
anggaran dasarnya dan lain-lain.
5. Etika dengan Kode Etik Organisasi (ada yang menyebut
sebagai code of conduct, ada yang menyebut sebagai
corporate of conduct): mencakup penerapan prinsip-
prinsip/aturan/pedoman praktis dari etika deskriptif, etika
normatif, etika meta dan etika khusus bagi setiap
anggotanya untuk melaksanakan: (1) suatu pekerjaan, (2)
me ne l iti mo ral it as d ari su at u hal k hu su s d an (3)
menyelesaikan masalah yang khusus (casuistry).

30
CLOSING
Norma : dilakukan berbagai usaha untuk membentuk
menjadi satu kesatuan berbagai norma, aturan dan
nilai-nilai dari moralitas suatu masyarakat,
menemukan prinsip-prinsip dasar yang mana norma
khusus dapat dijabarkan, serta memastikan prinsip-
prinsip moralitas dengan berbagai cara.
Moral : ada perbedaan antara keputusan didasarkan
legal judgement dan moral judgement yang
terakhir ini berdasarkan hak-hak azasi manusia.
Etika : dipandang sebagai sarana orientasi bagi usaha
manusia untuk menjawab suatu pertanyaan yang
amat fumdamental : bagaimana seseorang harus
hidup dan bertindak
31

Anda mungkin juga menyukai